Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI PAJAK

“Beban Dibayar Dimuka”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Bella Damayanti 1714190076

2. Fenny Rohma D.L 1714190026

3. Hernita Adeliani 1714190085

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi & Bisnis

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

Jakarta

2020/2021
BEBAN DIBAYAR DI MUKA
A. Definisi
Beban dibayar dimuka adalah beban yang dibayar terlebih dahulu untuk suatu periode
yang melenihi periode akuntansi. Dengan demikian, beban yanh dibayar di muka bukanlah
merupakan beban seluruhnya pada periode tersebut melainkan sebagai aktiva lancar.

Pada akhir periode, barulah dihitung berapa besar beban yang telah dipakak dan
sisanya tetap merupakam aktiva lancar. Pencatatan beban yang dibayar dimuka dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu beban dibayar dimuka terlebih dahulu dicatat sebagai aktiva,
dan beban dibayar di muka dicatat terlebih dahulu sebagai beban.

Beban dibayar di muka menurut Standar Akuntansi Keuangan :

a. Beban dibayar di muka dimaksudkan sebagai Beban yang telah terjadi, yang akan
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari Beban dibayar dimuka yang akan memberikan manfaat untuk beberapa
periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

 Pengakuan atas Beban Dibayar Dimuka adalah sebagai berikut:

Atas pengeluaran/biaya dibayar dimuka yang merupakan beban untuk periode-periode


berikutnya tidak boleh diakui sebagai beban periode saat ini, tetapi harus
diamortisasi/dibebankan sesuai dengan masa manfaat atas biaya dibayar dimuka tersebut.

Contoh :

 Biaya dibayar dimuka berupa sewa gedung kantor sebesar Rp.400.000.000,00 untuk
sewa selama 4 tahun sejak tahun 2020.
Maka pengakuan biaya sewa tersebut harus dibebankan selama 4 tahun, yaitu setiap tahun
sebesar Rp.100.000.000,00 (Rp.400.000.000,00 dibagi 4 tahun).
B. Jenis - jenis Biaya Dibayar Di muka
 Biaya Sewa Dibayar Dimuka (Prepaid Rent) yaitu :
1. Biaya Sewa Gedung Kantor Dibayar Dimuka
2. Biaya Sewa Kendaraan Dibayar Dimuka
3. Biaya Sewa Alat Berat Dibayar Dimuka
4. Biaya Sewa Mesin Dibayar Dimuka

 Biaya Asuransi Dibayar Dimuka (Prepaid Insurance).


 Biaya Gaji Dibayar Dimuka (Prepaid Salaries).
 Biaya Bunga Dibayar Dimuka (Prepaid Interest).
 Pajak Penghasilan (PPh) dibayar dimuka yaitu :
1. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Dibayar dimuka.
2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Dibayar dimuka.
3. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Dibayar dimuka.
4. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 24 Dibayar dimuka.
5. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 Dibayar dimuka.
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dibayar Dimuka

C. METODE PENCATATAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA:


a. Pendekatan Neraca, disebut juga pendekatan harta : pembayaran premi untuk
beberapa periode ke depan akan dicatat sebagai beban dibayar di muka. Pada
akhir periode, perusahaan melakukan penyesuaian atau pengakuan beban
sebesar manfaat yang telah diperoleh perusahaan.

b. Pendekatan Rugi Laba, disebut juga pendekatan beban : pembayaran beban


untuk beberapa periode ke depan akan langsung dicatat sebagai beban, bukan
beban dibayar di muka. Pada akhir periode, perusahaan melakukan
penyesuaian terhadap beban yang belum jatuh tempo atau belum dirasakan
manfaatnya oleh perusahaan.

Contoh :

 Misalnya, jika Salon Sayang pada bulan Juni 2018 membayar premi asuransi dengan
tunai untuk 12 bulan senilai Rp12.000.000, maka jurnal umum yang harus dibuat
berdasarkan pendekatan neraca adalah:
(Db) Asuransi dibayar di muka sebesar Rp12.000.000
(Kr) Kas sebesar Rp12.000.000
Sementara, pencatatan jurnal umum dengan pendekatan neraca laba-rugi adalah:
(Db) Beban asuransi sebesar Rp12.000.000
(Kr) Kas sebesar Rp12.000.000
Setelah membuat jurnal umum, maka disusunlah jurnal penyesuaian pada bulan
Desember 2018 dengan pendekatan neraca.
Jawab :
Pendekatan Neraca

Asuransi dibayar di muka Salon Sayang dari bulan Juni hingga Desember 2018 telah
berkurang Rp7.000.000 karena jasa asuransi telah dinikmati selama tujuh bulan.
Perhitungannya adalah 7/12 x Rp12.000.000 = Rp7.000.000.
Sementara penyusunan jurnal penyesuaian biaya dibayar di muka dengan pendekatan
laba-rugi adalah sebagai berikut.

Pendekatan Laba Rugi


Beban asuransi Salon Sayang dari bulan Juni hingga Desember 2018 yang diakui

sebesar Rp7.000.000. Sementara, dalam jurnal umum telah tercatat Rp12.000.000,


sehingga agar penyusunan laporan laba-rugi dapat melaporkan bahwa beban asuransi
Rp7.000.000, maka harus dilakukan penyesuaian dengan cara kredit beban asuransi
sebesar Rp5.000.000.

Asuransi Dibayar Di muka

Asuransi dibayar di muka tidak dikenakan Pajak Pertambajan Nilai maupun Pajak
Penghasilan

Sewa Dibayar di Muka

 Sewa atas Tanah dan/atau Bagunan


Penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari persewaan
tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah susun,apartemen, kondominium,
gedung perkantoran, rumah kantor, toko,gudang, dan industri dikenakan PPh Final
dengan tarif 10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan
 Sewa atas Kendaraan Angkutan Darat
Pengertian sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
khusus kendaraan angkutan darat adalah:
1. Sewa kendaraan angkutan umum berupa bus, minibus, atau taksi yang
disewa atau dicarter untuk jangka waktu tertentu seperti secara harian,
mingguan, maupun bulanan berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak
tertulis antara pemilik kendaraan angkutan umum dengan Wajib Pajak
(WP) badan atau WP OP yang ditunjuk sebagai pemotong Pph 23.
2. Sewa kendaraan milik perusahaan persewaan mobil, perusahaan bus
wisata yang bukan merupakan kendaraan angkutan umum yang disewa
atau dicarter untuk jangka waktu tertentu seperti harian, mingguan,
maupun bulanan berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis
kepada WP badan atau WP OP yang ditunjuk sebagai pemotong Pph 23.
3. Sewa kendaraan berupa milik perusahaan yang diseqa atau dicarter untuk
jangka waktu seperti acara harian, mingguan, maupun bulanan,
berdasarkan suatu perjanjian tertulis maupun tidak tertulos kepada WP
badan atau WP OP yanh ditunjuk sebagai pemotonh Pph 23.
Atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehibungan dengan penggunaan
harta khusus kendaraan angkutan darat dipotong Pph 23 sebesar 15% dari
perkiraan penghasilan netto oleh pihak yang wajib membayar.

 Sewa atas Aset Tetap lainnya


Penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, selain
kendaraan angkutan darat, untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak atau
perjanjian tertulis ataupun tidak tertulis, kecuali sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan persewaan tanah dan atau bangunan yang telah dikenakan PPh
yang bersifat final dipotong PPh 23 sebesar 15% dari perkiraan penghasilan netto oleh
pihak yang wajib membayar. Adapun besarnya perkiraan penghasilan nettonya adalah
30% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN.

D. Tujuan pemeriksaan Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di


Muka

1.      Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka.

2.      Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

3.      Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
4.      Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit
pajak pada akhir periode.

5.      Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/
PSAK.

Penjelasan atas tujuan pemeriksaan :

1.      Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya dan
pajak dibayar di muka.

Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya dan pajak
dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan substantive test
dapat dipersempit.

Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka adalah :

a.       Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.

b.      Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-bukti
yang sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa (lease agreement),
kontrak untuk advertensi Surat Setoran Pajak (SSP), faktur pajak masukan, bukti pemotongan
PPh 22, 23, dll.

2.      Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun berikutnya
sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang belum expired (mempunyai


kegunaan untuk periode yang akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat
sebagai biaya dibayar di muka.

3.      Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.

Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yangexpired (masa manfaatnya


sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.

4.      Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti


setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan sebagai kredit
pajak pada akhir periode.

Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus mempunyai bukti
pendukung sebagai berikut :
PPh 22 : bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD (Pemberitahuan Import Untuk
Dipakai)

PPh 23 : bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sewa, royalty atau bank
yang membayar bungan deposito/jasa giro.

PPh 25 : SSP

PPN Masukan : faktur pajak dari pengusaha kena pajak.

5.      Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/
PSAK.

Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari atau sama
dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang masa manfaatnya lebih dari
sat tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.

Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di offset dengan
utang pajak yang sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak pertambahan nilai).

E. KESIMPULAN
Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban
perusahaan untuk membayarnya pada periode yang bersangkutan, tapi perusahaan
sudah membayarnya terlebih dahulu. Biaya dibayar di muka ini dapat dicatat dengan
dua pendekatan, yaitu pendekatan neraca dan pendekatan laba rugi. Perusahaan harus
memilih salah satu dari pendekatan tersebut, tidak boleh menggunakan kedua-duanya.
Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada starting point pencatatan dan pada
ayat jurnal penyesuaian.
SOAL.

1. Beban Dibayar Dimuka (Timbul Karena Perjalanan Waktu)

Pada tanggal 01 April 2016 disewa sebuah gedung untuk 1 tahun ke depan senilai Rp.
12.000.000. Pada tanggal tersebut perusahaan membayar beban sewa untuk 1 tahun ke depan
dan akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2017. Buat jurnal yang diperlukan untuk mencatat
jurnal pada tanggal 01 April 2016 dan jurnal penyesuaian per 31 Desember 2017.

Pembahasan:

Sewa 1 tahun Rp. 12.000.000.

Sewa 1 bulan Rp. 1.000.000.

Periode 01 April 2016 - 31 Desember 2016 = 9 Bulan.

Rp. 1.000.000 x 9 = Rp. 9.000.000 (sampai akhir tahun 2016).

Rp. 1.000.000 x 3 = Rp. 3.000.000 (sisa tahun anggaran baru "01 Januari 2017 - 31 Maret
2017
2. Biaya dibayar di muka (Dalam Perusahaan Jasa )

Membayar premi asuransi (Insurance Expense) Rp1.200.000 untuk periode 2 Februari 2019
s/d 2 Februari 2020. Maka pada saat ayat jurnal penyesuaian dibuat pada bulan Desember,
premi yang dibayarkan baru sebesar (1.200.000 : 12 bulan )= Rp100.000/bulan x 10 bulan
(sampai Desember) maka diperoleh angka Rp1.000.000. Ada 2 metode penyelesaiannya yaitu
:
Dicatat sebagai persekot biaya atau pendekatan neraca

Jurnal tgl 2/2/2019 (pada saat membayar asuransi) :

Debit Kredit

Asuransi Dibayar di muka Rp1.200.000 –

Kas – Rp1.200.000

AJP (31/12/2019) sebagai berikut

Debit Kredit

Biaya asuransi Rp1.000.000 –

Asuransi dibayar di muka – Rp 1.000.000


Dicatat sebagai biaya atau pendekatan laba rugi)

Jurnal tgl 2/2/2019 (Pada saat pembayaran asuransi):

Debit Kredit

Biaya asuransi Rp1.200.000 –

Kas – Rp1.200.000

AJP (31/12/2019)

Debit Kredit

Asuransi dibayar dimuka Rp200.000 –

Biaya asuransi – Rp200.000

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Biaya Dibayar Dimuka ? dan Beban biaya
dimuka bisa dicatat dalam 2 tipe, sebutkan ?
Jawab : Biaya Dibayar dimuka / Prepaid Expenses adalah Biaya-biaya yang belum
merupakan kewajiban perusahaan untuk membayarnya pada periode yang
bersangkutan, tapi perusahaan sudah membayarnya telebih dahulu. Karena jumlah
yang dibayarkan tersebut belum merupakan beban perusahaan untuk period yang
bersangkutan, maka jumlah yang telah dibayarkan tersebut merupakan uang muka dan
termasuk dalam Aktiva Lancar (Current Assets).
Beban biaya dimuka ada 2 tipe yaitu :
 Beban dibayar dimuka dicatat sebagai harta, yaitu beban yang pada
awalnya dicatat sebagai harta dan pada akhir periode disesuaikan berapa yang
sudah terpakai, dan yang sudah terpakai tersebut akan dicatat sebagai beban di
akhir periode.
 Beban dibayar dimuka dicatat sebagai beban, yaitu beban yang pada
awalnya dicatat langsung sebagai beban, dan jika di akhir periode beban
tersebut masih ada, maka sisa beban tersebut akan dicatat sebagai harta akhir
periode.

4. Sebutkan ada jenis-jenis apa saja biaya dibayar dimuka ?


Jawab : Jenis-jenis biaya dibayar dimuka antara lain :
 Biaya Sewa dibayar dimuka (Prepaid Rent) yaitu :
1) Biaya sewa gedung dibayar dimuka
2) Biaya sewa kendaraan dibayar dimuka
3) Biaya sewa alat berat dibayar dimuka
4) Biaya sewa mesin dibayar dimuka
 Biaya Asuransi dibayar dimuka (Prepaid Insurance)
 Biaya Gaji dibayar dimuka (Prepaid Interest)
 Pajak Penghasilan (PPh) dibayar dimuka yaitu :
1) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dibayar dimuka.
2) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dibayar dimuka.
3) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 dibayar dimuka.
4) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 24 dibayar dimuka.
5) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dibayar dimuka.
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dibayar dimuka.

5. Penyusunan Jurnal Penyesuaian untuk beban dibayar dimuka dapat dilakukan melalui
2 metode, metode tersebut apa saja ?
Jawab :
a. Pendekatan Neraca
Pendekatan Neraca, yaitu pembayaran beban dicatat dalam beban dibayar
dimuka yang dicatat sebagai beban. Jumlah yang disesuaikan sebesar jumlah
yang belum terlampaui atau belum kadaluarsa/belum menjadi beban.
b. Pendekatan Rugi Laba
Pendekatan Rugi Laba, yaitu pemabayaran beban dicatat dalam jumlah beban
yang disesuaikan sebesar jumlah yang sudah terlampaui atau sudah
kadaluarsa/sudah menjadi beban.

6. Apa Tujuan dari pemeriksaan biaya dibayar dimuka dan pajak dibayar dimuka ?
Jawab : Tujuannya sebagai berikut :
1) Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya
dan pajak dibayar dimuka.
2) Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar dimuka.
3) Untuk memeriksa apakah biaya dibayar dimuka yang mempunyai kegunaan
untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan .
4) Untuk memeriksa apakah pajak dibayar dimuka didukung oleh bukti
setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan
sebagai kredit pajak pada akhir periode.
5) Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar dimuka dalam
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia (PABU)/PSAK.

7. Bagaimana Membuat pengakuan atas pengeluaran biaya dibayar dimuka setiap bulan?

Jawab : Setelah anda membuat pencatatan untuk pengeluaran biaya dibayar dimuka,
harus membuat jurnal pengakuan atas biaya dibayar dimuka tersebut setiap bulannya
selama masa manfaat dari biaya dibayar dimuka. Misal biaya dibayar dimuka tadi
untuk penggunaan selama 12 bulan, maka harus membuat jurnal atas Biaya dibayar
dimuka ini sebanyak 12 kali.

Anda mungkin juga menyukai