Oleh :
Kelompok 2 :
1. Dewi Pardede 190910176
2. Norasi Wita Simanjuntak 190910178
3. Rachel Monica Sidauruk 190910185
4. Rosari Hotma J. Simbolon 190910190
5. Rio Samuel Nababan 190910194
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mengenai “ Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling” ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bimbingan Konseling. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep dasar bimbingan dan konseling bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling.....................................................................6
B. Ragam Bimbingan Menurut Masalah......................................................................8
C. Tujuan Bimbingan Konseling................................................................................10
D. Fungsi Bimbingan Konseling................................................................................11
E. Prinsip Bimbingan Konseling................................................................................13
F. Jenis Layana Bimbingan Konseling.......................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15
A. Kesimpulan............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan
yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di
sekolah. Menurut Sertzer dan Stone, bimbingan merupakan proses membantu
orang perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya.
Sedangkan konseling sendiri berasal dari kata latin “Consilum” yang berarti
“dengan” atau “bersama” dan “mengambil atau “memegang”. Maka dapat
dirumuskan sebagai memegang atau mengambil bersama.’Pada bimbingan dan
konseling di Indonesia, pelayanan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia
mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti
nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.
Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK
baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975.
Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan
memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap
pada tahun 2001 dan sampai saat ini terus berkembang Pada bimbingan dan
konseling di Dunia Internasional Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor
disekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para
guru. Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari
revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk
kesekolah-sekolah negeriTerlepas dari predikat guru bimbingan dan konseling,
pada dasarnya guru adalah jabatan profesional yang harus
dipertanggungjawabkan secara profesional pula. Guru adalah jabatan yang
memerlukan keahlian khusus. Sikap, perilaku dan pemikiran seorang guru harus
tercermin dalam idealismenya. Oleh karena itu, pemahaman atas jabatan guru
penting artinya dalam rangka mengabdikan dirinya terhadap nusa, bangsa dan
negara. Jenis pekerjaan ini seharusnya tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar lingkup pendidikan.
Demikian pula halnya dengan jabatan fungsional guru bimbingan dan
konseling yang sesungguhnya hanya dapat dilaksanakan secara optimal oleh
mereka yang memang memiliki latar belakang kependidikan seperti itu. Jika
suatu jabatan fungsional dilakukan oleh orang yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan dan keprofesian yang benar, maka sangat besar
kemungkinannya terjadi penyimpangan peri-laku, penyimpangan kegiatan, dan
penyimpangan penafsiran di luar batas kewajaran yang seharusnya. Itulah yang
terjadi dalam ruang lingkup bimbingan dan konseling di tingkat sekolah dasar
pada dewasa ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bimbingan dan Konseling?
2. Apa saja ragam Bimbingan Konseling?
3. Apa tujuan Bimbingan Konseling?
4. Apa saja Fungsi Bimbingan Konseling?
5. Apa saja prinsip Bimbingan Konseling?
6. Apa saja jenis layanan Bimbingan Konseling?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian bimbingan dan konseling
2. Menjelaskan ragam bimbingan konseling
3. Menjelaskan tujuan bimbingan konseling
4. Menjelaskan fungsi bimbingan konseling
5. Menjelaskan prinsip bimbingan konseling
6. Menjelaskan jenis layanan bimbingan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseli memiliki suatu pemahaman
diri, dapat mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehingga memiliki kemampuan dalam mengambil
keputusan dalam membuat suatu pilihan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Pengertian Konseling
Menurut bahasa Inggris konseling adalah terjemahan dari “counseling”
yang berasal dari kata kerja “to counsel” dalam kata lain berarti “to give
advice” atau memberikan saran dan nasihat atau memberi anjuran kepada
orang lain secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia,
pengertian konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan.
Selain itu konseling dalam bahasa Indonesia juga berarti proses interaksi.
Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun
sebagai teknik.
Dewa Ketut Sukardi mengatakan “(counseling is the heart of guidance)
layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan”. Dan ruth strang
mengatakan bahwa : “counseling is a most important tool of guidance”, jadi
konseling merupakan inti dari alat yang paling penting dalam bimbingan. Hal
ini disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan
yang integral.
Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling
merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari
bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbale balik antara
dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain
(klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Lebih lanjut Prayitno, mengemukakan bahwa konseling adalah
pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras,
unik dan human (manusiawi), yang dilakukan dalam suasana keahlian yang
didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
3. Bimbingan Karier
Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian maslah-masalah karier,
seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan
dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-
maslah karier yang dihadapi.
Bimbingan karier juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.
Bimbingan karier terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif, afektif,
ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang positif,
memahami proses pengambilan keputusan, ataupun perolehan pengetahuan
dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem
kehidupan sosial budaya yang terus-menerus berubah. Bimbingan karier
membantu individu mempersiapkan pekerjaan atau jabatan, membantu
individu pada saat bekerja, dan membantu individu setelah pensiun dari
pekerjaan. Dengan kata lain, bimbingan karier membantu individu
mengembangkan kariernya sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karier
merupakan upaya bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, dan mengembangkan masa
depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya yang diharapkan. Lebih
lanjut dengan layanan bimbingan karier, individu dapatmengambil keputusan
secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya sehingga
mampi mewujudkan dirinya secara bermakna.
4. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para
individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu
menciptakan kelurga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri dengan
norma keluarga, serta berperan atau berpartisipasi aktif dalam mencapai
kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan kelurga juga membantu individu yang akan berkeluarga
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga
individu siap menghadapi kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga
membantu anggota keluarga dengan berbagai strategi dan teknik berkeluarga
yang sukses, harmonis, dan bahagia. Agar kebutuhan-kebutuhan keluarga
seperti keamanan dan keselamatan, kesejahteraan ekonomi dan materi,
kesejahteraan psikologi,fisik, dan emosional, serta kebutuhan- kebutuhan
spiritual dapat terpenuhi dalam suatu keluarga.
C. Tujuan Bimbingan Konseling
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial
konseli adalah:
a) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik
maupun psikis.
d) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
e) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa
tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas
atau kewajibannya.
f) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
g) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik
bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
h) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
b. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.
c. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya
secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming),home room, dan karyawisata.
Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka Cipta
Jakarta
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.