Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR

BIMBINGAN DAN KONSELING


Dosen Pengampu : Regina Sipayung, S.Pd.,M.Pd

Oleh :

Kelompok 2 :
1. Dewi Pardede 190910176
2. Norasi Wita Simanjuntak 190910178
3. Rachel Monica Sidauruk 190910185
4. Rosari Hotma J. Simbolon 190910190
5. Rio Samuel Nababan 190910194

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mengenai “ Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling” ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bimbingan Konseling. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep dasar bimbingan dan konseling bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 7 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling.....................................................................6
B. Ragam Bimbingan Menurut Masalah......................................................................8
C. Tujuan Bimbingan Konseling................................................................................10
D. Fungsi Bimbingan Konseling................................................................................11
E. Prinsip Bimbingan Konseling................................................................................13
F. Jenis Layana Bimbingan Konseling.......................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan
yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di
sekolah. Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu
orang perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.
Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin “Consilum” yang berarti
“dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka dapat
dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.’Pada bimbingan dan
konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia
mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti
nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.
Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK
baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.
Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan
memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap
pada tahun 2001 dan sampai saat ini terus berkembang Pada bimbingan dan
konseling di Dunia Internasional Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor
disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para
guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari
revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk
kesekolah-sekolah negeriTerlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling,
pada dasarnya guru adalah jabatan profesional yang harus
dipertanggungjawabkan secara profesional pula. Guru adalah jabatan yang
memerlukan keahlian khusus. Sikap, perilaku dan pemikiran seorang guru harus
tercermin dalam idealismenya. Oleh karena itu, pemahaman atas jabatan guru
penting artinya dalam rangka mengabdikan dirinya terhadap nusa, bangsa dan
negara. Jenis pekerjaan ini seharusnya tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar lingkup pendidikan.
Demikian pula halnya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan
konseling yang sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh
mereka yang memang memiliki latar belakang kependidikan seperti itu. Jika
suatu jabatan fungsional dilakukan oleh orang yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan dan keprofesian yang benar, maka sangat besar
kemungkinannya terjadi penyimpangan peri-laku, penyimpangan kegiatan, dan
penyimpangan penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya. Itulah yang
terjadi dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar
pada dewasa ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa saja ragam Bimbingan Konseling?
3. Apa  tujuan Bimbingan Konseling?
4. Apa saja Fungsi  Bimbingan Konseling?
5. Apa saja prinsip Bimbingan Konseling?
6. Apa saja jenis layanan Bimbingan Konseling?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling
2. Menjelaskan ragam bimbingan konseling
3. Menjelaskan tujuan bimbingan konseling
4. Menjelaskan fungsi bimbingan konseling
5. Menjelaskan prinsip bimbingan konseling
6. Menjelaskan jenis layanan bimbingan konseling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” yang berasal dari
bahasa Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dari akar kata "Guide" berarti
(1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage)
dan (4) menyetir (to steer).
Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah “bantuan yang diberikan
oleh seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan
pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu
setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri”.
Menurut Dewa Ketut Sukardi, bahwa "bimbingan adalah merupakan
proses pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus
menerus dan sistematik oleh guru pembimbing agar individu atau kelompok
individu menjadi pribadi yang mandiri”.
Stoops dan Walquist mendefinisikan bahwa "bimbingan adalah proses
yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai
kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat sebesar-
besarnya bagi dirinya maupun bagi masyarakat."
Dari beberapa definisi yang dikutip diatas dapat diambil beberapa dasar sebagai
berikut :
a) Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga
bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah
kepada tujuan tertentu. Dengan kata lain, bimbingan adalah suatu kegiatan
yang prosesnya berkesinambungan dengan sistematis, terencana, tahap demi
tahap dan teraarah kepada tujuan yang ingin dicapai oleh pembimbing dan
orang yang dibimbing. 
b) Bimbingan merupakan proses membantu (tidak memaksa) individu (klien)
yang memerlukan melalui pelayanan bimbingan sehingga individu dapat
mengembangkan dirinya secara optimal, melatih kemandirian yang
memanfaatkan teknik dan layanan bimbingan dalam suasana asuhan yang
normatif dengan personil atau pembimbing yang mempunyai kemampuan
membimbing.

Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseli memiliki suatu pemahaman
diri, dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehingga memiliki kemampuan dalam mengambil
keputusan dalam membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Pengertian Konseling
Menurut bahasa Inggris konseling adalah terjemahan dari “counseling”
yang berasal dari kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give
advice” atau memberikan saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada
orang lain secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia,
pengertian konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan.
Selain itu konseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses interaksi.
Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun
sebagai teknik.
Dewa Ketut Sukardi mengatakan “(counseling is the heart of guidance)
layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan”. Dan ruth strang
mengatakan bahwa : “counseling is a most important tool of guidance”, jadi
konseling merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Hal
ini disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan
yang integral. 
Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling
merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari
bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara
dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain
(klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Lebih lanjut Prayitno, mengemukakan bahwa konseling adalah
pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras,
unik dan human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang
didasarkan atas norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dicermati antara lain :


a. Konselor adalah seorang yang cukup terlatih (profesional) atau punya
Keterampilan khusus dalam bidang konseling
b. Interaksi terjadi antara klien dan konselor yang dilakukan, dengan cara
face to face
c. Tujuan konseling membantu dan menolong klien untuk menerima
keadaannya, menemukan jalan keluar atas masalah-masalahnya dan
mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperjelas bahwa konseling merupakan


satu saluran bagi pemberian bimbingan. Di samping itu istilah bimbingan
selalu dirangkaikan dengan istilah konseling, hal ini dikarenakan bimbingan
dan konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral, konseling
merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan. Dengan pandangan
ini bimbingan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan
pengertian konseling, dan konseling merupakan bagian dari bimbingan.
B. Ragam Bimbingan Menurut Masalah
Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan
menurut masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi,
Bimbingan Karir, dan Bimbingan Keluarga. Untuk lebih jelasnya akan di
jabarkan satu persatu mengenai ke empat bimbingan diatas.
1. Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu
para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah
akademik. Adapun yang termasuk maslah-masalah akademik, yaitu
pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas latihan, pencarian serta penggunaan sumber belajar,
perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain sebagainya.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana
belajar mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para
pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar,
mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses
dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan
program atau pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing
berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang
diharapkan.

2. Bimbingan Sosial Pribadi


Bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. Yang
tergolong dalam masalah-masalah sosial pribadi adalah masalah hubungan
dengan sesama teman, dosen, serta staf. Pemahaman sifat dan kemampuan
diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat
mereka tinggal, serta penyelesaian konflik.
Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah
dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian
pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi
serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu.
Bimbingan sosial pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan
yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem
pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif, serta keterampilan-
keterampilan sosial pribadi yang tetap.

3. Bimbingan Karier
Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian maslah-masalah karier,
seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan
dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-
maslah karier yang dihadapi.
Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.
Bimbingan karier terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif,
ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif,
memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan
dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem
kehidupan sosial budaya yang terus-menerus berubah. Bimbingan karier
membantu individu mempersiapkan pekerjaan atau jabatan, membantu
individu pada saat bekerja, dan membantu individu setelah pensiun dari
pekerjaan. Dengan kata lain, bimbingan karier  membantu individu
mengembangkan kariernya sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karier
merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa
depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih
lanjut dengan layanan bimbingan karier, individu dapatmengambil keputusan
secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga
mampi mewujudkan dirinya secara bermakna.

4. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para
individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu
menciptakan kelurga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri dengan
norma keluarga, serta berperan atau berpartisipasi aktif dalam mencapai
kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan kelurga juga membantu individu yang akan berkeluarga
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga
individu siap menghadapi kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga
membantu anggota keluarga dengan berbagai strategi dan teknik berkeluarga
yang sukses, harmonis,  dan bahagia.  Agar kebutuhan-kebutuhan keluarga
seperti keamanan dan keselamatan, kesejahteraan ekonomi dan materi,
kesejahteraan psikologi,fisik, dan emosional, serta kebutuhan- kebutuhan
spiritual dapat terpenuhi dalam suatu keluarga.
C. Tujuan Bimbingan Konseling
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial
konseli adalah:
a) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik
maupun psikis.
d) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
e) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa
tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas
atau kewajibannya.
f) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
g) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
h) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik


(belajar) adalah :
a) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar
yang dialaminya.
b) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
c) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti
keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran,
dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
a) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan.
b) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
c) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
d) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja.
f) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g) Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa
harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan
karir keguruan tersebut.
h) Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan
minat yang dimiliki.

D. Fungsi Bimbingan Konseling


a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis
dan konstruktif.

b. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.
c. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya
secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming),home room, dan karyawisata.

d. Fungsi Penyembuhan,  yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat


kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling,
dan remedial teaching.

e. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu


konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini,
konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di
luar lembaga pendidikan.

f. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala


Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai
konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

g. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu


konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara
dinamis dan konstruktif.
E. Prinsip Bimbingan Konseling
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini
berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita;
baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari
pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari
pada perseorangan (individual).
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat
unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu
untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun
pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada
konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena
bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat
berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan
proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena
bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif
terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan
hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan
kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.
Mereka bekerja sebagai teamwork.
5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan
dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat
melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai
peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu
semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan
konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk
memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan
melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat
pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang
harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan
kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil
keputusan.
6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.
Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek
pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
F. Jenis Layana Bimbingan Konseling
Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan
berbagai kegiatan layanan bimbingan, di antaranya adalah sebagai berikut,
1. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Siswa dan Lingkungan
Pelayanan ini merupakan usaha untuk mengetahui diri individu atau siswa
seluas-luasnya, beserta latar belakang lingkungannya. Hal ini meliputi aspek-
aspek fisik, akademis ,kecerdasan, minat, cita-cita, social, ekonomi,
kepribadian, latar belakang keluarga, dan lainnya. Yntuk mengumpulkan data
sisiwa dapat menggunakan teknik tes dan non tes. Teknis tes meliputi:
psikotes dan tes prestasi belajar, sedangakan yang non tes meliputi: observasi,
angket, wawancara.
2. Konseling
Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan.
Layanan ini menfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara
langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau
internet).
3. Penyajian Informasi dan Penempatan
Penyajian informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang
berbagai aspek kehidupan yg di perlukan individu, seperti menyangkut aspek
(a) karakteristik dan tugas-tugas perkembangan pribadinya, (b) sekolah-
sekolah lanjutan, (c) bahaya minuman keras, obat-obatan terlarang, (d)
pentingnya menyesuaikan diri dengan norma agama atau nilai-nilai moral
yang di junjung tinggi masyarakat.
4. Penilaian dan Penelitian.
Layanan penilaian di laksanakan untuk mengetahui tujuan program
bimbingan apa saja yang dilaksanakan dapat di capai. Selain itu hasil
penilaian, baik terhadap program bimbingan maupun terhadap individu, dapat
dipergunakan untuk bahan penilitian. Penilitian ini di maksudkan untuk
mengembangkan program bimbingan dalam arti menelaah lebih jauh tentang
pelaksanaannya, menelaah tentang kebutuhan bimbingan yang belum
terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan perkembangannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bimbingan merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa
Inggris. Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide" berarti (1)
mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola  (to manage)
dan (4) menyetir (to steer).
2. Menurut Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh
seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan
pendidikan yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu
setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri,
membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."
3. Dilihat dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan
menurut masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi,
Bimbingan Karir, dan Bimbingan Keluarga.
4. Tujuan  pemberian pelayanan bimbingan ialah agar individu dapat:
merencanakan kegiatan penyelesaian studi, mengembangkan seluruh potensi
yang di milikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan
pendidikan,  menghadapi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi.
5. Fungsi bimbingan antaraa lain ialah: pemahaman, preventif, pengembangan,
perbaikan, penyaluran, adaptasi, serta penyesuaian.
6. Terdapat beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai pondasi bagi
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis
tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan
atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
7. Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai
kegiatan layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bimbingan, antara lain, (1)
pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya, (2) konseling,
(3) penyajian informasi dan pelayanan, (4) penilaian dan penilitian.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta
Jakarta
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai