Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

Nama : Vanisa Andini


Nim : 18075085
Jurusan : Ilmu Kesejahteraan Keluarga
Judul Tugas : Pengertian dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran

MATERI
PENGUKURAN
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh
deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas. Berikut ini akan dikutip beberapa definisi pengukuran yang
dirumuskan oleh beberapa ahli pengukuran pendidikan dan psikologi yang acap kali
dijadikan acuan beberapa penulis.
1. Richard H. Lindeman (1967) merumuskan pengukuran sebagai “the assignment of
one or a set each of a set of persons or objects according to certain established
rules”
2. Norman E. Gronlund (1971) secara sederhana merumuskan pengukuran sebagai
“Measurement is limited to quantitative descriptions of pupil behavior”.
3. Georgia S. Adams (1964) merumuskan pengukuran sebagai “nothing more than
careful observations of actual performance under staandar conditions”.
4. Victor H.Noll (1957) mengemukakan dua karakteristik utama pengukuran, yaitu
“quantitativaness” dan “constancy of units”. Atas dasar dua karakteristik ini ia
menyatakan “since measurement is a quantitative process, is results of
measurement are always expessed in numbers.
5. William A.Mehrens dan Irlin J. Lehmann (1973) mendefinisikan : pengukuran
sebagai berikut : “Using observations, rating scales. Or any other device that allows
us to obtain information in a quantitative form is measurement” .
6. Robert L. Ebel dan David A. Frisbie (1986) merunuskan pengkuran sebagai
“Measurment is a process of assigning numbers to the individual numbers of a set
of objects or person for the purpose of indicating differences among them in the
degree to which they posscess the characteristic being measured.
7. Gilbert Sax (1980) menyatakan “measurement: The assignment of numbers to
attributes of characteristics of person, evenrs, or object according to explicit
formulations or rules”. 

PENILAIAN
Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua
metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara
menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat.
Penilaian untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses
penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi
belajar peserta didik.
Penilaian menyeluruh dan berkelanjutan dalam Konsep Penilaian dari
Implementasi peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, membawa implikasi terhadap model dan tehnik penilaian proses dan hasil
belajar. Pelaku penilaian terhadap proses dan hasil belajar diantaranya internal dan
eksternal. Penilaian internal merupakan penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh
guru pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan penilaian eksternal merupakan
penilaian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran,
biasanya dilakukan oleh suatu institusi / lembaga baik didalam maupun diluar negeri.
Penelitian yang dilakukan lembaga / institusi tersebut dimaksudkan sebagai pengendali
mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
Metode dan tehnik penilaian sebagai bagian dari penilaian internal (internal
assessment) untuk mengetahui proses dan hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan
kompetensi yang diajarkan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat
ketercapaian ketuntasan kompetensi oleh peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik
yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan
hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai
umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program
pembelajaran.
Ada empat macam istilah yang berkaitan dengan konsep penilaian dan sering
kali digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar dari peserta didik yaitu pengukuran,
pengujian, penilaian dan evaluasi. Namun diantara keempat istilah tersebut pengertiannya
masih sering dicampuradukan, padahal keempat istilah tersebut memiliki pengertian yang
berbeda.
Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan
suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara
berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan
terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang
dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Menurut Guilford (1982) pengukuran adalah proses penepatan angka terhadap
suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan.
Peserta didik dengan menggunakan suatu standar.
Pengukuran dapat menggunakan tes dan non tes. Tes adalah seperangkat
pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Sedangkan non tes adalah pertanyaan
maupun pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen non tes bias
berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner sejumlah pertanyaan atau pernyataan
sedangkan peserta didik diminta untuk menjawab atau memberikan pendapatnya terhadap
pernyataan yang diajukan. Inventori merupakan instrument yang berisi tentang laporan diri
dari keadaan peserta didik, misalnya potensi peserta didik. Pengukuran dalam kegiatan
belajar bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Kuantatif hasilnya berupa angka,
sedangkan kualitatif hasilnya berupa pernyataan yaitu berupa pernyataan sangat baik, baik,
cukup, kurang, sangat kurang, dan lain sebagainya.

TES
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait (sifat) atau atribut pendidikan atau
psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau
ketentuan yang dianggap benar.

Tes dapat diklasifikasi berdasarkan :


Bagaimana ia diadministrasikan (tes individual atau kelompok)
Bagaimana ia diskor (tes obyektif atau tes subyektif)
Respon apa yang ditekankan (tes kecepatan atau tes kemampuan)
Tipe respon yang bagaimana yang harus dikerjakan oleh subyek (tes unjuk kerja atau
tes kertas dan pensil)
Apa yang akan diukur (tes sampel atau tes sign)
Hakekat dari kelompok yang akan diperbandingkan (tes buatan guru atau tes baku)

EVALUASI
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah
direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat pula untuk
melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu
proses penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan seperangkat hasil
pengukuran dan berpatokan kepada tujuan yang telah dirumuskan. Untuk memperjelas
pengertian evaluasi tersebut ada baiknya bila dikutip beberapa perumusan sebagai berikut:

Adams (1964) dalam bukunya “Measurement and evaluation in education,


psychology, and guidance” menjelaskan bahwa kita mengukur berbagai
kemampuan anak didik.Bila kita melangkah lebih jauh lagi dalam
menginterprestasi skor sebagai hasil pengukuran itu dengan menggunakan standar
tertentu untuk menentukan nilai dalam suatu kerangka maksud pendidikan dan
pelatihannya atau atas dasar beberapa pertimbangan lain untuk membuat penilaian,
maka kita tidak lagi membatasi diri kita dalam pengukuran, kita sekarang telah
mengevaluasi kemampuan atau kemajuan anak didik.

Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinkfield (1985) secara singkat


merumuskan evaluasi sebagai berikut: “Evaluation is the systematic assessment of
the worth or merit of some object”. Dengan demikian maka evaluasi antara lain
merupakan kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan juga merupakan studi
yang mengkombinasikan penampilan dengan suatu nilai tertentu.

Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen (1961) menjelaskan evaluasi tersebut


dengan mengatakan bahwa evaluasi itu berhubungan dengan pengukuran. Dalam
beberapa hal evaluasi lebih luas, karena dalam evaluasi juga termasuk penilaian
formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi juga
mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan. Dengan
demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang kokoh untuk
melakukan evaluasi.

Secara garis besar evaluasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif (istilah ini pertama kali digunakan oleh Scriven (1967) dalam artikelnya berjudul
“The Methodology of evaluation”). Evaluasi formatif dilakukan dengan maksud memantau
sejauh manakah suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah
dapat berpindah dari suatu unit pengajaran ke unit berikutnya.

KESIMPULAN
Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi
yang jelas. Berikut ini akan dikutip beberapa definisi pengukuran yang dirumuskan oleh
beberapa ahli pengukuran pendidikan dan psikologi yang acap kali dijadikan acuan
beberapa penulis. Penilaian merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode
yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk
kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat.

Penilaian untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses
penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi
belajar peserta didik. Penilaian menyeluruh dan berkelanjutan dalam Konsep Penilaian dari
Implementasi peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, membawa implikasi terhadap model dan tehnik penilaian proses dan hasil
belajar.

Pelaku penilaian terhadap proses dan hasil belajar diantaranya internal dan eksternal.
Penilaian internal merupakan penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada
saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian yang
dilakukan oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, biasanya
dilakukan oleh suatu institusi / lembaga baik didalam maupun diluar negeri. Penelitian
yang dilakukan lembaga / institusi tersebut dimaksudkan sebagai pengendali mutu proses
dan hasil belajar peserta didik.

Metode dan tehnik penilaian sebagai bagian dari penilaian internal untuk mengetahui
proses dan hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh
guru. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau
proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran. Ada empat macam istilah yang berkaitan
dengan konsep penilaian dan sering kali digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar
dari peserta didik yaitu pengukuran, pengujian, penilaian dan evaluasi. Namun diantara
keempat istilah tersebut pengertiannya masih sering dicampuradukan, padahal keempat
istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda.

Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan suatu


kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan
dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir
evaluasi. Sedangkan proses pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan
dengan kegiatan penilaian. Tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban
benar atau salah.

Sedangkan non tes adalah pertanyaan maupun pernyataan yang tidak memiliki jawaban
benar atau salah. Kuesioner sejumlah pertanyaan atau pernyataan sedangkan peserta didik
diminta untuk menjawab atau memberikan pendapatnya terhadap pernyataan yang
diajukan. Inventori merupakan instrument yang berisi tentang laporan diri dari keadaan
peserta didik, misalnya potensi peserta didik. Tes dapat didefinisikan sebagai suatu
pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan
atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Respon apa yang ditekankan d. Tipe respon yang bagaimana yang harus dikerjakan oleh
subyek e. Apa yang akan diukur f. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses
penilaian untuk mengambil keputusan yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran
dan berpatokan kepada tujuan yang telah dirumuskan.

Bila kita melangkah lebih jauh lagi dalam menginterprestasi skor sebagai hasil pengukuran
itu dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai dalam suatu kerangka
maksud pendidikan dan pelatihannya atau atas dasar beberapa pertimbangan lain untuk
membuat penilaian, maka kita tidak lagi membatasi diri kita dalam pengukuran, kita
sekarang telah mengevaluasi kemampuan atau kemajuan anak didik. Dengan demikian
maka evaluasi antara lain merupakan kegiatan membandingkan tujuan dengan hasil dan
juga merupakan studi yang mengkombinasikan penampilan dengan suatu nilai tertentu.
Dalam beberapa hal evaluasi lebih luas, karena dalam evaluasi juga termasuk penilaian
formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi juga mencakup
penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan.

Dengan demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang kokoh untuk
melakukan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai