BLOK 6.6
NYERI DADA
Tim Penyusun:
Dr. dr. Eman Sutrisna, M.Kes
Dr. dr. Dwi Utami Anjarwati, M.Kes
dr. Afifah, M.Sc
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus nyeri dada secara terstruktur dan
komprehensif.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan klinik untuk
menentukan diagnosis dan penatalaksanaan masalah pasien (simulasi) secara
terstruktur dan komprehensif untuk kasus:
1) Angina stabis
2) Angina pectoris tak stabil
3) Sindrom koroner akut
4) IMA ST elevasi
5) IMA Non ST elevasi
2. PENDAHULUAN
Nyeri dada merupakan salah satu masalah medis yang sering membuat pasien mencari
pertolongan. Nyeri dada dapat disebabkan karena kelaian pada jantung (kardiak) atau selain
jantung (non kardiak). Nyeri dada kardiak dapat terjadi akibat iskemik maupun non iskemik.
Nyeri dada iskemik antara lain yaitu seperti pada angina pektoris stabil, angina pektoris non
stabil, dan infark miokard. Nyeri dada non iskemik antara lain yaitu pericarditis, diseksi aorta,
prolaps katub mitral. Sedangkan nyeri dada non kardiak dapat disebabkan oleh pneumotoraks,
pleuritis, gastritis, muskuloskeletal, atau emboli paru. Nyeri dada dapat juga menjadi tanda
kegawatan yang harus segera dikenali dan diatasi oleh dokter. Untuk dapat menegakkan
diagnosis pasien dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
perlu dilakukan pemeriksaan penunjang.
Modul ini disusun sebagai panduan bagi mahasiswa belajar mengintegrasikan berbagai
keterampilan klinis secara sistematis. Penyakit dengan keluhan utama nyeri dada yang menjadi
pemicu dalam modul ini adalah angina pektoris, infark miokard akut. Mahasiswa diharapkan
dapat memecahkan masalah yang dihadapi saat menemui kasus nyeri dada.
3. DASAR TEORI
Nyeri dada merupakan keluhan yang dapat disebabkan karena kelalaian pada jantung
(kardiak) atau selain jantung (non kardiak). Nyeri dada kardiak dapat terjadi akibat iskemik
maupun non iskemik. Nyeri dada iskemik antara lain yaitu seperti pada angina pektoris stabil,
angina pektoris non stabil, dan infark miokard. Nyeri dada non iskemik antara lain yaitu
pericarditis, diseksi aorta, prolaps katub mitral. Sedangkan nyeri dada non kardiak dapat
disebabkan oleh pneumotoraks, pleuritis, gastritis, muskuloskeletal, atau emboli paru. Untuk
dapat menegakkan diagnosis pasien dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
ALGORITME NYERI DADA
NYERI DADA
b. PEMERIKSAAN FISIK
Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan langkah awal yang teramat penting
dalam proses penegakan diagnosis. Anamnesis yang terarah dan mendalam serta
pemeriksaan fisik yang teliti dan cermat akan memberikan arah diagnosis yang tepat.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan nyeri dada adalah:
1. Pemeriksaan fisik umum (tanda vital: tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan,
suhu, kesadaran, TB, BB)
2. Pemeriksaan Thorax (Jantung dan Paru-paru)
Prinsip umum:
- Inform konsent
- Persiapan pasien: pasien diminta membuka baju sampai pinggang.
- Menjaga privasi
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan.
- Melakukan pemeriksaan secara legeartis.
a. Pemeriksaan fisik jantung
Pemeriksaan fisik jantung meliputi:
1. Inspeksi
Meminta pasien untuk berbaring terlentang dan membuka baju daerah
dada sd pusar untuk pasien pria.(Pasien Wanita dengan perlakuan
khusus/ payudara tetap tertutup bra) Melakukan inspeksi dada pasien
dari sisi kanan pasien. (bentuk dada, orthopneu, mencari ictus cordis,
scars)
*didahului inspeksi keselurahan untuk mendeteksi adanya kelainan pada
jantung (adanya sianosis, edem tungkai, jari tabuh)
2. Palpasi
Meraba ictus cordis dengan ke-4 jari tangan kanan pada SIC 4 dan 5, linea
midclavicula sinistra. Untuk mengetahui kuat angkat : letakkan pencil di atas
pungtum maximum denyut Ictus Cordis, kemudian perhatikan gerakan nya.
Jika kuat angkat pencil tersebut akan bergerak2 naik turun. Laporkan hasilnya
(teraba tidaknya, lokasi, kuat angkat, diameter (Normal <2cm), “Thrill”
penjalaran, amplitudo jarang)
3. Perkusi
Right border : tentukan batas paru-hepar. Perkusi dari SIC 2 Linea
midclavicula dextra ke bawah sampai tedengar bunyi pekak (biasanya di SIC 5
linea midclavicula dextra). Setelah ditemukan, naik 1 SIC (SIC 4), kemudian
perkusi ke medial sampai terdengar redup, kemudian lanjutkan perkusi secara
pararel ke atas, di tiap SIC lakukan tekhnik yang sama sampai terdengar
perubahan bunyi.
Upper Border : Perkusi dari SIC 1 linea parasternal sinistra ke bawah sampai
terdengar perubahan bunyi. (Normal : SIC 3 linea parasternal dextra).
Left Border : Perkusi dilakukan di SIC dimana denyut Apex terpalpasi, jika
tidak terdeteksi dapat dimulai dari SIC 5 Linea axillaris anterior. Perkusi ke
arah medial sampai terdengar perubahan bunyi. Batas kiri relative biasanya
ditemukan di SIC 5 (1,5 cm medial dari linea midclavicularis sinistra).
Waist of the Heart : setelah ditemukan batas kiri jantung lakukan perkusi ke
atas di SIC 4-3 linea midclavicula sinistra ke arah medial. (Normal : SIC 4 atau
3 linea parasternal sinistra)
4. Auskultasi
Meminta pasien untuk bernafas biasa dalam suasana rileks, untuk
memperjelas suara bisa dengan posisi left lateral decubitus (LLD)
Melakukan auskultasi bersamaan dengan mempalpasi a.carotis untuk
membedakan S1 dan S2 (Normal nya bunyi S1 bersamaan dengan denyut
a.carotis)
Melakukan auskultasi jantung pada SIC II parasternal dextra
Melakukan auskultasi jantung pada SIC II parasternal sinistra
Melakukan auskultasi jantung pada SIC III-IV sepanjang garis parasternal
sinistra
Melakukan auskultasi apex jantung pada SIC IV-V liniea midclavicula
sinistra
Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung (S1 dan S2), baru
perhatian pada suara tambahan jantung
b. Pemeriksaan fisik paru
Pemeriksaan fisik paru anterior meliputi:
1. Inspeksi
Melakukan inspeksi dari sisi anterior, untuk melihat: bentuk toraks, mata
anemis napas cuping hidung, sianosis hidung/bibir, pembesaran KGB
leher: colli, submandibula, supraclavicula, deviasi trakea, clubbing finger,
pelebaran pembuluh vena cava di dada (vena cava syndrome), tumor,
retraksi supraclavicula dan intercostal, Perubahan pola nafas.
2. Palpasi
Melakukan palpasi, untuk mengamati: tumor, benjolan, rasa nyeri di
tempat tertentu, limfonodi, fraktur iga, gerakan, excursion dinding dada,
deviasi trakea, pembesaran limfonodi supraclavicula, para tracheal, dan
aksilaris
Emfisema subkutis.
Membandingkan fremitus paru kanan dan kiri dengan meletakkan kedua
telapak tangan pada punggung penderita dan meminta penderita untuk
mengucapkan kata atau kalimat yang menimbulkan penjalaran getaran
suara pada dinding toraks, seperti “sembilan puluh sembilan” (atas,
tengah, bawah)
3. Perkusi
Melakukan perkusi pada isthmus Kronig, untuk mengetahui apex
pulmonum. Perkusi dilakukan pada supraclavicula, dimulai dari sisi lateral
(pundak) ke medial sampai terdengar suara sonor (diberi tanda),
kemudian dari medial (leher) ke lateral sampai terdengar suara sonor
(diberi tanda). Isthmus Kronig adalah area yang berada di antara ke-2
tanda tersebut.
Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan kiri dan kanan
Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – jantung
Melakukan perkusi untuk menentukan batas paru – hepar
Melakukan perkusi untuk menentukan peranjakan paru
4. Auskultasi
Melakukan auskultasi secara sistematis dari atas ke bawah, depan dan
belakang, membandingkan kanan dan kiri. Auskultasi dilakukan masing-
masing pada satu siklus pernafasan (inspirasi-ekspirasi).
Setelah melalui tahap anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Dapat diketahui apakah
nyeri dada berasal dari organ viseral atau muskuloskeletal. Apabila nyeri dada berasal
dari muskuloskeletal, letak nyeri dapat ditunjuk. Apabila nyeri dada akibat organ
viseral maka sifat nyerinya adalah difus. Apabila kita curiga nyeri berasal dari organ
viseral maka langkah selanjutnya kita berpikir apakah nyeri dada berasal dari jantung
(kardiak) atau selain jantung (non kardiak). Tipe-tipe nyeri dada baik kardiak maupun
non kardiak dapat dilihat pada Tabel 1, dan penyakit yang berkaitan dengan nyeri
dada baik kardiak maupun non kardiak dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penyakit yang berkaitan dengan nyeri dada Kardiak dan non Kardiak
Jantung Paru-paru Esofagus Aorta Abdomen Dinding dada Psikiatrik
Stable Pulmonary Esofagitis Aneurisma Biliary Kostokondritis Ansietas
angina embolus disease
Non stable Pneumotorak GERD Aortitis Pankreatitis Muscle strain Somatisasi
angina
Acute Pneumonia Ulkus Kontusio
coronary duodenal
syndrome
IMA ST Empiema Penyakit Fraktur kosta
elevasi hepar
IMA non ST Hematotorak Zooster post
elevasi herpes
Perikarditis COPD Muscle strain
Miokarditis TB paru
Endokarditis
Valvular
disease
c. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Setelah mengetahui bahwa berdasarkan tipe nyeri dada kita curiga bahwa nyeri dada
adalah berasal dari jantung, selanjutnya kita berpikir apakah nyeri dada disebabkan karena
iskemia atau non iskemia. Untuk mengetahui hal itu maka perlu dilakukan pemasangan
elektrokardiografi (EKG) dan menginterpretasikannya.
Langkah-langkah pemeriksaan EKG:
Persiapan alat dan menjaga privasi pasien
Mencuci tangan secara WHO
Cek kaliberasi
Persiapan penderita
Oleskan jelly pada tempat pemasangan elektrda
Pasang elektrode pada kulit extremitas
Pasang elektrode precordial
Lakukan perekaman di semua lead
Menulis identitas penderita, waktu perekaman pada elektrokardiogram
Memberikan tanda pemisah pada tiap lead
Lepaskan eletroda, rapikan peralatan
Menentukan Ritme
Menentukan Rate
Menentukan gelombang P
Menentukan QRS Aksis
Menentukan gelombang QRS
Menentukan QT interval
Apakah ada atau tidak gelombang U
Menentukan ST segmen
Menentukan gelombang T
Menentukan Kesimpulan hasil bacaan EKG
4. RUBRIK PENILAIAN
No Kompetensi 0 1 2 3 Bobo
. t
1 Anamnesis Peserta ujian Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu 2
tidak memfasilitasi memfasilitasi pasien memfasilitasi pasien memfasilitasi pasien
pasien untuk untuk menceritakan untuk menceritakan untuk menceritakan
menceritakan kesakitannya dengan kesakitannya dengan kesakitannya dengan
kesakitannya. menggali 1-3 dari 7 menggali 4-6 dari 7 menggali seluruh
pertanyaan berikut: pertanyaan berikut: pertanyaan berikut:
1. Keluhan utama 1. Keluhan utama 1. Keluhan utama
dan riwayat dan riwayat dan riwayat
penyakit sekarang penyakit sekarang penyakit sekarang
2. Faktor pemicu 2. Faktor pemicu 2. Faktor pemicu
3. Faktor yang 3. Faktor yang 3. Faktor yang
memperberat memperberat memperberat
4. Faktor yang 4. Faktor yang 4. Faktor yang
memperingan memperingan memperingan
5. Riwayat 5. Riwayat 5. Riwayat
penyakit dahulu penyakit dahulu penyakit dahulu
6. Riwayat 6. Riwayat 6. Riwayat
pengobatan pengobatan pengobatan
7. Riwayat 7. Riwayat 7. Riwayat
keluarga dan sosial keluarga dan sosial keluarga dan sosial
2 Pemeriksaan Peserta ujian Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan Peserta ujian melakukan 2
Fisik tidak melakukan pemeriksaan fisik sesuai cuci tangan sebelum dan cuci tangan sebelum dan
pemeriksaan fisik masalah klinik pasien, setelah pemeriksaan, setelah pemeriksaan,
yang sesuai namun tidak melakukan melakukan pemeriksaan melakukan pemeriksaan
dengan masalah cuci tangan sebelum dan fisik sesuai masalah fisik sesuai masalah
klinik pasien atau setelah pelakukan klinik pasien dengan klinik pasien dengan
pemeriksaan fisik menggunakan teknik menerapkan prinsip
Atau pemeriksaan yang benar sebagai berikut:
Peserta ujian melakukan tetapi tidak runut ● Menggunakan teknik
cuci tangan sebelum dan pemeriksaan yang
setelah pemeriksaan, benar
melakukan pemeriksaan ● Sistematik/runut
fisik sesuai masalah
klinik pasien dengan
menggunakan teknik
pemeriksaan yang tidak
benar
3 Interpretasi Peserta ujian Peserta ujian dapat Peserta ujian dapat Peserta ujian dapat 2
Pemeriksaan tidak dapat menentukan sebagian menentukan sebagian menentukan seluruh
Penunjang menentukan atau seluruh pemeriksaan penunjang pemeriksaan penunjang
pemeriksaan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan dan yang dibutuhkan dan
penunjang yang yang dibutuhkan tetapi melakukan interpretasi melakukan interpretasi
diperlukan tidak dapat melakukan yang tepat yang tepat
interpretasi yang tepat
4 Menentukan Peserta ujian Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu Peserta ujian mampu 2
diagnosis dan tidak dapat menentukan diagnosis, menentukan diagnosis menentukan diagnosis
diagnosis menentukan tetapi tidak dapat dan satu diagnosis dan dua diagnosis
banding diagnosis dan menentukan diagnosis banding banding dengan tepat
diagnosis banding bandingnya
5 Tatalaksana Peserta ujian Peserta ujian memilih Peserta ujian memilih Peserta ujian memilih 2
Farmakoterap memilih obat yang obat dengan obat dengan tepat sesuai obat dengan tepat sesuai
i tidak tepat menerapkan beberapa seluruh prinsip berikut: seluruh prinsip berikut:
Atau prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 1. Tepat indikasi
Peserta ujian 1. Tepat indikasi 2. Tepat dosis 2. Tepat dosis
tidak dapat 2. Tepat dosis 3. Tepat sediaan 3. Tepat sediaan
memilih obat 3. Tepat sediaan 4. Tepat cara 4. Tepat cara
4. Tepat cara pemberian pemberian
pemberian 5. Tepat waktu 5. Tepat waktu
5. Tepat waktu pemberian pemberian
pemberian TETAPI tidak DAN
menuliskan resep ● menuliskan resep
dengan lengkap dengan lengkap dan
benar.
6 Komunikasi Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
dan Edukasi sama sekali tidak menunjukkan menunjukkan menunjukkan
melakukan 4 kemampuan kemampuan kemampuan
prinsip berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan berkomunikasi dengan
komunikasi menerapkan salah satu menerapkan 2-3 dari 4 menerapkan seluruh
prinsip berikut: prinsip berikut: prinsip berikut:
1. mampu membina 1. mampu membina 1. mampu membina
hubungan baik hubungan baik hubungan baik
dengan pasien dengan pasien dengan pasien
secara verbal non secara verbal non secara verbal
verbal (ramah, verbal (ramah, non verbal
terbuka, kontak terbuka, kontak (ramah, terbuka,
mata, salam, mata, salam, empati kontak mata,
empati dan dan hubungan salam, empati
hubungan komunikasi dua dan hubungan
komunikasi dua arah, respon) komunikasi dua
arah, respon) 2. mampu arah, respon)
2. mampu memberikan 2. mampu
memberikan kesempatan pasien memberikan
kesempatan untuk bercerita dan kesempatan
pasien untuk mengarahkan cerita pasien untuk
bercerita dan 3. mampu untuk bercerita dan
mengarahkan melibatkan pasien mengarahkan
cerita dalam membuat cerita
3. mampu untuk keputusan klinik, 3. mampu untuk
melibatkan pasien pemeriksaan klinik. melibatkan
dalam membuat 4. mampu pasien dalam
keputusan klinik, memberikan membuat
pemeriksaan penyuluhan yang keputusan klinik,
klinik. isinya sesuai pemeriksaan
4. mampu dengan masalah klinik.
memberikan pasien 4. mampu
penyuluhan yang memberikan
isinya sesuai penyuluhan yang
dengan masalah isinya sesuai
pasien dengan masalah
pasien
7 Perilaku Peserta ujian Meminta izin secara lisan Meminta izin secara lisan Meminta izin secara lisan 2
profesional tidak meminta izin dan 1-2 poin berikut : dan 3 poin berikut: dan melakukan di bawah
secara lisan dan 1. melakukan 1. melakukan ini secara lengkap:
sama sekali tidak setiap tindakan setiap tindakan 1. melakukan
melakukan poin dengan dengan setiap tindakan
berikut: berhati-hati berhati-hati dengan
1. melakukan dan teliti dan teliti berhati-hati
setiap tindakan sehingga tidak sehingga tidak dan teliti
dengan membahayaka membahayaka sehingga tidak
berhati-hati n pasien dan n pasien dan membahayaka
dan teliti diri sendiri diri sendiri n pasien dan
sehingga tidak 2. memperhatika 2. memperhatika diri sendiri
membahayaka n kenyamanan n kenyamanan 2. memperhatika
n pasien dan pasien pasien n kenyamanan
diri sendiri 3. melakukan 3. melakukan pasien
2. memperhatikan tindakan tindakan 3. melakukan
kenyamanan sesuai prioritas sesuai prioritas tindakan
pasien 4. menunjukan 4. menunjukan sesuai prioritas
3. melakukan rasa hormat rasa hormat 4. menunjukan
tindakan kepada pasien kepada pasien rasa hormat
sesuai prioritas 5. mengetahui 5. mengetahui kepada pasien
4. menunjukan keterbatasan keterbatasan 5. mengetahui
rasa hormat dengan dengan keterbatasan
kepada pasien merujuk atau merujuk atau dengan
5. mengetahui melakukan melakukan merujuk atau
keterbatasan konsultasi bila konsultasi bila melakukan
dengan diperlukan diperlukan konsultasi bila
merujuk atau diperlukan
melakukan
konsultasi bila
diperlukan
5. CONTOH KASUS