Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

5.2 Syahadatain (Dua Kalimat Syahadat)


Syahadat menurut bahasa berarti bersaksi. Sedangkan pengertian syahadat menurut
istilah adalah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah ta’ala dan bersaksi bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah utusan-Nya.
Sedangkan arti syahadatain adalah dua kesaksian. Yang pertama, tentang ketauhidan
Allah ta’ala, yang memberi arti bahwa seorang muslim yang tunduk dan patuh kepada Allah
ta’ala menyatakan dengan sungguh-sungguh dan sanggup membuktikan melalui perilakunya
bahwa tidak ada Tuhan yang disembah, yang dipentingkan atau diperioritaskan selai Allah
ta’ala. Oleh karena itu kesaksian pertama ini, disebut syahadat tauhid artinya satu-satunya
yang disembah.
Sedangkan kesaksian yang kedua, tentang kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai
utusan Allah ta’ala.
Hakikat dari syadat rasul yaitu sebagai berikut:
1. Mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW, diutus untuk menyampaikan risalah-Nya
kepada manusia.
2. Mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW dipilih oleh Allah ta’ala menjadi utusan-
Nya.
3. Mengakui Nabi Muhammad SAW diutus Allah ta’ala untuk membimbing umat
manusia ke jalan yang lurus.
5.3 THAHARAH
5.3.1 Pengertian
Thaharah menurut bahasa berasal dari kata anadhofatu yang berarti bersuci.
Sedangkan menurut istilah artinya suatu perbuatan yang menjadikan sah nya shalat seperti
wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis.
5.3.2 Macam-Macam Air
Air yang sah digunakan untuk toharoh ada 7 yaitu: Air yang turun dari langit atau air
hujan, Air laut, Air sungai, Air mata air, Air salju atau air es, Air sumur, Air embun.
Ketujuh air itu dikatakan air yang turun dari langit dan keluar dari bumi dari beberapa
sifat asal terjadinya air tersebut. Kemudian air dibagi menjadi 4 bagian:
1. Air suci mensucikan yaitu air yang belum isti’mal (belum digunakan sesuci wajib)
atau air mutlaq.
2. Air suci mensucikan tetapi makruh digunakan di badan tidak di pakaian yaitu air yang
dipanaskan menggunakan wadah yang tidak terbuat dari emas atau perak.
3. Air suci tetapi tidak mensucikan yaitu air musta’mal, air yang sudah digunakan untuk
menghilangkan najis atau untuk bersuci
4. Air najis air yang sudah terkena najis.
5.3.3 Wudhu
5.3.3.1 Fardzunya Wudhu
1. Niat menurut syara’ artinya menyengaja melakukan sesuatu (azam) dan disertai
melakukan sesuatu. Niat dalam wudhu dilakukan saat membasuh muka.
2. Membasuh muka, batasnya mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga tulang
rahang bawah.
3. Membasuh tangan hingga kedua siku-siku, apabila orang tidak mempunyai siku-siku
maka orang tersebut wajib mengira-ngira dalam membasuh tangan.
4. Mengusap sebagian kepala.
5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki.
6. Tartib, ketika orang yang berwudhu lupa atau tidak tartib maka wudhunya tidak sah.
5.3.3.2 Sunnahnya Wudhu
1. Membaca basmalah, ketika orang yang berwudhu lupa membaca basmalah dan
teringat di tengah-tengah wudhu maka masih mendapat sunnahnya wudhu.
2. Membasuh telapak tangan hingga pergelangan tangan sebelum berkumur.
3. Berkumur setelah membasuh telapak tangan.
4. Menghisap air ke hidung lalu dikeluarkan.
5. Mengusap seluruh kepala.
6. Mengusap bagian dalam dan luar telinga dengan menggunakan air.
7. Membasuh sela-sela rambut janggut.
8. Membasuh sela-sela jari tangan.
9. Membasuh sela-sela jari kaki.
10. Mendahulukan anggota yang sebelah kanan.
11. Membasuh anggota wudhu sebanyak 3 kali.
5.3.3.3 Perkara yang Merusak Wudhu disebabkan oleh Hadas
1. Keluarnya sesuatu dari salah satu jalan dua (duburan qubul) dari orang yang
berwuhdu dan hidup, yang biasanya seperti buang air kecil atau buang air besar.
2. Hilang akal disebabkan karena mabuk, sakit gila, dan ayan.
3. Tidur yang tidak menetapkan duduknya.
4. Bertemunya kulit laki-laki dan perempuan yang bukan muhri, meskipun itu sudah
mati.
5. Menyentuh kemaluan manusia menggunakan telapak tangan, baik dari diri sendiri
atau orang lain.
5.3.4 Mandi Besar
5.3.4.1 Perkara yang Mewajibkan Mandi
1. Bertemunya alat kelamin laki-laki dengan perempuan walaupun tidak mengeluarkan
mani.
2. Mengeluarkan mani walaupun sedikit atau banyak, dengan jima’ atau tidak, dalam
keadaan tidur atau sadar, dengan syahwat atau tidak.
3. Mati kecuali mati sahid.
4. Haid bagi wanita
5. Nifas.
6. Melahirkan.
5.3.4.2 Fardzunya Mandi
1. Niat, maka niatnya orang junub itu untuk menghilangkan hadas junub dan niatnya
orang haid dan nifas itu untuk menghilangkan haid atau nifas. Niat dilakukan pada
saat melakukan basuhan yang pertama.
2. Menyiram seluruh anggota badan dan jika prang memakai gelung makan wajib untuk
melepas gelung tersebut dan wajib untuk membasuh perkara atau bagian yang
kelihatan seperti daun telinga dan hidung.
5.3.5 Tayamum
Menurut bahasa tayamum artinya menyengaja, sedangkan menurut istilah artinya
mengusap wajah dan dua telapak tangan menggunakan debu yang suci dan dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan, sebagai penggantinya wudhu atau mandi.
5.3.5.1 Syarat-syarat Tayamum
1. Adanya udzur yang disebabkan bepergian atau sakit.
2. Dalam melakukan tayamum harus sudah masuk waktu shalat.
3. Adanya udzur menggantikan air, dikarenakan khawatir jika menggunakan air pada
saat bepergian atau khawatir jika ada hewan buas.
4. Harus menggunakan debu yang suci dan mensucikan kecuali debu yang basah.
5.3.5.2 Fardzu Tayamum
1. Niat, dilakukan pada saat mengusap wajah dan diucapkan dalam hati.
2. Mengusap wajah.
3. Mengusap kedua tangan sampai siku-siku.
4. Tartib (ber-urut).
5.3.5.3 Sunnah Tayamum
1. Membaca basmalah.
2. Mendahulukan anggota yang kanan.
3. Mendahulukan wajah yang atas.
4. Mualah (urut/tartib).
5.3.5.4 Perkara yang Membatalkan Tayamum
1. Semua perkara yang membatalkan wudhu juga membatalkan tayamum.
2. Melihat atau menemukan air sebelum shalat.
3. Murtad.
4. Apabila orang yang tayamum pakai perban, maka perban tersbut harus dilepas, dan
bila membahayakan untuk dilepas maka cukup mengusap perban tersbut.
Tayamum hanya dilakukan untuk melakukan satu kali shalat fardzu, antara thawaf
satu dengan yang lain, antara shalat jum’at dan dua khotbah jum’at.
5.3.6 Najis
5.3.6.1 Pengertian Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang menjijikan, sedangkan menurut istlah
adalah sesuatu yang haram seperti darah, muntah-muntahan dan nanah, setiap perkara yang
keluar dari dubur dan qubul kecuali mani, bangkai dan semua bagian kulit, rambut, serta
tulangnya kecuali bangkai manusia.
5.3.6.2 Macam-Macam Najis
1. Najis mukhofafah yaitu najis yang ringan hukumnya. Contohnya kencing bayi laki-
laki yang belum makan dan belum minum kecuali ASI, dan belum makan sesautu
yang menambah kekuatan. Cara mensucikannya dengan cara disiram air ke bagian
yang terkena najis tersebut.
2. Najis mughaladah yaitu najis yang berat hukumnya, contohnya air liur anjing. Cara
mensucikannya dengan mencuci 7x, salah satunya dicampur dengan debu.
3. Najis mutawasithoh yaitu najis yang sedang hukumnya, contohnya kecing orang
dewasa, darah, nanah, dan lain-lain.
5.3.7 Haid
5.3.7.1 Pengertian Haid
Haid adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan mulai berumur 9 tahun atau
lebih dan keluarnya darah haid dalam keadaan sehat tidak karena penyakit & tidak
disebabkan melahirkan.
5.3.7.2 Masa Haid
Darah haid paling cepat keluar, satu hari satu malam (24 jam) tanpa terhenti. Darah
haid keluar paling lama 15 hari 15 malam. Pada umumnya darah haid keluar 6 hari atau 7
hari.
5.3.8 Nifas
5.3.8.1 Pengertian Nifas
Nifas adalah darah yang dikeluarkan wanita setelah melahirkan. Darah nifas paling
sedikit keluar yaitu satu keluaran dan paling lama 60 hari, pada umumnya darah nifas keluar
40 hari.
5.3.8.2 Larangan bagi Seorang yang Haid dan Nifas
1. Haram membaca Al-Qur’an.
2. Haram menyentuh dan membawa Al-Qur’an.
3. Haram masuk masjid.
4. Haram towaf baik wajib maupun sunnah.
5. Haram bersetubuh.
6. Haram menjalankan shalat baik wajib atau Sunnah.
7. Haram berpuasa baik wajib atau Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai