Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“EKSTRAK CAIR-CAIR”
Dosen :
Disusun oleh:
1. I Dewa Gede
2. Tri Nanda Putra 14334060
3. Desy
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberi saya
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami saya menyelesaikan makalah yang berjudul
“Ekstrak Cair-Cair” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Fitokimia 1.
Terima kasih atas semua pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini.
Saya mohon maaf dengan segala kekurangan kami.
Jakarta, 16 Oktober2018
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................2
Metodologi Penelitian..............................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekstrasksi merupakan pemisahan satu atau beberapa dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses
satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solven) sebagai separating agen pemisahan atas dasar kemampuan larut
yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut
atau sering disebut ekstraksi airmerupakan metode pemisahan atau
pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) dengan
menggunakn pelarut lain (biasanya organik).
iii
Berdasarkan teori di atas maka dilakukan percobaan ekstraksi pelarut
cair-cair untuk mengetahui metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut
dan dapat menentukan nilai koefisien distribusi (KD) iod untuk sistem organik
atau air.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode pemisahan ekstraksi kulit manggis?
2. Bagaimana menentukan nilai koefisien distribusi (KD) untuk sistem
organik/air?
C. Tujuan Masalah
Tujuan Masalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui metode pemisahan ekstraksi kulit manggis.
2. Menentukan nilai Kd untuk sistem organik/air.
iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
v
Ekstraksi pelarut adalah pemisahan campuran ion logam yang tidak
sempurna dalam suatu ekstraksi tahap tunggal. Dalam suatu pemisahan yang
ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan berakhir dalam
suatu pelarut dan semua zat-zat pengganggu dalam pelarut yang lain[3].
B. Pemilihan Pelarut
vi
Syarat-syarat pelarut adalah sebagai berikut[2]:
1. Kapasitas besar
2. Selektif
3. Volabilitas cukup rendah (kemudahan menguap/titik didihnya cukup
rendah) Cara memperoleh penguapannya adalah dengan cara penguapan
diatas penangas air dengan wadah lebar pada temperature 60 oC, destilasi,
dan penyulingan vakum.
4. Harus dapat diregenerasi
5. Relative tidak mahal
6. Non toksik, non korosif, tidak memberikan kontaminasi serius dalam
keadaan uap
7. Viskositas cukup rendah
1. Ekstraksi padat-cair
Zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk
padatan.Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha
mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam bahan alam
seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair
Zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk
cair.Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak
dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau logam-logam tertentu
dalam larutan air.
vii
Prinsip dasar ekstraksi cair-cair inimelibatkan pengontakan
suatu larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidaksaling melarut
(immisible) dengan pelarutasal yang mempunyai densitas yang
berbedasehingga akan terbentuk dua fasa beberapasaat setelah
penambahan solvent. Hal inimenyebabkan terjadinya perpindahan
massadari pelarut asal ke pelarut pengekstrak(solvent). Perpindahan
zat terlarut ke dalampelarut baru yang diberikan, disebabkan oleh daya
dorong (dirving force) yangmuncul akibat adanya beda potensial
kimiaantara kedua pelarut. Sehingga prosesektraksi cair-cair
merupakan prosesperpindahan massa yang berlangsung secara
difusional [4].
viii
3. Tingkat keberacunan (toksisitas) yang rendah dan tidak mudah
terbakar.
4. Mempunyai harga KD yang besar untuk zat-zat terlarut sedangkan
unutk zat-zat pengotor yang tidak diinginkan KDnya kecil.
5. Mudah mengambil kembali zat terlarut dari pelarut tersebut untuk
proses analisis berikutnya, dalam hal ini perlu diperhatikan titik
didih pelarut atau kemungkinan penggunaan pelarut campuran.
ix
C. Pertimbangan – pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan
1. Selektifitas (faktor pemisahan = β).
β = fraksi massa solute dalam ekstrak/fraksi massa diluent dalam
ekstraksi.Fraksi massa solute dalam rafinat/fraksi massa diluent dalam
rafinat pada keadaan setimbang. Agar proses ekstraksi dapat berlangsung,
harga β harus lebih besar dari satu. Jika nilai β = 1 artinya kedua
komponen tidak dapat dipisahkan.
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama
pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak,
resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan.
Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan,
yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua[6].
x
3. Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)
Pemisahan solute dari sovent biasanya dilakukan dengan cara destilasi,
sehingga diharapkan harga “relative volatility” dari campuran tersebut
cukup tinggi.
4. Densitas
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat).
6. Chemical Reactivity
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstraksi.Pelarut merupakan senyawa
yang stabil dan inert terhadap komponen – komponen dalam sistem dan
material (bahan konstruksi).Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan
reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus
berada dalam bentuk larutan.
xi
7. Viskositas
Tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan
penanganan dan penyimpanan.
D. Koefisien Distribusi
1. Contohkoefesien distribusi : Pemisahan Gd, Dy dengan cara
ekstraksi[7]. Menggunakan Ekstraktan: D2EHPA : Di-(2-etilheksil)-
fosfat p = 0,97kg/I dan Solven : Dodekan p = 0,73kg/l
2. Parameteryangdicobayaitu: konsentrasi asam nitrat, waktu ekstraksi,
dan konsentrasi D2EHPA dalam didekan.
3. Untuk mendapatkan larutan umpan dibuat dengan cara melarutkan
residu kering hasil pembakaran dengan asam nitrat. Kadar Y, Gd,Dy
dalam larutan diukur konsentrasinya dengan aiat pendar sinar - X.
4. Isolasi itrium (Y)
Larutan umpan diekstraksi dengan 30% D2EHPA dan 70% dodekan
pada perbandingan volume = 1 : 1 selama 15 menit, molaritas asam
nitrat = 0,5 M, pada kecepatan pengadukan = 650 rpm. Kemudian fase
air dan fase organiknya dipisahkan.
5. Hasil analisis fase air diperoleh kadar LTJ :
Gd = 1.657,44 ppm Dy = 219,25 ppm
Sehingga Pengaruhi Molaritas Asam Nitrat terhadap nilai Kd dan FP
Perbandingan volume umpan dan organik = I : 1
Fase organik = 30% D2EHPA & 70% dodekan
waktu ekstraksi = 15 menit
xii
xiii
Tabel 1
Dari tabel 1 ditunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi asam nitrat sangat besar. Semakin
tinggi konsentrasi asam nitrat maka nilai Kddan Gd semakin rendah, demikian pula
faktor pemisahannya cenderung juga turun. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan
komplek Ln3+ dengan D2EHPA dalam media asam nitrat adalah didasarkan pada
ekstraksi pertukaran kation, sesuai dengan persamaan reaksi keseimbangan :
Kondisi optimum yang baik diperoleh pada molaritas asam nitrat = 0,5 M. Pada keadaan
ini diperoleh :
nilai Kd Gd = 2,226
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian
xiv
Pada penelitian, digunakan bahan Sambiloto (Andrographis paniculata
Ness.) untuk mengetahui kadar andrografolid dengan menggunakan metode
ekstraksi cair-cair dimana Etil asetat dengan volume tertentu dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer berukuran 2000 ml dan di- panaskan sampai suhu 35 ◦C.
Kemudian sebanyak 500 ml ekstrak etanol sambiloto diambil dan dimasukkan ke
dalamnya untuk dipurifikasi dengan kondisi operasional waktu dan nisbah
pelarut tertentu.
Ekstraksi cair-cair dilakukan sebanyak tiga kali ulangan dengan pengadukan
pada putaran 100 rpm dengan 2 variabel, yaitu: waktu ( 10 menit, 15 menit dan
20 menit) dan perbandingan ekstrak etanol sambiloto - etil asetat, v/v (1:1, 1:2
dan 1:3).
Pada setiap proses ekstraksi cair-cair, penambahan air bebas mineral sebanyak
100 ml dilakukan agar proses pemisahan dua fase dapat terlihat jelas. Setelah
ekstraksi cair-cair selesai, ekstrak etanol sambiloto dipisahkan dengan
menggunakan corong pisah.
Fase etil asetat dipekatkan dengan rotavapour (Heidolph laborota 4000) untuk
mendapatkan ekstrak etanol sambiloto terpurifikasi. Penguapan dilakukan pada
suhu 40 ◦C dan penggunaan air pendingin pada suhu 5 ◦C. Proses penguapan
dihentikan ketika sudah tidak ada distilat yang menetes.
xv
BAB IV
PEMBAHASAN
GAMBAR 1: Pengaruh waktu dan nisbah bahan baku-pelarut ter- hadap kadar
andrografolid pada ekstrak etanol sambiloto terpurifikasi.
xvi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya dan di harapkan agar
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna untuk masa depan khususnya di dunia
farmasi.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
xviii