Anda di halaman 1dari 1

Transparansi atau keterbukaan sikap dalam konteks individual sejatinya merupakan

perwujudan dari sikap jujur, rendah hati, adil, mau menerima pendapat dan kritik dari
orang lain. Dalam konteks pergaulan antarindividu, keterbukaan sikap merupakan
landasan untuk terbangunnya sebuah komunikasi positif dan konstruktif. Ketika
transparansi tidak dijadikan sebagai prinsip yang mendasari aktivitas seorang
pejabat dalam sebuah institusi saat menjalankan tugas yang diamanatkan
kepadanya, maka sudah dipastikan akan muncul prasangka-prasangka negatif
dikalangan masyarakat, yang pada gilirannya ketika dibiarkan akan menimbulkan
peluang untuk lahirnya perilaku korup. Atas dasar pertimbangan diataslah maka
tidak ada alasan lagi bagi kita untuk mentolelir perilaku yang bertentangan dengan
semangat transparansi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seluruh pegawai maupun
pejabat di seluruh institusi publik harus semakin mengoptimalkan perannya di garda
terdepan dalam membangun budaya transparansi melalui upaya penyebaran
informasi sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang KIP
(Keterbukaan Informasi Publik).
Membangun budaya transparansi sangat identik dengan membangun sifat kejujuran
dalam diri kita. Karenanya, agama manapun pasti akan sangat mendukung untuk
terciptanya budaya tersebut. Kita berharap bahwa budaya transparansi dari waktu
ke waktu semakin tertanam kuat didalam jiwa seluruh jajaraan pegawai dan pejabat
disemua institusi publik, sehingga masyarakat kita semakin menyimpan
‘trust’/kepercayaan terhadap institusi publik disemua levelnya, pusat maupun
daerah. Sehingga dengan demikian, citra positif PNS pun semakin terbangun
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai