Anda di halaman 1dari 14

Nama : Nur Ainun

Nim :105361103318
Kelas : 2018B (5B)
Metode Penelitian Korelasional, Kausal, Komparatif dan Evaluatif
A. Metode Penelitian Korelasional
1. Pengertian Korelasional

Penelitian adalah sebuah kegiatan ilmiah karena munculnya sebuah masalah.


Nah, masalah ini memerlukan solusi yang tepat. Namun, tidak semua masalah
membutuhkan solusi dari penelitian. Sementara, korelasional berasal dari kata korelasi
yang berarti hubungan timbal balik atau sebab-akibat.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian korelasional


adalah sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan di antara dua variabel atau lebih. Namun, kamu harus tahu bahwa dalam
penelitian korelasional, tidak dilakukan upaya untuk memberikan pengaruh terhadap
variabel yang diteliti.

Menurut Suryabrata, penelitian korelasional adalah penelitian dengan tujuan


untuk mendeteksi tingkat kaitan variasi-variasi yang ada dalam suatu faktor dengan
variasi-variasi dalam faktor yang lain dengan berdasarkan pada koefisien korelasi.

Menurut Emzir, penelitian korelasional yang dilakukan dalam berbagai bidang


ini terbatas pada penafsiran hubungan antarvariabel saja, bukan hubungan kausalitas.
Meski begitu, penelitian korelasional dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

Apa yang Dapat Dihasilkan dari Penelitian Korelasional?

Sebuah penelitian korelasional dapat menghasilkan tiga kemungkinan hasil:


korelasi positif, korelasi negatif, dan tidak ada korelasi.

Korelasi positif terjadi saat kedua variabel berhubungan dengan status yang
sama. Jika variabel satu meningkat, maka variabel lainnya ikut meningkat, dan
demikian pula jika menurun.

Korelasi negatif adalah kebalikan dari korelasi positif. Jika salah satu variabel
meningkat, maka variabel lainnya menurun, dan sebaliknya.

Sementara, tidak ada korelasi berarti meningkat atau menurunnya suatu


variabel tidak memberikan pengaruh apapun pada variabel lainnya.

2. Ragam Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional terbagi dalam berbagai macam, yaitu:

 Studi hubungan

Studi ini dilakukan untuk meneliti hubungan di antara hasil pengukuran


terhadap dua variabel berbeda dalam waktu yang sama. Dengan studi hubungan,
peneliti akan mendapat gambaran atas tingkat hubungan dari sepasang variabel
(bivariat). Biasanya, sebuah studi hubungan dilakukan sebagai bagian dari
penelitian lain yang lebih kompleks. Dengan kata lain, studi hubungan sebetulnya
cukup sederhana. Peneliti hanya butuh mengumpulkan skor dari dua variabel
berbeda yang ada dalam kelompok subjek yang sama. Kemudian, dari skor
tersebut dapat dihitung koefisien korelasinya.

 Studi prediksi

Studi ini berfokus pada satu atau lebih variabel dengan tujuan untuk
menghasilkan prediksi tentang kejadian yang akan terjadi di masa yang akan
datang ataupun variabel lain. Lebih dari tujuan utama penelitian korelasional yang
ingin meneliti hubungan di antara dua atau lebih variabel yang diteliti dalam waktu
yang bersamaan, studi ini juga ingin membuktikan bahwa salah satu variabel yang
diteliti muncul lebih awal dari yang lain, maka variabel yang ada diteliti dalam
waktu yang berurutan.

 Korelasi multivariat

Dari namanya, multivariat, kita dapat menyimpulkan bahwa variabel yang


diteliti dalam studi ini berjumlah tiga atau lebih. Ini adalah studi yang digunakan
untuk memprediksi fenomena yang lebih kompleks.

3. Ciri-Ciri Penelitian Korelasional

Agar sebuah penelitian dapat dikatakan sebagai penelitian korelasional, ada


beberapa ciri yang membedakannya dari penelitian lain:

 Penelitian ini cocok bagi variabel-variabel rumit yang sulit diteliti dengan metode
eksperimen
 Penelitian ini memungkinkan peneliti untuk mengukur beberapa variabel dan
hubungannya secara serentak dalam waktu yang sebenarnya
 Hasil penelitian ini akan menunjukkan tinggi atau rendahnya suatu hubungan antar
variabel, bukan ada atau tidaknya hubungan
 Penelitian ini dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu dengan
berdasar pada variabel bebas

4. Cara Menulis Penelitian Korelasional

Melakukan penelitian berarti siap menuliskannya secara ilmiah dong,


Quipperian! Kalau kamu ingin melakukan penelitian korelasional, ini dia panduannya:

 Pemilihan masalah

Pilihlah masalah yang mengandung nilai yang berarti dan butuh


pemahaman. Lalu, yang tidak kalah penting, variabel yang dipilih harus
berdasarkan pertimbangan bahwa memiliki hubungan tertentu.

 Studi kepustakaan
Carilah bacaan yang akan menjadi dasar untukmu mendapat landasan teori,
kerangka pikir, dan lain-lain. Kamu dapat mencarinya dari jurnal, tulisan ilmiah,
laporan penelitian terdahulu, hingga surat kabar.

 Metodologi penelitian

Tentukanlah metodologi penelitian beserta dengan subjek penelitian.

 Pengumpulan data

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan data, misalnya


angket, wawancara, atau observasi. Data yang dikumpulkan wajib berbentuk
angka, ya! Nilainya bermula dari -1 hingga +1. Negatif merujuk pada korelasi
negatif dan positif merujuk pada korelasi positif.

 Analisis data

Kamu dapat melakukan analisis data dengan menghubungkan hasil


pengukuran satu variabel dengan hasil pengukuran variabel lainnya.

 Simpulan

Simpulan merupakan hasil analisis deskripsi serta pembahasan secara


singkat agar mudah dipahami pembaca.

5. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional


Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain:
kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-
sama (simultan);  dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi
tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin,
2010). Selanjutnya, Sukardi menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian
ini berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan,
ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki
beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan
analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma
mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan
yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian
korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering
merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan
berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau
bermakna. (Abidin, 2010).
B. Metode Penelitian Kausal
1. Pengertian Penelitian Kausal
Penelitian kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi
tingkat dan sifat hubungan sebab-akibat. Penelitian kausal dapat dilakukan untuk
menilai dampak dari perubahan spesifik pada norma yang ada, berbagai proses dan
lain-lain.

Studi kausal fokus pada analisis situasi atau rumusan masalah khusus untuk


menjelaskan pola hubungan antar variabel. Eksperimen adalah teknik pengumpulan
data primer yang paling populer dalam penelitian dengan rancangan penelitian kausal.

Pengertian Penelitian Kausal Menurut Para Ahli

1. Business Dictionary, Penelitian kausan adalah penyelidikan terhadap masalah atau


topik yang melihat efek dari satu hal atau variabel pada yang lain. Misalnya,
penelitian kausal dapat digunakan dalam lingkungan bisnis untuk mengukur efek
yang akan terjadi pada perubahan pada operasinya saat ini pada tingkat produksi di
masa depan untuk membantu dalam proses perencanaan bisnis.
2. Fluid Surveys University, Penelitian kausal termasuk dalam kategori penelitian
konklusif, karena upayanya untuk mengungkap hubungan sebab dan akibat antara
dua variabel. Seperti penelitian deskriptif, bentuk penelitian ini mencoba untuk
membuktikan ide yang diajukan oleh individu atau organisasi. Namun, itu berbeda
secara signifikan pada metode dan tujuannya.

2. Ciri Penelitian Kausal


Jika penelitian deskriptif memiliki cakupan yang luas, berusaha untuk
mendefinisikan dengan lebih baik setiap opini, sikap, atau perilaku yang dimiliki oleh
kelompok tertentu, penelitian kausal dapat dibedakan dari penelitian deskriptif
tersebut karena memiliki karakteristik tersendiri yang ditinjau dari segi tujuannya,
yaitu:

1. Memahami variabel mana yang menjadi penyebabnya, dan variabel mana


yang pengaruhnya

Misalnya, katakanlah pemerintah ingin mengurangi kecelakaan mobil di


jalan raya. Mereka mungkin menemukan melalui penelitian deskriptif dan
eksplorasi awal bahwa kecelakaan dan kemarahan di jalan terus meningkat selama
5 tahun terakhir. Alih-alih secara otomatis mengasumsikan bahwa kemarahan di
jalan adalah penyebab kecelakaan-kecelakaan ini, penting untuk mengukur apakah
yang sebaliknya bisa benar. Mungkin kemarahan di jalan meningkat lebih banyak
kecelakaan karena penutupan jalur dan peningkatan lalu lintas. Bisa juga karena
pepatah lama ‘korelasi tidak menjamin penyebab.’ Mungkin keduanya meningkat
karena alasan lain seperti konstruksi, kurangnya kontrol lalu lintas yang tepat, atau
masuknya driver baru.

2. Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang diprediksi

Melanjutkan dengan contoh di atas, katakanlah pemerintah membuktikan


bahwa kemarahan di jalan semakin meningkatkan jumlah kecelakaan mobil di
daerah tersebut. Penelitian kausal dapat digunakan untuk dua hal. Pertama,
mengukur signifikansi efeknya, seperti menghitung persentase peningkatan
kecelakaan yang dapat dikontribusikan oleh kemarahan di jalan. Kedua,
mengamati bagaimana hubungan antara variabel bekerja (yaitu: driver yang marah
cenderung untuk mempercepat berbahaya atau mengambil lebih banyak risiko,
menghasilkan lebih banyak kecelakaan).
3. Bagian Penelitian Kausal

1. Urutan sementara. Penyebabnya harus terjadi sebelum efek. Misalnya, tidak akan
pantas untuk mengkredit kenaikan penjualan untuk upaya rebranding jika
kenaikan telah dimulai sebelum rebranding.
2. Variasi yang bersamaan. Variasi harus sistematis antara dua variabel. Misalnya,
jika perusahaan tidak mengubah pelatihan karyawan dan praktik
pengembangannya, maka perubahan dalam kepuasan pelanggan tidak dapat
disebabkan oleh pelatihan dan pengembangan karyawan.
3. Asosiasi tidak palsu. Setiap kovarioaton antara sebab dan akibat harus benar dan
bukan hanya karena variabel lain. Dengan kata lain, seharusnya tidak ada faktor
‘sepertiga’ yang terkait dengan keduanya, menyebabkan, serta, efek.

4. Kelebihan dan Kekuarangan Penelitian Kausal


Penelitian kausal memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu:

1. Studi kausal dapat memainkan peran penting dalam hal mengidentifikasi alasan di
balik berbagai proses, serta, menilai dampak perubahan pada norma yang ada,
proses dan lain-lain.
2. Studi kausal biasanya menawarkan keuntungan replikasi jika diperlukan.
3. Jenis studi ini dikaitkan dengan tingkat validitas internal yang lebih besar karena
pemilihan mata pelajaran yang sistematis.

Penelitian kausal memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu:

1. Kebetulan dalam suatu peristiwa dapat dianggap sebagai hubungan sebab dan
akibat.
2. Mungkin sulit untuk mencapai kesimpulan yang tepat berdasarkan temuan
penelitian kausal. Hal ini disebabkan dampak berbagai faktor dan variabel di
lingkungan sosial.
3. Pada kasus-kasus tertentu, sementara korelasi antara dua variabel dapat ditetapkan
secara efektif; mengidentifikasi variabel mana yang merupakan penyebab dan
mana yang merupakan dampaknya dapat menjadi tugas yang sulit untuk
diselesaikan.

5. Contoh Judul Penelitian Kausal

1. Pengaruh media sosial pada persepsi informasi.


2. Bagaimana jejaring sosial memengaruhi keselamatan pribadi.
3. Pengaruh media sosial pada persepsi informasi
4. Efek konstruksi pada Gempa Bumi.
5. Analisis sebab-akibat dari pabrik kimia di Cina dan perubahan lingkungan baru-
baru ini.
6. Efek kesehatan dari taman alam.
7. Bagaimana globalisasi memengaruhi pasar tenaga kerja Amerika.
8. Tantangan dan pengaruh pembelajaran jarak jauh.
9. Dampak stres pada mahasiswa.
10. Bekerja dan belajar pada saat yang sama memiliki efek negatif pada kesehatan
siswa.
11. Putus sekolah: analisis sebab dan akibat.
12. Dampak kekerasan dalam rumah tangga pada anak-anak.
13. Tumbuh dalam kemiskinan – analisis sosial budaya.
14. Dampak olahraga dalam kehidupan anak muda.

15. Alasan PTSD di antara veteran AS dan efek terapi yang ditawarkan.

6. Cara Membuat Penelitian Kausal


Ada dua metode penelitian untuk mengeksplorasi hubungan sebab-akibat
antara variabel: eksperimen (mis., Di laboratorium) dan penelitian statistik. Berikut
penjelasannya:

1. Eksperimen

Eksperimen biasanya dilakukan di laboratorium di mana banyak atau


semua aspek percobaan dapat dikontrol dengan ketat untuk menghindari hasil
palsu karena faktor-faktor selain dari faktor penyebab yang dihipotesiskan. Banyak
penelitian dalam fisika, misalnya, menggunakan pendekatan ini. Atau, percobaan
lapangan dapat dilakukan, seperti dengan studi medis di mana subyek mungkin
memiliki banyak atribut yang tidak dapat dikontrol, tetapi di mana setidaknya
variabel kunci penyebab hipotesis dapat bervariasi dan beberapa atribut asing
setidaknya dapat diukur. Eksperimen lapangan juga kadang-kadang digunakan
dalam ekonomi, seperti ketika dua kelompok penerima kesejahteraan yang berbeda
diberi dua set insentif atau peluang alternatif untuk mendapatkan penghasilan dan
efek yang dihasilkan pada pasokan tenaga kerja mereka diselidiki.

2. Penelitian Statistik

Di bidang-bidang seperti ekonomi, sebagian besar penelitian empiris


dilakukan pada data yang sudah ada sebelumnya, sering dikumpulkan secara
teratur oleh pemerintah. Regresi berganda adalah sekelompok teknik statistik
terkait yang mengendalikan (upaya untuk menghindari pengaruh palsu dari)
berbagai korelasi selain yang sedang dipelajari. Jika data menunjukkan variasi
yang cukup dalam variabel penjelas hipotesis yang dihipotesiskan, korelasinya jika
dengan variabel yang berpotensi dipengaruhi dapat diukur. Namun, ini tidak
menyiratkan hubungan kausal.

C. Metode Penelitian Komparatif


A.   Pengertian Penelitian Komparatif
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan
menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena
tertentu.
Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan.
Penelitian inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau
lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran
tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang
lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Jadi, penelitian komparatif adalah
jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau
lebih dari suatu variabel tertentu.

Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan


setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu
penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel
bebas secara langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena
variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak
melakukan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat
dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang
ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari
sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung
menggunakan data kuantitatif.

Rumusan Masalah Penelitian Komparatif yang digunakan adalah rumusan


masalah komparatif. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.

B.  Tujuan Penelitian Komparatif

Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip dari
Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja,
tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur
kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan
pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap peristiwa
atau terhadap ide-ide.
Selain itu, penelitian komparatif juga memiliki beberapa tujuan diantaranya
sebagai berikut:
a.   Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan
sifat sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
b.   Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau
kerangka berpikir tentu.
c.   Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
d.   Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.

C.  Langkah-langkah Penelitian Komparatif

Langkah-langkah pokok dalam penelitian komparatif adalah sebagai berikut :

a. Rumuskan dan definisikan masalah.


b. Jejaki dan teliti literature yang ada.
c. Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang
dipakai.
d. Buatlah rancangan penelitian :

·  Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan.
·  Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan
masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa sebab akibat.
e. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat.
f.  Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi kebijakan.
g. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah.
Syarat Penelitian komparatif dapat digunakan jika :
1. Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk
dilakukan
2.   Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor – faktor
yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsung
3.  Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas ) sangat tidak
realistis dan terlalu dibuat – buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan
variabel – variabel lain yang berpengaruh
4.   Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak
praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan

D.  Kelebihan dan Kelemahan  Penelitian Komparatif

Ritz mengidentifikasikan beberapa kelebihan penelitian komparatif yaitu


sebagai berikut:

1.   Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
2.   Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai
hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan
pola apa, dan seterusnya.
3.   Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur
secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak
dipertahankan.

           Disamping kelebihan yang sudah dijelaskan diatas, penelitian kausal


komparatif juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

1.  Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya kontrol


terhadap variabel bebas.
2.   Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual
termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
3.   Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi
merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah
kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.
4.   Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari
satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang
lain.
5.   Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab
dan mana akibat mungkin sulit.
6.   Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus
mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
7.   Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok
berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh
dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat
sementara.
8.   Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan
pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.

E.  Prosedur Penelitian Komparatif


Penelitian Komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam lima tahap:
1.   Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian atau
pertanyaan penelitian, kita berspekulasi dengan penyebab fenomena berdasarkan
penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
2.   Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.
3.   Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakteristik atau
pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara
operasional (masing-masing kelompok mewakili populasi yang berbeda).
Mengontrol variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua
kelompok.
4.   Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
5.   Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan
simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik
inferensial.

Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan
walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat
diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas.

Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang


berbeda pada beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa
variabel terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki
karakteristik yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu kelompok memiliki
pengalaman yang tidak dimiliki kelompok lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam
tingkatan; satu kelompok memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok
lain atau kedua koelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman.

Teknik yang digunakan sebagai analisis data dalam penelitian komparatif yaitu
sebagai berikut:

a.   Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistic : binomial


dan chi kuadrat satu sampel.

b.   Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.

c.   Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.

Contoh Kasus dan Judul Penelitian Komparatif

Permasalahan:
Kompetensi yang dimiliki oleh konselor sangat mempengaruhi kinerja yang
dilakukan. Apabila kompetensi yang dimiliki konselor rendah atau kurang baik maka
hasil kerja dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan perlu
dibuktikan kembali keefektifannya.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan pemerintah telah mengesahkan undang –


undang Republik Indonsesia nomor 14 tahun 2005 tetang guru dan dosen bahwa,
sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat untuk guru dan dosen.
Untuk memperoleh predikat guru professional perlu dilakukannya sertifikasi.
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi berupa
penilaian dokomen ( portofolio ) dan ada uji kompetensi yang lain yaitu melalui jalur
pendidikan profesi selama 1 tahun, ini diperuntukan bagi guru yang berprestasi pada
masing – masing daerah. Dari kegiatan sertifikasi tersebut akan tampak kinerja
guru.Beberapa permasalahan yang terjadi sekarang dalam kegiatan sertifikasi adalah
banyaknya guru yang tidak lulus sertifikasi.

Menurut data yang diperoleh dari dinas pendidikan kabupaten Semarang terdapat 35
guru bimbingan dan konseling tingkat SMA Negeri Se Kabupaten Semarang.
Diperoleh data pada tahun 2007 sampai pada tahun 2009 terdapat 16 guru bimbingan
dan konseling yang lulus sertifikasi, 7 guru yang lulus melalui portofolio dan 9 guru
lulus melalui PLPG.

Dari data diatas, sedikit sekali guru bimbingan dan  konseling yang mengikuti dan
lulus sertifikasi. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
perbedaan kinerja guru lulus sertifikasi melalui portofolio dengan PLPG.

Rumusan Masalah      :
Adakah perbedaaan kinerja guru bimbingan dan korseling yang lulus sertifikasi
melalui jalur portofolio dengan PLPG di SMA negeri sekabupaten Semarang?

Judul                               :


PERBEDAAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING YANG LULUS
SERTIFIKASI MELALUI JALUR PORTOFOLIO DENGAN PLPG DI SMA
NEGERI SE KABUPATEN SEMARANG

Variabel bebas              :


Guru bimbingan dan konseling yang lulus portofolio (X1) dengan yang ikut PLPG
(X2 )

Variabel terikat             :


 Kinerja guru bimbingan dan konseling ( Y )

D. Metode Penelitian Evaluatif

1. Pengertian Penelitan Evaluatif

Dalam konteks pembelajaran terdapat istilah evaluasi dan penelitian evaluasi.


Kata evaluasi (penilaian) merupakan suatu program biasanya dilakukan pada suatu
waktu tertentu atau pada suatu tahap tertentu dengan membandingkan keadaan yang
nyata dengan keadaan yang diharapkan dalam program tersebut. Menurut Borg and
Gall (2003) evaluasi merupakan proses membuat penilaian tentang manfaat, nilai, atau
keseimbangan program pendidikan. Kegiatan evaluasi biasanya dimulai dengan
kebutuhan seseorang untuk mengambil keputusan mengenai kebijakan, manajemen,
atau strategi politik.

Kegiatan evaluasi dirancang untuk menghasilkan data mengenai nilai, jasa,


atau nilai fenomena pendidikan. Temuan mereka cenderung dinyatakan dalam
ungkapan-ungkapan seperti"program membaca ini lebih unggul dari program lain.
Fokus dari kegiatan evaluasi adalah program untuk berbagai fenomena, metode,
material, organisasi, perorangan, dll. Dari temuan program tersebut pendidik dapat
melakukan penilaian dan keputusan. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa
kegiatan evaluasi merupakan salah satu bagian penting dari penelitian evaluatif.
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan. Arti
evaluatif mmengarah pada sifat dari suatu kegiatan. Dalam hal ini, bagian yang
penting dalam suatu evaluasi adalah adanya suatu tujuan atau keadaan yang
diharapkan, dan kemudian tujuan tersebut dinilai dengan melakukan evaluasi.
Penilaian dalam evaluasi ini tidak saja menyangkut perubahan yang direncanakan,
akan tetapi juga perubahan-perubahan yang tidak direncanakan. Oleh karena itu
evaluasi akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila dalam program dicantumkan
tujuan yang jelas, sehingga mampu mendefinisikan hasil yang diharapkan untuk
dicapai melalui kerangka konseptual metodologi pada penelitian evaluasi. Menurut
Borg and Gall (2003) evaluasi pendidikan adalah proses membuat penilaian tentang
manfaat, nilai, atau keseimbangan program pendidikan. McMillan dan Schumacher
(2010) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan salah satu penerapan dari penelitian
yang digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya atau apakah ada
manfaat/nilai dari suatu program atau kebijakan dalam pendidikan. Penjelasan lainnya
menurut Sukmadinata (2009) bahwa evaluasi merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan. Fokus evaluasi pada bagian ini adadalah program untuk berbagai
fenomena, metode, material, organisasi, perorangan, dll. Fungsi utama evaluasi dalam
hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision
maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang
telah dilakukan.

Penelitian evaluatif adalah kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi


suatu kegiatan/program yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu
kegiatan/program dan menentukan keberhasilan suatu program dan apakah telah
sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini juga diarahkan untuk menilai
keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan
dari suatu unit/lembaga tertentu. Penelitian ini mengavu pada prosedur ilmiah yang
sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas
suatu program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan
secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih
dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.

Penelitian evaluatif dalam konteks pembelajaran merupakan suatu desain atau


prosedur dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk
menentukan manfaat dari suatu praktik pendidikan (Sukmadinata,2009). Penelitian
evaluatif bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi yang
merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan
evaluasi. Seiring dengan definisi tersebut, Suchman (1967) mendefinisikan penelitian
evaluatif merupakan penentuan hasil yang diperoleh dengan beberapa kegiatan yang
dibuat untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai atau performance dari peserta
didik. Danim (2000) penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan
suatu program, produk atau kegiatan pembelajaranu.

Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya


mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan pelaksanaan dan
rencana program pembelajaran. Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian evaluatif merupakan suatu prosedur ilmiah yang
sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek dalam
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang direncanakan, dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan
secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih
dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.

2. Tujuan Penelitan Evaluatif

Penelitian evaluatif berbeda dengan evaluasi formal, evaluasi formal bisa


dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam bidangnya Penelitian evaluatif
bersifat komprehensif membutuhkan data kuantitatif dan kuantitatif. Penelitian
evaluatif menambah pengetahuan tentang kegiatan tertentu dan dapat mendorong
penelitian atau pengembangan lebih lanjut.

Secara umum tujuan dari penelitian evaluatif adalah untuk merancang,


menyempurnakan, dan menguji pelaksanaan suatu praktek pendidikan. Selain itu,
penelitian evaluatif juga dimaksudkan untuk minilai keberhasilan kegiatan secara
spesifik dan minilai manfaat dari kegiatan tersebut. Secara umum tujuan dari
penelitian evaluatif adalah untuk merancang, menyempurnakan, dan menguji
pelaksanaan suatu program. Secara terperinci tujuan penelitian evaluatif menurut
Sukmadinata (2009) adalah sebagai berikut: (1) Membantu perencanaan pelaksanaan
program, (2) Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan
program, (3) Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian
program, (4) Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhdap program, dan
(5) Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial dan politik
dalam pelaksanaan program serta faktor yang mempengaruhi. Jadi tujuan utama dari
penelitian evaluatif adalah sebagai penyedia informasi berkaitan dengan program-
program pendidikan yang telah dilaksanakan.

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input,
transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya
dan siap menjalani proses pembelajaran, transformasi adalah segala unsur yang terkait
dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran,
sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang
dihasilkan dari proses pembelajaran.

Menurut Sukmadinata (2009) tujuan penelitian evaluatif adalah sebagai berikut:

1. Membantu perencanaan pelaksanaan program.


2. Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan
program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian
program.
4. Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhdap program.
5. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial dan
politik dalam pelaksanaan program serta faktor yang mempengaruhi.
6. Menilai hubungan antar variabel melalui pengujian maupun melalui analisis
Jadi tujuan utama dari penelitian evaluatif adalah sebagai penyedia informasi
berkaitan dengan program-program pendidikan yang telah dilaksanakan.
3. Ruang Lingkup Penelitian Evaluatif Dalam Pendidikan

Penelitian evaluatif dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas, yaitu
Kurikulum, Program Pendidikan, {embelajaran, Pendidik, Peserta Didik, Institusi dan
Manajemen. Masing-masing bidang memiliki kewenangan masing-masing.

1. Kurikulum Dalam bidang kurikulum, hal-hal yang perlu dievaluasi mencakup


desain kurikulum, implementasi dan evaluasi kurikulm. material kurikulum
berupa buku teks, modul, paket, perangkat keras, perangkat lunak, film, video,
dll. Sumber belajar berupa laboratorium, workshop dan perpustakaan. Semua
bidang tersebut perlu dilalukan penelitian evaluative agar kurikulum bias
selalu mengikuti perkembang jaman sesuai dengan kebutuhan.
2. Program pendidikan Evluasi terhadap program pendidikan perlu dilakukan
secara terus menerus. Program tersebut mencakup program untuk anak
berbakat, anak yang lambat, pencegahan putus sekolah, remedial. Wujud
programnya antara lain: program pada bidang sains, social, matematika, dan
ketrampilan.
3. Pembelajaran Dalam kegiatan pembelajaran perlu terus dilakukan evaluasi
agar kegiatan yang dilakukan tidak menjadi membosankan. Beberapa model
pembelajaran yang ditawarkan seperti: discovery learning, pembelajaran
berbasis masalah,dan pembelajaran berbasis proyek
4. Pendidik Dalam hal ini yang perlu divaluasi tidak hanya guru saja tetapi juga
termasuk konselor dan administrator.
5. Peserta Didik Peserta didik perlu dievaluasi dalam hal kepribadian,
kecerdasan, sikap, minat, motivasi, kebiasan belajar dan prilaku menyimpang.
6. Organisasi Semua lembaga pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar,
sekolah menengah, pendidikan tinggi, pendidikan kejuruan, pendidikan
khusus,dll
7. Manajemen Hal-hal yang perlu dievaluasi pada masalah manajemen
mencakup: personil, sarana dan prasarana, biaya, partisipasi masyarakat, dan
kegiatan ekstrakurikuler.

4. Ciri-Ciri Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi yang mengikuti kaidah-


kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan, mengikuti
sistematika dan metodologi secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Sejalan
dengan pengertian yang terkandung di dalamnya, maka penelitian evaluatif yang baik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir secara sistemik, yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang
keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi, bagi pengawas adalah
keberhasilan program pembinaan.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, kriteria, atau tolok ukur sebagai perbandingan dalam
menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil
kesimpulan.
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi
bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata
lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada
tujuan program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolok ukur.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, maka perlu
ada identifikasi komponen, yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen,
dan sampai pada indikator dari program yang dievaluasi.
7. Standar, kriteria atau tolok ukur, diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang
paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari
proses kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat (Borg and Gall, 2003).

Sementara itu Arikunto (2006) mengatakan bahwa penelitian evaluatif harus


mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi
penelitian ilmiah pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai factor penentu bagi
keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator
yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan
program.
5. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana, perlu ada
identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen, dan
sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.
6. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
7. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/rekomendasi bagi
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam
melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan
program kegiatan sebagai standar, criteria, atau tolak ukur. Untuk itu peneliti perlu
mempersiapkan dengan baik agar hasil penelitian mencerminkan satu kesimpulan
yang benar-benar menggambarkan.

Anda mungkin juga menyukai