Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Dosen Pembimbing :

Winarko, SKM, M.Kes


Demes Nurmayanti, ST., M.Kes
Novra Herlian Rojabiansyah, S.Tr. Kes

Disusun Oleh:

Berlnda Rekta Putri Januariska


P27833319007

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIV SANITASI LINGKUNGAN SURABAYA
TAHUN 2020
1. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerjamenurut beberapa sumber, diantaranya:
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03/Men/98 adalah suatu kejadian
yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.
b. OHSAS 18001:2007 menyatakan bahwa kecelakaan kerja didefinisikan
sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat
menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya),
kejadian kematian, atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
c. Kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang
berpontensi menyebabkan merusak lingkungan.Selain itu, kecelakaan kerja
atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana
dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek,
bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan
akibat
lainnya (Heinrich et al., 1980).
d. Menurut AS/NZS 4801: 2001, kecelakaan adalah semua kejadian yang
tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan
cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainnya
Pengertian kejadian menurut standar (Australian AS 1885, 1990) adalah
suatu proses atau keadaan yang mengakibatkan kejadian cidera atau penyakit
akibat kerja. Ada banyak tujuan untuk mengetahui klasifikasi kejadian
kecelakaan kerja, salah satunya adalah dasar untuk mengidentifikasi proses
alami suatu kejadian seperti dimana kecelakaan terjadi, apa yang karyawan
lakukan, dan apa peralatan atau material yang digunakan oleh karyawan.
Penerapan kode-kode kecelakaan kerja akan sangat membantu proses
investigasi dalam meginterpretasikan informasi-informasi yang tersebut
diatas. Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang kode-kode
kecelakaan kerja, salah satunya adalah standar Australia AS 1885-1 tahun
1990. Berdasarkan standar tersebut, kode yang digunakan untuk mekanisme
terjadinya cidera/sakit akibat kerja dibagi sebagai berikut:
a. Jatuh dari atas ketinggian
b. Jatuh dari ketinggian yang sama
c. Menabrak objek dengan bagian tubuh
d. Terpajan oleh getaran mekanik
e. Tertabrak oleh objek yang bergerak
f. Terpajan oleh suara keras tiba-tiba
g. Terpajan suara yang lama,dll.

2. Dampak Kecelakaan Kerja


Berdasarkan model penyebab kerugian yang dikemukakan oleh Det
Norske Veritas (DNV, 1996), terlihat bahwa jenis kerugian akibat terjadinya
kecelakaan kerja meliputi manusia/pekerja, properti, proses, lingkungan, dan
kualitas.

Gambar Dampak kecelakaan kerja

3. Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja


Faktor penyebab terjadinya kecelakaankerja ada beberapa pendapat. Faktor
yang merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapat
diakibatkan oleh 4 faktor penyebab utama (Husni:2003) yaitu :
a. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan,ketrampilan, dan
sikap.
b. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau
keselamatan pekerja.
c. Faktor sumber bahaya yaitu: Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya
karena metode kerja yang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang
tidak
sesuai dan sebagainya; Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak
aman dari keberadaan mesin atau peralatan, lingkungan, proses, sifat
pekerjaan
d. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan
mesin/peralatan sehingga tidak bias bekerja dengan sempurna
Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet
dan Rumondang (1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “kejadian
yang tidak dapat diduga“. Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja itu dapat
diramalkan atau diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak
memenuhi persyaratan. Oleh karena itu kewajiban berbuat secara selamat dan
mengatur peralatan serta
perlengkapan produksi sesuaidengan standar yang diwajibkan. Kecelakaan
kerja yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki porsi 80
%dan kondisi yangtidak selamat sebayak 20%. Perbuatan berbahaya biasanya
disebabkan oleh:
a. Sikap dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap
b. Keletihan
c. Gangguan psikologis

4. Statistik Kecelakaan Kerja


Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi kecelakaan yang disebabkan oleh
atau diderita pada waktu menjalankan pekerjaan yang berakibat kematian atau
kelainan-kelainan dan meliputi penyakit akibat kerja. Satuan perhitungan
kecelakaan adalah peristiwa kecelakaan. Dengan menggunakan statistik dapat
memberikan masukan ke manajemen mengenai tingkat kecelakaan kerja serta
berbagai faktor yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mencegah
menurunnya kinerja K3. Konkritnya statistik dapat digunakan untuk:
a. Mengidentifikasi naik turunnya (trend) dari suatu timbulnya kecelakaan
kerja
b. Mengetahui peningkatan atau berbagai hal yang memperburuk kinerja K3
c. Membandingkan kinerja antara tempat kerja dan industri yang serupa (T-
Safe Score)
d. Memberikan informasi mengenai prioritas pengalokasian dana K3
e. Memonitor kinerja organisasi, khususnya mengenai persyaratan untuk
penyediaan sistem/tempat kerja yang aman

4.1 Asas Penyusunan Statistik


Statistik kecelakaan harus disusun berdasarkan suatu definisi yang
seragam untuk setiap kecelakaan dalam industri. Secara umum harus
disusun berdasarkan kerangka untuk upaya pencegahan kecelakaan dan
khususnya untuk penggambaran tingkat risiko. Semua kecelakaan yang
demikian harus dilaporkan dan ditabulasikan secara seragam.
Frekuensi dan tingkat keparahan (beratnya kecelakaan) harus
disusun atas dasar metoda yang seragam. Harus ada pembatasan-
pembatasan seragam tentang kecelakaan, caracara seragam untuk
mengukur waktu menghadapi resiko dan besarnya resiko.
Klasifikasi industri dan pekerjaan untuk tujuan statistik kecelakaan
harus seragam. Klasifikasi kecelakaan menurut keadaan terjadinya dan
menurut sifat dan letak luka atau kelainan harus seragam. Dasar-dasar
yang dipakai untuk menetapkan kriteria pemilihan dalam setiap
kasus harus selalu sama.

4.2 Jenis-Jenis Penerapan Statistik Dalam Aspek K3


a. Frequency Rate
Angka frekuensi kecelakaan (F) adalah banyaknya kecelakaan untuk
setiap juta jam manusia. Frekwensi Rate digunakan untuk
mengidentifikasi jumlah cidera yang menyebabkan tidak bisa bekerja
per sejuta orang pekerja. Ada dua data penting yang harus ada untuk
menghitung frequency rate, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat
kecelakaan kerja (Lost Time Injury /LTI) dan jumlah jam kerja orang
yang telah dilakukan (man hours). Angka LTI diperoleh dari catatan
lama mangkirnya tenaga kerja akibat kecelakaan kerja. Sedang jumlah
jam kerja orang yang terpapar diperoleh dari bagian absesnsi atau
pembayaran gaji. Bila tidak memungkinkan, angka ini dihitung dengan
mengalikan jam kerja normal tenaga kerja terpapar, hari kerja yang
diterapkan dan jumlah tenaga kerja keseluruhan yang beresiko.
Rumusnya adalah:
banyaknya kecelakaan x konstanta pengali
F=
jam manusia total
Standar Permenaker diatas dalam perhitungan statistik sesuai
dengan standar ILO dengan angka 1.000.000. Standar perhitungan
statistik versi OSHA (Occupational Safety Health Administration)
dengan angka 200.000. Jumlah jam orang kerja adalah jumlah total
jam kerja karyawan selama 1 tahun ditambah jam kerja lembur
dikurangi absen.

b. Severity Rate
Angka beratnya kecelakaan (S) adalah jumlah total hilangnya hari
kerja per 1000 jam-manusia. Indikator hilangnya hari kerja akibat
kecelakaan kerja untuk per sejuta jam kerja orang. Namun ada pula
yang memperhitungkannya terhadap 1.000.000 jam-manusia, ada yang
menggunakan jumlah rata-rata tenaga kerja yang diasuransikan atau
tahun-tahun 360 hari-manusia sebagai pengganti jam-manusia total.
jumlah hilangnya hari kerja x 1000
S=
jam manusia total

c. Average Time Lost Rate/Altr


Ukuran indikator ini sering disebut juga ‘Duration Rate’ digunakan
untuk mengidikasikan tingkat keparahan suatu kecelakaan. Dengan
penggunaan ALTR yang dikombinasikan dengan Frequency Rate akan
lebih menjelaskan hasil kinerja program K3. ALTR dihitung dengan
membagi jumlah hari yang hilang akibat kecelakaan dengan jumlah
jam kerja yang hilang (LTI).Rumus:
a. Average Time Lost Rate = (Number of LTI x 1,000,000) / Total
Person-hours Worked
b. Average Time Lost Rate = ( Frekwensi Rate) / Severity Rate
d. Incidence Rate
Incidence rate digunakan untuk menginformasikan kita mengenai
prosentase jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja
Rumus:
Incidence Rate = ( Jumlah Kasus x 100) / Jumlah tenaga kerja
Terpapar
e. Frequency Severity Indicator (FSI)
Frequency Severity Indicator adalah kombinasi dari frekwensi
dan severity rate. Nilai FSI ini dapat kita jadikan rangking kinerja antar
bagian di tempat kerja.
Rumus: FSI = ( Frekwensi Rate x Severity Rate) / 1,000

f. Safe-T Score
Safe T score adalah nilai indikator untuk menilai tingkat perbedaan
antara dua kelompok yang dibandingkan. Apakah perbedaan pada dua
kelompok tersebut bermakna atau tidak. Dalam statistik biasanya
disebut sebagai t-test. Perbedaan ini dinilai untuk membandingkan
kinerja suatu kelompok dengan kinerja sebelumnya. Hasil perbedaan
ini dapat dijadikan apakah terjadi perbedaan yang mencolok atau tidak.
Selanjutnya dapat dipakai untuk menilai kinerja yang telah kita
lakukan.
Rumus:
Frekuensi Rate sekarang−Frekuensi Rate se belumnya
SafeT Score=
Frekuensi Rate se belumnya
√ (
jutaam kerja orang sekarang
)

Interpretasi :
Score positif dari Safe T Score mengindikasikan jeleknya record
kejadian, sebaliknya score negatif menunjukkan peningkatan
record terdahulu. Interpretasi dari Score ini selengkapnya
sebagai berikut:
a. Safe T Score diantara +2.00 dan –2.00, artinya tidak ada perbedaan
atau perbedaan tidak bermakna.
b. Safe T Score lebih besar atau sama dengan +2.00 menunjukkan
menurunnya performance/kinerja K3, atau ada sesuatu yang salah.
c. Safe T Score lebih kecil atau sama dengan -2.00 menunjukkan
membaikknya performance/kinerja K3, atau ada sesuatu yang baik
dan perlu dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmara, I. dkk. (2014). Buku ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai