Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI EVOLUSI DAN REKAYASA REPRODUKSI


MENURUT ILMU PENGETAHUAN BARAT DAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah IAD/IBD/ISD

Oleh :
Muhamad Ilham Habib

Dosen pengampu:
Ainul Fitriyah, M. Fil I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR
MENGANTI GRESIK
2019-2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas IAD/IBD/ISD. Dalam
penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak,
kami telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang
semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan. walaupun di dalam
pembuatannya kami menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu
pengetahuan dan keterampilan kami.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya khususnya kepada Ainul Fitriyah, M. Fil I. selaku dosen
pembimbing IAD/IBD/ISD. Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan untuk dapat
menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang kami sajikan
di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman maupun pihak
lain yang berkepentingan.

Gresik, 27 Juni 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zaman dahulu ilmuan mencari asal mula pertama di bumi, para
ilmuan berpendapat berbeda tentunya ada yang melalui al qur'an ada juga
yang melalui ilmu pengetahuan barat. Darwin misalnya, menganggap
bahwa manusia berevolusi dari kera. Dia mengemukakan mekanisme,
bahwa satu spesies dapat berubah menjadi spesies lain.
Manusia diciptakan lebih sempurna dari makhluk yang lain perlu kita
ketahui dari mana asal-usul kita, agar kita menyadari darimana asal kita,
untuk apa kita diciptakan dibumi ini. Tentunya dengan mengetahui semua
itu kita sebagai manusia akan lebih menjalankan semua tugas dan
kewajiban kita dan sadar bahwa hanya kepada-NYA lah kita akan kembali.
Persepsi keliru tentang rekayasa reproduksi menganggap bahwa
penelitian tersebut hanya semata-mata asal mula kehidupan sehingga
menghambat kepada pemikir-pemikir sains islam, dari perbedaan pendapat
tentang asal usul maka al qur'an lah yang mampu memberikan jawaban
atas pertanyaan dari mana manusia berasal dan bagaimana manusia
berkembang.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana teori evolusi menurut ilmu pengetahuan barat dan islam
2. Bagaimana rekayasa reproduksi menurut ilmu pengetahuan barat
dan islam
C. Tujuan penulisan

1. Untuk Mengetahui Teori Evolusi Menurut Pengetahuan Barat dan


Islam

2. Untuk mengetahui rekayasa reproduksi menurut ilmu pengetahuan


Barat dan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Evolusi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat
Pada abad ke-20, banyak sekali penemuan-penemuan baru dalam
bidang biologi, kimia dan fisika, sehingga tidak mengherankan bila
persoalan asal usul kehidupan manusia selama ini dipikir dan dianalisa
menjadi hangat kembali. Para ahli seolah-olah terangsang dan termotivasi
untuk meneliti masalah munculnya kehidupan pertama di jagat raya ini
secara alamiah dan menganggapnya sebagai kenyataan dalam tata hukum
alam.1

Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi


tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan
sendirinya dari kondisi alamiah. Teori ini bukanlah hukum ilmiah maupun
fakta yang sudah terbukti. Di balik topeng ilmiahnya, teori ini adalah
pandangan hidup materialis yang dijejalkan ke dalam masyarakat oleh kaum
Darwinis.

Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul


bersamaan dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan
kemudian menyebar luas di abad ke-19. Paham materialisme berusaha
menjelaskan alam semata melalui faktor-faktor materi dan mengingkari
penciptaan. Filsafat materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik

1
Ahmad Syafi'i, "kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin", Hunafa, Volume 3, Nomor 3,
(September, 2006), 263.
paling mendasar akal manusia ini, memunculkan“teori evolusi” di
pertengahan abad ke-19.2

Istilah evolusi muncul untuk pertama kali di dalam pengertian ilmiah


modern oleh seorang Geologis berkebangsaan Skotlandia bernama Charles
Lyell (1832). Selanjutnya Charles Darwin kemudian menggunakan istilah
ini satu kali dalam paragraf penutup bukunya yang berjudul On The Origin
of Species (Asal mula Spesies) pada tahun 1859. Kata evolusi ini kemudian
dipopulerkan oleh Herbert Spencer dan ahli biologi lainnya. Seorang ahli
filsafat bernama Herbert Spencer yang berasal dari Inggris untuk pertama
kalinya menuliskan istilah evolusi. Menurut Spencer dalam bukunya “Social
Static”, konsep evolusi sangat berkaitan dengan ciri atau sifat dari waktu ke
waktu melalui perubahan bertingkat. Pengertian yang dikemukakan oleh
Spencer tersebut memperlihatkan kejadian suatu proses perubahan. Akan
tetapi, tampak bahwa pengertian yang dimaksud tidak terkait dengan kajian
biologi, dan pada perkembangannya istilah tersebut tenggelam bersamaan
dengan perkembangan pemikiran para ahli filsafat yang lain.3

Teori tentang evolusi berkembang seiring dengan perkembangan


ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan teori tersebut. Terdapat
berbagai macam versi mengenai teori evolusi yang berkembang di
masyarakat ilmuan. Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa yang akan
datang akan semakin banyak versi tentang teori evolusi. Namun demikian,
pada dasarnya bahwa teori evolusi merupakan perpaduan antara gagasan
(ide) dan kenyataan (fakta).

1. Teori Lamarck (1744-1829)


Menurut Lamarck evolusi terjadi karena adaptasi, sedangkan
adaptasi timbul karena diinginkan, yaitu perubahan struktur
atau bentuk yang terjadi karena adanya keinginan yang
timbul dari dalam untuk menghadapi perubahan lingkungan.
2
Ibid., 264.
3
Helmi, "Evolusi Antar Spesies Dalam Perspektif Para Penantang", Ilmiah Multi Sciences, Volume
IX, Nomor 2 (2017), 84.
Menurutnya, tingkat perkembangan suatu organ sebanding
dengan penggunaanya dan apa yang diperoleh atau diubah
pada individu dalam masa hidupnya adalah kekal, dan
bilamana terdapat dalam dua jenis kelamin, sifat itu akan
diturunkan.4
Misalnya dalam pandangan Lamarck “Jerapah telah
berevolusi dari binatang sejenis kijang yang memanjangkan
leher terus-menerus saat berusaha mendapatkan makanan di
dahan pohon yang lebih tinggi”. Namun, kemunculan ilmu
genetika telah mengubah teori Lamarck sekali dan untuk
selamanya.5
2. Teori Darwin (1809-1882)
Charles Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang
mengikuti eksplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta
pelabuhan dunia pada tahun 1831. Di sepanjang perjalanan
inilah Darwin meneliti berbagai hewan dan tumbuhan yang
dijumpainya. Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama
kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai pengamatan
terhadap bermacammacam hewan yang ada di kepulauan
terpencil itu. Melalui pengamatan ini, dan juga berbagai
pengamatan lanjutan yang dilakukannya selama puluhan
tahun atas koleksi hewan dan tumbuhan yang
diperolehnyalah Darwin membentuk embrio teori evolusi.
Pada 1859, Darwin menerbitkan “On the Origin of Spesies by
Means of Natural Selection”, yang menyajikan bukti-bukti
yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi
sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang
menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam.

4
Mawardi dan Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2004), 53.
5
Ahmad Syafi'i, "kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin", Hunafa, Volume 3, Nomor 3, (September,
2006), 264.
Pokok teori Evolusi Darwin adalah sebagai berikut:
a. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang
hidup pada masa lampau.
b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.6

Sebagai contoh, menurut Darwin; ikan paus berevolusi dari


beruang yang mencoba berburu di laut. Sementara dalam
buku The Descent Man terbit tahun

1971, Darwin menyatakan bahwa: “Manusia dan kera berasal


dari satu nenek moyang yang sama, sedangkan kerabat
terdekat manusia yang belum punah, yakni gorilla dan
simpanse. Sejak itu, para pengikut Darwin telah berusaha
untuk mempertahankan kebenaran pernyataan tersebut.
Tetapi, walaupun telah melakukan penelitian, pernyataan
“evolusi manusia” belum pernah dilandasi oleh penemuan
ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil.

Seleksi alam membahas seputar gagasan bahwa makhluk


hidup paling kuat menyesuaikan diri dengan kondisi alam
habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki
keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang
tidak mampu akan punah. Misalnya, dalam sekelompok rusa
yang dimangsa oleh binatang buas, rusa yang mampu lari
lebih cepat akan bertahan hidup. Tetapi, tentu saja
mekanisme seperti ini tidak akan menyebabkan rusa
berevolusi, hal ini rusa tidak akan merubah mereka menjadi
spesies lain.7

3. Teori Darwin-Weismann (1834-1914)

6
Abdullah Aly dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 69.
7
Ahmad Syafi'i, "kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin", Hunafa, Volume 3, Nomor 3,
(September, 2006), 264-265
Friedrich Leopold August Weismann (1892) mendalilkan
“teori plasma nutfah” untuk menjelaskan faktor hereditas.
Menurut Weismann tubuh organisme mengandung dua jenis
sel yaitu sel somatik dan reproduksi. Sel somatik yang
bertanggung jawab membentuk tubuh dan berbagai jenis
organ sedangkan sel reproduksi membentuk sperma dan
ovum. Sel somatik mengandung “somatoplasma” sedangkan
sel reproduksi mengandung plasma nutfah. Plasma nutfah
dapat membentuk somatoplasma tetapi tidak sebaliknya.
Berdasarkan percobaan Weismann pada ekor tikus yang
dipotong pada beberapa generasi, perubahan sel-sel somatik
karena lingkungan tidak dapat mempengaruhi sel-sel
reproduksi dengan percobaan tersebut Weismann menolak
Lamarckisme. Meski teori partikulat Weismann menghadapi
banyak pertentangan tetapi teori tersebut menjadi konsep
dasar dari pemahaman genetika modern.8
Pada zaman Darwin belum diketahui tentang kromosom dan
gen sebagai asal dari sifat keturunan. Weismann melengkapi
teori Darwin dengan pernyataan sebagai berikut: Evolusi
merupakan masalah genetika, yaitu menyangkut masalah
bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin.
Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, evolusi
adalah gejala seleksi alam terhadap faktor genetika.9
4. Teori Darwin-Wallace (1823-1913)
Alfred Russel Wallace, secara terpisah mengembangkan
pemikirannya dan menghasilkan konsep yang sama dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Darwin. Ia menyatakan
persetujuannya pada konsep Survival of the fittest (siapa yang
kuat dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh
8
Meilinda, "Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains)", Pembelajaran
Biologi, Volume 4, Nomor 1 (Mei, 2017), 64.
9
Ibnu Mas'ud dan Joko Prayono, Ilmu Alamiah Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 123.
Darwin. Terjadinya proses evolusi ditunjukkan dengan
berbagai bukti antara lain dari perbandingan anatomi,
perbandingan embriologi, perbandingan fisiologi, petunjuk
secara biokimia, petunjuk adanya domestikasi, petunjuk dari
alat tubuh yang tersisa, serta petunjuk paleontologi. Berbagai
bukti tersebut, menghasilkan bentuk akhir dari makhluk
hidup yang berbeda-beda baik dari asesoris tubuh yang
dimiliki, fungsi masing-masing asesoris tubuh tersebut,
maupun sifat-sifat dari makhluk hidup yang bersangkutan.
Salah satu mekanisme utama yang terjadi untuk
menghasilkan perubahan evolusioner dari suatu makhluk
hidup adalah adanya seleksi alam. Seleksi alam pada
dasarnya memiliki pengertian, bahwa mutasi gen akan
meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu
organisme menjadi lebih umum dari satu generasi ke generasi
selanjutnya pada sebuah populasi. Dalam proses ini, sifatsifat
yang menguntungkan akan diwariskan ke keturunan,
sedangkan sifat-sifat yang tidak menguntungkan cenderung
tidak diwariskan.10
Proses evolusi, pada akhirnya mempengaruhi segala aspek
dari bentuk fisik dan perilaku dari suatu organisme. Dikenal
dua macam evolusi, yaitu evolusi progresif dan evolusi
regresif (retrogresif). Evolusi progresif menitikberatkan pada
hasil akhir, yaitu makhluk hidup dapat bertahan hidup pada
lingkungannya (survive), sedangkan evolusi regresif
memiliki kecenderungan pada kepunahan dari makhluk hidup
yang mengalami evolusi karena tidak mampu menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkungannya. Ke dua macam evolusi
tersebut, pada dasarnya dibagi berdasarkan pada pengaruh

10
Ucu Yanu Arbi, "Sejarah Dan Bukti Evolusi Pada Gastropoda", Oseana, Volume XXXVII, Nomor 2,
(2012), 43.
akhir dari proses evolusi yang terjadi, yaitu bertahan karena
mampu beradaptasi atau punah karena tidak mampu
beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi.11

5. Teori Aristoteles (384 SM- 322 SM)


Seorang filosof yang berasal dari yunani mencetuskan teori
evolusi. Ia menyatakan bahwa evolusi yang terjadi
berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam
dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.12
6. Teori De Vries (1848-1935)
Hugo De Vries (Botanikus-Belanda) dalam teorinya
mengungkapkan bahwa perubahan pada evolusi disebabkan
adanya mutasi gen. Mutasi adalah perubahan sempurna yang
tumbuh dalam gen dan mengakibatkan adanya perubahan
sifat dan keturunan.13
B. Teori Evolusi Menurut Pandangan Islam
Al-qur’an menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan dari
tanah dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran: 59), tanah
kering dan lumpur hitam (Surah Alhijr: 28), tanah liat (Surah Ashshafat:
11), sari pati tanah (Surah Al-shad: 71) dan sebagainya.
Semasa penciptaan Adam, Allah telah berfirman bahawa “Jadilah,
maka jadilah ia” (Surah Ali Imran: 59). Oleh itu, proses kejadian manusia
menurut Al-Quran adalah lebih sahih dan relevan karena mempunyai bukti
yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la: 1-3), penciptaan
atau kejadian manusia terbagi menjadi tiga (3). Hal ini telah menjadi titik
tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda

11
Ibid., 43.
12
Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Perspektif Islam Dan Barat (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007), 245.
13
Rudy Haryanto, Ilmu Alamiah Dasar (Pamekasan: STAIN Pamekasan Press, 2010), 62.
kemuliaan manusia. Bagi banyak orang, pertanyaan pertama adalah
bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi Evolusionis menjawab
pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah
sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara
kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan,
tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara
kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan
evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar
biologi; kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti
benda mati tidak memunculkan kehidupan.
Selain menggugurkan teori evolusi, hukum “kehidupan muncul dari
kehidupan sebelumnya” juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama
muncul di bumi dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia
diciptakan oleh Allah. Allah, Dia-lah satu-satunya pencipta yang dapat
menghidupkan benda mati. Dalam Q.S. Ar-Ruum {30):19, disebutkan:
“Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang
mati dari yang hidup.”.
Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita
untuk berbicara tentang asal-usul kehidupan dan hidup. Teori pertama
yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang disebut sebagai teori
Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang
hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi. Namun
teori ini di ragui oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan
Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahawa makhluk
hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu, pada tahun 1860, telah
muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua makhluk yang hidup
berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).
Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882).
Pada hakikatnya merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex
vivo”. Menurut Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882 bahwa
hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi
dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi,
yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi
yang akhirnya berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi ini,
termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.
Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan
perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada
suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan
bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang
ada dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu
bentuk yang sangat sederhana melalui proses penurunan dengan
modifikasi melalui seleksi alam.
Evolusi dalam pengertian-pengertian di atas adalah sebatas hipotesis
ilmiah tanpa bukti, atau justru sekedar perkiraan yang kemudian diangkat
menjadi kebenaran ilmiah oleh para pendukungnya dan diterima begitu
saja oleh masyarakat umum lewat kediktatoran intelektual serta keyakinan
yang membabi buta masyarakat pada integritas moral ilmuwan.
Dalam teori evolusi Darwin, setiap spesies hidup berasal dari satu
nenek moyang spesies yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi
spesies lain, dan semua spesies muncul dengan cara ini. Perubahan spesies
ini berlangsung secara bertahap sedikit demi sedikit dalam jangka waktu
jutaan tahun. Alquran dengan ayat-ayat yang relevan sangat mengesankan
sekali tentang tahap-tahap penciptaan makhluk hidup dapat dilihat dalam
Q.S.Al-Anbiyaa (21):30, Q.S. An-Nur (24):45, Q.S.Thaha (20):53, dan
Q.S. Nuh (71):14. Apa yang disebut Darwin sebagai seleksi alam,
memanglah seleksi alami dalam pengertian Allah SWT., yang mengatur
seleksi itu sebagai bagian dari proses penyempurnaan, proses penyelarasan
terhadap keadaan lingkungan dan proses perakitan dalam bentuk yang
diberikan-Nya kepada manusia untuk menjadi khalifahNya di bumi.
Konsep kejadian Manusia jelas beda dengan penciptaan Makhluk
lainya. Manusia memiliki kelebihan yang sempurna, itu menunjukan
bahwa manusia memang istimewa dan berbeda. Menurut pandangan Islam
Manusia adalah Makhluk terhormat dan mulia disisi ALLAH SWT.
Manusia juga diciptakan dengan insting atau naluri dan melakukan
penginderaan seperti hewan. Tapi ia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki
hewan dan tumbuhan yaitu akal. Akal merupakan anugrah dari ALLAH
SWT. Yang tiada nilainya dibandingkan makhluk lainya.
Dalam hadits RASULULLAH SAW. Menyebutkan:"Kamu semua
adalah dari anak-anak Adam dan Adam dari tanah. Dengan demikian
sudah jelas menurut pandangan Islam bahwa seluruh umat Manusia
memiliki nenek moyang yaitu Nabi Adam as". Maka teori Darwin menurut
pandangan islam perlu dikaji ulang jika tidak maka teori tersebut
dikatakan sebagai teori yang mengada-ngada.
C. Rekayasa Reproduksi Menurut Ilmu Pengetahuan Barat
Rekayasa reproduksi merupakan usaha Manusia mengembang biakkan
makhluk hidup baru dengan cara tanpa meninggalkan proses reproduksi
atau tahap-tahap yang berangsung secara alami. Namun dalam rekayasa
reproduksi juga menyangkut rekayasa genetika. Rekayasa reproduksi tidak
hanya dilakukan pada hewan maupun tumbuhan saja, tapi kepada manusia
pun juga bisa. Rekayasa reproduksi antara lain:
1. Kloning
Kloning berasal dari kata cloning yang artinya usaha manusia
untuk menciptakan suatu organisme dengan cara menduplikasi
yang dilakukan secara aseksual, dengan kata lain seperti halnya
menggandakan organisme makhluk hidup melalui cara
nonseksual.14 Kloning merupakan proses penggandaan makhluk
hidup dengan cara nucleus transfer dari sel janin yang sudah
berdiferensial dari sel dewasa, atau penggandaan makhluk hidup
menjadi banyak dengan memindahkan inti sel tubuh kedalam
indung telur pada tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel bagian-
bagian tubuh. Namun, pada saat ini, seiring berkembangnya

14
Aziz Musthafa dan Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan, Tantangan Dan
Pertentangan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 16.
tekhnologi, kloning tidak lagi menggunakan sel sperma seperti
yang dilakukan Jerry Hall. Tapi Kloning menggunakan sel telur
dan sel selain sperma.15
Menurut ilmu Barat yang dapat kita ambil contoh, yaitu teknik
kloning yang sudah pernah dilakukan di Scotlandia, Ian Wilmut
(1996) menggunakan sel kelenjar susu domba Finn Dorset sebagai
donor nukleus, dan sel telur domba Scottish Blackface yang
dihilangkan nukleusnya. Kemudian sel kelenjar susu domba Finn
Dorset difusikan dengan sel telur domba Blackface (yang tanpa
nukleus). Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio
(dalam tabung percobaan), kemudian dipindahkan kedalam rahim
domba Blackface, dan kemudian embrio berkembang dan
dilahirkan dengan ciri-ciri fisik sama dengan domba Finn Dorset
(walaupun dilahirkan oleh domba Blackface). Domba hasil
kloning ini diberi nama domba Dolly yang sebenarnya saudara
kembar domba Finn Dorset yang telah menyumbangkan nukleus
sel kelenjar susu.16
2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu metode pemeliharaan bagian
tumbuhan yang sudah di isolasi dari tanaman induknya pada
medium buatan dalam kondisi steril secara in vitro. In vitro
merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu
secara buatan yang dilakukan di luar individu yang bersangkutan.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu
memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit
dikembangbiakkan secara generatif.17
Salah satu proses pembentukan menjadi tanaman lengkap (planlet)
dalam teknik kultur jaringan adalah embryogenesis somatic, yaitu

15
Titik Kuntari dan Lip Wijayanto, Prinsip Kesehatan Dan Kedokteran Islam (Sleman: Pustaka Nisa,
2011), 59.
16
Sulchan Sofoewan, Kloning Dan Rekayasa Reproduksi (Yogyakarta: Tarjih, 1997), 23.
17
Begot Santoso, Biologi (Jakarta: Erlangga, 2006), 192.
suatu proses pembentukan embrio dari eksplan yang berupa sel-sel
somatik yang telah mengalami dediferensiasi. Sel-sel somatik
yang telah mengalami dediferensiasi selanjutnya ditransfer ke
dalam medium yang sesuai dan jika proses induksi
dediferensiasinya benar, maka gen-gen yang bertanggung jawab
terhadap totipotensi akan berfungsi, pembelahan sel-selnya
menjadi terkendali, dan akhirnya terbentuk embrio. Embrio yang
terbentuk dari sel-sel somatik akan tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman utuh melalui proses yang identik dengan proses
embryogenesis zigotyk.18
3. Bayi Tabung
Dewasa ini, ilmu dan teknologi di bidang kedokteran mengalami
perkembangan yang sangat pesat serta memberikan dampak positif
bagi manusia yaitu dengan ditemukannya cara-cara baru dalam
memberi jalan keluar bagi pasangan suami istri yang tidak dapat
memperoleh anak secara alami yang dalam istilah kedokteran
disebut dengan Fertilisasi In Vitro atau lebih popular dengan
istilah Bayi Tabung.
Secara bahasa Fertilisasi In Vitro terdiri dari dua suku kata yaitu
Fertilisasi dan In Vitro. Fertilisasi berarti pembuahan sel telur
wanita oleh spermatozoa pria, In Vitro berarti di luar tubuh.
Dengan demikian, fertilisasi in vitro berarti pembuahan sel telur
wanita oleh spermatozoa pria (bagian dari proses reproduksi
manusia), yang terjadi di luar tubuh.
Sebagian penyebab infertilitas dapat diatasi dengan pengobatan
maupun operasi, sedangkan infertilitas yang disebabkan karena
kegagalan inseminasi, pembuahan, kehamilan, persalinan dan
kelahiran hidup normal, ternyata dapat diatasi dengan cara buatan
(artificial). Cara-cara tersebut antara lain: Inseminasi buatan

18
Rusdianto dan Ari Indrianto, "Induksi Kalus Embriogenik Pada Wortel Menggunakan 2,4
Dichlorophenoxiacetic", Bionature, Volume 13, Nomor 2, (Oktober, 2012), 136.
(artificial insemination), pembuahan dalam (artificial conception),
penyuburan/pembuahan dalam (in vitro fertilitzation), pemindahan
janin/penanaman janin (embriyo transfer/embriyo transplant).19
4. Hibridasi
Hibridasi merupakan teknik pencarian bibit unggul dengan cara
menyilangkan 2 varietas yang memiliki sifat unggul. Cara ini
sering digunakan karena menguntungkan dan ini alasan kenapa
banyak orang memilih menggunakan teknik ini. Hasil dari
hibridasi merupakan perpaduan sifat unggul dari kedua induknya,
teknik ini dapat dilakukan pada hewan dan tumbuhan. Contoh
hibrid tumbuhan yang telah dibudidayakan adalah jagung, kelapa,
padi, tebu, dan anggrek.20
Hibridasi merupakan teknik yang potensial dalam upaya
meningkatkan daya hasil suatu komoditas tanaman dengan
karakter yang dikehendaki. Pendugaan daya gabung (combining
ability) merupakan cara yang efektif dan efisien dalam menyeleksi
suatu galur/tetua dalam hibridasi sehingga dapat diperoleh hibrida
dengan daya hasil tinggi serta memiliki karakter baik lainnya
sesuai yang dikehendaki.21
5. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) adalah proses memasukkan sperma ke
dalam saluran reproduksi betina dengan tujuan untuk membuat
betina jadi bunting tanpa perlu terjadi perkawinan alami. Konsep
dasar dari tekhnologi ini adalah bahwa seekor pejantan secara
alamiah memproduksi puluhan milyar sel kelamin jantan
(spermatozoa) per hari, sedangkan untuk membuahi satu sel telur

19
Zahrowati, "Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma Donor dan Rahim
Sewaan (Surrogate Mother) Dalam Perspektif Hukum Perdata", Holrev, Volume 1, Nomor 2,
(September, 2017), 197-198
20
Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Perspektif Islam Dan Barat (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007), 270.
21
Aziz Purwanto dkk, "Evaluasi Daya Gabung Karakter Hasil Dan Komponen Hasil Lima Galur
Mentimun", Ilmu Pertanian, Volume 16, Nomor 1, (2013), 31.
(oosit) pada hewan betina diperlukan hanya satu spermatozoon.
Potensi terpendam yang dimiliki seekor pejantan sebagai sumber
informasi genetik, apalagi yang unggul dapat dimanfaatkan secara
efisien untuk membuahi banyak betina.
Dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan, ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan antara lain seleksi dan pemeliharaan pejantan,
cara penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan dan
pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan, dan penentuan hasil
inseminasi. Agar dalam pelaksanaan inseminasi buatan pada
hewan ternak atau peternakan memperoleh hasil yang lebih
efektif, maka deteksi dan pelaporan birahi harus tepat di samping
pelaksanaan dan teknik inseminasi itu sendiri dilaksanakan secara
cermat oleh tenaga terampil.22
D. Rekayasa Reproduksi Menurut Pandangan Islam

22

Anda mungkin juga menyukai