Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Setelah Saudara melaksanakan OJT-1 dan melaksanakan pendalaman materi pada materi tugas pokok pengawas, supervisi manajerial, dan
supervisi akademik, serta evaluasi pendidikan tentu Saudara telah menemukan dan mengidentifikasi permasalahan yang mesti dipecahkan di
sekolah binaan. Bapak Ibu telah menemukan permasalahan pembelajaran pada kegiatan sebelumnya. Permasalahan pembelajaran tersebut dapat
ditindaklanjuti untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru dalam kegiatan Bimbingan profesional guru dan kepala sekolah. Proses
kegiatan membimbing guru dan kepala sekolah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk PTS (Penelitian Tindakan Sekolah).
Format berikut ini dapat membantu memandu Saudara dalam merancang proposal PTS
B. Perumusan masalah dan cara pemecahan Tuliskan rumusan masalah dengan menggunakan kalimat tanya!
masalah melalui rencana tindakan yang akan Apakah Workshop dapat meningkatkan kompetensi guru dalam membuat media
dilakukan pembelajaran interaktif di SMP Negeri 4 Pringgarata Semester Genap Tahun
Pelajaran 2020/2021?
D. Manfaat Hasil penelitian Tuliskan Manfaat hasil penelitian, bagi Siswa,guru, kepala sekolah dan
pengawas sekolah
BAB III. A. Setting Penelitian (Tempat , Waktu dan Tuliskan tempat, waktu, objek dan subjek penelitian
METODOLOGI Subjek Penelitian) - Tempat Penelitian :
PENELITIAN SMP Negeri 4 Pringgarata
B. Desain dan Prosedur Penelitian - Waktu :
Penelitian rencananya dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Januari s/d
Maret 2021
- Objek Penelitian :
C. Teknik Pengumpulan Data Media Pembelajaran Interaktif
- Subjek Penelitian :
Guru-guru SMPN 4 Pringgarata sebanyak 10 (sepuluh) orang
D. Teknik Analisis Data Jelaskan desain, prosedur serta rencana pelaksanaan penelitian (minimal
2 siklus dalam satu siklus minimal 2 kali pertemuan)
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan Sekolah (PTS). Penelitian tindakan
sekolah (PTS) merupakan suatu proses investigasi terkendali yang berdaur ulang
dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh kepala sekolah yang memiliki
tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses,
isi, kinerja/kemampuan guru, atau situasi pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, dengan setiap
siklusnya dilaksanakan proses pembimbingan berupa Penerapan model
pembelajaran kemudian dilaksanakan observasi/penilaian berupa supervise
proses pembelajaran
Prosedur Penelitian
Outline Uraian/Ketentuan Rancangan Proposal PTS
Prosedur penelitian merupakan suatu bentuk gambaran untuk mempermudah
langkah-langkah pemecahan masalah atau pengujian hipotesis. Pada penelitian
tindakan sekolah ini, memiliki cirri utama yaitu terdapat siklus-siklus yang tiap
siklusnya memiliki tahapan-tahapan yaitu : a) perencanaan tindakan (planning),
b) tindakan (acting), c) pengamatan (observasing), d) refleksi (reflecting).
1. Siklus I :
a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini, kegiatan yang perlu dilakukan oleh
peneliti adalah :
1) Peneliti menjelaskan kepada observer tentang apa yang akan diobservasi
serta menjelaskan tentang materi workshop yang peneliti lakukan.
2) Menyusun atau menyiapkan rencana pelaksanaan workshop yang akan
dilaksanakan
3) Menyiapkan semua instrument penelitian yang dibutuhkan dalam
penelitian
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Melaksanakan pembimbingan terhadap guru sasaran mengenai materi
workshop
2) Membuat kesepakatan tentang jadwal workshop yang akan dilaksanakan
3) Melaksanakan Workshop terhadap guru sasaran
c. Observasi dan Evaluasi Selama pelaksanaan tindakan penelitian,
d. Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus, pada tahap ini peneliti mengkaji hasil
yang diperoleh dari hasil workshop pada tiap siklus. Hasil refleksi ini
digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan
perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Prosedur pada siklus kedua dan seterusnya pada dasarnya sama dengan siklus
pertama, hanya saja pada siklus kedua dilakukan perbaikan terhadap kekurangan
pada siklus pertama dari segi perencanaan maupun pelaksanaan tindakan, yang
diketahui dari hasil observasi kegiatan yang telah dianalisis, demikian juga untuk
siklus berikutnya.