Askep Heart Failure HF
Askep Heart Failure HF
A. PENGERTIAN
Gagal jantung (heart failure) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolic secara abnormal (Mansjoer, Arif, 2001:434).
Gagal jantung secara progresif menyebabkan penurunan curah jantung (cardiac out put),
kegagalan sirkulasi menyebabkan gangguan metabolisme badan dan faal tubuh seluruh
sistem organ dengan segala akibatnya. Kegagalan inilah yang dimanifestasikan sebagai
keluhan dan tanda-tanda dari gagal jantung (sindrom gagal jantung).
Terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga
curah jantung kiri menurun dengan akibat tekanan terakhir diastolek dalam
ventrikel kiri dan volume akhir diastolik dalam ventrikel kiri meningkat.
2. Gagal jantung kanan. Dapat terjadi karena gangguan / hambatan pada daya
pompa ventrikel kanan, sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa
didahului oleh adanya gagal jantung kiri sehingga tekanan dan volume akhir
diastolek ventrikel kanan akan meningkatkan dan keadaan menjadi beban bagi
atrium kanan dalam kerjanya mengisi ventrikel kanan pada waktu diastolik.
B. ETIOLOGI
3. Peningkatan kebutuhan metabolik / peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload).
5. Kebutuhan metabolik meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung, misalnya pada
anemia, tinoktiosis demam, beri-beri.
6. Hambatan pengisian kapiler, menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan
curah jantung menurun.
C. PATOFISIOLOGI.
Bila jantung dihadapkan pada beban yang berlebihan (melampaui beban normal), maka jantung
melakukan mekanisme kompensasi secara instrinsik dan berusaha meningkatkan kemampuan
kerjanya dalam mengatasi beban tadi. Mekanisme jantung antara lain :
Bila semua kompensasi tersebut di atas telah digunakan seluruhnya tetapi masih tidak dapat
memenuhi kebutuhan tubuh menyebabkan gagal jantung, yang dapat di bedakan :
EKG
Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple)
Scant jantung.
Kateterisasi jantung
Rontgen dada
Enzime hepar, elektrolit darah, BUN dan kretinin.
F. PENATALAKSANAAN
Keperawatan
Kaji tanda vital, frekwensi dan irama jantung, nadi ferifer /bunyi napas.
Kaji warna kulit /sianosis.
Kaji tingkat kesadaran
Kaji haluaran urine ~ catat penurunan & konsentrasi urine.
Tingkatkan istirahat dengan posisi senyaman mungkin
Atur lingkungan tenang, hendari stress.
Kaji tingkat toleransi aktivitas & catat respon cardiopulmonal terhadap aktivitas.
Berikan / penuhi kebutuhan klien sesuai tingkat toleransi.
Ukur BB dan lingkar perut tiap hari.
Kaji distensi vena jugularis & vitting oedem.
kolaborasi pemberian O2 dan obat-obatan.
Diet rendah garam.
Medis
Pengobatan / pengendalian kelainan dasar jantung atau vaskuler, misalnya operasi, &
pengobatan.
Obat – obatan yang diberikan :
Preparat digitalis ~ meningkatkan kembali daya kontraksi jantung
Mengatasi retensi cairan ~ diuretik
Memperbaiki oksigenasi jaringan ~ O2, kadar tinggi dengan konsentrasi 24-28 % kecepatan 2-3
l/mt
Menurunkan beban hemodinamis jantung ~ obat vasodilator (nitrogliserin).
Pengobatan oedem akut ~ O2 & diuretik / vasodilator.
G. KOMPLIKASI
Pada bayi dan anak-anak yang menderita gagal jantung yang lama biasanya mengalami
gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat dari pada tinggi badan. Pada gagal jantung
kiri dengan gangguan pemompaan pada ventrikel kiri dapat mengakibatkan bendungan paru dan
selanjutnya dapat mengakibatkan ventrikel kanan berkompensasi dengan mengalami hipertropi
dan menimbulkan dipsnea dan gangguan pada system pernapasan lainnya. Pada gagal jantung
kanan dapat terjadi hepatomegali, asites, bendungan pada vena perifer, dan gangguan
gastrointestinal.
H. PROGNOSIS
Pada sebagian kecil pasien gagal jantung yang berat terjadi pada hari atau minggu pertama
pasca lahir, misalnya Sindrom Hiperplasia jantung kiri, atresia aorta, koarletasio aorta atau
anomaly total drainase vena polmunalis dengan obstroksi. Terhadap mereka, tetapi mendiagnosa
saja sulit, memberikan hasil tindakan invasive diperlukan segera setelah pasien stabil, kegagalan
untuk melakukan operasi pada golongan pasien ini hamper selalu akan berakhir dengan
kematian.
Pada gagal jantung akibat peningkatan vena jugularis yang kurang berat, pendekatan awal
adalah gangguan terapi medis adekuat, bila ini terlihat menolong maka dapat diteruskan sambil
menunggu saat yang baik.
TINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN.
1. Aktivitas / istirahat.
: · Kelelahan terus-menerus, nyeri dada, insomnia, dispnoe saat istirahat atau pada
pengerahan tenaga.
: · Gelisah, perubahan status mental, (misalnya letargi) tanda vital berubah pada saat
beraktivitas.
2. Sirkulasi.
4. Eliminasi.
5. Makanan / cairan.
6. Hygiene.
Gejala : · Keletihan, kelemahan, kelelahan selama aktivitas.
Tanda : · Penampilan, perawatan personal menurun.
7. Neorosensori.
Gejala : · Kelemahan, pening, episode pingsan.
9. Pernafasan.
: · Dispnea saat tidur, tidur sambil duduk atau dengan beberapa kontrol.
Batuk dengan / tanpa kontrol.
Riwayat penyakit paru kronis.
10. Keamanan.
: · Perubahan fungsi mental, kehilangan kekuatan / tonus otot, kulit lecet.
Interaksi sosial.
Gejala : · Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial.
Mandiri :
a. Kaji dan lapor tanda penurunan curah jantung
b. Periksa keadaan klien dengan mengauskultasi nadi apical : kaji frekuensi, irama jantung
c. Catat bunyi jantung
d. Palpasi nadi perifer
e. Pantau adanya haluaran urine, catat jumlah, warna dan kepekatan(konsentrasi urine)
f. Istirahatkan klien dengan tirah baring optimal
g. Atur posisi yang ideal, tinggikan kepala tempat tidur 20-30 cm
h. Berikan oksigen tambahan dengan kanula/masker sesuai indikasi
i. Hindari manuver dinamik seperti berjongkok sewaktu melakukan BAB dan mengepal-ngepalkan
tangan
j. Kolaborasi :
Berikan diet jantung
Berikan obat Diuretik, misal Lasix (forusemid)
Berikan obat Digoxin
Berikan obat Captopril (capoten)
2. Aktual/risiko tinggi nyeri b.d ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan
kebutuhan miokardium sekunder dari penurunan suplai darah ke3 miokardium,
peningkatan produksi asam laktat
3. Aktual/risiko tinggi kerusakan pertukaran gas b.d perembesan cairan, kongesti paru
sekunder perubahan membrane alveoli dan retensi cairan intertisiil
5. Aktual/risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan b.d kelebihan cairan sistemik,
perembesan cairan intertisial di sistemik sekunder dari penurunan curah jantung, gagal
jantung kanan
a. Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen missal, mengejan saat defekasi
b. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi, bila tidak
ada nyeri, ambulasi, dan istirahatkan selama 1 jam setelah makan
c. Tingkatkan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klien
d. Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis
e. Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi
f. Berikan waktu istirahat diantara waktu aktivitas
g. Pertahankan penambahan oksigen sesuai pesanan
h. Selama aktivitas kaji EKG,dispnoe, sianosis, kerja napas dan frekwensi napas serta keluhan
subyektif
i. Berikan diet sesuai pesanan (pembatasan air dan Natrium)
j. Rujuk ke program rehabilitasi jantung.
DAFTAR PUSTAKA.
Barbara E, 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah , vol 2, alih bahasa Samba, Suryati,
Jakarta : EGC
Doengoes, E, Marylinn dkk, Rencana Asuhan Keperawatan Vol. 3, alih bahasa Sukarsya, I Made,
Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Muttaqin, Arif, 2006. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sisten Kardiovaskular,
Banjarmasin : Unpublished
Tucker, Susan Martin dkk, 1998. Standar Perawatan Pasien, vol. 1, Alih bahasa Yasmin Asih dkk,
Jakarta : EGC