Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SUPERVISI KEPERAWATAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Studi Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu :

Kurniawati, S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Natania Ema Y. (7118005)


2. Devi Apriliani (7118007)

DIII ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga
kami dapat menyusun makalah dengan judul “Makalah Supervisi Keperawatan”.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan
doa nya. Sebagai manusia kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Aamiin.

Jombang, 15 juli 2020

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam
sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup
masyarakat. Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjang
dibandingkan dengan sumber daya yang lain dan tergantung yang
menyalurkan mobilisasi atau usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan.
Dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah menyusun modul dasar susunan personalia (DSP)
yang memuat tentang metode perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi
beban kerja. Dalam metode ini tiap-tiap pegawai dapat dihitung beban
kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya.
Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator
keberhasilan rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya
manusia yang cukup dengan kualitas yang tinggi professional sesuai dengan
fungsi dan tugas setiap pegawai. Pelayanan keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu pentingnya pelayanan
dirumah sakit, bahkan Huber (cit. Nurdjanah, 1999)melaporkan bahwa 70%
tenaga kesehatan dirumah sakit adalah perawat.Sedang Gillies (1994)
memperkirakan bahwa sekitar 75% tenaga keperawatan dirumah sakit adalah
perawat, dan 60-70% dari total anggaran digunakan untuk menggaji
perawat.Kualitas asuhan keperawatan dapat dapat mencapai hasil ayng
optimal apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada memiliki
proporsi yang seimbang. Berdasarkan penelitian WHO (1997),beberapa
Negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemikan fakta bahwa
perawat yang bekerja dirumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan
masih mengalami kekurangan perawat. Hal ini disebabkan karena peran
perawat belum didefinisikan dengan baik, dan perawt yang lain masih banyak
yang tidak mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa
perawat merupakan kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik
buruknya pelayanan rumahsakit adlh merupakan citra dari kelompok perawat
sebagai jasa pemberian pelayanan keperawatan.
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat
ditunjang oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi
perawat yang memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan
yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga
keperawatan. Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan : klasifikasi
klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan
keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta perhitungan
jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager
keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga
keperawatan di suatu unit rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep supervisi keperawatan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang supervisi keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami tentang konsep supervisi
keperawatan
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan
untuk penyelesaian tugas-tugasnya (Swansburg, 1999).
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi
secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana
sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik,
terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan dari perawat (Thora Kron, 1987).
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para
perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan
sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan
diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan
demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan Supervisi
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini
tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja
diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi
jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan
pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari
dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana
asuhan keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Manfaat supervisi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat
kaitannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat
kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan
bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan
sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah (Azwar 1996, dalam
Nursalam, 2007).
1.3 Peran dan Tanggung Jawab Masing-masing Perawat Supervisi
1.3.1 Pelaksana Supervisi
1. Kepala Ruang, bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan
keperawatan pada klien di ruang perawatan, merupakan ujung
tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan
di rumah sakit, mengawasi perawat pelaksana dalam
melaksanakan praktik keperawatan di ruang perawatan sesuai
dengan yang didelegasikan.
2. Pengawas keperawatan, bertanggung jawab dalam supervisi
pelayanan kepada kepala ruangan yang ada di instalasinya.
3. Kepala seksi keperawatan, mengawasi instalasi dalam
melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara
tidak langsung.
4. Kepala bidang keperawatan, Kabid keperawatan bertanggung
jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara
langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi
yang menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi
supervisor dan siapa yang disupervisi.
1.3.2 Langkah Supervisi
1. Prasupervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b. Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan
dinilai.
2. Pelaksanaan Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan.
b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder. Seperti : supervisor
mengklarifikasi permasalahan yang ada dan supervisor
melakukan tanya jawab dengan perawat.
3. Pascasupervisi–3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil
laporan supervisi).
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan.
1.3.3 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi Keperawatan
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah
mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan
manajemen sumber daya yang tersedia.
1. Manajemen pelayanan keperawatan.
Tanggung jawab supervisor adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktik
keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang
diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur
pelayanan keperawatan, kerja sama dengan tenaga kesehatan
lain yang terkait.
2. Manajemen Anggaran.
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu
perencanaan dan pengembangan.
Supervisor berperan dalam hal berikut :
a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan
dana tahunan yang tersedia dan mengembangkan tujuan unit
yang dapat dicapai sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk
merencanakan anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat
terjadi begitu saja, tetapi memerlukan praktik dan evaluasi
penampilan agar dapat dijalankan dengan tepat. Kegagalan
supervisi dapat menimbulkan kesenjangan dalam pelayanan
keperawatan.
1.3.4 Teknik Supervisi
Beberapa tehnik yang dilakukan oleh supervisi, antara lain :
1. Proses supervisi keperawatan terdiri atas tiga elemen kelompok,
yaitu:
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b. Fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding
untuk menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
2. Area supervise
a. Pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan
kepada klien.
b. Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran
dan empati.
Area supervisi keperawatan mencakup aspek kognitif, sikap
dan perilaku, yang meliputi :
a. Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kepada klien.
b. Pendokumentasian asuhan keperawatan.
c. Penerimaan pasien baru.
d. Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang.
e. Pengelolaan logistik dan obat.
f. Penerapan metode ronde keperawatan dalam
menyelsaikan masalah keperawatan klien.
g. Pelaksanaan timbang terima.
3. Cara supervise
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai
berikut :
a. Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan
yang sedang berlangsung, yaitu supervisor dapat terlibat
dalam kegiatan, umpan balik, dan perbaikan. Proses
supervisi meleputi:
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu
tindakan keperawatan didampingi oleh supervisor.
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan,
reinforcement, dan petunjuk.
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana
melakukan diskusi yang bertujuan untuk menguatkan
yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat
penting dilakukan oleh supervisor.
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis
maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang
terjadi di lapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan
fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

Sasaran Supervisi
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai
berikut :

1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola


2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara
kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpanan
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan,
kedudukan dan keuangan.
4. Kompetensi Supervisi

Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :

1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga


dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf
dan pelaskanaan keperawatan

4. Proses kelompok (dinamika kelompok)


5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf
dan pelaksanaan keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
5. Prinsip Supervisi

Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :

1. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi


2. Kegiatan yang direncanakan secara matang
3. Bersifat edukatif, supporting dan informal
4. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan
keperawatan
5. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan staf dan pelaksana keperawatan.
6. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan
kelebihan masing-masing
8. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri
disesuaikan dengan kebutuhan.
9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
6. Karakteristik

Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki


karekteristik :

1. mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang


sesungguhnya
2. mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi
keperawatan yang ada
3. kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau
berkala
4. dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala
unit/Kepala Ruangan atau penanggung jawab yang
ditunjuk).
5. Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
1.4 Alur atau Bagan Kegiatan Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Perawatan IRNA

2.
Menetapkan kegiatan dan tujuan serta instrumen / alat ukur Kepala Ruangan
3.

Supervisi

4.
Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

Delegasi

5.
Fair PA PA
Feed Back 6.
Follow Up, pemecahanmasalah, reward/reinforcement
7.
8.

Kualitas Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi

Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)


Lampiran

Skenario:

Cast:

1. Karu :Devi Apriliani


2. PP : Natania Ema yolanda
3. PA1 : Alda fatikhah
4. PA2 : Fujiyana Revita Dewi
5. Pasien : Alfin kurniawan
6. Bapak Pasien : aziz muthalil
7. Ibu Pasien : Anisa Kusumaningsih
8. Paman Pasien : Aji purnomo
9. Penjaga nurs stasion: Nimas putri
10. Kakak pasien :Bintari Intan

Diruang anak RS Harapan Bunda terdapatseorang pasien diare yang kondisinya


lemah dan memerlukan terapi cairan. Pada hari yang sama Kepala Ruangan akan
melakukan supervisi terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.
Diruang keperawatan karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi kepada
perawat primer dan perawat asosiasi.
Karu : selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?
PP : sudah bu,
Karu : ya, pagi ini saya akan menyampaikan tentang supervisi yg akan
dilakukan pada hari ini. Jadi, tujuan untuk dilakukannya supervisi
adalah untuk mempelajari dan memperbaiki tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien kita.
PP : ow gitu bu, untuk sepervisi sendiri tindakan apa pak yang akan
dilakukan supervisi?
Karu : pada hari ini, saya akan melakukan supervisi terhadap tindakan
pemasangan infus yang akan dilakukan. Untuk pasien kita pada
hari ini adakah order dari dokter untuk dilakukannya pemasangan
infus?
PP : untuk hari ini, kita mendapatkan order dari dokter untuk
melakukan pemasangan infus terhadap pasien bernama An.(neo), 6
tahun dengan diagnosa medis diare. Sedangkan kondisi anak dokter
agar dilakukan pemasangan infus RL. Jadi untuk ners() minta
tolong untuk menyiapkan alat untuk pemasangan infus,.
PA1 : baik ners tersebut sedang mengalami dehidrasi berat bu, dan dari
order, akan segera saya persiapkan.
PP :ners ema tolong dibantu juga ya ?
PA2 : iya ner akan segera saya siapkan.
Karu : Baik, pada hari ini kita menpunya 2 pasien yang akan dilakukan
pemasangan infus. Jadi, untuk format penilaian yang akan
dilakukan pada supervisi pada hari ini adalah. Nanti saya akan
melakukan beberapa penilaian terhadap tindakan yang akan
dilakukan dan nanti saya akan memberikan penilaian terhadap
beberapa insrumet tindakan seperti teknik pemasangan infus yang
benar. Muungkin ini ada beberapa format/instrumen penilaian
silahkan di baca dulu(menyerahkan map kepada PP).
PP : iya bu (menerima map).
Karu : ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut?
PP : tidak ada bu,,
Karu : baik kalo begitu langsun aja kepada ners untuk melakukan
tindakan tersebut. Dan untuk semuanya Selamat bekerja.,

Di nurse stasion,
PP : ners, ners tolong bantu saya mempersiapkan peralatan infus
untuk pasien bernama An.n
PA1 & PA2 : iya ners
PA1 : mabk set sterilnya mana ya?
Panjaga ners station : ini mbak, sudah saya siapkan (sambil memberikan set
steril)
Karu : gimana perlengkapan untuk pemasangan infus? Sudah lengkap?
PP : sudah pak,.
Karu : oke, kita pasien sekarang ya,.
Setelah itu karu, PP, PA1 dan PA2, ke ruangan anak,
PP : Assalamualaikum wr.wb selamat pagi bu, pak?
Ibu & Bapak Pasien 1 :wa’alaikumsallam wr.wb ya pagi,.
PP : gimana de kabarnya?
Pasien : iyaaaa, sakit bu,
PP : sakitnya kenapa de,?
Pasien : lemas bu, sakit perut,..
PP : pak, kami akan memasang infus pada anak bapak, tujuannya agar
memberikan asupan cairan pada anak bapak selama kuarang lebih
10-15 menit. Gimana pak apa diperbolehkan?
Bapak Pasien1: ya, silahkan bu?
PP : ada yg mau ditanyakan sebelumnya pak?
Bapak Pasien1: tidak ada bu?
PP : adek, kita pasang infusnya dulu yah?
Pasien : iya bu,
PP : ners alda dan fuji bisa dibantu untuk melakukan pemasangan
infus?
PA1 :Iya ners, saya akan lakukan pemasangan infusnya (sambil
membawa troli ke dekat pasien)
PA2 : adek kita pasang infusnya dulu ya,kita ucapkan bismillah dulu yah
de bismilahirramnairrohim,
Pasien : bismilahirahmanirohim, sus sakit ga?
PA1 : enggak kok cuman kayak digigit semut,,
Pasien : tapi saya takut.
PA2 : gak pa2 adek kan anak pinter, pasti nanti kalo udah dipasang
infusnya nanti adek bisa sehat lagi.
PA1 : adek kalo udah gede pengen jdi apa?
Pasien : pengen jadi astronot sus.
PA2 : brarti adek udh pinter dong kalo dipasang infus,, gak usah taku
lagi ya de?
Pasien : iya sus.
Kemudian PA1&2 melakukan pemasangan infus kepada An.n.
Setelah melakukan pemasangan infus,.
PP : bapak kami sudah memasangkan infus ke anak bapak, kami minta
izin untuk ke pasien selanjtnya pak,.
Ibu & Bapak Pasien : iya bu,
Karu : gimana apa sebelumnya ada yg ditanyakan???
Kakak pasien : adik saya kapan ya sembuhnya??
Karu : kita tunggu perkembangan anak n selanjutnya ya.,
Kakak pasien: : oww iya bu?
Paman pasien : de,, jangan nagis lagi ya udh slesai kok masang infusnya
Pasien : iya omm, huhuhuh
Karu : baik pak, bu,, kalo gitu kami kembali keruangan dulu ya,jika
bapak/ibu membutuhkan saya ada di ruangan perawat, slamat pagi
Keluarga : iya sus terimakasih, pagi
Diruangan karu,..
Karu : ya tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap hasil kerja
pemasangan infus pada hari ini,,. Untuk secra prosedur
pemasangan infus secara kesluruhan sudah baik, tapi tadi ada hal 2
yg perlu kita perhatikan bersama,.
PP : apa itu bu??
Karu : dalam pemasangan tadi kurangnya interksi kepada pasien jadi,
pasiennya tadi ada merasa sedikit agak takut,,. Sepertinya hal itu yg
perlu kita perhatikan, ,,. Oke ada yg ingin di klarifikasi??
PP : iya bu, saya menyadari akan hal itu,, dan nanti akan kami
perbaiki..,
Karu : ya bagus sekali, interksi dan komunikasi dalam hal ini komusikasi
terputik sangat penting dilakukan apalagi pasien kita anak-anak,..
dan untuk semuanya sangat bagus sekali apa yg kalian lakukan
pada hari ini pertahankan terus,.. dan sepertinya hanya itu yang bisa
saya sampaikan., untuk kurang dan lebihnya mohon maaf,, saya
tutup pertamuan ini, wasalammualaikum wr,wb
PP dan PA kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan
untuk hasil supervisi tersebut.
BAB 3

PENUTUP
Kesimpulan
Supervisi keperawatn diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Supervisi modern bukan mencari kesalahan dan
menghukum, tetapi memberi pengarahan dan petunjuk agar perawat dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan secara efektif dan efisien. Supervisor perlu
membuat rencana supervisi dengan dilengkapi oleh standar acuan agar hasil
supervisi dapat dianalisa untuk tindak lanjut perbaikan atau pemeliharaan perilaku
staf keperawatan. Oleh karena itu melalui supervisi dapat tercapai motivasi kerja,
kreatifitas, ketrampilan dan pengetahuan perawat yang akhirnya akan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Kron and Gray. 1987. The management of patient care putting leadership skills
to work. 6th ed. W.B Sounders : Philadelphia
Marquis and Houston. 2000. Leadership roles and management functions in
nursing : theori and applications. Philadelphia : Lippincot
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Tim pusat pengembangan keperawatan carolus. 1995. Lokakarya manjemen
kepala bidang keperawatan. Jakarta
Swansburg, RC & Swansburg RJ. 1999. Introductory management and
leadership for nurses an interactive text, second edition. Canada :
Jones and Barlett Publisher

Anda mungkin juga menyukai