Abstrak
Telah dilakukan penalltian untuk mengeksplorasl efek lmunostlmulan ekstrak etanol 50%
herba Meniran (Phyiianthusnimri L.) secara in vivo pada tikus putih. Metoda uji yang digunakan
adalah menghitung niial aktivltas dan kapasitas fagositosis makrofag peritoneum tikus. Sebagai
bakteri patogen digunakan Staphybooccus 8pidermIdi~.Sampel uji diDerikan secara peroral
dengan tiga variasi dosis, yaitu 50 mg (dosls I), 100 mg (dosis 2), dan 200 mg (dosls 3)lkg
berat badan QBB).Seteiah 15 hari pemberlen sampel uji, tikus disuntlk dengan bakteri patogen
sebanyak 10 bakteriiml secara intraperitonial. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ketiga
dosls uji memberikan niiai aktivltas fagositosis masinQ-masing sebesar 88% (dosls 3), 81%
(dosls 2), 76% (dosis I ) dan kelompok kontrol76%. Secara statistik, hanya dosls 3 memberikan
nllai aktivitas fagositosis berbeda dlbanding kontrol. Nilal kapasltas fagositosis rnakrofag dari
setlap dosis edaiah 45 bakteriimakrofag (dosis I), 48 bakteriimakrofag (dosls 2), dan 50 bak-
terllmakrofag (dosls 3). Secara statlstlk ketlga nlial dosis tersebut tidak berbeda dibandlng
kontrol (45 bakterilmakrofag). Penaplsan fitokimla menunjukkan ektrak etanol mengandung
golongan senyawa flavonold, saponin, tanin, steroid dan kumarin.
Kah kuncl : PbyIIanfbus nlrurl L., lmunostlmulan, metode kapasltas dan aktlvltas fego-
sltosik, makrofag.
Abstract
Test of immunostimulant effect of ethanol 50% extract of meniran (Phyiianthus niruri I.)
ware explored on rat in vivo. lmmunostimulant effect were tested by macrophag fagocitocic
activity and capacity methods in rat peritoneum. Staphyllocooous epidarmidis was used as
pathogen bactery. The extract was taken orally at dosages of 50 mg (dosage I), 100 mg
(dosage 21, and 200 mg (dosage 3)ikg body weight, Afler 15 days, each rat was induced
lntraperitoneaily by 10' bacterylml of pathogen bactery. Results showed that macrophag
fagocitosic activity value from each doses l.e., 89% (dosage 3), 81% (dosage 2), 78% (dosage
1) and control group 76%. Macrophag fagocitosic activity of dosage 3 was different with control
group statistically. Macrophag fagocitosio capacity of eaoh dosages were 45 bacteryl maoro-
phag (dosage I), 48 bacterylmacrophag (dosage 2), and 50 bacterylmacrophag (dosage 3).
Macrophag fagocitoslc capaclty of each dosages were not different compared with control
group (45 bacterylmaorophag) statistically. Preliminary pytochemical screening Indicated the
presence of flavonoid, saponin, tanln, steroid and cumarin.
Key word : Phyllanthus nfrurl L., lmmunostimulant, fagasltoslc capacity and activity
methods, macrophag.
No I Kelompok Perlakuan.
I I I Kontrol Normal I Diberikan larutan CMC Na 0,5% I
2 Dosis 1 Diberikan ekstrak meniran dosis 50 mgkg BB
3 Dosis 2 Diberikan ekstrak meniran dosis 100 mglkg 'BE
4 Dosis 3 Diberikan ekstrak meniran dosis 200 mglkg BB
Gambar 2. Foto makrofag yang aktif dan tidak aktif dari cairan peritoneum tikus
Keterangan : I = makrofag mati. 2 = makrofag hidup.
Dari nilai yang tersaji pada Gambar 1, Berdasarkan anaiisis statistik terhadap
terlihat bahwa baik nilai aktivitas dan kapa- nilai aktivitas fagositosis menunjukkan bah-
sitas fagositosis makrofag meningkat sejalan wa semakin tinggi nilai dosis, nilai aktivitas
dengan peningkatan dosis uji. Guna meiihat semakin meningkat. Nilai aktivitas pada do-
sejauh mana kebermaknaan peningkatan ni- sis 3 adalah paling tinggi dan secara statistik
lai tersebut dibanding dengan kontrol normal. berbeda bermakna dibanding dua dosis yang
data yang diperoieh dianaiisis secara statistik lain dan kelompok kontrol normal. Hasil ini
(a = 0.05). sesuai dengan peneiitian sebelumnya (4)
-
Efek Protektlf PPemberlan ...-(Srlningslh, Agung Eru Wlbowol
dimana ekstrak meniran yang dibeiikan se- Hasil analisis statistik terhadap nilai ka-
cara oral pada mencit mampu meningkatkan pasitas fagositosis, menunjukkan bahwa
aktivitas makrofag meiaiui metoda kemotak- sampei uji pada k e 3 dosis tidak memberikan
sis dengan rangsangan kemoatraktan f-Me- nilai yang berbeda dengan kontroi normal.
tionin-Leusin-Fenilalanin (f-MLP). Hal ini kemungkinan disebabkan karena ken-
Saat ini telah banyak ditemukan metode dala teknis daiam peiaksanaan penghitung-
uji imunomoduiasi baik secara in-vivo atau an bakteri secara manual menggunakan mi-
in-vitro. Metode uji yang dipakai pada pene- kroskop. Seringkaii dijumpai makrofag yang
. litian ini lebih ditujukan untuk melihat respon padat terisi bakteri sehingga suiit untuk
imun non spesifik. Respon imun non spesifik menghitung jumlahnya secara tepat daiam
adaiah respon pertahanan inheren yang se- medan pandang mikroskop. Kondisi ini akan
cara non seiektif mempertahankan tubuh dari teratasi jika diiakukan penghitungan dengan .
invansi benda asing atau abnormal dari jenis menggunakan alat khusus yang dapat meng-
apapun dimana baru pertama kaii terpajan hitung secara otomatis. Faktor lain yang ke-
(3). Bakteri Staphylococcus epidermidis digu- mungkinan juga berpengaruh adalah pemi-
vakan sebagai antigen karena termasuk da- lihan nilai dosis uji. Beberapa peneiitian efek
lam jenis bakteri gram positif yang mampu imunitas dari ekstrak atau isolat tanaman
mengikat warna Giemsa dengan jeias serta menunjukkan bahwa efek yang muncui sa-
memiiiki bentuk yang buiat sehingga memu- ngat tergantung dari dosis uji, dimana efek
dahkan daiam perhitungan di bawah mikros- imunosupresifisitotoksikakan muncui mana-
kop. Keuntungan lain, bakteri ini tidak meng- kaia pengujian dilakukan pada dosis besar,
andung protein A, yaitu protein yang bersifat sementara efek imunostimulator akan terlihat
antifagositik. Dengan ketidakadaan protein pada dosis rendah. Sebagai contoh, briosta-
tersebut menyebabkan S, epidermidis tidak tin, senyawa makrolida iakton yang diisolasi
dapat menghindar dari fagositosik makrofag dari organisma laut Budula neritina, an di-
peritoneum. Seiain itu ketiadaan protein A uji pada konsentrasi 1c5sampai WY4~ o i l L
menyebabkan bakteri ini tidak bersifat virulen menunjukkan efek stimuiasi fagositosit iimfo-
sepertl halnya jenis Staphy-lococus lain, mi- sit yang optimal pada konsentrasi 10" moVL
salnya S. aureus (7). (9). Berhubung efek imunomoduiator dise-
Beberapa saat seteiah bakteri diinduksi- babkan oieh mekanisme sistem tubuh yang
kan ke dalam tubuh hewan coba secara in- kompiek, maka periu dilakukan pengujian ie-
traperitoneal, makrofag yang sudah ada da; bih ianjut dengan metoda uji yang lebih kom-
lam peritoneum (makrofag residen) segera prehensif.
memfagositosik bakteri asing tersebut. Ke- Menurut Liu, efek imunomodulator eks-
mampuan makrofag untuk mengenal sub- trak meniran disebabkan oieh kandungan se-
stansi asing tersebut disebabkan oieh ada- nyawa golongan fiavonoid (4). Daiam peneii-
nya reseptor untuk fosfolipid (seiain reseptor tian ini sam~eiuli . .yang- digunakan juga
lain seperti fragmen Fc igG1, lgG3 dan igE mengandungsenyawa flavonoid yang dlbuk-
serta reseptor komplemen) sedangkan fungsi tikan dari hasii uji penapisan fitokimia. Seiain
sebagai sei efektor yaitu menghancurkan itu juga mengandung senyawa kimia goiong-
mikroorganisma serta sel-sel ganas dan ben- an yang iain seperti saponln, tanin, steroid
da-benda asing dimungkinkan karena sei in1 dan kumarin.
mempunyai sejumlah iisosom di dalam sito-
plasma yang mengandung hidroiase maupun Simpulan
peroksidase yang merupakan enzim perusak Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
(8). Makrofag termasuk ke daiam pertahanan bahwa ekstrak etanol 50% herba meniran
dl iini pertama daiam sistem imunitas. Wa- (Phyllanthus niruri L.) pada dosis 200 mglkg
iaupun biasanya tidak berada dalam jumlah BB mampu memberikan nilai aktivitas fago-
cukup untuk menghadapi serangan tersebut, sitosis makrofag yang secara statistik berbe-
makrofag residen mampu menahan infeksi da bermakna dibanding keiompok kontrol
selama periode sekitar satu jam pertama se- normal. Sementara itu, nilai kapasitas fagosi-
beium mekanisme imunitas iain dapat dimo- tosis makrofag pada ketiga dosis uji tidak
biiisasi (3). Atas dasar pertimbangan terse- berbeda bermakna dibanding kelompok kon-
but maka pengambiian makrofag diiakukan troi. Dengan demikian dapat dikatakan bah-
sekitar 1 jam setelah induksi bakteri, sehing- wa pada ke tiga dosis uji tersebut, ekstrak e-
ga akan diketahui sejauh mana kemampuan tanol 50% herba meniran tidak memberikan
makrofag residen dalam mengatasi invasi efek sebagai imunostimulan dengan meng-
bakteri. gunakan metoda uji fagositosis makrofag
-
Artocarpus, Val. 6 No. 2 September 2006 :91 96
peritoneum tikus. Oleh karena itu, untuk Sistem), edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku
memastikan khasiat imunostimulan ekstrak Kedokteran EGC, 1996: 354-6, 366-76.
etanoi 50% herba meniran, perlu dilakukan 4. Maat S. imunomodulasi Ekstrak Phyl-
serangkaian uji in vivo lebih lanjut dengan lanthus nirurl L. untuk Mengatasi lnfeksi
menggunakan metoda uji yang lebih bera- Virus Hepatitis, Prosiding Kongres llmiah
gam, ha1 ini mengingat mekanisme imunitas lkatan Sarjana Farmasi Indonesia XIi1,
di dalam tubuh melibatkan serangkaian me- 2000: 83-7.
tabolisme enzimatik yang sangat kompleks. 5. Halim H dan Saleh K. Keefektifan Eks-
Penapisan fitokimia menunjukkan eks- trak Phylanthus nirurl pada Penatalak-
trak etanol herba meniran mengandung go- sanaan Tuberkulosis Paru, Dexa Media
iongan senyawa flavonoid, saponin, tanin, 2005: 3 (18):103-7.
steroid dan kumarin. 6. ~epartemenKesehatan RI. Materia Me-
dika Indonesia, Jilid 1, Jakarta: Dit Jen
Daftar pustaka POM, 1977: 34-9.
1. Kardinan A, Kusuma FR. Meniran Pe-
nambah Daya Tahan Tubuh Alami, Ja- wccus.html.
karta: Agromedia Pustaka, 2004: 5 14. - 8. Kresno SB. Imunologi: Diagnosis dan
2. Bellanti JA.. lmunologi ill. Diterjemahkan Prosedur Laboratorium. edisi ke.4. Balai
oleh Wahab AS, Soerlpto N. Yogyakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran ~niversi-
Gajahmada University Press, 1993: 18. tas Indonesia, 2001: 3-7, 33-5, 172,
3. Shemood L., Human Physiology: From 9. Wagner H. lmmunomodulatory Agents
Cells to Systems, dlterjemahkan oleh from Plants, Basei, Switzerland: Birkhau-
Brahm UP (Fisiologi Manusia Dari sel Ke ser Verlag, P.O. BOX 133, CH-4010,
1999: 18-22.