ANAK
ANAK
GIZI BURUK
DISUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “GIZI
BURUK”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah gizi buruk pada balita merupakan masalah kesehatan masyarakat sejak
dahulu. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat
ditanggulangi dengan baik. Hal ini menyebabkan jumlah keluarga miskin semakin
banyak dan daya beli terhadap pangan menurun. Lebih lanjut, ketersediaan bahan
makanan dalam keluarga menjadi terbatas yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan
terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk. Kekurangan gizi merupakan faktor utama yang
menyebabkan kematian bayi dan balita. Masalah gizi umumnya disebabkan oleh dua
faktor utama, yakni infeksi penyakit dan rendahnya asupan gizi akibat kekurangan
ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga atau pola asuhan yang salah.
Masalah gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita merupakan masalah yang
perlu ditanggulangi Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berarti memberikan
makanan lain sebagai pendamping ASI yang diberikan pada bayi dan anak usia 7-24
bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP-ASI
diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari MP-ASI jenis lumat,
lembik sampai anak menjadi terbiasa dengan makanan keluarga Masalah gangguan
tumbuh kembang pada bayi dan anak di bawah 2 tahun merupakan masalah yang perlu
ditanggulangi dengan serius, kerena merupakan masa yang sangat penting sekaligus masa
kritis dalam proses tumbuh kembang baik fisik maupun kecerdasan, oleh kerena itu bayi
dan anak usia 7 bulan sampai 24 bulan harus memperoleh asupan gizi sesuai yang
dibutuhkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gizi buruk adalah suatu keadaan yang ditandai dengan berat badan menurut tinggi badan
atau panjang badan < 70% dari median atau nilai Z score <-3SD (WHO Child Growth Standart)
dengan atau tanpa adanya edema.Bila disertai edema sedang atau berat,nila z score bisa >-3 SD
a) Marasmus
Merupakan hasil kumulatif masuka energy dan protein yang tidak adekuat yang terjadi
perlahan-lahan.Gejala klinis ; gagal tumbuh apatis atau cengeng,tampak kurus,otot
hipotropi,maka seperti orang tua dan lemak subkutan sangat sedikit/tidak ada
b) Kwasiorkior
Terjadi selain karena kurang asupan makan,juga berkaitan dengan respon tubuh terhadap
adanya infeksi dan stress oksidatif.
Gejala klinis ;apatis/cengeng,edema,rambut kusam,mudah dicabut,kelainan kulit,perut
membuncit dan sering ditandai anemia.
B. Angka kejadian
Kurang energi dan protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan
kesehatan masyarakat indonesia. Berdasarka Riset Kesehatan Dasar tahun 2010,
sebanyak 13,0% berstatus gizi kurang, diataranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang
sama menunjukan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus dan 17,1%
anak memiliki kategori sangat pendek.
1. Penemuan anak gizi buruk,dapat menggunakan data rutin hasil penimbangan anak di
posyandu, menggunakan hasil pemeriksaan di fasilitas kesehatan (Puskesmas dan
jaringannya, Rumah Sakit dan dokter/bidan praktek swasta), hasil laporan masyarakat
(media massa,LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya) dan skrining aktif (operasi
timbang anak).
2. Penapisan anak gizi buruk, anak yang dibawa oleh orang tuanya atau anak yang
berdasarkan hasil penapisam Lila<12,5 cm, atau semua anak yang dirujuk dari posyandu
(2T dan BGM)maka dilakukan pemeriksaan antropometri dan tanda klinis, semua anak
diperika tanda-tanda komplikasi (anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi
berat, demam sangat tinggi, penurunan kesadaran), semua anak diperiksa nafsu makan
dengan cara tanyakan kepada orangtua apakah anak mau makan atau tidak mau makan
minimal dalam 3 hari terakhir berturut-turut.
3. Bila dalam pemeriksaan pada anak didapatkan satu atau lebih tanda berikut: tampak
sangat kurus, edema minimal pada kedua punggung kaki, atau tanpa edema, BB/TB < -3
SD, maka anak dikategorikan gizi buruk tanpa komplikasi dan perlu diberikan
penanggungan secara rawat jalan.
4. Bila hasil pemeriksaan anak ditemukan tanda-tanda sebagai berikut: tampak sangat kurs,
edema pada seluruh tubuh, BB/PB atau BB/TB<-3 SD,LiLA<11,5 cm (untuk anak usia 6-
59 bulan) dan disertai dari salah satu atau lebih tanda komplikasi medis sebagai berikut:
anoreksia, pneumonia berat,anemia berat, dehidrasi berat,demam sangat tinggi,
penurunan kesadaran, maka akan dikategorikan gizi buruk dengan komplikasi sehingga
perlu penanganan secara rawat inap.
5. Bila hasil pemerikasaan raawat inap ditemukan tanda-tanda sebagai berikut : BB/TB<-3
LiLA 11,5 s/d 12,5 cm, tidak ada edema, nafsu makan baik, tidak ada komplikasi medis,
maka anak dikategorikan gizi kursng dan perlu diberikan PMT Pemulihan.
6. Anak gizi bururk yang telah mendapatkan penanganan melalu rawaat jalan PMT
pemulihan, jika kondiinya memburukdenga ditemukannya salah satu tanda komplikasi
medis, atau penyakit yang mendasari sampai kunjungan ketiga berat badantidak
naik(kecuali anak dengan edema, timbulnya edema baru, tidak ada nafsu makan maka
anak perlu penanganan secara rawat inap.
a. Indeks Massa Tubuh (IMT) paling banyak dianjurkan untuk memperkirakan lemak
tubuh.
IMT = Berat badan (dalam kg)
Tinggi Badan (dalam m2)
(IMT)
Nilai normal: 0,7 untuk wanita, 0,9 untuk laki-laki. Apabila nilai WHR 1,0 untuk
laki-laki dan 0,8 untuk wanita, menunjukkan adanya obesitas sentral dan
meningkatnya penyakit diabetes dan hipertensi. Apabila WHR diatas 0,95 untuk
laki-laki dan 0,8 untuk wanita menunjukkan resiko serangan jantung.
Pada semua masalah gizi terapat 2 faktor yang menjadipenyebab gizi kurang pada balita
yaitu :
1. Factor makanan yaitu balita yang tidak mendapat cukup makanan bergizi
memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyakit sehingga mudah terserang
infeksi.Makanan lengkap bergizi seimbang bagi bayi sampai usia 6 bulan adalah
air susu ibu (ASI).Data menunjukan masih rendah persentasi ibu yang meberikan
asi dan MP-asi yang belum memenuhi gizi seimbang oleh karena berbagai factor
2. Penyakit infeksi yaitu penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA) Tbc,malaria,demam berdarah dan HIV/AIDS dapat
mengakibatkan asupan gizi tidak dapat diserap tubuh dengan baik sehingga
berakibat pada gizi buruk sehingga melemahkan daya tahan anak yang
mengakibatkan anak mudah sakit
Ketersediaan dan pola konsumsi tangan dalam rumah tangga pola pengasuhan
anak,jangkauan dan mutu pelayanan kesehtan masyarakat.Ketiganya dapat berpengaruh
pada kualitas konsumsi makanan anak dsn frekuensi penyakit infeksi.Apabila kondisi
ketiganya kurang baik.Ada beberapa penyebab diantaranya :
1. KEP (kekurangan energy protein) keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari hari atau
gangguan penyakit tertentu sehingga tidak memenuhi kebutuhan gizi
2. KVA (kekurangan vitamin a) rendahnya konsumsi makanan sumber vitamin a
menjadi penyebab masalah ini missal gangguan penglihatan berderajat tertentu
atau cacat seumur hidup
3. GAKY (gangguan akibat kekurangan yodium) rendahnya konsumsi makanan
yang bersumber yodium menjadi penyebab masalah ini misal endemis di suatu
wilayah dengan dengan cangkupan konpleks
4. Anemia penyakit gizi yang paling sering dialami oleh wanita
5. Stunting suatu kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih rendah dibandingkan
orang lain dengan umur dengan jenis kelamin yang sama.
6. Defisiansi vitamin kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi zat gizi yang mengganggu metabolisme tubuh.
7. Defisiensi mineral sejumlah mineral dibutuhkan oleh tubuh dengan fungsi tertentu
kekurangan vitamin tertentu dapat menyebabkan terjadinya defisiensi zat gizi
yang mengganggu metabolism tubuh.
F. Penatalaksanaan
Makanan atau minuman dengan biologic tinggi gizi kalori atau protein.
Pemberian secara bertahap dari bentuk dan jumlah mula-mula cair (seperti susu) lunak
(bubur) biasa (nasi lembek).
3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan
yang tidak adekuat, anoreksia dan diare
Implementasi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi buruk adalah suatu keadaan yang ditandai dengan berat badan menurut tinggi badan
atau panjang badan < 70% dari median atau nilai Z score <-3SD (WHO Child Growth
Standart) dengan atau tanpa adanya edema.Bila disertai edema sedang atau berat,nila z
score bisa >-3 SD.
atau tanpa adanya edema.Bila disertai edema sedang atau berat,nila z score bisa >-3 SD
a) Marasmus
Merupakan hasil kumulatif masuka energy dan protein yang tidak adekuat yang
terjadi perlahan-lahan.Gejala klinis ; gagal tumbuh apatis atau cengeng,tampak
kurus,otot hipotropi,maka seperti orang tua dan lemak subkutan sangat
sedikit/tidak ada
b) Kwasiorkior
Terjadi selain karena kurang asupan makan,juga berkaitan dengan respon tubuh
terhadap adanya infeksi dan stress oksidatif.
Gejala klinis ;apatis/cengeng,edema,rambut kusam,mudah dicabut,kelainan
kulit,perut membuncit dan sering ditandai anemia.
B. Saran
Setelah penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa keperawatan dapat lebih teliti
dalam menghadapi masalah gizi dan mendapatkan hasil yang diharapka sebagai berikut:
1. Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat menganalisa mengenai gizi di tahap
tumbuh kembang.
2. Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat mempelajari masalah gizi bukan hanya
dari definisi, akan tetappin dari aspek lain agar dapat mengetahui penanganan dan
spesifikasi dari masalah yang dialami
3. Diharapkan mahaisiswa keperawatan dapat menegakkan diagnosa sesuai dengan
masalah yang dialami dan dapat menegakannya menurut prioritas serta melakukan
tindakan berdasarkan diagnosis
Hartini eko. 2018. Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan masyarakat. Yogyakarta : Deepublish
Sudargo toto,dkk. 2018. Defisiensi yodium, zat besi, dan kecerdasan. Yogyakarta : gadjah mada
university press