Anda di halaman 1dari 5

TUJUAN DAN PERAN GURU DALAM METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DENGAN MEMBERIKAN CONTOH METODE STUDENT TEAM-


ACHIEVEMENT DIVISIONS (Stad)

Dosen Pengampu : Rr.Kusuma Dwi Nur M, M.Pd.I

Di Susun Oleh :

Khoirun Nisa
Kholisatul Fauziah
Mahbub Junaedi
Nurul Jannah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDHOTUL ULAMA’
(IAINU) TUBAN
Jalan Manunggal No 10-12, Sukolilo, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur 62318
2020
A. Tujuan Guru dalam Metode Pembelajaran PAI
     
      Pada prinsipnya, setiap guru wajib bertanggung jawab atas terselenggaranya proses pembelajaran di
bidang studi pegangannya. Namun di samping itu, ia pun diharapkan ikut memikiul tanggung jawab bersama
dalam mencapai tujuan yang lebih lanjut seperti tujuan institusional (satuan pendidikan tempatnya bertugas)
maupun tujuan nasional.
     Alhasil, tanggung jawab para guru tidak terbatas pada pencapaian kecakapan-kecakapan tertentu yang
dikuasai para siswa, tetapi lebih jauh lagi yakni sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-
kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa memperoleh hasil yang
diharapkan.
2. Menciptakan suasana kelas yang kondusif.
3. Tujuan pengembangan pribadi para siswa sebagai individu mandiri.  
4. Tujuan pengembangan pribadi para siswa sebagai warga  dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

 B. Peran Guru dalam Metode Pembelajaran PAI

         Peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat
belangsungnya interaktif di kelas, tetapi juga diluar kelas. Dalam kaitannya dengan peran guru dalam konteks
pembelajaran PAI, guru di diharapkan mengikuti perkembangan metode pembelajaran mutakhir untuk
menggunakan media teknologi informasi dalam pembelajarannya. Melalui alat teknologi ini, pembelajaran
yang efisien dapat dicapai.
      Yang akan dikemukakan disini adalah peranan yang dianggap paling dominan dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Guru sebagai demonstrator
       Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. Apalagi siswa (anak
didik) yang memiliki intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami siswa, guru harus
berusaha dengan membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga
apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman siswa, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan
siswa. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
2. Guru sebagai pengelola kelas
       Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat
berhimpun semua siswa dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola
dengan baik akan menunjang jalannnya proses pembelajaran. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan
baik akan menghambat proses kegiatan pembelajaran.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
      Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pembelajaran karena media pembelajaran merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses
belajar-mengajar. Sebagai mediator guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media
pembelajaran saja, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan
media itu dengan baik. Keterampilan menggunakan semua itu harus sesuai dengan pencapaian tujuan. Guru
sebagai mediator dapat juga diartikan penyedia media.
       Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan dalam
kegiatan belajar siswa (anak didik). Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang yang
pengap, meja dan kursi berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyababkan siswa (anak didik)
malas belajar. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta
lingkungan belajar yang menyenagkan siswa (anak didik).
4. Guru sebagai motivator
        Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam
upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas
belajar dan me nurun prestasinya disekolah. Setiap saat, guru harus bertindak sebagai motivator, karena
dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak didik yang malas belajar. Motivasi dapat efektif
bila dilakukan dengan memerhatikan kebutuhan anak didik. Peranan guru sebagai motivator sangat penting
dalam interaksi edukatif karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran
sosial.
5. Guru sebagai pembimbing
        Peran guru tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan di atas adalah sebagai
pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan karena kehadiran guru di kelas adalah untuk membimbing
siswa (anak didik) menjadi manusia dewasa. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya. 
       Kekurang mampuan siswa (anak didik) menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi
semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun bimbingan dari guru
sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).
6. Guru sebagai evaluator
       Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan
memberikan penilaian yang menyentuh aspek intrinsik dan ekstrinsik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan
sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
      Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap
pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

C. Pengertian Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions


Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif
ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Dalam proses pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan
mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

 
Langkah-langkah Student Teams Achievement Divisions

Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Slavin, 2008) :


1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar
yang akan dicapai.
2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal.
3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan
yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
4. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi
dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi
5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan
pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
6. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.
7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar
individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa untuk mendorong dan membantu
satu sama lain untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa
menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus membantu teman
sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka harus mendorong teman meraka untuk
melakukan yang terbaik dan menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,
berharga dan menyenangkan.
 

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions


Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD.

Keunggulan pembelajaran STAD antara lain :


1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5. Meningkatkan kecakapan individu.
6. Meningkatkan kecakapan kelompok.
7. Tidak bersifat kompetitif.
8. Tidak memiliki rasa dendam.
Kekurangan metode pembelajaran STAD antara lain :
1. Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
2. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih
dominan.
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
4. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau
menggunakan pembelajaran kooperatif.
5. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran
kooperatif.
6. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

A. Kesimpulan

      Guru merupakan sosok figur yang mempunyai tanggung jawab yang cukup besar, yakni mengajar,
mendidik, serta membimbing dalam rangka mengantarkan siswa (anak didik) menuju kedewasaannya. Oleh
karena itu guru sangat diharapkan kehadirannya dalam dunia pendidikan.

       Dalam dunia pendidikan, guru memiliki beberapa peran penting dalam proses pembelajaran: 1) Guru
sebagai Demonstartor. 2) Guru sebagai Pengelola Kelas. 3) Guru sebagai Mediator dan Fasilitator. 4)  Guru
sebagai Motivator. 5) Guru sebagai Pembimbing 6) Guru sebagai Evaluator.

REFERENSI

 Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2000.


 https://masjunayd.blogspot.com/2019/11/tujuan-dan-peran-guru-dalam-metode.html diakses pada
hari jumat tanggal 2 Oktober 2020, pukul 22:15

Anda mungkin juga menyukai