Nim :105361103318
Kelas : 2018B (5B)
Metode Penelitian Korelasional, Kausal, Komparatif dan Evaluatif
A. Metode Penelitian Korelasional
1. Pengertian Korelasional
Korelasi positif terjadi saat kedua variabel berhubungan dengan status yang
sama. Jika variabel satu meningkat, maka variabel lainnya ikut meningkat, dan
demikian pula jika menurun.
Korelasi negatif adalah kebalikan dari korelasi positif. Jika salah satu variabel
meningkat, maka variabel lainnya menurun, dan sebaliknya.
Studi hubungan
Studi prediksi
Studi ini berfokus pada satu atau lebih variabel dengan tujuan untuk
menghasilkan prediksi tentang kejadian yang akan terjadi di masa yang akan
datang ataupun variabel lain. Lebih dari tujuan utama penelitian korelasional yang
ingin meneliti hubungan di antara dua atau lebih variabel yang diteliti dalam waktu
yang bersamaan, studi ini juga ingin membuktikan bahwa salah satu variabel yang
diteliti muncul lebih awal dari yang lain, maka variabel yang ada diteliti dalam
waktu yang berurutan.
Korelasi multivariat
Penelitian ini cocok bagi variabel-variabel rumit yang sulit diteliti dengan metode
eksperimen
Penelitian ini memungkinkan peneliti untuk mengukur beberapa variabel dan
hubungannya secara serentak dalam waktu yang sebenarnya
Hasil penelitian ini akan menunjukkan tinggi atau rendahnya suatu hubungan antar
variabel, bukan ada atau tidaknya hubungan
Penelitian ini dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu dengan
berdasar pada variabel bebas
Pemilihan masalah
Studi kepustakaan
Carilah bacaan yang akan menjadi dasar untukmu mendapat landasan teori,
kerangka pikir, dan lain-lain. Kamu dapat mencarinya dari jurnal, tulisan ilmiah,
laporan penelitian terdahulu, hingga surat kabar.
Metodologi penelitian
Pengumpulan data
Analisis data
Simpulan
2. Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang diprediksi
1. Urutan sementara. Penyebabnya harus terjadi sebelum efek. Misalnya, tidak akan
pantas untuk mengkredit kenaikan penjualan untuk upaya rebranding jika
kenaikan telah dimulai sebelum rebranding.
2. Variasi yang bersamaan. Variasi harus sistematis antara dua variabel. Misalnya,
jika perusahaan tidak mengubah pelatihan karyawan dan praktik
pengembangannya, maka perubahan dalam kepuasan pelanggan tidak dapat
disebabkan oleh pelatihan dan pengembangan karyawan.
3. Asosiasi tidak palsu. Setiap kovarioaton antara sebab dan akibat harus benar dan
bukan hanya karena variabel lain. Dengan kata lain, seharusnya tidak ada faktor
‘sepertiga’ yang terkait dengan keduanya, menyebabkan, serta, efek.
1. Studi kausal dapat memainkan peran penting dalam hal mengidentifikasi alasan di
balik berbagai proses, serta, menilai dampak perubahan pada norma yang ada,
proses dan lain-lain.
2. Studi kausal biasanya menawarkan keuntungan replikasi jika diperlukan.
3. Jenis studi ini dikaitkan dengan tingkat validitas internal yang lebih besar karena
pemilihan mata pelajaran yang sistematis.
1. Kebetulan dalam suatu peristiwa dapat dianggap sebagai hubungan sebab dan
akibat.
2. Mungkin sulit untuk mencapai kesimpulan yang tepat berdasarkan temuan
penelitian kausal. Hal ini disebabkan dampak berbagai faktor dan variabel di
lingkungan sosial.
3. Pada kasus-kasus tertentu, sementara korelasi antara dua variabel dapat ditetapkan
secara efektif; mengidentifikasi variabel mana yang merupakan penyebab dan
mana yang merupakan dampaknya dapat menjadi tugas yang sulit untuk
diselesaikan.
15. Alasan PTSD di antara veteran AS dan efek terapi yang ditawarkan.
1. Eksperimen
2. Penelitian Statistik
Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip dari
Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja,
tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur
kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan
pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap peristiwa
atau terhadap ide-ide.
Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki beberapa tujuan diantaranya
sebagai berikut:
a. Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan
sifat sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
b. Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau
kerangka berpikir tentu.
c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
d. Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.
· Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan.
· Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan
masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa sebab akibat.
e. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat.
f. Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi kebijakan.
g. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Syarat Penelitian komparatif dapat digunakan jika :
1. Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk
dilakukan
2. Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor – faktor
yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsung
3. Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas ) sangat tidak
realistis dan terlalu dibuat – buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan
variabel – variabel lain yang berpengaruh
4. Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak
praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan
1. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
2. Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai
hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan
pola apa, dan seterusnya.
3. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur
secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak
dipertahankan.
Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan
walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat
diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas.
Teknik yang digunakan sebagai analisis data dalam penelitian komparatif yaitu
sebagai berikut:
b. Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.
c. Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.
Permasalahan:
Kompetensi yang dimiliki oleh konselor sangat mempengaruhi kinerja yang
dilakukan. Apabila kompetensi yang dimiliki konselor rendah atau kurang baik maka
hasil kerja dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan perlu
dibuktikan kembali keefektifannya.
Menurut data yang diperoleh dari dinas pendidikan kabupaten Semarang terdapat 35
guru bimbingan dan konseling tingkat SMA Negeri Se Kabupaten Semarang.
Diperoleh data pada tahun 2007 sampai pada tahun 2009 terdapat 16 guru bimbingan
dan konseling yang lulus sertifikasi, 7 guru yang lulus melalui portofolio dan 9 guru
lulus melalui PLPG.
Dari data diatas, sedikit sekali guru bimbingan dan konseling yang mengikuti dan
lulus sertifikasi. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
perbedaan kinerja guru lulus sertifikasi melalui portofolio dengan PLPG.
Rumusan Masalah :
Adakah perbedaaan kinerja guru bimbingan dan korseling yang lulus sertifikasi
melalui jalur portofolio dengan PLPG di SMA negeri sekabupaten Semarang?
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input,
transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya
dan siap menjalani proses pembelajaran, transformasi adalah segala unsur yang terkait
dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran,
sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang
dihasilkan dari proses pembelajaran.
Penelitian evaluatif dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas, yaitu
Kurikulum, Program Pendidikan, {embelajaran, Pendidik, Peserta Didik, Institusi dan
Manajemen. Masing-masing bidang memiliki kewenangan masing-masing.
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir secara sistemik, yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang
keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi, bagi pengawas adalah
keberhasilan program pembinaan.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, kriteria, atau tolok ukur sebagai perbandingan dalam
menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil
kesimpulan.
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi
bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata
lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada
tujuan program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolok ukur.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu
ada identifikasi komponen, yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen,
dan sampai pada indikator dari program yang dievaluasi.
7. Standar, kriteria atau tolok ukur, diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang
paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari
proses kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat (Borg and Gall, 2003).
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian ilmiah pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai factor penentu bagi
keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator
yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan
program.
5. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu ada
identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan
sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.
6. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
7. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/rekomendasi bagi
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam
melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan
program kegiatan sebagai standar, criteria, atau tolak ukur. Untuk itu peneliti perlu
mempersiapkan dengan baik agar hasil penelitian mencerminkan satu kesimpulan
yang benar-benar menggambarkan.