Anda di halaman 1dari 6

SOAL LATIHAN

LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN BERBAHAYA

Kelompok 2

Peserta :
1. Dimas Adi Saputra
9. Gigih Windu Wijaya
10. Herdiana
11. Hana Syakira
12. Akhmad Sajidin
13. Ratna Amalia
14. Ananda Dian Anggraini
15. Ernest Mutiara Sabila

Soal

9. Sebutkan kewajiban pengurus/perusahaan di bidang K3 apabila perusahaan di mana saudara


bertugas menyimpan Chlorine (HCl) sebanyak 50 Ton untuk dipakai sendiri, dan jika stok
berkurang separuhnya langsung dikirim kembali oleh supplier HCl tersebut dengan maksud tidak
kehabisan stock.
Sebagai AK3U di perusahaan tersebut, apa saran saudara kepada pimpinan/Ketua P2K3 dan/atau
pekerja khususnya berkaitan dengan;
a. Petugas K3 kimia
b. AK3 kimia
c. Pengujian faktor kimia di udara lingkungan kerja dan pemeriksaan pengujian instalasi
d. LDKB dan Label
e. Pemeriksaan berkala kesehatan tenaga kerja
f. Alat pelindung diri

11. Pabrik ban PT. B memiliki pekerja wanita 50 orang dan pekerja pria berjumlah 200 orang.
PT. B memproduksi ban mobil, ban sepeda motor dan ban sepeda, dengan hanya satu shift per
hari kerja. 20% dari jumlah pekerja pria bertugas di bagian pekerjaan yang mengharuskan ganti
memakai pakaian kerja (wearpack). Jumlah toilet dan locker masih sangat kurang.
Sebagai AK3U di perusahaan tersebut, apa isi usul saudara kepada Ketua P2K3 khususnya
mengenai;
a. Jumlah minimal toilet yang harus disediakan bagi pekerja wanita
b. Jumlah minimal toilet yang harus disediakan bagi pekerja pria
c. Jumlah locker yang harus disediakan di ruang ganti pakaian
12. Di perusahaan tersebut soal No. 11, dari hasil pengujian Balai K3/ Balai Hyperkes/
Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Lingkungan Kerja/ PJK3 dilaporkan bahwa pencahayaan di
salah satu ruang kantor administrasi masih sangat kurang.
Jelaskan, mestinya minimal berapa lux intensitas pencahayaan di ruang kantor tersebut dan
bagaimana way out-nya agar intensitasnya cukup!

14. Jelaskan apa yang saudara ketahui dengan confined space dan potensi bahaya apa yang
terkandung di dalamnya!

JAWAB

9. Diketahui bahwa perusahaan tsb menyimpan 50 ton Chlorine. Jika berkurang hingga
separuhnya (25 ton), stoknya akan selalu terisi kembali. Menurut Lampiran III Kepmenaker
KEP.187/MEN/1999, Chlorine tergolong sebagai bahan kimia beracun dan memiliki Nilai
Ambang Kuantitas (NAK) 10 ton. Oleh karena perusahaan mempergunakan bahan kimia
berbahaya dengan kuantitas melebihi Nilai Ambang Kuantitas (NAK), perusahaan tsb
dikategorikan sebagai perusahaan yang mempunyai potensi bahaya besar.

Menurut Kepmenaker KEP.187/MEN/199, kewajiban (umum) pengurus/perusahaan di bidang


K3 antara lain:
● Mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Pengendalian tersebut meliputi (a) penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) dan label; (b) penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3
Kimia. (Pasal 2 dan 3)
● Menyampaikan Daftar Nama, Sifat dan Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya di tempat
kerja dengan mengisi formulir sesuai contoh seperti tercantum dalam Lampiran II
Kepmenaker KEP.187/MEN/1999 kepada Kantor Departemen/Dinas Tenaga Kerja
setempat dengan tembusannya disampaikan kepada Kantor Wilayah Departemen Tenaga
Kerja setempat. (Pasal 7)

Kemudian, kewajiban perusahaan tersebut sebagai perusahaan dengan potensi bahaya besar
adalah: (Pasal 16)
● Mempekerjakan petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem
kerja non-shift sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan apabila dipekerjakan dengan
sistem kerja shift sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
● Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 (satu) orang;
● Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar;
● Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia proses dan
modifikasi instalasi yang digunakan;
● Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan sekali;
● Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun sekali;
● Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
sekali.

Sebagai AK3U di perusahaan tersebut, saran kami kepada pimpinan/Ketua P2K3 dan/atau
pekerja antara lain:
a. Petugas K3 kimia yang ditunjuk harus mampu melakukan identifikasi bahaya,
melaksanakan prosedur kerja aman, melaksanakan prosedur penanggulangan keadaan
darurat, dan mengembangkan pengetahun K3 bidang kimia. Untuk dapat ditunjuk sebagai
Petugas K3 Kimia, ia harus: bekerja pada perusahaan tsb, tidak dalam masa percobaan,
hubungan kerjanya tidak didasarkan pada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dan
telah mengikuti kursus teknis K3 kimia
b. AK3 Kimia yang ditunjuk harus mampu:
○ Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan K3 bahan
kimia berbahaya
○ Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat mengenai hasil pelaksanaan
tugasnya
○ Merahasiakan segala keterangan yang berkaitan dengan rahasia perusahaan atau
instansi yang didapat karena jabatannya
○ Menyusun program kerja pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja
○ Melakukan identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
○ Mengusulkan pembuatan prosedur kerja aman dan penanggulangan keadaan
darurat kepada pengusaha atau pengurus
c. Pemeriksaan dan pengujian faktor kimia di lingkungan kerja dilakukan sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan sekali. Kemudian, pemeriksaan dan pengujian instalasi
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali. Pengujian faktor kimia dan instalasi tsb harus
dilakukan oleh perusahaan jasa K3 (PJK3) atau instansi yang berwenang. Hasil pengujian
tsb kemudian dipergunakan sebagai acuan dalam pengendalian bahan kimia berbahaya di
tempat kerja
d. LDKB dan Label wajib disediakan oleh perusahaan. LDKB harus memuat 16 poin
keterangan sebagaimana yang tertera pada Pasal 4 ayat (1) dan dengan format yang
sesuai dengan Lampiran I Kepmenaker KEP.187/MEN/1999. Label harus memuat 11
poin keterangan sebagaimana yang tertera pada Pasal 5 Kepmenaker
KEP.187/MEN/1999. LDKB dan Label harus diletakkan di tempat yang mudah diketahui
oleh tenaga kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
e. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya dilakukan 1 (satu) tahun
sekali.
f. Alat pelindung diri yang perlu disediakan dan digunakan saat berinteraksi dengan bahan
kimia berbahaya tsb yaitu:
○ Safety glasses dengan side shields / Goggles dan face shield
○ Chemical resistant clothing (lengan panjang) dan chemical resistant gloves
○ Chemical respirator dengan acid gas cartridge (opsional)
○ Pertimbangkan juga kebersihan umum seperti hindari kontak dengan kulit, mata,
dan pakaian. Selalu cuci tangan setelah berkontak dengan material dan sebelum
makan, minum, dan/atau merokok. Secara rutin, cuci pakaian kerja dan alat
pelindung diri untuk menghilangkan kontaminan. Sediakan eyewash station dan
safety shower

11. Usul AK3U kepada Ketua P2K3:


a. Pengadaan jumlah minimal toilet bagi pekerja wanita sejumlah 4 jamban sesuai
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 pasal 34 ayat 5 huruf d
b. Pengadaan jumlah minimal toilet bagi pekerja pria sejumlah 6 jamban dan 9 peturasan
sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 pasal 34 ayat 5 huruf f
dan huruf g, serta ayat 6
c. Pengadaan jumlah loker sejumlah 40 loker sesuai dengan jumlah pekerja pria yang
mengharuskan ganti memakai pakaian kerja

Diketahui : Pekerja wanita = 50 Orang, Pekerja Pria = 200 Orang, satu hari kerja satu shift,
20% pria = 40 orang harus ganti wearpack. Rujukan Bagian ke 2 Fasilitas Kebersihan
Permenaker 5 tahun 2018.

Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 menerangkan bahwa toilet adalah fasilitas sanitasi tempat buang
air besar, kecil, tempat cuci tangan dan/atau muka.

Pasal 34 ayat 3 menerangkan bahwa penempatan toilet harus dipisah antara laki laki dan
perempuan
Pasal 34 ayat 5 menerangkan bahwa untuk menjamin kecukupan atas kebutuhan jamban dengan
jumlah tenaga kerja dalam satu waktu kerja, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
● Untuk 46 sampai 60 orang = 4 jamban
● Untuk 81 sampai 100 orang = 6 jamban
● Setiap penambahan 40 orang ditambahkan 1 jamban
Pasal 34 ayat 6 menerangkan bahwa dalam hal toilet laki laki menyediakan fasilitas peturasan,
jumlah jamban tidak boleh kurang dari ⅔ jumlah jamban yang dipersyaratkan sebagaimana
dimaksud pada ayat 5

A. Maka jumlah minimal toilet wanita yang harus disediakan sesuai pasal 34 ayat 5 adalah
4 toilet yang memiliki jamban
B. Lalu jumlah minimal toilet pria yang harus disediakan 6 + 100/40 = 6 + |2.5| = 6 + 3 = 9
toilet menyediakan fasilitas peturasan serta merujuk pasal 34 ayat 6 sedikitnya memiliki
6 jamban
Pasal 36 ayat 3 menerangkan bahwa dalam hal tenaga kerja menggunakan pakaian kerja hanya
selama bekerja, pengurus harus menyediakan ruang ganti pakaian yang bersih, terpisah antara
laki laki dan perempuan serta pemakaianya harus diatur agar tidak berdesakan
Pasal 36 ayat 4 menerangkan bahwa ruang ganti pakaian sebagaimana dimaksud pada ayat 3
harus tersedia tempat menyimpan pakaian/loker untuk setiap pekerja yang terjamin
keamananya

C. Maka jumlah minimal loker pria yang harus disediakan sesuai pasal 36 ayat 4 adalah
sejumlah 40 loker.

12. Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 tentang keselamatan
dan kesehatan lingkungan kerja untuk intensitas pencahayaan di ruang administrasi sebesar 300
lux.

14. Confined Space (Ruang Terbatas) didefinisikan sebagai ruang yang cukup besar dan luas
serta memungkinkan pekerja masuk dan bekerja di dalamnya yang mempunyai akses masuk dan
keluar terbatas serta tidak dirancang untuk tempat kerja. Confined Space adalah ruangan yang
mempunyai karakter-karakter sebagai berikut:
■ Konstruksi ruangan yang mencukupi untuk seseorang memasukinya dan melakukan
pekerjaan di dalamnya
■ Berakses keluar masuk terbatas
■ Tidak dirancang untuk ruang kerja dan pekerjaan terus menerus

Confined Space (Ruang Terbatas) diklasifikasikan menjadi:


1. Confined space yang memerlukan ijin masuk. Kategori confined space dengan izin
masuk adalah apabila terdapat satu atau lebih potensi bahaya sebagai berikut:
a. Mengandung gas atmosfer yang berbahaya
b. Mengandung material yang berpotensi memerangkap pekerja di dalamnya
c. Mengandung konfigurasi/struktur yang sedemikian rupa sehingga pekerja dapat
terperangkap
d. Mengandung bahaya lainnya (listrik, panas, dan lain-lain)
2. Confined space yang tidak memerlukan izin masuk, merupakan confined space yang
tidak mengandung potensi bahaya diatas seperti pada confined space yang memerlukan
ijin masuk.

Bekerja di ruang terbatas memiliki resiko terhadap pekerja yang bekerja di dalamnya, sehingga
diperlukan prosedur kerja/regulasi untuk menjamin keselamatan pekerja di dalamnya ataupun
aset perusahaan. Beberapa potensi bahaya pekerjaan pada Confined Space adalah:
1. Kekurangan/Kelebihan oksigen. Kadar Oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5
~23.5 %. Kekurangan oksigen (asfiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi atau
perpindahan oksigen selama :
a. Proses pembakaran zat yang mudah terbakar
b. Proses bakterial (proses fermentasi)
c. Reaksi kimia
Kelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan, hal-hal yang perlu
dihindari:
d. Jangan menggunakan oksigen murni untuk ventilasi
e. Jangan menyimpan tangki gas bertekanan di dalam ruang terbatas

2. Bahan mudah terbakar dan meledak. Faktor yang mempengaruhi terjadinya


kebakaran/peledakan:
a. Oksigen
b. gas/uap/debu yang mudah terbakar
c. Sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan proses
penggerindaan)

3. Bahan Beracun. Berasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3, CO.
Dapat juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan, penggerindaan, dan lain-lain.

4. Perangkap. Bahaya perangkap dapat berupa terperangkap dari cairan/padatan yang


mengalir. Apabila terdapat bahaya terperangkap, bahaya tersebut harus diisolasi/ditutup
terlebih dahulu

5. Struktur dan konfigurasi ruang. Beberapa confined space mempunyai konfigurasi ruang
yang menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh, permukaan yang basah dan
licin, area yang sempit, serta cahaya yang tidak memadai.

6. Sumber-bahaya lain. Beberapa bahaya lain dapat bersumber dari:


a. bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum dimatikan
b. bahaya tersengat listrik karena penyambungan kabel listrik yang tidak sesuai

Anda mungkin juga menyukai