Anda di halaman 1dari 24

M)DUL BIMBINGAN KONSELING REMAJA

DISUSUN OLEH :

Nama : Siti Aisyah

Nim : 1806006

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATATAN SUMATERA UTARA

TAHUN : 2019 - 2020


KATA PEGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan buku ‘‘ Modul Bimbingan
Konseling Remaja’’ bagi mahasiswa Prodi Dipoma Tiga Kebidanan INKES SUMUT ini dengan
baik.

Buku pedoman penulisan modul bimbingan konseling remaja diterbitkan untuk dapat
dijadikan acuan dan pedoman dalam penulisan dan pembimbingan Modul Bimbingan Konseling
Remaja di lingkungan Prodi Diploma Tiga Kebidanan INKES SUMUT. Untuk itu setiap
mahasiswa diharuskan membaca baik buku ini sebelum dan selama menulis Modul Bimbingan
Konseling Remaja.

Hal yang sama, diharapkan bagi Dosen Pembimbing untuk memiliki buku ini sehingga
mempunyai kesamaan pandangan mengenai tata cara penulisan Modul Bimbingan Konseling
Remaja yang di anut pada Prodi Diploma Tiga Kebidanan INKES SUMUT. Kami ucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses penyusunan dan penerbitan buku pedoman penulisan Modul Bimbingan
Konseling Remaja.

Akhir kata, kepada semua pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan
buku ‘‘ Modul Bimbingan Konseling Remaja’’ ini diucapkan terima kasih.

Medan, November 2020

Tim Penulis
VISI MISI DAN TUJUAN INKES SUMUT

VISI : Menjadi salah satu institusi pendidikan yang terdepan dalam menghasilkan lulusan tenaga
kesehatan Profesional, mampu menjawab masalah kesehatan dalam Era Globalisasi
Institusi Pelayanan Kesehatan masyarakat pada tahun 2020.

MISI :

1. Menyelenggarakan pendidikan ilmu kesehatan yang bermutu, baik itu berstandar normal,
lokal, maupun nasional, serta berorientasi kepada kebutuhan dan pengguna lulusan.
2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian di bidang pendidikan kesehatan yang baik, teruji
dan bermatabat.
3. Mengadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan menerapkan hasil penelitian
di bidang kesehatan untuk meperkarya IPTEK Kesehatan.

TUJUAN

1. Menghasilkan luaran pendidikan kesehatan yang mampu bersaing secara Global.


2. Menghasilkan lulusan yang memiliki sikap Profesional, Integritas kepribadian yang
tinggi dan mampu bekerja sama dalam bidang Kesehatan.
3. Menghasilkan produk penelitian dan publikasi hasil penelitian dibidang kesehatan oleh
dosen dan mahasiswa, dan penelitian kerja sama untuk ikut merencanakan,
melaksanakan, serta mengevaluasi kesehatan sesuai dengan kodisi daerah setempat
4. Menghasilkan pengabdian pada masyarakat melalui kerja sama dengan berbagai pihak
VISI MISI DAN TUJUAN PROGAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN INKES
SUMATERA UTARA

VISI : Menghasilkan lulusan Bidan yang unggul dalam Kewirausahaan Evidance Base Midwifery
Tahun 2024.

MISI :

1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan/pengajaran yang berbasis Evidance Base


Midwifwery
2. Menyelenggrakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa yang
dilakukan di Rumah Sakit, Komunitas, Klinik Bersalin dan Puskesmas
3. Menyelenggrakan kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan berorientasi kepada
Kewirausahaan berbasis Evidance Base Midwifery

TUJUAN :
1. Menyelenggrakan kegiatan pendidikan pengajaran berbasis kompetensi sesuai standar
kualifikasi nasional yang berfokus pada evidence base midwifwry
2. Menyelenggrakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa yang
dilakukan di Rumah Sakit, Klinik Bersalin, Puskesmas dan komunitas.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan berorientasi pada pelayanan
kebidanan evidence base midwefery
KONSELORKU

Lingkup Bimbingan dan Konseling Sekolah


• Back to Home »
• pekembangan remaja »
• Modul Bimbingan dan Konseling
BAB I

PENDAHULUAN
A. Deskripsi

Modul pembelajaran ini di maksudkan agar guru Bimbingan dan Koseling dapat
menyampaikan materi bimbingan sesuai dengan materi yang di persiapkan sebelumya.
Di dalam tugasnya guru pembiming harus terlebih dahulu memahami materi yang akan
disampaikan kepada siswanya, sehingga didalam penyampaian guru pembimbing bisa
lebih menguasai materi. Selain, itu juga guru pembimbing bisa nguasai situasi dan
kondisi lingkup belajar siswa ketika penyampaian materi bimbingan berlangsung.
Karena penguasaan materi sangat diperlukan pada saat penyampaian di depan siswa
didiknya, jika tidak maka guru pembimbing pun akan kebingungan di saat penyampaian
materi berlangsung, selin itu juga guru pembimbing pun sulit mengatur siswanya agar
bisa memperhatikan materi apa yang disampaiakan akibatnya situasi dan kondisi
belajar siswa menjadi tidak efektif dan efisisen.

Didalam Bimbingan dan konseling guru Pembimbing tidak hanya bisa menguasai
materi saja tetapi akan lebih mudanya jika guru pembimbing menggunakan layanan –
layanan yang ada dalam Bimbingan dan Konseling. Sepeti misalnya, jika ingin
menyampaikan materi dengan siswa yang sedikit dalam kelompok kecil guru
pembimbing bisa menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok atau guru pembimbing
ingin menyampaikan materi sekaligus dengan siswa satu kelas misalnya guru
pembimbing bisa menggunakan Layanan Bimbingan Klasikal. Dengan adanya layanan
tersebut guru pembimbing lebih bisa mengatur siswanya untuk memahai materi yang di
sampaikan guru pembimbing. Selain itu juga, di dalam di dalam pemberian materi pada
layan tersebut akan bisa berjalan dengan efektif dan efeien lebih – lebih pada layanan
bimbingan kelompok, karena di dalam bimbingan kelompok hanya terdiri dari 7 – 15
orang anggota kelompok.

Didalam pemberian materi jaga disesuaikan sehingga delam penyampain materi


guru pembimbing lebih mudah dalam penyampaiannya. Dalam kaitan ini topik yang
dibahas mengenai “Prilaku Menyimpang Pada Remaja”.

Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode
itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap
selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena
belum adanya pegangan sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan,
pada waktu itu dia memerlukan bimbingan terutama dari orang tua.

Anak yang menginjak masa remaja sudah sewajarnya menuntut banyak perhatian
para orang tua. Mereka tentu saja sudah sadar diri dan oleh karenanya mudah
mengundang perhatian kepada diri mereka sendiri walaupun seringkali mengatakan
tidak menginginkan perhatian semacam itu. Perkembangan zaman yang telah maju
dengan pesat telah mengubah gaya hidup remaja sekarang, dari kebiasaan mereka,
minat mereka, bahasa dan pakaian yang mereka gunakan, politik dan musik yang
mereka sukai, juga perkembangan seksualitas mereka. Bahkan sudah lazim bahwa
keprihatinan orang tua terhadap kaum remaja sering kali tidak disambut baik oleh
mereka, dianggap ikut campur dan mengakibatkan pembangkangan dari para pria dan
wanita muda yang cemas dan berniat meraih kebebasan yang makin besar ini.

Apalagi dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini yang maju begitu pesat dan
sudah merambah kedalam kehidupan masyarakat kalangan atas maupun masyarakat
kalangan bawah. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi.
Transportasi yang mengundang masyarakat semakin konsumtif. Sehingga
mempengaruhi perilaku dan gaya hidup mereka terutama para remaja yang sedang
dalam masa transisi.
Dalam buku ini akan membahas beberapa bab “Prilakau Menyimpang Pada
Remaja” yaitu :

a. BAB I Pendahuluan

b. BAB II Penertian Prilaku Menyimpang pada Remaja

c. BAB III Ciri – Ciri Prilaku Menyimpang

d. BAB IV Jenis – jenis Prilaku Menimpang

e. BAB V Sifat Prilaku Menimpang

B. Petunjuk Belajar

Agar peserta agar pesrta didik dapat mengikuti kegiatan ini dengan lancar dan
baik maka perlu diperhatikan beberapa petunjuk belajar sebagai berikut:

1. Bacalah setiap kegiatan belajar dengan teliti dan buatlah rangkuman setiap selesai
mempelajari materi tersebut.

2. Kerjakan soal-soal latihan dan cocokkanlah dengan kunci jawaban dan apabila hasil
pekerjaan siswa sudah mecapai 75% maka siswa diperbolehkan melanjutkan pada
kegiatan belajar selanjutnya.

3. Bertindak jujur dalam melakukan kegiatan ini sesuai dengan modul, sehingga peserta
didik bias mengetahui persis dimana posisinya sesuai dengan terkait dengan
penggunaan modul.

C. Kopetensi dan Indikator


Standar Kopetensi:

1. Siswa mampu memahami tentang pengertian perilaku menyimpang pada remaja.

2. Siswa mampu mencegah dan mengetahui cara menanggulangi perilaku menyimpang


tersebut.

Kopetensi Dasar:

1.1. Siswa mampu memahami pengertian prilaku menympang pada remaja

1.2. Siswa mampu memahami Ciri – Ciri Prilaku Menyimpang

1.3. Siswa mampu memahami Jenis – jenis Prilaku Menimpang

1.4. Siswa mampu memahami Sifat Prilaku Menimpang

1.5. Siswa mampu memahami Dampak Prilaku Menimpang

1.6. Siswa mampu memahami Tips untuk mengatasi dan mencegah perilaku menyimpang
remaja.

Indikator Dasar

1.1. Siswa mampu menjelaskan pengertian prilaku menympang pada remaja

1.2. Siswa mampu menjelaskan Ciri – Ciri Prilaku Menyimpang

1.3. Siswa mampu menjelaskan Jenis – jenis Prilaku Menimpang


1.4. Siswa mampu menjelaskan Sifat Prilaku Menimpang

BAB II

PENGERTIAN PRILAKU MENIMPANG PADA REMAJA

a. Kopetensi dan indicator

- Siswa mampu memahami pengertian prilaku menympang pada remaja

- Siswa mampu menjelaskan pengertian prilaku menympang pada remaja

b. Materi

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma


dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada
manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku
menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal
waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.
Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku
menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan
perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas dan dapat diterima di satu tempat
mungkin tidak pantas dilakukan di tempat yang lain
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia


yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat.

Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai
dengan perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat
menengah, dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan
(teenagers) seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja. Para remaja tersebut
sangat peka terhadap gagasan bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau kanak-
kanak, sehingga mereka segera mengganti mode pakaiannya.

Perilaku menyimpang pada remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas


maupun dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar. Dikota Banjarnegara
Banyak kasuspergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran
yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-
tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya
kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri
yang hamil karena kecelakan

Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam
rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman
temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat
berbentuk positif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja.
Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik
norma hukum maupun norma sosial. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut
Paul Moedikdo,SH adalah :
• Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi
anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana,
seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
• Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
• Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada


kenakalan remaja :

• Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut


menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan
emosi.
• Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di
sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak
menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka
menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak
terbimbing
• Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah
yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini
sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
• Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang
berbeda dengan ketakutan anal-anak norm.
• Anak-anak yang suka berbohong.
• Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah
atau di rumah.
• Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baik
terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.
• Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.

c. Latihan:

carilah masalah di sekitar kalian, yang menurut kalian itu adalah prilaku menyimpang
pada remaja !

d. Tes Formatif.

1. Jelaskan penegrtian prilaku menyimpang pa


BAB III

CIRI – CIRI PERILAKU MENYIMPAN

a. Kopetensi dan Indikator

- Siswa mampu memahami Ciri – Ciri Prilaku Menyimpang

- Siswa mampu menjelaskan Ciri – Ciri Prilaku Menyimpang

b. Materi

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformationsebab-sebab


penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

· Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan
yang dibawa sejak lahir).

· Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan
rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan
seorang individu (faktor objektif), yaitu

1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak


sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak
dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat
dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh
dalam keluarga yang retak(broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa
mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak
dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan
menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentangperilaku
menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan
karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang
diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin
berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan
antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkanperilaku yang
menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang
tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka
terjadilah perilaku menyimpang.
4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan
beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang
menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku
menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang.
Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak
kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai prosesbelajar
dari sub-kebudayaan yang menyimpang.

c. Latihan

Lihatlah dan amati ciri – ciri yang terlihat pada pada seseorang yang memiliki prilaku
yang menyimpang !

d. Tes formatif

1. Jelaskan ciri – ciri yang termasuk prilaku menyimpang pada remaja.!

2. Apakah yang dimamksud dengan factor subjektif pada prilaku menyimpang? Seperti
apa contohnya !
BAB IV

JENIS – JENIS PERILAKU MENYIMPANG

a. Kopetensi dan Indikator

- Siswa mampu memahami Jenis – jenis Prilaku Menimpang

- Siswa mampu menjelaskan Jenis – jenis Prilaku Menimpang

a. Materi

1. Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan Penyimpangan


Primer (Primary Deviation) Ciri-cirinya :

o Bersifat sementara / temporer

o Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang

o Masyarakat masih mentolerir / menerima


Contoh: pegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol pada
waktu pesta, siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu
lintas.
2. Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation) Ciri-cirinya :
o Bersifat permanen / tetap

o Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang

o Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.

Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.


3. Berdasarkan jumlah pelakunya

a) Penyimpangan Individu

Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang individu


dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.

b) Penyimpangan Kelompok

Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok


dengan melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari norma-norma masyarakat yang
berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi dalam sub kebudayaan yang
menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.

c) Penyimpangan Institusi

Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang melibatkan organisasi lainnya


yang dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan oleh para
pejabat negara.

b. Latihan:
Cari dan amati jenis – jenis prilaku menyimpang yang sering dilakukan remaja
disekitarmu!

c. Tes Formatif.

1. Jelaskan jenis penyimpangan yang masih diterima oleh masyarakat ! mengapa


demikian?

BAB V

SIFAT SIFAT PERILAKU MENYIMPANG

b. Kopetensi dan Indikator

- Siswa mampu memahami Sifat Prilaku Menimpang

- Siswa mampu menjelaskan Sifat Prilaku Menimpang

c. Materi

Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:

1. Penyimpangan yang bersifat positif

Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang memiliki dampak


positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan
memperkaya alternatif. Umumnya, penyimpang ini dapat diterima masyarakat karena
sesuai dengan perubahan zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan
masyarakat yang memunculkan banyak wanita karier

2. Penyimpangan yang bersifat negatif

Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai


sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial.
Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima masyarakat. Bobot
penyimpangan dapat diukur menurut kaidah sosial yang dilanggar. Contoh, seorang
koruptor selain harus mengembalikan kekayaan yang dimilikinya kepada negara, juga
tetap dikenakan hukuman penjara.

d. Latihan:

Carilah artikel yang menjelaskan tentang penyimpangan positif dan negatif ! buat
kesimpulan dari artikel tersebut !

e. Tes Formatif.

1. Jelaskan perbedaan antara penimpangan positif dan penyimpangan negatif !


BAB VI

KESILPULAN

Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada
periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap
selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena
belum adanya pegangan sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan,
pada waktu itu dia memerlukan bimbingan terutama dari orang tua.

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-


norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat
terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan.
Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak
mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun
skala besar.
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang:

· Penyimpangan harus dapat didefinisikan.

· Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak

· Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak

· Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal

· Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.

· Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)

Sebab-Sebab Perilaku Menyimpang:

· Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan
yang dibawa sejak lahir).

· Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan
rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi
Share This








Popular Post

MASA REMAJA DAN CIRI – CIRI REMAJA

Masa remaja menunjukan masa transisi dari masa kanak- kanak ke masa dewasa. Tahap
transisi remaja ini akan memberikan masa yang lebih pa...

METODE BIMBINGAN DAN KONSELING

Metode merupakan suatu jalur atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian suatu
tujuan, karena kata metode berasal dari meta berarti mema...

MEDIA BIMBINGAN KONSELING

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yait...

Modul Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul pembelajaran ini di maksudkan


agar guru Bimbingan dan Koseling dapat me...

Asas-asas dalam Bimbingan dan Konseling


Pada dasarnya setiap pelayanan itu memiliki asas yang akan memberikan suatu kaidah-
kaidan dimana akan menjamin keefisienan dan keefe...

Layanan dalam Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Konseling dapat melalui berbagai layanan, dengan
mempertimbangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial...

Labels
• bimbingan dan konseling
• pekembangan remaja

Blog Archive
o ▼ June
▪ MASA REMAJA DAN CIRI – CIRI REMAJA
▪ Asas-asas dalam Bimbingan dan Konseling
▪ Modul Bimbingan dan Konseling
▪ Layanan dalam Bimbingan dan Konseling
▪ MEDIA BIMBINGAN KONSELING

Anda mungkin juga menyukai