Anda di halaman 1dari 17

Nama : A.

Wahyuni Irmazana

Nim : 105361102818

“ RESUME”

“METODE PENELITIAN KORELASIONAL, KAUSAL.KOMPARATIF, DAN


EVALUATIF”

PENELITIAN KORELASI

1. Pengertian penelitian korelasi


Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan penelitian korelasi merupakan
salah satu bagian penelitian ex–post facto karena pada umumnya peneliti tidak
memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari adanya suatu
hubungan dan tingkat hubungan variabel yang dinyatakan dalam koefisien korelasi.
Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang melibatkan kegiatan
pengumpulan data untuk menentukan, adakah hubungan dan tingkat hubungan antara
2 variabel atau lebih. Penelitian korelasi dilakukan, saat peneliti ingin mengetahui
tentang ada atau tidaknya dan kuat lemahnya suatu hubungan variabel yang berkaitan
dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Terdapatnya suatu hubungan dan tingkat
variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian.Penelitian korelasi mempunyai 3 karakteristik penting bagi para peneliti
yang akan menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, diantaranya yaitu:
a) Penelitian korelasi tepat bila variabel kompleks dan peneliti tidak
memungkinkan untuk melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti
pada penelitian eksperimen,
b) Memungkinkan variabel dilakukan pengukuran secara intensif dalam setting
atau lingkungan nyata, dan
c) Memungkinkan peneliti memperoleh derajat asosiasi yang signifikan.
2. Macam – macam Penelitian Korelasional
Berikut ini macam-macam desain penelitian korelasional, yaitu:
 Studi Hubungan
Studi hubungan dilakukan sebagai usaha untuk mendapatkan
pemahaman faktor apa saja atau variabel yang berhubungan dengan variabel
yang kompleks, misalnya seperti hasil belajar akademik, konsep diri dan
motivasi.
Variabel yang diketahui tidak memiliki hubungan dapat dieliminasi
dari perhatian atau pertimbangan  selanjutnya. Identifikasi variabel yang
berhubungan bisa membantu beberapa tujuan utama, pertama studi kasus
hubungan bisa memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif
ataupun eksperimental.
Pada studi kausal – komparatif dan eksperimental, peneliti juga
berkonsentrasi pada pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang
mungkin saja berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan
pengaruhnya agar tidak bercampur dengan pengaruh variabel bebas.
Kedua, studi hubungan bisa membantu peneliti mengidentifkasi
variabel-variabel seperti itu, yang berguna untuk mengontrol, dan selanjutnya
menyelidiki pengaruh variabel bebas yang sesungguhnya.
 Studi Prediksi
Studi prediksi digunakan untuk memudahkan dalam pengambilan
suatu kesimpulan mengenai individu atau membantu dalam pemilihan
individu. Studi prediksi juga digunakan untuk menguji hipotesis teoretis
tentang variabel yang dipercaya menjadi pediktor pad suatu kriteria, dan untuk
menentukan validitas prediktif dari instrumen pengukuran individual.
Bila beberapa variabel prediktor masing-masing memiliki hubungan
dengan suatu variabel kriteria, prediksi yang didasarkan pada kombinasi dari
beberapa variabel tersebut akan lebih akurat daripada didasarkan hanya pada
salah satu darinya.
3. Korelasi multivariat
Korelasi multivariat merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur dan
menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih. Terdapat
beberapa teknik yang bisa digunakan, dua diantaranya yaitu:
 Regresi ganda atau multiple regression
Teknik ini digunakan untuk memprediksi suatu fenomena yang
kompleks, karena jika hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel
prediktor) seringkali hasilnya kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin
banyak informasi yang didapatkan semakin akurat prediksi yang bisa dibuat
(Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010), yaitu dengan menggunakan
kombinasi dua atau lebih variabel prediktor.Penggunaan dua atau lebih
variabel prediktor akan membuat prediksi terhadap variabel kriteria lebih
akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing-masing variabel
prediktor secara sendiri-sendiri. Sehingga, penambahan jumlah prediktor akan
meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
 Korelasi kanonik
Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, yaitu dengan
mengombinasikan beberapa variabel untuk memprediksi variabel kriteria.
Namun, tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel
kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria.Korelasi
ini seringkali digunakan dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk
meentukan apakah sejumlah variabel mempunyai hubungan satu sama lain
yang serupa atau berbeda.
4. Ciri penelitian korelasional
Penelitian korelasional memiliki beberapa ciri yang memnbedakannya dengan
penelitian lainnya. Ciri-ciri tersebut antara lain:
 Penelitian korelasional cocok digunakan apabila variabel-variabel yang diteliti
rumit dan/atau tidak bisa diteliti dengan metode eksperimental atau tidak bisa
dimanipulasi.
 Penelitian korelasional memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
 Output dari penelitian korelasional ialah taraf atau tinggi-rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
 Penelitian korelasional dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu
berdasarkan variabel bebas.

Kelebihan penelitian korelasional diantaranya yaitu

 Mampu untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-


sama (simultan)
 Bisa memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
 Hubungan antara variabel-variabel yang diteliti
5. Cara menuliskan penelitian korelasional
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan penelitian korelasi, antara lain
adalah sebagai berikut;
a) Pemilihan masalah
Pada penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus memiliki nilai
yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang
membutuhkan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam
penelitian harus berdasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun
logika, bahwa variabel tersebut memiliki hubungan tertentu. Hal ini biasanya
bisa diperoleh berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. 
Tiga jenis masalah utama:
1) Apakah variabel X terkait dengan variabel Y?
2) Seberapa baik variabel P memprediksi variabel C?
3) Apa hubungan antara sejumlah besar variabel dan prediksi apa yang dapat
dibuat?
b) Studi kepustakaan
Setelah permasalahan ditentukan, langkah berikutnya yaitu studi
kepustakaan yang menjadi dasar untuk mendapatkan landasan teori, kerangka
pikir dan penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti,
mengalokasikan, mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam
bidangnya. Beragam sumber untuk mendapatkan teori yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti bisa dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah,
surat kabar, buku yang relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan
narasumber.
6. Metodologi penelitian
Setelah melakukan studi pustaka, langkah berikutnya adalah menentukan
metodologi penelitian. Pada tahap ini peneliti harus memilih subjek penelitian dan
menentukan cara dalam pengolahan data. Subyek dipilih harus bisa diukur dalam
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek harus relatif homogen dalam
faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin bisa berpengaruh terhadap
variabel terikat. Jika subyek yang dilibatkan memiliki perbedaan yang berarti dalam
faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk
mengurangi heterogenitas, peneliti bisa mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa
kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar
variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
a. Pengumpulan data
Terdapat beragam jenis instrument penelitian bisa digunakan untuk mengukur
dan mengumpulkan data masing-masing variabel. Misalnya angket, tes, pedoman
interview dan pedoman observasi, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang
dikumpulkan harus dalam bentuk angka.
Pada penelitian korelasional, pengukuran variabel bisadilakukan dalam waktu
yang relatif sama. Sedangkan dalam penelitian prediktif, variabel prediktor harus
diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria terjadi. Jika tidak demikian,
maka menyebabkan prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada  artinya.
b. Analisi data
Cara analisis data dalam penelitian korelasional yaitu dengan mengkorelasikan
hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam
penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya,
digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang
lain.
Sedangkan dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan yaitu analisis
regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap
variabel kriteria. Meskipun demikian, bisa juga menggunakan analisis korelasi biasa
jika hanya melibatkan dua variabel.
Jika melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah
dua variabel prediktor atau lebih bisa digunakan untuk memprediksi variabel kriteria
lebih baik jika digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple
regresion atau analisis kanonik.
Pelaporan hasil analisis biasanya dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau
koefisien regresi beserta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang
disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
c. Simpulan
Simpulan berisi hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hal yang
diteliti dengan menggunakan mudah dipahami pembaca secara ringkas.
PENELITIAN KAUSAL

1) Pengertian penelitian kausal


Penelitian kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi
tingkat dan sifat hubungan sebab-akibat. Penelitian kausal dapat dilakukan untuk
menilai dampak dari perubahan spesifik pada norma yang ada, berbagai proses dan
lain-lain.
Studi kausal fokus pada analisis situasi atau rumusan masalah khusus untuk
menjelaskan pola hubungan antar variabel. Eksperimen adalah Teknik pengumpulan
data primer yang paling populer dalam penelitian dengan rancangan penelitian kausal.
2) Ciri penelitian kausal
Penelitian kausal dapat dibedakan dari penelitian deskriptif tersebut karena
memiliki karakteristik tersendiri yang ditinjau dari segi tujuannya, yaitu:
 Memahami variabel mana yang menjadi penyebabnya, dan variabel mana yang
pengaruhnya
Misalnya, katakanlah pemerintah ingin mengurangi kecelakaan mobil di jalan
raya. Mereka mungkin menemukan melalui penelitian deskriptif dan eksplorasi awal
bahwa kecelakaan dan kemarahan di jalan terus meningkat selama 5 tahun
terakhir.secara otomatis mengasumsikan bahwa kemarahan di jalan adalah penyebab
kecelakaan-kecelakaan ini, penting untuk mengukur apakah yang sebaliknya bisa
benar. Mungkin kemarahan di jalan meningkat lebih banyak kecelakaan karena
penutupan jalur dan peningkatan lalu lintas.Bisa juga karena pepatah lama ‘korelasi
tidak menjamin penyebab.’ Mungkin keduanya meningkat karena alasan lain seperti
konstruksi, kurangnya kontrol lalu lintas yang tepat, atau masuknya driver baru.
 Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang diprediksi
Melanjutkan dengan contoh di atas, katakanlah pemerintah membuktikan
bahwa kemarahan di jalan semakin meningkatkan jumlah kecelakaan mobil di daerah
tersebut. Penelitian kausal dapat digunakan untuk dua hal.Pertama, mengukur
signifikansi efeknya, seperti menghitung persentase peningkatan kecelakaan yang
dapat dikontribusikan oleh kemarahan di jalan. Kedua, mengamati bagaimana
hubungan antara variabel bekerja (yaitu: driver yang marah cenderung untuk
mempercepat berbahaya atau mengambil lebih banyak risiko, menghasilkan lebih
banyak kecelakaan).
3) Kelebihan dan Kekuarangan Penelitian Kausal
Penelitian kausal memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu:
 Studi kausal dapat memainkan peran penting dalam hal mengidentifikasi alasan di
balik berbagai proses, serta, menilai dampak perubahan pada norma yang ada, proses
dan lain-lain.
 Studi kausal biasanya menawarkan keuntungan replikasi jika diperlukan.
 Jenis studi ini dikaitkan dengan tingkat validitas internal yang lebih besar karena
pemilihan mata pelajaran yang sistematis.

Penelitian kausal memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu:

 Kebetulan dalam suatu peristiwa dapat dianggap sebagai hubungan sebab dan akibat.
 Mungkin sulit untuk mencapai kesimpulan yang tepat berdasarkan temuan penelitian
kausal. Hal ini disebabkan dampak berbagai faktor dan variabel di lingkungan sosial.
 Pada kasus-kasus tertentu, sementara korelasi antara dua variabel dapat ditetapkan
secara efektif; mengidentifikasi variabel mana yang merupakan penyebab dan mana
yang merupakan dampaknya dapat menjadi tugas yang sulit untuk diselesaikan.
4) Cara Membuat Penelitian Kausal
Ada dua metode penelitian untuk mengeksplorasi hubungan sebab-akibat
antara variabel: eksperimen (misalnya di laboratorium) dan penelitian statistik.
Berikut penjelasannya:
 Eksperimen
Eksperimen biasanya dilakukan di laboratorium di mana banyak atau
semua aspek percobaan dapat dikontrol dengan ketat untuk menghindari hasil
palsu karena faktor-faktor selain dari faktor penyebab yang dihipotesiskan.
Banyak penelitian dalam fisika, misalnya, menggunakan pendekatan ini.
Atau, percobaan lapangan dapat dilakukan, seperti dengan studi medis
di mana subyek mungkin memiliki banyak atribut yang tidak dapat dikontrol,
tetapi di mana setidaknya variabel kunci penyebab hipotesis dapat bervariasi
dan beberapa atribut asing setidaknya dapat diukur.
Eksperimen lapangan juga kadang-kadang digunakan dalam ekonomi,
seperti ketika dua kelompok penerima kesejahteraan yang berbeda diberi dua
set insentif atau peluang alternatif untuk mendapatkan penghasilan dan efek
yang dihasilkan pada pasokan tenaga kerja mereka diselidiki.
 Penelitian Statistik
Di bidang-bidang seperti ekonomi, sebagian besar penelitian empiris
dilakukan pada data yang sudah ada sebelumnya, sering dikumpulkan secara
teratur oleh pemerintah. Regresi berganda adalah sekelompok teknik statistik
terkait yang mengendalikan (upaya untuk menghindari pengaruh palsu dari)
berbagai korelasi selain yang sedang dipelajari.
Jika data menunjukkan variasi yang cukup dalam variabel penjelas
hipotesis yang dihipotesiskan, korelasinya jika dengan variabel yang
berpotensi dipengaruhi dapat diukur. Namun, ini tidak menyiratkan hubungan
kausal.Penelitian kausal harus dipandang sebagai penelitian eksperimental.
Ingat, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan hubungan sebab
dan akibat. Dengan mengingat hal ini, menjadi sangat penting untuk memiliki
parameter dan tujuan yang terencana secara ketat.

Setelah rencana dan sasaran penelitian kita disempurnakan, inilah saatnya untuk
menyiapkan eksperimen kausal kita dengan benar. Berikut adalah tiga kondisi utama
tentang eksperimen kausal yang ingin kita teliti:

 Hubungan sebab dan akibat akan dibuktikan atau disangkal oleh eksperimen
Tentu saja ini mungkin terlihat seperti tidak masuk akal, tetapi jika kita tidak
memastikan rencana penelitian kita secara langsung mengikat ke dalam tujuan
penelitian, hasil akhir dari penelitian kita akan sia-sia. Untuk memastikan penelitian
kita akan memiliki hasil dengan satu atau lain cara, amati lingkungan normal kita dan
kemudian tingkatkan frekuensi atau kekuatan variabel penyebab.
 Mengidentifikasi variabel independen dan dependen
Kita dengan jelas mengidentifikasi variabel mana yang sedang diuji sebagai
independen (menyebabkan efek) dan yang sedang diuji sebagai dependen (sedang
dipengaruhi).
 Tidak ada variabel eksternal yang juga dapat menyebabkan perubahan pada hasil
eksperimen
Tanpa memperhitungkan semua faktor yang mungkin mempengaruhi
perubahan dalam variabel dependen, kita tidak dapat memastikan bahwa variabel
yang diuji bertanggung jawab untuk menyebabkan efek yang kita ukur. Di
laboratorium, para ilmuwan memiliki kemewahan untuk dapat menciptakan
lingkungan yang sepenuhnya netral.
PENELITIAN KOMPARATIF

Penelitian komparatif mempelajari dua atau lebih kelompok, individu, negara,


peristiwa atau kondisi yang serupa dengan membandingkannya sehubungan dengan
karakteristik tertentu. Melalui perbandingan tersebut, penelitian komparatif menawarkan
mekanisme untuk memahami dan mengevaluasi faktor-faktor yang membentuk dan
mengubah dunia kita.

Ini dapat memberikan wawasan tentang peristiwa dunia, pemahaman yang lebih besar
tentang pemerintah dan sistem yang ada di seluruh dunia, sarana untuk belajar dari kesalahan
masa lalu, dan pemahaman yang lebih besar dari budaya lain. Penelitian komparatif memiliki
beberapa tujuan, antara lain:

 Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih fakta dan sifat
objek yang di teliti dengan didasarkan kerangka pemikiran tertentu.
 Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau
kerangka berpikir tentu.
 Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
 Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.

Pengertian Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif adalah riset yang bersifat membandingkan. Pada penelitian ini
variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang
berbeda.Hingga taraf tertentu, semua penelitian bersifat komparatif dan penelitian komparatif
menawarkan banyak manfaat dan kelebihan. Namun, seperti halnya dengan semua jenis
penelitian, ia memiliki keterbatasan juga. Berikut ini adalah ringkasan dari manfaat dan
keterbatasan penelitian komparatif.

Pengertian penelitian komparatif menurut para ahli

 Nazir (2005)
Penelitian komparatif dapat didefinisikan sebagai sejenis penelitian deskriptif
yang berupaya mencari jawaban secara mendasar tentang hubungan sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu.
 Pickvance (2005)
Analisis komparatif dilakukan terutama untuk menjelaskan dan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang proses sebab-akibat yang terlibat dalam
penciptaan suatu peristiwa.
 Sugiyono (2012)
Penelitian komparatif dapat didefinisikan sebagai penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sample yang
berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Manfaat Penelitian komparatif

Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian komparatif, anatara lain:

 Membantu untuk mengidentifikasi penyebab atau penjelasan untuk kondisi atau


peristiwa historis yang ada.
 Penelitian ini menggunakan kelompok atau kasus yang ada, dengan demikian
menyederhanakan beberapa langkah dari proses penelitian. Karena berfokus pada
perbedaan dan kesamaan, kasus atau kelompok biasanya diambil dari perangkat yang
diketahui atau ditentukan sebelumnya.
 Variabel penelitian tidak dimanipulasi dan perlakuan tidak diterapkan, lagi-lagi
menyederhanakan langkah-langkah proses penelitian. Dalam penelitian komparatif,
pengaruh variabel telah terjadi dan tujuannya adalah untuk menguji dampak atau
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ini adalah metode yang
umum dipilih ketika variabel tidak dapat dimanipulasi karena alasan etis atau praktis.
 Sebagian besar data dikumpulkan dari sumber yang sudah ada, mengurangi upaya
prosedural dan banyak masalah etika.
 Seringkali banyak informasi yang ada tersedia untuk digunakan sebagai data.
 Lebih murah daripada kebanyakan studi eksperimental.

Ciri Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat “expost facto”, artinya yaitu
data yang dikumpulkan setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi.

Expost fackto adalah suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung dikarenakan perwujudann variabel tersebut
telah terjadi atau dikarenakan variabel tersebut pada dasarnya memang tidak bisa
dimanipulasi.

Dalam hal ini, peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan dan
mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya, tapi peneliti hanya mencari satu atau lebih
akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk
mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung
menggunakan data kuantitatif.

Prosedur Penelitian Komparatif

Pada Penelitian Komparatif memiliki prosedur yang tidak jauh beda dengan penelitian
lainnya, berikut iniprosedurnya yang harus dilakukan:

 Penentuan masalah penelitian.


Pada tahap perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, peneliti
berspekulasi dengan apa yang menjadi penyebab fenomena yang berdasarkan pada
hasil penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan langsung.
 Penentuan kelompok yang mempunyai  karakteristik yang akan diteliti.
Peneliti harus menentukan kelompok yang seperti apa yang akan diteliti disesuaikan
dengn isu atau masalah yang akan diangkat. Pemilihan kelompok pembanding.
Setelah memperoleh kelompok yang akan diteliti langkah berikunya memilih
kelompok pembanding dengan mempertimbangkan karakteristik yang membedakan
dengan kelompok penelitian. Kelompok ini harus dideskripsikan secara jelas dan
didefinisikan secara operasional untuk masing-masing kelompok yang mewakili
populasi yang berbeda. Tidak lupa untuk mengontrol variabel ekstra guna membantu
menjamin kesamaan kedua kelompok.
 Pengumpulan data
.Dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian
yang harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
 Analisis data.
Pada tahap terakhir yaitu analisis data, analisis data dimulai dengan analisis statistik
deskriptif  yaitu menghitung rata-rata dan simpangan baku. Kemudian dilakukan
analisis yang mendalam dengan statistik inferensial. Teknik yang dapat digunakan
sebagai analisis data dalam penelitian komparatif yaitu sebagai berikut:
 Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistiks :
binomial dan chi kuadrat satu sampel.
 Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.
 Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.

PENELITIAN EVALUATIF

Pengertian Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif adalah kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi suatu


kegiatan/program yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan/program dan
menentukan keberhasilan suatu program dan apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.
Penelitian ini juga diarahkan untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan
kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/lembaga tertentu. Penelitian ini mengavu
pada prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau
proyek (efektifitas suatu program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan
cara mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan secara
objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program. Penelitian evaluatif
dalam konteks pembelajaran merupakan suatu desain atau prosedur dalam mengumpulkan
dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan manfaat dari suatu praktik
pendidikan (Sukmadinata,2009). Penelitian evaluatif bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang apa yang terjadi yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan
rencana yang memerlukan evaluasi. Seiring dengan definisi tersebut, Suchman (1967)
mendefinisikan penelitian evaluatif merupakan penentuan hasil yang diperoleh dengan
beberapa kegiatan yang dibuat untuk memperoleh suatu tujuan tentang nilai atau performance
dari peserta didik. Danim (2000) penelitian evaluatif dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan pembelajaranu.

Tujuan Penelitian Evaluatif

Secara umum tujuan dari penelitian evaluatif adalah untuk merancang,


menyempurnakan, dan menguji pelaksanaan suatu program. Secara terperinci tujuan
penelitian evaluatif menurut Sukmadinata (2009) adalah sebagai berikut:

 Membantu perencanaan pelaksanaan program


 Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan
program
 Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian
program
 Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhdap program, dan
 Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial dan
politik dalam pelaksanaan program serta faktor yang mempengaruhi. Jadi
tujuan utama dari penelitian evaluatif adalah sebagai penyedia informasi
berkaitan dengan program-program pendidikan yang telah dilaksanakan.

Ciri Penelitian Evaluatif

Arikunto (2006) mengatakan bahwa penelitian evaluatif harus mempunyai ciri-


ciri sebagai berikut:

 Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang


berlaku bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
 Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu
memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri
dan beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu
sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang
dievaluasi.
 Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi,
perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai factor
penentu bagi keberhasilan program.
 Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap
indikator yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan
dan kelemahan program.
 Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata
secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum
terlaksana, perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan
identifikasi sub komponen, dan sampai pada indikator dan program yang
dievaluasi.
 Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci
dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
 Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai
masukan/rekomendasi bagi kebijakan atau rencana program yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi
program, peneliti harus berkiblat pada tujuan program kegiatan sebagai
standar, criteria, atau tolak ukur. Untuk itu peneliti perlu mempersiapkan
dengan baik agar hasil penelitian mencerminkan satu kesimpulan yang
benar-benar menggambarkan

Ruang Lingkup Penelitian Evaluatif Dalam Pendidikan

Penelitian evaluatif dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas, yaitu
Kurikulum, Program Pendidikan, {embelajaran, Pendidik, Peserta Didik, Institusi dan
Manajemen. Masing-masing bidang memiliki kewenangan masing-masing.

 Kurikulum
Dalam bidang kurikulum, hal-hal yang perlu dievaluasi mencakup desain
kurikulum, implementasi dan evaluasi kurikulm. material kurikulum berupa buku
teks, modul, paket, perangkat keras, perangkat lunak, film, video, dll. Sumber belajar
berupa laboratorium, workshop dan perpustakaan. Semua bidang tersebut perlu
dilalukan penelitian evaluative agar kurikulum bias selalu mengikuti perkembang
jaman sesuai dengan kebutuhan.
 Program pendidikan
Evaluasi terhadap program pendidikan perlu dilakukan secara terus menerus.
Program tersebut mencakup program untuk anak berbakat, anak yang lambat,
pencegahan putus sekolah, remedial. Wujud programnya antara lain: program pada
bidang sains, social, matematika, dan ketrampilan.
 Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran perlu terus dilakukan evaluasi agar kegiatan
yang dilakukan tidak menjadi membosankan. Beberapa model pembelajaran yang
ditawarkan seperti: discovery learning, pembelajaran berbasis masalah,dan
pembelajaran berbasis proyek.
 Pendidik
Dalam hal ini yang perlu divaluasi tidak hanya guru saja tetapi juga termasuk
konselor dan administrator.
 Peserta Didik
Peserta didik perlu dievaluasi dalam hal kepribadian, kecerdasan, sikap,
minat, motivasi, kebiasan belajar dan prilaku menyimpang.
 Organisasi
Semua lembaga pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah
menengah, pendidikan tinggi, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus,dll
 Manajemen
Hal-hal yang perlu dievaluasi pada masalah manajemen mencakup: personil,
sarana dan prasarana, biaya, partisipasi masyarakat, dan kegiatan.

Prosedur Penelitian Evaluatif


Untuk melaksanakan penelitian evaluative, peneliti harus mengidentifikasi komponen
dari objek sebagai sebuah system. Contoh kita ambil dalam bidang pendidikan. Secara
umum, untuk memahami factor-faktor yang berpengaruh pada tingginya prestasi belajar
siswa dapat digambarkan dalam sebuah transformasi, yaitu proses pembelajaran yang
bagannya menggambarkan adanya masukan, proses pengolahan, dan hasil proses sebagai
berikut. Dalam gambar transformasi tersebut dapat dilihat adanya masukan mentah, masukan
instrumental dan keluaran.

Proses pembelajaran tersebut merupakan sebuah system yang komponen-


komponennya terdiri dari

 Siswa,
 Guru,
 Materi,
 Sarana,
 Pengelolahan,
 Lingkungan.
Keenam komponen tersebut bekerjasama membentuk sebuah proses, yang
pada akhirnya menghasilkan sebuah produk berupa “hasil pembelajaran”. Dari
gambar tersebut jelas bahwa hasil sebuah kegiatan yang merupakan sebuah system
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh satu factor saja tetapi semua factor secara
bersama-sama.
Penelitian evaluatif adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
kinerja sebuah transformasi pembelajaran. Transformasi sendiri terdiri dari dua kata,
yaitu Trans dan (formasi). Trans artinya proses pengubahan, sedangkan formasi dari
kata form, artinya bentuk. Dari bagan tersebut jelas, bahwa peneliti evaluative
digambarkan sebagai sebuah mata yang menyoroti dengan tanda anak panah pertama
arahnya tujuan. Jika tujuan sudah tercapai, berarti semua komponen sudah bekerja
dengan baik. Jika tujuan belum tercapai dengan baik, peneliti menyoroti dengan anak
panah ke semua komponen yang bekerja sama mencapai tujuan system. Inilah
prosedur pertama yang harus dilakukan oleh peneliti.

Langkah-langkah penelitian evaluative diantaranya :

 Identifikasi komponen
 Identifikasi indicator
  Identifikasi bukti-bukti
 Menentukan sumber data
  Menentukan metode pengumpulan data
 Menentukan instrument pengumpulan data

            Untuk mengisi kolom “sumber data”, perhatian kita langsung tertuju pada bukti. Yang
kita pikirkan adalah dari mana kita dapat memperoleh data untuk bukti tersebut. Secara garis
besar sumber data dapat dibedakan menjadi, yaitu (1) person-manusia, (2) paper-dokumen,
(3) place –tempat. Apabila peneliti sudah tahu dari mana bukti dpaat diambil, maka metode
untuk mengambil data juga dapat diketahui, selanjutnya instrument untuk mengumpulkan
data yang berupa bukti-bukti juga dapat ditentukan. Untuk sumber manusia, metodenya
adalah angket atau wawancara, untuk sumber tempat, metodenya pengamatan, dan untuk
sumber dokumen metodenya pencermatan.

Pengolahan dan analisis data

Pengolahan data adalah mengubah data mentah menjadi data yang lebih bermakna.
Sebagai contoh, data dari angket atau lembar pengamatan yang alternatifnya berskala 4
dengan kolom (1,2,3,4), peneliti perlu menghitung berapa skor yang diperoleh kelompok.
Sedangkan analisis data merupakan kelanjutan dari pengolahan data. Membahas hasil analisis
data adalah berfikir tentang kaitan antar data dan mungkin dengan latar belakang yang
menyebabkan adanya persamaan atau perbedaan tersebut sehingga mendekatkan data yang
diperoleh dengan kesimpulan penelitian.

Pengolahan dan analisis data yang benar harus bertitik tolak dari rumusan masalah
satu sub variable yang ingin dicari jawabanya melalui penelitian. Dengan demikian data dari
berbagai instrument dihimpun berdasarkan permasalahannya yang ada di rumusan masalah.

Perbedaan antara penelitian biasa dengan penelitian evaluatif terletak pada langkah


akhir dari kesimpulan. Jika dalam penelitian biasa peneliti menuliskan saran-saran, dalam
penelitian evaluatif peneliti mengajukan rekomendasi. Pada umumnya, penelitian evaluatif
dilakukan karena ingin mengetahui implementasi dari sebuah kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai