Syahadat menurut bahasa berarti bersaksi. Sedangkan pengertian syahadat menurut istilah adalah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah ta’ala dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya. Sedangkan arti syahadatain adalah dua kesaksian. Yang pertama, tentang ketauhidan Allah ta’ala, yang memberi arti bahwa seorang muslim yang tunduk dan patuh kepada Allah ta’ala menyatakan dengan sungguh-sungguh dan sanggup membuktikan melalui perilakunya bahwa tidak ada Tuhan yang disembah, yang dipentingkan atau diperioritaskan selai Allah ta’ala. Oleh karena itu kesaksian pertama ini, disebut syahadat tauhid artinya satu-satunya yang disembah. Sedangkan kesaksian yang kedua, tentang kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah ta’ala. Hakikat dari syadat rasul yaitu sebagai berikut: 1. Mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW, diutus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada manusia. 2. Mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW dipilih oleh Allah ta’ala menjadi utusan- Nya. 3. Mengakui Nabi Muhammad SAW diutus Allah ta’ala untuk membimbing umat manusia ke jalan yang lurus. 5.3 THAHARAH 5.3.1 Pengertian Thaharah menurut bahasa berasal dari kata anadhofatu yang berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah artinya suatu perbuatan yang menjadikan sah nya shalat seperti wudhu, mandi, tayamum, dan menghilangkan najis. 5.3.2 Macam-Macam Air Air yang sah digunakan untuk toharoh ada 7 yaitu: Air yang turun dari langit atau air hujan, Air laut, Air sungai, Air mata air, Air salju atau air es, Air sumur, Air embun. Ketujuh air itu dikatakan air yang turun dari langit dan keluar dari bumi dari beberapa sifat asal terjadinya air tersebut. Kemudian air dibagi menjadi 4 bagian: 1. Air suci mensucikan yaitu air yang belum isti’mal (belum digunakan sesuci wajib) atau air mutlaq. 2. Air suci mensucikan tetapi makruh digunakan di badan tidak di pakaian yaitu air yang dipanaskan menggunakan wadah yang tidak terbuat dari emas atau perak. 3. Air suci tetapi tidak mensucikan yaitu air musta’mal, air yang sudah digunakan untuk menghilangkan najis atau untuk bersuci 4. Air najis air yang sudah terkena najis. 5.3.3 Wudhu 5.3.3.1 Fardzunya Wudhu 1. Niat menurut syara’ artinya menyengaja melakukan sesuatu (azam) dan disertai melakukan sesuatu. Niat dalam wudhu dilakukan saat membasuh muka. 2. Membasuh muka, batasnya mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga tulang rahang bawah. 3. Membasuh tangan hingga kedua siku-siku, apabila orang tidak mempunyai siku-siku maka orang tersebut wajib mengira-ngira dalam membasuh tangan. 4. Mengusap sebagian kepala. 5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki. 6. Tartib, ketika orang yang berwudhu lupa atau tidak tartib maka wudhunya tidak sah. 5.3.3.2 Sunnahnya Wudhu 1. Membaca basmalah, ketika orang yang berwudhu lupa membaca basmalah dan teringat di tengah-tengah wudhu maka masih mendapat sunnahnya wudhu. 2. Membasuh telapak tangan hingga pergelangan tangan sebelum berkumur. 3. Berkumur setelah membasuh telapak tangan. 4. Menghisap air ke hidung lalu dikeluarkan. 5. Mengusap seluruh kepala. 6. Mengusap bagian dalam dan luar telinga dengan menggunakan air. 7. Membasuh sela-sela rambut janggut. 8. Membasuh sela-sela jari tangan. 9. Membasuh sela-sela jari kaki. 10. Mendahulukan anggota yang sebelah kanan. 11. Membasuh anggota wudhu sebanyak 3 kali. 5.3.3.3 Perkara yang Merusak Wudhu disebabkan oleh Hadas 1. Keluarnya sesuatu dari salah satu jalan dua (duburan qubul) dari orang yang berwuhdu dan hidup, yang biasanya seperti buang air kecil atau buang air besar. 2. Hilang akal disebabkan karena mabuk, sakit gila, dan ayan. 3. Tidur yang tidak menetapkan duduknya. 4. Bertemunya kulit laki-laki dan perempuan yang bukan muhri, meskipun itu sudah mati. 5. Menyentuh kemaluan manusia menggunakan telapak tangan, baik dari diri sendiri atau orang lain. 5.3.4 Mandi Besar 5.3.4.1 Perkara yang Mewajibkan Mandi 1. Bertemunya alat kelamin laki-laki dengan perempuan walaupun tidak mengeluarkan mani. 2. Mengeluarkan mani walaupun sedikit atau banyak, dengan jima’ atau tidak, dalam keadaan tidur atau sadar, dengan syahwat atau tidak. 3. Mati kecuali mati sahid. 4. Haid bagi wanita 5. Nifas. 6. Melahirkan. 5.3.4.2 Fardzunya Mandi 1. Niat, maka niatnya orang junub itu untuk menghilangkan hadas junub dan niatnya orang haid dan nifas itu untuk menghilangkan haid atau nifas. Niat dilakukan pada saat melakukan basuhan yang pertama. 2. Menyiram seluruh anggota badan dan jika prang memakai gelung makan wajib untuk melepas gelung tersebut dan wajib untuk membasuh perkara atau bagian yang kelihatan seperti daun telinga dan hidung. 5.3.5 Tayamum Menurut bahasa tayamum artinya menyengaja, sedangkan menurut istilah artinya mengusap wajah dan dua telapak tangan menggunakan debu yang suci dan dengan syarat- syarat yang telah ditentukan, sebagai penggantinya wudhu atau mandi. 5.3.5.1 Syarat-syarat Tayamum 1. Adanya udzur yang disebabkan bepergian atau sakit. 2. Dalam melakukan tayamum harus sudah masuk waktu shalat. 3. Adanya udzur menggantikan air, dikarenakan khawatir jika menggunakan air pada saat bepergian atau khawatir jika ada hewan buas. 4. Harus menggunakan debu yang suci dan mensucikan kecuali debu yang basah. 5.3.5.2 Fardzu Tayamum 1. Niat, dilakukan pada saat mengusap wajah dan diucapkan dalam hati. 2. Mengusap wajah. 3. Mengusap kedua tangan sampai siku-siku. 4. Tartib (ber-urut). 5.3.5.3 Sunnah Tayamum 1. Membaca basmalah. 2. Mendahulukan anggota yang kanan. 3. Mendahulukan wajah yang atas. 4. Mualah (urut/tartib). 5.3.5.4 Perkara yang Membatalkan Tayamum 1. Semua perkara yang membatalkan wudhu juga membatalkan tayamum. 2. Melihat atau menemukan air sebelum shalat. 3. Murtad. 4. Apabila orang yang tayamum pakai perban, maka perban tersbut harus dilepas, dan bila membahayakan untuk dilepas maka cukup mengusap perban tersbut. Tayamum hanya dilakukan untuk melakukan satu kali shalat fardzu, antara thawaf satu dengan yang lain, antara shalat jum’at dan dua khotbah jum’at. 5.3.6 Najis 5.3.6.1 Pengertian Najis Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang menjijikan, sedangkan menurut istlah adalah sesuatu yang haram seperti darah, muntah-muntahan dan nanah, setiap perkara yang keluar dari dubur dan qubul kecuali mani, bangkai dan semua bagian kulit, rambut, serta tulangnya kecuali bangkai manusia. 5.3.6.2 Macam-Macam Najis 1. Najis mukhofafah yaitu najis yang ringan hukumnya. Contohnya kencing bayi laki- laki yang belum makan dan belum minum kecuali ASI, dan belum makan sesautu yang menambah kekuatan. Cara mensucikannya dengan cara disiram air ke bagian yang terkena najis tersebut. 2. Najis mughaladah yaitu najis yang berat hukumnya, contohnya air liur anjing. Cara mensucikannya dengan mencuci 7x, salah satunya dicampur dengan debu. 3. Najis mutawasithoh yaitu najis yang sedang hukumnya, contohnya kecing orang dewasa, darah, nanah, dan lain-lain. 5.3.7 Haid 5.3.7.1 Pengertian Haid Haid adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan mulai berumur 9 tahun atau lebih dan keluarnya darah haid dalam keadaan sehat tidak karena penyakit & tidak disebabkan melahirkan. 5.3.7.2 Masa Haid Darah haid paling cepat keluar, satu hari satu malam (24 jam) tanpa terhenti. Darah haid keluar paling lama 15 hari 15 malam. Pada umumnya darah haid keluar 6 hari atau 7 hari. 5.3.8 Nifas 5.3.8.1 Pengertian Nifas Nifas adalah darah yang dikeluarkan wanita setelah melahirkan. Darah nifas paling sedikit keluar yaitu satu keluaran dan paling lama 60 hari, pada umumnya darah nifas keluar 40 hari. 5.3.8.2 Larangan bagi Seorang yang Haid dan Nifas 1. Haram membaca Al-Qur’an. 2. Haram menyentuh dan membawa Al-Qur’an. 3. Haram masuk masjid. 4. Haram towaf baik wajib maupun sunnah. 5. Haram bersetubuh. 6. Haram menjalankan shalat baik wajib atau Sunnah. 7. Haram berpuasa baik wajib atau Sunnah.