Anda di halaman 1dari 7

BAB V

Evaluasi Peserta Didik

A. Pentingnya Evaluasi Bagi Peserta Didik


Evaluasi sering dianggap sebagai kegiatan akhir dari suatu proses kegiatan. Secara
singkat, evaluasi dapat didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengetahui
pencapaian belajar kelas atau kelompok. Hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong peserta
didik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran lebih baik dan mendorong peserta didik agar
dapat belajar lebih baik lagi.

B. Mengenal Kepribadian Diri


Beberapa tipikal kepribadian manusia.
1. Sanguinis, yang Bahagia
2. Melankolis, yang teliti
3. Koleris, sang pemimpin
4. Pleqmatis, yang setia

C. Mengenal Kecerdasan Diri


1. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini ditunjukan anak dengan mudahnya mengikuti dan mengingat lagu.
2. Kecerdasan Intrapersonal
Berkaitan dengan kemampuan daya tahan, tidak mudah down, gigih berusaha, dan tidak
minder.
3. Kecerdasan interpersonal (social)
Berkaitan dengan kemampuan anak beradaptasi, bekerja sama, serta berelasi dengan
lingkungan teman sebaya dan orang disekitarnya
4. Kecerdasan Visual Spasial
Kemampuan memahami pandang ruang, yaitu anak mampu membedakan posisi dan
letak ruang, serta membayangkan ruang dari kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang, dan
samping
5. Kecerdasan Natural (Alam)
Anak diperkenalkan dengan lingkungan hidup selain manusia, yaitu binatang,
tumbuhan, dan beraneka suasana alam.
6. Kecerdasan Kinetik Tubuh
Kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan tubuh
7. Kecerdasan Moral
Kepekaan anak untuk meresap kepatuhan dalam berperilaku yang baik.
8. Kecerdasan Verbal Linguistik
Anak dapat berbicara dan menceritakan suatu kejadian yang dilihatnya dengan mudah,
terangkai dengan baik, dan kronologis kejadian tidak melompat-lompat
9. Kecerdasan Logika Matematika
Kemampuan untuk memecahkan teori sederhana yang berkaitan dengan angka
D. Mengenal Sikap Diri
Sikap terdiri dari tiga berdasarkan orientasinya yaitu berorientasi pada respons,
berorientasi pada kesepian respons dan berorientasi pada skema triadic. Ada 6 faktor sikap
yakni pengelaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang diaanggap penting, media massa,
institusi dan emosional. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur sikap yakni self report
dan pengukuran involuntary behavior
E. Mengenal minat siswa
Menurut H.C. whiterington, minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek,
suatu masalah, atau suatu situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya (1983:100). Factor
minat yaitu kebutuhan dari dalam, motif social, emosional

BAB VI
EVALUASI PROGRAM
A. Perlunya Evaluasi Program BK
Secara umum, penilaian (evaluasi) bermaksud untuk mengetahui apakah sesuatu yang
dikerjakan telah mencapai hasil atau tidak. Lebih khusus, penilaian ini bertujuan untuk
menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai dan seberapa jauh jika benar-benar
tercapai.
Programa layanan BK diselenggarakan dengan maksud bahwa program itu mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Telah disebutkan juga bahwa introduksi program di
sekolah adalah untuk menunjang pecapaian tujuan pendidikan yang ada di sekolah. Itulah
mengapa Evaluasi program BK sangat diperlukan.
B. Langkah-langkah Melakukan Evaluasi Program BK
1. Merumuskan masalah atau instrumentasi.
2. Mengembangkan dan menyuusun alat pengumpulan data
3. Mengumpulkan dan menganalisis data
4. Melakukan tindak lanjut (Follow up)
Pengembangan program dapat dilakukan dengan cara mengubah atau menambah
beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program.
C. Mengapa Guru Pembimbing Perlu Mengadakan Evaluasi Program ?
Evaluasi program BK dapat membantu konselor untuk menentukan layanan-layanan
mana yang memberi dampak positif kepada para peserta didik dan mengidentifikasi hambatan-
hambatan yang mengganggu kesuksesan peserta didik, serta menuntutn konselor dalam
merancang layanan-layanan yang efektif bagi peserta didiknya.

BAB VII
EVALUASI PROSES
A. Perlunya Evaluasi Proses
Pelaksanaan evaluasi proses bukan dimaksudkan untuk mempersulit konselor, tetapi
sebaliknya, yaitu mewujudkan konselor yang berprofesional. Oleh karena itu, untuk meyakinkan
bahwa setiap konselor adalah seorang berprofesional di bidangnya dan sebagai penghargaan atas
prestasi kerjanya, maka evaluasi harus dilakukan oleh konselor di semua satuan pendidikan
formal yang di selenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Para
penyelenggara melakukan evaluasi terhadap guru BK agar supaya bisa menghasilkan proses
bimbingan dan konseling yang berkualitas di semua jenjang pembimbingan.
B. Prinsip Pelaksanaan Evaluasi Proses
Berikut prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan penilaian proses adalah sebagai
berikut :
1. Berdasarkan ketentuan penelitian. Proses harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
mengacu kepada peraturan yang berlaku.
2. Berdasarkan kinerja. Aspek yang dinilai dalam penilaian proses yang dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan tugas sehari-hari, yaitu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
pembimbingan dan atau tugas tambahanyang relevan dengan fungsi sekolah.
3. Berdasarkan dokumen penilaian proses. Guru dan penilai harus memahami semua
dokumen yang terkait denga sistem penilaian proses.
4. Dilaksanakan secara konsisten.
C. Aspek yang Dievaluasi Dalam Evaluasi Proses
1. Merencanakan dan melaksanakan pembimbingan
2. Mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan
3. Menganalisis hasil evaluasi pembimbingan
4. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan

BAB VIII

Supervisi Bimbingan Konseling

A. Latar Belakang Perlunya Supervisi


Guru harus mengetahui keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya, sehingga
upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga
kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun
kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.
B. Kompetensi Kepala Sekolah
Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin :
 Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap
melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi
 Memiliki komitmen/loyalitas/ dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam setiap melaksanakan
suatu tugas pokok dan fungsi.
 Tegas dalam dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan dengan pelaksanaan suatu
tugas pokok dan fungsi.
 Disiplin dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fun
C. Pendekatan Dalam Supervisi
1. Pendekatan Direktif (langsung).
Adapun yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan
terhadap masalah yang bersifat langsung.
2. Pendekatan Non-direktif (tidak Langsung).
Dengan demikian pendekatan non-direktif yaitu cara pendekatan terhadap
permasalahan yang bersifat tidak langsung.
3. Pendekatan Kolaboratif.
Dengan demikian pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang
memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif.
BAB IX

Metode Supervisi

A. Pengertian Supervisi BK
Supervisi bimbingan dan koseling  merupakan satu relasi antara supervisor dan
konselor (supervisee) dimana supervisor (konselor senior)memberi dukungan dan
bantuan untuk meningkatkan mutu kinerja profesional
B. Tujuan dan Prinsip Supervisi BK
 Tujuan mengendalikan kualitas. Supervisor BK bertanggung jawab memonitor
pelaksanaan kegiatan BK
 Supervisor BK membantu petugas BK / konselor untuk tumbuh dan berkembang
secara profesional, sosial dan personal.
 Untuk memotivasi petugas BK / konselor agar dapat secara berkelanjutan
melaksanakan kegiatan-kegiatan BK, menemukan dan memperbaiki kesalahan
dan kekurangan.
C. Metode Supervisi
Tugas pengawas satuan pendidiakan ketika melaksanakan tugas pengawasaannya,
haruslah memahami metode dan teknik supervisi akademik agar kegiatan supervise dapat
dilaksanakan dengan baik.
D. Teknik-Teknik Supervisi
Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi:
kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan
menilai diri sendiri.
E. Dampak Dari Supervisi BK
Jika supervisi program bimbingan konseling tidak dilakukan secara efektif maka
menimbulkan dampak sebagai berikut:
 Tidak ada balikan dari orang yang kompeten apakah praktek profesional telah
memenuhi standar kompetensi dan kode etik
 Ketinggalan iptek dalam bk
 Kehilangan identitas profesi BK
 Kejenuhan profesional
 Pelanggaran kode etik yang akut
 Mengulang kekeliruan secara masif
 Erosi pengetahuan yang sudah di dapat daripendidikan prajabatan
 Siswa dirugikan, tidak mendapatkan layananbk sebagaimana mestinya
BAB X

Proses Dan Pengembangan Instrumen

A. Proses Pengembangan Instrumen Supervisi


1. Data tertulis yang terdapat dokumen yg dimiliki oleh sekolah.
2. Data yang berbentuk suara dan makna bahasa yang dikeluarkan oleh siapa saja
oleh pelakunya dalam bentuk pidato, pembicaraan santai, pendapat atau usul,
sanggahan atau bantahan dan dapat juga berupa jawaban ketika orang yang
bersangkutan diwawancarai.
3. Data berbentuk gambaran atau grafis yang ditangkap oleh indra
B. Jenis-jenis Instrumen Supervisi
Jenis supervisi yang dibutuhkan oleh konselor adalah supervisi klinis, supervisi
pengembangan, dan supervisi administrasi. Dalam konteks peningkatan mutuprofesional,
konselor dari ketiga jenis supervisi inilah yang mempunyai peranan yang sangat penting. Kinerja
konselor akan terrganggu ketika supervisi administrasi dilakukan kepala sekolah atau pengawas
yang tidak mempunyai kompetensi dan latar belakang bimbingan konseling.
C. Jenis-Jenis Instrumen Supervisi
Ada beberapa jenis supervisi yaitu :
1. Supervisi Umum dan Pengajaran
2. Supervisi Klinis
3. Pengawasan Melekat dan Fungsional.

Anda mungkin juga menyukai