Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU JURNAL KEGAWATDARURATAN PSIKIATRI PADA PASIEN

PERCOBAAN BUNUH DIRI, SOP, DAN TINDAKAN KEPERAWATAN

O
L
E
H

NAMA : MUCHLIS BIKI


NIM : PO7120420021
PRODI : NERS

POLITEKHNIK KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


T.A 2020/2021
Idea Nursing Journal JURNAL KEPERAWATAN KEGAWA DARURATAN
PSIKIATRI

TINJAUAN PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PADA


PASIEN DENGAN BUNUH DIRI

Review of Emergency Treatment for Suicidal Patients

ABSTRAK

Bunuh diri yakni suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri
kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk
mati. Perilaku-perilaku bunuh diri dapat berupa isyarat -isyarat, percobaan atau ancaman
verbal yang mengakibatkan kematian, luka atau menyakiti diri sendiri. Bunuh diri
merupakan salah satu masalah yang perlu mendapatkan penanganan yang intensif oleh
karena efek yang ditimbulkan dari perilaku bunuh diri dapat menyebabkan kerusakan
integritas diri bahkan kematian. Bunuh diri juga satu dari penyebab utama kematian pada
usia 15-34 tahun selain faktor kecelakaan. Tujuan penulisan ini adalah ingin
menggambarkan tentang penatalaksanaan keperawatan kegawatdaruratan pada pasien
dengan bunuh diri. Tujuan utama dari intervensi keperawatan adalah untuk melindungi,
meingkatkan harga diri dan penguatan coping mechanism. Intervensi yang dibuat dan
dilaksanakan terus mengacu pada etiologi, diagnosa keperawatan serta sesuai dengan
tujuan yang akan tercapai sehingga diharapkan perawat dapat senantiasa memahami
penatalakasanaan keperawatan kedaruratan pada pasien dengan bunh diri.

Kata kunci: bunuh diri, penatalaksanaan, kegawatdaruratan.

ABSTRACT

Suicide is an intentional effort that aims to end individual life with desire and try to
apply the desire to die. Suicide behaviors can be signals, trials, or verbal threats that
cause death, wound, or self-hurting. Suicide is one of the problems that need intensive
treatment due to its effects that can cause self-integrity damage and even death. It is also
one leading cause of death of age 15-34 year besides accident factors. The objective of this
paper is to describe the emergency nursing treatment for the suicidal patients. The main
objective of this treatment is to protect, improve self-esteem, and strengthen coping
mechanism. The created intervention is done considered by its etiology, nursing diagnosis,
and is suitable with the purpose that will be achieved. It is expected that nurses can
understand the emergency nursing treatment for the suicidal patients.

Keywords: suicide, treatment, menyelamatkan dirinya sendiri atau


emergency. diselamatkan orang lain. Berdasarkan
data dari WHO (2003), didapatkan
PENDAHULUAN
bahwa satu juta orang bunuh diri dalam

Bunuh diri merupakan suatu setiap tahunnya atau setiap detik 40.

kegawatdaruratan psikiatri yang Bunuh diri juga satu dari penyebab

merupakan tindakan destruktif yang utama kematian pada usia 15-34 tahun

dapat merusak intergritas diri. Pada laki- selain faktor kecelakaan.

laki prevalensi bunuh diri tiga kali lebih Menurut Leahey dan Wright (1987),
sering dibandingkan dengan wanita, pada usia remaja bunuh diri merupakan
karena lakilaki lebih sering
menggunakan alat yang lebih efektif 32
untuk bunuh diri seperti pistol,
menggantung diri, atau lompat dari
gedung yang tinggi. Sedangkan wanita
lebih sering menggunakan zat psikoaktif
overdosis atau racun. Selain itu wanita
lebih sering memilih cara
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

penyebab kematian kedua dimana Pengertian


motivasi remaja melakukan percobaan Bunuh diri yakni suatu upaya yang
bunuh diri yaitu 51% maslah dengan disadari dan bertujuan untuk mengakhiri
orang tua, 30% maslah sekolah dan 16% kehidupan individu secara sadar
masalah dengan saudara. Keluarga berhasrat dan berupaya melaksanakan
sering menjadi sorotan utama bila hasratnya untuk mati. Perilaku-perilaku
remaja bermasalah. Kenyataan ini tidak bunuh diri dapat berupa isyarat-isyarat,
bisa dipungkiri karena remaja itu sendiri percobaan atau ancaman verbal yang
merupakan bagian dari keluarga. mengakibatkan kematian, luka atau
menyakiti diri sendiri. Bunuh diri
Stuart dan Sundeen (1997)
(dalam bahasa Inggris: suicide; dalam
mengemukakan bahwa jenis kepribadian
budaya Jepang dikenal istilah harakiri).
yang paling sering melakukan bunuh
Alasan atau motif bunuh diri bermacam-
diri adalah tipe agresif, bermusuhan,
macam namun biasanya didasari oleh
putus asa, harga diri rendah dan
rasa bersalah yang sangat besar karena
kepribadian anti sosial. Anak akan lebih
merasa gagal untuk mencapai suatu
besar melakukan upaya bunuh diri bila
harapan.
berasal dari keluarga yang menerapkan
pola asuh otoriter atau keluarga yang Stuart (2007) mengemukakan bunuh diri
pernah melakukan bunuh diri. Selain itu adalah setiap aktifitas yang jika tidak
juga faktor gangguan emosi dan dicegah dapat mengarah pada kematian.
keluarga dengan alkoholisme, riwayat Isaacs (2004), menyatakan bahwa bunuh
psikososial seperti orang tua yang diri adalah pikiran untuk menghilangkan
bercerai, putus hubungan, kehilangan nyawa sendiri. Sedang menurut Kaplan
pekerjaan atau stress multiple seperti (1997), bunuh diri adalah ide, isyarat
pindah rumah, kehilangan dan penyakit dan usaha bunuh diri yang sering
kronik merupakan factor predisposisi menyertai depresi dan sering terjadi
yang dapat membentuk koping yang pada remaja.
maladaptif serta dapat mencetuskan
Terdapat beberapa istilah dalam
bunuh diri.Tujuan penulisan ini adalah
bunuh diri seperti: (1) suicide idea
ingin menggambarkan tentang
yaitu pikiran/ide untuk menghabisi
penatalaksanaan kegawatdaruratan pada
nyawanya sendiri. (2) tentamen
pasien dengan bunuh diri.
suicidium yaitu upaya untuk
menghabisi nyawa sendiri tetapi tidak kerusakan kognitif (dimensia),
mengakibatkan kematian, (3) diabetes, penyakit arteri koronaria,
Suicidal behavioral yaitu perilaku kanker, HIV/AIDS, dan lainlain, (3)
yang membahayakan diri sendiri, Faktor psikososial dan lingkungan:
contoh mutilasi diri, (4) Masced suice (a) Teori
yaitu bunuh diri tidak psikoanalitik/psikodinamika: Dalam
langsung/terselubung. teori Freud, Sigmund Freud dan Karl
Menninger meyakini bahwa bunuh
Etiologi
diri merupakan hasil dari marah yang
Secara universal penyebab utama
diarahkan pada diri sendiri, yaitu
dari bunuh diri adalah
bahwa kehilangan objek berkaitan
ketidakmampuan individu untuk
dengan agresi dan kemarahan,
menyelesaikan masalah. Etiologi dari
perasaan negative terhadap diri
bunuh diri meliputi: (1) Faktor
sendiri dan terakhir depresi, (b) Teori
genetik: Faktor genetik
perilaku kognitif: Beck menyatakan
mempengaruhi terjadinya resiko
bahwa adanya pola kognitif negative
bunuh diri pada keturunannya. Lebih
yang berkembang, memandang
sering terjadi pada kembar
rendah diri sendiri. (4) Stressor
monozygot dari pada kembar
lingkungan: Kehilangan anggota
dizygot. Disamping itu ada
keluarga, penipuan, kuranganya
penurunan serotonin yang dapat
system dukungan sosial: Teori
menyebabkan depresi yang
sosiologi: Emile Durkheim membagi
berkontribusi terjadinya resiko bunuh
suicide dalam tiga kategori yaitu:
diri. Prevalensi bunuh diri berkisar
egoistic (orang yang tidak
antara 1,5-3 kali lebih besar terjadi
terintegrasi pada kelompok sosial),
pada individu yang menjadi kerabat
altruistic (melakukan suicide
tingkat pertama dari orang yang
untuk kebaikan orang lain)
mengalami gangguan mood atau
dan anomic (suicide karena kesulitan
depresi yang pernah melakukan
dalam berhubungan dengan orang
upaya bunuh diri, (2) Faktor biologis:
lain dan beradaptasi dengan stressor).
Biasanya berhubungan dengan
keadaan-keadaan tertentu seperti Sedangkan menurut Hafen dan

penyakit kronis/kondisi medis Frandsen (1985), dikutip dalam


Idea Nursing Journal Vol. 1 No. 1

tertentu, misalnya stroke, gangguan


Keliat (1991) menyatakan bahwa zat dan schizophrenia. Faktor
penyebab bunuh diri pada remaja predisposisi meliputi sifat
adalah: (1) Hubungan interpersonal kepribadian (impulsive, bermusuhan
yang tidak bermakna, (2) Sulit dan depresi), lingkungan psikososial,
mempertahankan hubungan riwayat keluarga dan factor
interpersonal, (3) Pelarian dari biokomia. (2) Faktor presipitasi:
penganiayaan fisik atau Beberapa factor presipitasi yang
pemerkosaan, (4) Perasaan tidak berkaitan dengan buuh diri adalah
dimengerti orang lain, (5) Kehilangan perasaan terisolasi karena kehilangan
orang yang dicintai, (6) Keadaan hubungan interpersonal/gagal
fisik, (7) Masalah dengan orang tua, melakukan hubungan yang berarti,

Respon Maladaptif
Respon Adaptif

Peningkatan Pertumbuhan Perilaku Pencederaan Bunuh Diri


Diri Peningkatan destruktif-diri diri
Berisiko tak langsung
(8) Masalah seksual, (9) Depresi. kegagalan beradaptasi, perasaan
marah/bermusuhan, dan cara
Berdasarkan Stuart dan
mengakhiri keputusasaan.
Sundeen (1997), etiologi
bunuh diri dapat Rentang respon protektif bunuh diri
digolongkan dalam faktor Pada umumnya tindakan bunuh diri
predisposisi dan presipitasi: (1) merupakan cara ekspresi orang yang
Faktor predisposisi: Diagnostik penuh stres. Dalam hal ini, rentang
lebih dari 90% orang dewasa yang respon perlindungan dirinya telah
mengakhiri hidupnya dengan bunuh bergeser ke arah yang berlawanan.
diri mempunyai hubungan dengan Rentang respon perlindungan diri (self-
gangguan jiwa. Individu yang protective) adalah seperti bagan berikut
berisiko untuk bunuh diri adalah ini:
gangguan afektif, penyalahgunaan

Perilaku bunuh diri berkembang dalam melakukan aksi/tindakan, bahkan klien


rentang diantaranya: (1) Suicidal pada tahap ini tidak akan
ideation, pada tahap ini merupakan mengungkapkan idenya apabila tidak
proses contemplasi dari suicide, atau ditekan. Walaupun demikian, perawat
sebuah metoda yang digunakan tanpa perlu menyadari bahwa pasien pada
tahap ini9 memiliki pikiran tentang Perilaku/behavior. Perubahan pada
keinginan untuk mati. (2) Suicidal intent, penampilan fisik, kehilangan fungsi, tak
pada tahap ini klien mulai berfikir dan berdaya seperti tidak intrest, kurang
sudah melakukan perencanaan yang mendengarkan, gangguan tidur,
konkrit untuk melakukan bunuh diri. (3) sensitive, mengeluh sakit perut, kepala
Suicidal threat, pada tahap ini klien sakit, perilaku anti sosial: menolak untuk
mengekspresikan adanya keinginan dan minum, menggunakan obat-obatan,
hasrat yang dalam, bahkan ancaman berkelahi, lari dari rumah.
untuk mengakhiri hidupnya. (3) Suicidal
Sekolah, lingkungan kerja dan hubungan
gesture, pada tahap ini klien
interpersonal. Menolak untuk ke sekolah,
menunjukkan perilaku destruktif yang
bolos dari sekolah, withdraw sosial
diarahkan pada diri sendiri yang
teman-temannya, kegiatan-kegiatan
bertujuan tidak hanya mengancam
sekolah. Begitu pula pada orang dewasa
kehidupannya tetapi sudah pada
dalam lingkungan kerjanya. Hanya
percobaan untuk melakukan bunuh diri.
interest pada hal-hal yang
(4) Suicidal attempt, pada tahap ini
menyenangkan, kekurangan sistem
perilaku destruktif klien yang
pendukung sosial yang efektif.
mempunyai indikasi individu ingin mati
dan tidak mau diselamatkan misalnya Keterampilan koping. Kehilangan batas

minum obat yang mematikan. (5) realita, menarik dan mengisolasikan diri,

Suicide, tindakan yang bermaksud tidak menggunakan support sistem,

membunuh diri sendiri, hal ini telah melihat diri sebagai orang yang secara

didahului oleh beberapa percobaan total tidak berdaya.

bunuh diri sebelumnya. Selain itu, tanda dan gejala lainnya yaitu:
kehilangan harapan, amarah dan dendam
Manifestasi Klinis
yang tidak terkontrol, mengucilkan diri
Mood/efek depresi yang persisten,
Idea Nursing Journal Vol. 1 No. 1

merasa hopelessness, helplessness,


dari keluarga, teman dan sosial, panik
isolation, sedih, merasa menjauh dari
berlebihan, sifat berubah-ubah dengan
orang lain, efek datar, sering mendengar
drastis, penggunaan alkohol dan narkoba
atau melihat bunyi yang sedih dan
yang kronis, melakukan hal atau aktivitas
unhappy, membenci diri sendiri, merasa
yang beresiko tinggi dan tidak masuk
dihina, mengharapkan untuk dihukum.
akal secara spontan, merasa terjebak dan
pasrah, tidak memiliki tujuan hidup, bahwa orang tersebut
upaya/khayal bunuh diri, depresi/cemas mempertimbangkan untuk bunuh diri.
dan kelelahan, tersedia alat bunuh diri, Ancaman menunjukkan ambivalensi
ketidakpedulian anggota keluarga, seseorang tentang kematian,kurangnya
adanya gagasan bunuh diri, membuat respon positif dapat ditafsirkan seseorang
surat wasiat, kasus depresi, krisis hidup, sebagai dukungan untuk melakukan
riwayat bunuh diri dalam keluarga, tindakan bunuh diri, (2) Upaya bunuh
Pesimisme/keputusan yang pervasif. diri: Semua tindakan yang diarahkan
pada diri yang dilakukan oleh individu
Psikopatologi
yang dapat mengarah pada kematian jika
Orang yang siap membunuh diri adalah
tidak dicegah, (3) Bunuh diri: Mungkin
orang yang merencanakan kematian
terjadi setelah tanda peningkatan
dengan tindak kekerasan, mempunyai
terlewatkan atau terabaikan. Orang yang
rencana spesifik dan mempunyai niat
melakukan percobaan bunuh diri dan
untuk melakukannya.
yang tidak langsung ingin mati, mungkin
Perilaku bunuh diri biasanya dibagi mati jika tanda-tanda tersebut tidak
menjadi 3 kategori: (1) Ancaman bunuh diketahui tepat pada waktunya.
diri: Peningkatan verbal/nonverbal

Perbedaan antara percobaan bunuh diri dan bunuh diri

Percobaan Bunuh Diri Bunuh Diri


Umumnya terjadi pada semua kelompok Terjadi pada usia dewasa dan usia
usia lanjut
Lebih umum terjadi pada wanita muda Lebih umum terjadi pada pria (lebih
yang tidak menikah banyak pada bujangan, bercerai atau
duda)
Bersifat ambivalen (mendua) Bersifat tegas
Menggunakan metode yang tidak Menggunakan metode yang lebih
mematikan mematikan
Berkaitan dengan perilaku untuk menarik Berkaitan dengan keinginan yang
perhatian kuat untuk mati
Cara yang sering dipakai adalah
Cara yang sering dipakai adalah dengan
menggantung diri, minum racun, atau
meminum racun
membakar diri
Stressor sering kali berupa konflik Stressor bervariasi meliputi sakit
interpersonal atau konflik dalam keluarga stadium terminal dan faktor
ekonomi
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Pengkajian Tempatkan klien ditempat yang aman,

Tinjau kembali riwayat klien untuk bukan diisolasi dan perlu dilakukan adanya stressor
pencetus dan data yang pangawasan, (2) Meningkatkan harga diri , signifikan tentang:
(1) Kerentanan genetik- (3) Klien yang ingin bunuh diri mempunyai biologik/riwayat
keluarga, (2) Peristiwa harga diri yang rendah. Bantu klien hidup yang menimbulkan
stress dan mengeskpresikan perasaan positif/ negatif. kehilangan yang baru dialami, (3)
Hasil dan (4) Berikan pujian pada hal yang positif, (5) alat pengkajian yang
terstandarisasi untuk Menguatkan koping yang konstruktif/sehat, depresi, (4) Riwayat
pengobatan, (5) (6) Perawat perlu mengkaji koping yang Riwayat pendidikan dan
pekerjaan, (6) Catat sering dipakai klien. Berikan pujian ciri-ciri respon psikologik,
kognitif, penguatan untuk koping yang emosional dan perilaku dari individu dengan
konstruktif. Untuk koping yang destruktif gangguan mood, (7) Kaji adanya faktor perlu
dimodifikasi/dipelajari koping baru, resiko bunuh diri dan letalitas perillaku (7)
Menggali perasaan (Express Feeling), (8) bunuh diri. Perawat membantu klien untuk
mengenal

Tujuan utama asuhan keperawatan perasaannya. Bersama mencari faktor-faktor adalah


melindungi ia sampai ia dapat predisposisi dan presipitasi yang melindungi diri sendiri.
Intervensi yang mempengaruhi perilaku klien. Perlu ada dibuat dan dilaksanakan terus
mengacu pada dukungan dari lingkungan seperti sharing etiologi diagnose keperawatan
serta sesuai atau curhat sehingga membantu dengan tujuan yang akan tercapai. Menurut
meringankan beban yang menerpa, selain Stuart dan Sundeen (1997) dalam Kaliat
mengontrol emosi, lebih mendekatkan diri (1991 : 13) mengidentifikasi intervensi
kepada yang maha kuasa, (9) Menggerakkan utama pada klien untuk perilaku bunuh diri
dukungan social. Untuk itu perawat yaitu: (1) Melindungi, Merupakan intervensi
mempunyai peran menggerakkan sistem yang paling penting untuk mencegah klien
sosial klien, yaitu keluarga, teman terdekat, melukai dirinya.

Instrument yang biasa dipakai untuk menentukan resiko klien melakukan bunuh diri
diantaranya dengan SAD PERSONS:

N SAD PERSONS Keterangan


o Sex (jenis kelamin) Laki-laki lebih komit melakukan suicide 3 kali lebih tinggi
1 dibanding wanita, meskipun wanita lebih sering 3 kali
dibanding laki-laki melakukan percobaan bunuh diri.
2 Age (umur) Kelompok resiko tinggi : 19 tahun atau lebih muda, 45
tahun atau lebih tua dan khususnya umur 65 tahun lebih.
3 Depression 35–79 % orang yang melakukan bunuh diri mengalami
sindrome depresi.
4 Previous attempts 65–70 % orang yang melakukan bunuh diri sudah pernah
(percobaan bunuh melukukan percobaan sebelumnya.
diri)
5 ETOH (alcohol) 65 % orang yang suicide adalah orang yang menyalahgunakan
alkohol.

atau lembaga pelayanan di masyarakat psikososial, riwayat keluarga dan faktor


agar dapat mengontrol perilaku klien. biokomia.

PENUTUP Karakteristik pasien dengan perilaku

Bunuh diri merupakan suatu aktifitas bunuh diri dapat berupa adanya

yang jika tidak di cegah dapat gangguan alam perasaan, perubahan

menyebabkan kematian. Bunuh diri penampilan fisik, menarik diri,

dapat disebabkan oleh adanya faktor ketidakberdayaan dan keputusasaan,

pencetus dan faktor predisposisi. Faktor adanya ide bunuh diri dan gangguan

pencetus dapat berupa perasaan terisolasi interaksi sosial. Perawat memiliki peran

karena kehilangan hubungan yang sangat penting dalam menerapkan

interpersonal/gagal melakukan hubungan asuhan keperawatan yang terkait dengan

yang berarti, kegagalan beradaptasi, bunuh diri. Diperlukan suatu

perasaan marah/bermusuhan, dan cara penatalaksanaan kegawatdaruratan yang

mengakhiri keputusasaan. Sedangkan bertujuan untuk melindungi,

faktor predisposisi meliputi gangguan meningkatkan harga diri, penguatan

afektif, penyalahgunaan zat dan koping dan dukungan keluarga. Sehingga

schizophrenia. Faktor predisposisi pasien akan dapat dicegah dari perilaku

meliputi sifat kepribadian (impulsive, bunuh diri dan dapat menjalani

bermusuhan dan depresi), lingkungan kehidupannya dengan baik.


KEPUSTAKAAN Pri’e. (2008). Asuhan keperawatan klien

Dez’s (2009), Asuhan keperawatan pada dengan risiko bunuh diri. Diperoleh pada

klien dengan tindakan bunuh tanggal 12 April 2010, dari:

diri/merusak diri. Diperoleh pada http://perawatpskiatri.blogspot.com/

tanggal 12 April 2010, dari: 2008/11/asuhan-keperawatan-


kliendengan-risiko.html.
http://dezlicious.blogspot.com/20
09/ 05/asuhan-keperawatan-pada- Rainia. (2009). Laporan pendahuluan
kliendengan_09.html. asuhan keperawatan pada klien
dengan perilaku percobaan
Keliat, A. B., & Akemat (2006). Model
bunuh diri. Diakses pada tanggal
praktik keperawatan
11 April 2010, dari:
profesional jiwa. Jakarta: EGC.
http://rastirainia.
wordpress.com/2009/11/25/lapor
Khaidir, M. (2009). Asuhan keluarga
anpendahuluan-asuhan-
remaja dengan percobaan
keperawatanklien-dengan-
bunuh diri menggunakan
perilaku-percobaanbunuh-diri.
pendekatan lima tugas

Wikipedia. (2010). Bunuh diri.


pokok keluarga dan PES.
Diperoleh pada tanggal 12 April
Diperoleh pada tanggal 12 April
2010, dari:
2010, dari: http://khaidirmuhaj.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bunu
blogspot.com/2009/06/askep- h_ diri.
bunuhdiri-html.

Mental Health Club FIK UNPAD.


(2008). Asuhan keperawatan
upaya bunuh diri, (sumber:
Yosep, Iyus (2007), Keperawatan
Jiwa, PT Refika aditama :
Bandung ).Diperoleh pada
tanggal 12 April
2010, dari:

http://nersjiwa.blogspot.com/200
8/0 4/bunuh-diri_708.html.
SOP KEGAWATDARURATAN PSIAKTRI DENGAN PERCOBAAN
BUNUH DIRI
1. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya.
2. Tujuan 1. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2. Pasien dapat mengungkapkan perasaannya
3. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4. Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
3. Referensi Modul community health nursing (CMHN) September 2005
4. Prosedur / langkah- 1. Perawat mempersiapkan pasien masuk keruangan dan mengambil
langkah rekam medis pasien.
2. Perawat meminta pasien ke tempat yang telah disepakati.
3. Perawat mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri,
yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
4. Perawat harus mampu meningkatkan harga diri pasien, dengan cara :
4.1 Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
4.2 Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang
positif.
4.3 Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
4.4 Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh
pasien.
4.5 Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan.
5. Perawat harus mampu maningkatkan kemmpuan menyelesaikan
masalah, dengan cara :
5.1 Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
5.2 Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara
penyelesaian masalah
5.3 Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang
lebih baik
6. Perawat memberikan terapi kepada pasien
7. Perawat menuliskan kedalam rekam medis pasien dengan lengkap dan
benar sesuai dengan tindakan yang diberikan
TINDAKAN
KEPERAWATAN TUJUAN UMUM TUJUAN KRITERIA HASIL
KHUSUS
1. Bina hubungan saling 1. Klien tidak 1. Klien dapat 1. Eksperesi wajah
percaya dengan mencederai diri membina bersahabat,menunjukan rasa
menggunakan prinsip sendiri hubungan saling senang,ada kontak mata,mau
komunukasi percaya berjebat tangan, mau
terapeutik meneyebutkan nama, mau
menjawab salam, mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan
masalah yang dihadapi.
2. Jauhkan klien dari 2. Klien tetap aman 2. Klien dapat 2. Klien terhindar dari
benda-benda yang dan selamat terlindungi dari percobaan bunuh diri
dapat membahayakan perilaku bunuh
diri
3. Memberi kesempatan 3. Untuk 3. Agar klien 3. Klien dapat mengutarakan
pasien mengungkapaka dapat masalahnya
mengungkapkan n perasaannya mengungkapka
perasaannya n perasaannya
4. mendiskusikan 4. Terhindar dari 4. Klien tetap 4. Klien dapat mengatasi
tentang cara perilaku bunuh aman dan masalah bunuh diri
mengatasi keinginan diri selamat
bunuh diri, yaitu
dengan meminta
bantuan dari keluarga
atau teman.

Anda mungkin juga menyukai