Laporan Pendahuluan Anemia 3
Laporan Pendahuluan Anemia 3
KONSEP DASAR
Laporan Pendahuluan
”Anemia”
A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan
keluar hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal.
(Brunner dan Sudarth, 2002 : 22)
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung
eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila
Hb < 14 gr/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 gr/dl dan Ht < 37 %
pada wanita.
(Arief Mansur, 2001 : 547)
2. Etiologi
a Defist zat besi
b Faktor-faktor hereditas
c Penyakit kronis
(Brunner dan Sudarth, 2001 : 953)
3. Patofisiologi
Anemia terjadi apabila sel-sel darah merah sum-sum tulang
terganggu atau apabila sel-sel darah merah yang terbentuk rusak atau
hilang. Kegagalan sum-sum tulang (misalnya: berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi beserta
pembentukan sel-sel darah merah seperti zat besi, asam folat B 12, atau
kekurangan eritropoetin dikarenakan penyakit ginjal, invasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis.
Tanda-tanda anemia akan tampak apabila kapasitas sel-sel
pembawa O2 berkurang. Anemi yang disebabkan berubahnya produksi
sel darah merah disebut anemi hipapra liberasi, sel-sel darah merah
dapat pula rusak oleh sel-sel pagnosis pada sistem retikuloendolial
terutama hati dan lien. Bilirubin yang merupakan hasil pemecahan sel-
sel darah merah memasuki aliran darah, yang mana hal ini dapat
merupakan andikator terjadinya anemia. Bilirubin juga direaksikan pada
kulit yang menyebabkan warna kuning ini merupakan indikator
terjadinya kerusakan sel darah merah.
Kerusakan sel darah merah paling sering disebabkan oleh
abnormalitas sel darah merah yang dikenal debagai anemia hemolitik.
Sebagai contoh anemia sel terbentuk sabit dan penyakit hemolitik pada
bayi yang baru lahir. Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah
biasanya bersifat sangat cepat, misalnya: hemoragik atau perdarahan
yang terjadi pada penyakit-penyakit kronis seperti kanker atau penyakit
peradangan perut, kehilangan sel darah merah pada perdarahan
merupakan faktor yang menyebabkan faktor anemia.
(Brunner dan Sudarth, 2001: 935)
4. Manifestasi klinik
a Keletihan, malaise, kelemahan
b Pucat pada kulit dan membran mukosa
c Dispnea pada saat beraktifitas
d Takikardi pada saat beraktifitas
(Brunner dan Sudarth, 2000: 23)
5. Klasifikasi
a Anemi mikrositik hipokrom
1) Anemi defisiensi besi adalah
kekurangan Fe juga terdapat kekurangan asam folat
2) Anemi pada penyakit kronik adalah
jenis anemi terbanyak kedua setelah anemi defisiensi besi yang
dapat ditemukan pada orang dewasa di Amerika Serikat
b Anemi makrositik
1) Defisiensi vitamin B12 adalah
anemi diakibatkan oleh kekurangan vitamin B12
2) Defisiensi asam folat adalah
penurunan absorbsi asam folat jarang ditemukan karena absorbsi
terjadi di seluruh saluran cerna
c Anemi karena perdarahan
1) Perdarahan akut adalah timbul
renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan
penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian
2) Perdarahn kronik adalah
pengeluaran darah biasanya sedikit-sedikt sehingga tidak diketahui
pasien
d Anemi hemolitik autoimun adalah
merupakan kelainan darah yang didapat, dimana auto antibodi Igb
yang dibentuk terikat pada membran sel darah merah
e Anemi aplastik adalah terjadi
ketidaksanggupan sum-sum tulang untuk membentuk sel darah merah
6. Komplikasi
a Gagal jantung
b Kejang
(Brunner dan Sudarth, 2001: 937)
7. Pemeriksaan diagnostik
a Uji kadar hemoglobin dan hematokrit
b Indeks sel darah merah
c Penelitian sel darah putih
d Kadar besi serum
e Kadar folat dan vitamin B12
f Hitung trombosit
g Aspirasi dan biopsi sum-sum tulang
(Brunner dan Sudarth, 2001: 936)
8. Perawatan
a Tirah baring
b Observasi vital sign
c Membantu aktifitas klien
d Personal hygiene
e Mengatur posisi
f Diet makanan bergizi khususnya makanan yang banyak mengandung
vitamin B12 dan protein.
(Pedoman praktik keperawatan 2001)
9. Pengobatan
a Terapi vitamin B12
b Terapi analgetik dan anti anemia
c Transfusi
(Tjokonegoro, A., 2001: 497)
Daftar Pustaka
1. Mansoer Arief, dkk ; 2000 : Kapita selekta kedokteran Edisi ke tiga, Jilid II
Media Aesculapius ; Jakarta.
2. Doengoes, Marilynn E. Dkk. : RencanaAsuhan keperawatan edisi 3 ; Jakarta
EGC
3. sjamsuhidajat, R. Dan Jong Wim De.1999 : Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi
Revisi Jakarta: EGC
4. Carpenito, 1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi keperawatan Edisi II
Jakarta, EGC.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan
Pada klien dengan gangguan sistem hematologi
”Anemia”
Di ruang Interna G3 kls III RSUD.frof. Dr. Aloe Saboe
I. Data Demografi
a. Identitas klien
Nama : Ny. A.R.
Umur : 52 tahun
Jns. Kel : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku : Gorontalo
Alamat : Helumo – Motilango
Status Perkawinan: Kawin
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. H.N.
Umur : 60 tahun
Jns.kel : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SD
Status : Kawin
Alamat : Limboto
Hub.dgn klien : Suami klien
II. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Alasan MRS
Klien MRS pada tanggal 20 januari 2009 dengan keluhan
panas, sakit kepala, nyeri ulu hati, mual (+), muntah (+), BAB
warna hitam. TD : 140 / 90 mmHg, N : 96 x/m, SB : 37,5 0C.
2) Riwayat keluhan saat ini
Pada saat di kaji pada tanggal 27 januari 2009 klien mengeluh
badan terasa lemah, pusing, sakit ulu hati, mual, nafsu makan
menurun, porsi makan tidak dihabiskan (3-4 sendok). Aktivitas
klien dibantu oleh keluarga, klien juga mengatakan susah tidur
(tidur malam ± 3 jam dan tidur siang ± ½ jam). Konjungtiva klien
terlihat pucat, kekuatan otot 4 4 terpasang IVFD RL 20 gtt/m
4 4
Tanda-tanda vital : TD : 140 / 90 mmHg, N : 64 x/m, SB : 36,50C,
R : 20 x/m.
b. Riwayat kesehatan lalu
sebelumnya klien pernah dirawat di RS dengan penyakit demam,
klien mengatakan belum pernah mengalami pmbedahan atau
mengalami kecelakaan, klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan atau pun obat-obatan. .
c. Riwayat kesehatan keluarga
1. Genogram
5
0
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: tinggal serumah
X : Meninggal
X1 : meninggal karena sakit tenggorokan
X2 : Meninggal karena penyakit jantung
X 3-X 4 : Meninggal karena faktor usia
X 5,6,8 : Meninggal karena faktor usia
3) Eliminasi
BAB
Sebelum sakit : frekuensi BAB 1 – 2x sehari biasanya pada pagi
dan sore hari, warna feses kekuning-kuningan,
konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat BAB
Saat dikaji : pada saat klien masuk RS klien BAB warna hitam
tapi saat di kaji, selama klien dirawat klien baru
BAB 2x dengan konsistensi lembek, warna
kekuning- kuningan, tidak ada keluhan saat BAB.
BAK
Sebelum sakit : frkuensi BAK 3-4 x sehari, warna urine kuning, bau
khas amoniak, tidak ada keluhan saat BAK.
Saat dikaji : frekuensi BAK 4-5 x sehari, klien BAK di tempat
tidur dengan menggunakan pispot dengan volume ±
400-500 cc warna urine seperti teh, bau khas obat,
tidak ada keluhan saat BAK.
4) Istrahat tidur
Sebelum sakit : Tidur klien pada siang hari kadang-kadang tidak
tentu, tidur malam klien biasanya pada pukul
21.00-04.30, kebiasaan tidur klien sebelumnya
mengaji dan akhirnya klien merasakan keinginan
untuk tidur..
Saat dikaji : tidur klien pada saat sakit tidak mengalami
gangguan tidur. Tidur malam klien biasanya pada
pukul 20.00-04.00 dan siang hari biasanya hanya
satu jam tidur karena faktor dari ruangan yang
ditempati klien.
5) Aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : .kegiatan sehari-hari klien adalah seorang ibu
rumah tangga.
Saat dikaji : saat ini klien tampak berbaring lemah di tempat
tidur, aktivitas klien dibantu oleh keluarga, klien
saat ini tidak dapat beraktivitas seperti biasanya.
6) Personal hygiene
Sebelum sakit : Klien mandi biasanya 2x sehari dengan
Menggunakan sabun mandi, sampo dan pasta gigi
Klien sering menggunting kuku apabila kuku klien
sudah panjang dan kotor.
Saat dikali : selama dirawat di rumah sakit klien belum
pernah
mandi hanya biasa dilap dan menyikat gigi
biasanya 1x sehari, keadaan rambut klien kotor
dan bau, keadaan kuku panjang dan kotor
III. Pengkajian Fisik
a) Keadaan Umum
keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital : TD : 140/90mmhg
SB : 36,50c
N : 64x/m
R : 20x/m
b) Pemeriksaan Fisik
1. sistem penginderaan
Mata : posisi mata simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan
pada kelopak mata, tidak ada tekanan intraokuler,
konjungtiva pucat, sklera putih, pergerakan bola mata baik,
klien tidak menggunakan alat bantu seperti kaca mata.
Telinga : struktur telinga simetris kiri dan kanan, kondisi telinga
baik, tidak ada peradangan atau serumen, fungsi
pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu dengar.
Hidung : struktur hidung simetrid kiri dan kanan, tidak ada
peradangan, tidak ada polip, fungsi penciuman baik.
Lidah: Bentuk simetris,warna pucat,pecah-pecah.
2. Sistem pernapasan
Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dan pengembangan
thoraks mengikuti pengembangan paru, irama pernapasan normal,
dengan pola napas reguler 20x/m, suara napas vesikuler, tidak ada
wheezing dan ronchi.
3. Sistem kardivaskuler
Tidak ada distensi vena jugularis, ictus cordis teraba, tidak ada
pembesaran jantung, bunyi jantung I dan II normal, nadi reguler :
64x/m, nadi perifer teraba baik..
4. Sistem pencernann
Bibir nampak kering dan pecah-pecah, tidak ada kesulitan saat
menelan, gerakan abdomen mengikuti thoraks, nyeri tekan abdomen,
tidak ada lesi, hemoroid ataupun masa pada anus.
5. Sistem perkemihan
Klien tidak mengeluh nyeri pinggang, tidak ada distensi kandung
kemih, tidak ada keluhan pada sistem perkemihan.
6. Sistem endokrin
Tidak terjadi perubahan suara, klien sedikit tremor, dan klien lemah,
klien tidak polidipsi, poliphagi, poliuria, klien tidak ada penonjolan
bola mata dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
7. sistem perdyarafan
Pada umumnya sistem pemeriksaan nervud baik, tingkat kesadaran
compos mentis, klien bisa mengenal orang, tempat, waktu.
Pergerakan pasif, klien tidak kaku kuduk dan kejang.
8. Sistem muskuloskeletal
Kekuatan otot 4 4 yaitu klien mampu melawan tapi
4 4
tahanan ringan bukan kekuatan penuh, tidak terjadi kekakuan sendi,
klien tidak nyeri pada tulang, klien tidak fraktur, aktivitas dibantu
keluarga.
9. sistem integumen
Turgor kulit baik, tidak ada lesi, kulit klien pucat, bercak-bercak
pada kulit, jenis kulit kering.
10. Sitem reproduksi
Tidak di kaji
Data Objektif :
lisis sel-sel dalam darah
- KU
lemah
oleh sel fagosit sistem
- Konju retikuloendetelial
ngtiva pucat
- Kulit hati dn limfa
Pucat
- Tanda bilirubin masuk ke
aliran darah
-tanda vital :
TD : 140/90 mmHg
penurunan komponen
SB : 36,5 0C
seluler
N : 64 x/m
R : 20 x/m
kurangnya suplai darah
- Hb :
4,1 g%
perubahan perfusi
jaringan
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
Data Objektif :
Perubahan nutrisi
- KU
kurang dari kebutuhan
lemah
- Porsi
makan tidak dihabiskan (3-4
sendok)
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
Sel mengalami
Data Objektif :
kekurangan nutrisi
- KU
lemah
Energi menurun
- Konju
ngtiva pucat
Kelemahan otot
- Aktivi
tas klien dibantu oleh keluarga
Intoleran aktivitas
- Keku
atan otot 4 4
4 4
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
Data Objektif :
Kurangnya informasi
- Klien
tentang obat, proses
nampak cemas penyakit dan nutrisi
Diagnosa keperawatan
1. Perubahn perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
yang diperlukan untuk pengiriman O2 nutrien ke sel
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak
adekuat
3. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
obat-obatan, proses penyakit nutrisi dan aktifitas
Prioritas masalah
1. Perubahn perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
yang diperlukan untuk pengiriman O2 nutrien ke sel
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
tidak adekuat
3. Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang obat-obatan, proses penyakit nutrisi dan aktifitas
Implementasi dan Evaluasi
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
1 1. Mengkaji warna kulit atau PUKUL
membran mukosa d/h warna kulit S:
klien nampak pucat, konjungtiva - Klien masih mengeluh
pucat pusing
2. Mengawasi TTV d/h - klien masih mengeluh
TD : 140/ 90 mmhg badan terasa lemas
N : 64x/m O:
R : 20 x/m - KU lemah
SB : 36’5 0 C - Konjungtiva pucat
3. meninggikan kepala tempat - Hb. 4,1 %
tidur klien sesuai keinginan klien- warna kulit pucat
dengan hasil :klien merasa - tanda-tanda vital
nyaman dengna posisi kepala TD : 140/90mmhg
ditinggikan. SB : 36,5o C
4. mengawasi upaya pernapasan N : 80x/m
dengan hasil :tidak terjadi dispea. R : 20x/m
5.Penatalaksanaan dalam
A:
pemeriksaan Lab sesuai insrtuksi Masalah nyeri belum
terutama Hb. teratasi
P :
6.Melakukan transfusi darah dengan Lanjutkan intervensi :
hasil : intervensi belum dilakukan
1.Kaji warna kulit atau
membran mukosa
2.Awasi tanda-tanda vital
3.tinggikan kepala tempat
tidur sesuai keinginan
klien
4.Awasi upaya pernapasan
5.Kolaborasi dalam
pemeriksaan Lab. Sesuai
instruksi terutama Hb.
6.Kolaborasi pemberian
transfusi darah
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
Sabtu 2 14.00 5 Observasi luka dengan hasil luka PUKUL :17.00
S:
13-09 sudah mulai kering
2008 O:
- Adanya luka operasi
14.10 4 Menggunakan alat steril saat
ditangan kiri
merawat luka - luka agak kering
A:
Masalah resti infeksi belum
terjadi
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
Sabtu 3 11.15 4 Membantu klien ke kamar mandi PUKUL : 17.00
S:
13-09
6 Membantu klien melakukan gerak -Klien mengeluh tidak
2008 12.45 pasif dengan hasil klien belum bisa banyak bergerak
mampu melakukan aktivitas sendiri
O:
-KO5 2
5 Mengubah posisi klien dengan 5 5
13.15
hasil klien boleh miring kiri atau - tangan kiri sulit
kanan digerakan
- klien tidak bisa
melakukan aktivitas
sendiri
A:
Masalah hambatan
mobilitas fisik belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
Sabtu 4 15.00 2 Membersih kulit klien dengan PUKUL : 17.00
13-09 menggunakan air sabun
S:
2008 Hasil : kulit tampak bersih
O:
-Adanya luka operasi
15.30 3 Menganjurkan pasien atau orang pada tangan kiri
-Adanya pembengkakan
terdekat untuk menghindari
pada tangan kiri
memasukan objek kedalam gips
A:
Masalah integritas kulit
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
PUKUL : 21.00
Rabu 1 18.30 Mengkaji kembali frek makan klien
S:
16-04 Hasil : - Frek makan 2x sehari - Klien masih mengeluh
kurang nafsu makan
2008 -Porsi makan tidak
- Klien masih mengeluh
dihabiskan lidahnya terasa pahit
-Orang tua klien
- Porsi makan 4 sendok mkn
mengatakan porsi
18.35 Menganjurkan klg klien untuk makan anaknya tidak
dihabiskan
menyajikan makanan dalam keadaan
O:
hangat - Klien tampak lemas
-Porsi makan tidak
Hasil : Klg klien mau melakukannya
dihabiskan
- Porsi makan 4 sendok
makan
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
18.40 Menganjurkan kembali klien untuk - KU lemah
- Lidah tampak kotor
makan sedikit tapi sering
- Klien BAB 1x
Hasil : klien tidak mau makan A:
Masalah perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum
teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
1. Kaji frek makan klien
2.Anjurkan klien untuk
melakukan oral hygiene
3.Anjurkan klien harus
makan
4.Sajikan makanan dalam
keadaan hangat
5.Anjurkan keluarga
menyajikan makanan
dalam bentuk lunak
6.Anjurkan klien untuk
makan sedikit tapi
sering
7.Anjurkan makanan
TKTP
8.Timbang berat badan
klien
PUKUL : 14.00
2 08.15 Mengobsevasi TTV
Rabu Hasil : TD 100/60 mmhg S:
16-04 SB 36,5 ºC O:
2008 N 110x/ menit - IVFD RL 28 gtt/ menit
R 24x/ menit - Klien BAK 2x ± 400 cc
- SB 36,5 ºC
- Klien minum ± 300 cc
- Turgor kulit baik
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
08.20 Mengobservasi dan mencatat intake A :
dan out put klien. Masalah resiko kekurangan
Hasil : - Intake cairan (± 800 cc/ volume cairan tidak terjadi
hari) P:
- IVFD RL 28 gtt/ menit Pertahankan intervensi :
- Out Put BAK klien 4-5 x 1. Obsevasi TTV terutama
SB
sehari ± 1000 cc
2.Monitor tanda tanda
- SB 36,5 ºC kekurangan cairan
3.Observasi dan catat intake
08.25 Menganjurkan klien banyak minum
dan out put klien
Hasil : Klien minum ± 300 cc 4.Anjurkan klien banyak
minum
08.30 Memonitor tanda tanda kekurangan
5.Pertahankan suhu ruangan
cairan agar tetap stabil
6.Penatalaksanaan
Hasil : Turgor kulit baik
pemberian anti piuretik
12.00 Penatalaksanaan pemberian
antibiotik
Hasil : Cefriaksone 1 gr/iv
2008 SB 36 ºC O:
N 100x/ menit - IVFD RL 28 gtt/ menit
R 24x/ menit - Klien BAK 2x ± 400 cc
18.05 Mempertahankan suhu ruangan agar - SB 36 ºC
tetap stabil - Klien minum ± 400 cc
Hasil : Jumlah pengunjung dalam - Turgor kulit baik
ruangan 2 orang. - Klien Bab 1x ± 100 cc
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
18.10 Menganjurkan klien banyak minum A:
Hasil : Klien minum ± 400 cc Masalah resiko kekurangan
18.15 Observasi dan catat intake dan out volume cairan tidak terjadi
put klien. P:
Hasil : - IVFD RL 28 gtt/ menit Pertahankan intervensi :
- Klien BAK 2 x ± 400 cc 1. Obsevasi TTV terutama
SB
2.Monitor tanda tanda
kekurangan cairan
3.Observasi dan catat intake
dan out put klien
4.Anjurkan klien banyak
minum
5.Pertahankan suhu ruangan
agar tetap stabil
6.Penatalaksanaan
pemberian anti piuretik
7.Penatalaksanaan
pemberian anti biotik
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
Rabu 4 11.30 Memberikan umpan balik kepada PUKUL : 14.00
16-04 orang tua klien saat bertanya
S:
2008 Hasil : Orang tua klien memahami -Orang tua klien sering
bertanya-tanya tentang
apa yang telah di jelaskan
penyakit anaknya
12.00 Menunjukan sikap empati pada O :
- Orang tua klien tampak
waktu merawat
cemas
- Pendidikan klien SD
- Pendidikan orang tua
klien SD
A:
Masalah kurangnya
pengetahuan belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
3.Berikan HE tentang
typhoid kepada klien
dan keluarga
4.Berikan umpan balik
kepada klien dan orang
tua saat bertanya
5. Tunjukan sikap empati
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
A:
Masalah kurangnya
pengetahuan belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
3.Berikan HE tentang
typhoid kepada klien
dan keluarga
4.Berikan umpan balik
kepada klien dan orang
tua saat bertanya
5. Tunjukan sikap empati
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
A:
Masalah perubahan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Kaji frek makan klien
2.Anjurkan klien untuk
melakukan oral hygiene
3.Anjurkan klien harus
makan
4.Sajikan makanan dalam
keadaan hangat
5.Anjurkan keluarga
menyajikan makanan
dalam bentuk lunak
6.Anjurkan klien untuk
makan sedikit tapi
sering
7.Anjurkan makanan
TKTP
8.Timbang berat badan
klien
PUKUL : 14.00
Kamis 2 08.15 Mengobsevasi TTV
S:
17-04 Hasil : TD 100/70 mmhg
O:
2008 SB 36 ºC
- IVFD RL 28 gtt/ menit
N 100x/ menit
- Klien BAK 2x ± 400 cc
R 24x/ menit
- SB 36 ºC
- Klien minum ± 400 cc
- Turgor kulit baik
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
Kamis 08.20 Observasi dan catat intake dan out A :
17-04 put klien. Masalah resiko kekurangan
2008 Hasil : - Intake cairan (± 800 cc/ volume cairan tidak terjadi
hari) P:
08.25 - IVFD RL 28 gtt/ menit Pertahankan intervensi :
- Out Put BAK klien 4-5 x 1. Obsevasi TTV terutama
sehari ± 1000 cc SB
- SB 36 ºC 2.Monitor tanda tanda
08.30 Menganjurkan klien banyak minum kekurangan cairan
Hasil : Klien minum ± 400 cc 3.Observasi dan catat
08.35 Memonitor tanda tanda kekurangan intake dan out put klien
cairan 4.Anjurkan klien banyak
Hasil : Turgor kulit baik minum
Penatalaksanaan pemberian 5.Pertahankan suhu
antibiotik ruangan agar tetap stabil
Hasil : Cefriaksone 1 gr/iv 6.Penatalaksanaan
pemberian anti piuretik
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
18.15 Menganjurkan klien banyak minum A:
Hasil : Klien minum ± 400 cc Masalah resiko kekurangan
18.20 Mengobservasi dan mencatat intake volume cairan tidak terjadi
dan out put klien. P:
Hasil : - IVFD RL 28 gtt/ menit Pertahankan intervensi :
- Klien BAK 3 x ± 600 cc 1.Obsevasi TTV terutama
SB
2.Monitor tanda tanda
kekurangan cairan
3.Observasi dan catat
intake dan out put klien
4.Anjurkan klien banyak
minum
5.Pertahankan suhu
ruangan agar tetap stabil
6.Penatalaksanaan
pemberian anti piuretik
PUKUL :14.00
Kamis 3 09.45 Menganjurkan kembali kepada klg
S:
17-04 untuk membantu klien dalam -Klien mengeluh kurang
nafsu makan
2008 beraktivitas
-Orang tua klien
Hasil : Klien dibantu dalam mengatakan anaknya
tidak panas
beraktivitas
O:
09.48 Membatasi pergerakan klien sesuai - Klien dapat beraktivitas
tanpa bantuan
program medik
- Klien bedrest
Hasil : Klien istrahat - Klien istrahat
- KU lemah
13.45 Menciptakan lingkungan yang
- Klien tidak panas
tenang - Klien tampak lemas
Hasil : klg klien tidak ribut A:
Masalah intoleran aktivitas
belum teratasi
Catatan Perkembangan
Hari / No
Jam Implementasi Evaluasi
Tgl DX
P:
Lanjutkan intervensi
2.Anjurkan kepada klg
untuk membantu klien
dalam beraktivitas
3.Anjurkan klien untuk
bedrest
4. Batasi pergerakan klien
sesuai program medik
5. Ciptakan lingkungan
yang tenang
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan pendidikan kesehatan tentang fraktur selama 30
menit diharapkan klg dapat mengetahui tentang penyakit fraktur
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang fraktur
diharapkan kepada klg klien dapat :
- Klg / orang tua dapat menyebutkan pengertian fraktur
- Klg / orang tua dapat menyebutkan penyebab fraktur
- Klg / orang tua dapat menyebutkan tanda dan gejala fraktur
- Klg / orang tua dapat menyebutkan perawatan fraktur
B. Metode
- Ceramah
- Diskusi
C. Media
Lembar balik
Leaf let
D. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
2. Penyajian
- Menjelaskan pengertian fraktur
- Menjelaskan penyebab fraktur
- Menjelaskan tanda dan gejala fraktur
- Menjelaskan perawatan fraktur
a. Media
Lenbar balik
3. Penutup
- Memberikan kesempatan bertanya
- Memberikan umpan balik
- Menjelaskan hal-hal yang belum dimengerti
- Memberi salam penutup
E. Evaluasi