Anda di halaman 1dari 10

Nama : FAZRI MANGENDRE

Stambuk : A 202 20 009

Kelas :A

Prodi : Magister Pendidikan Sains

Mata Kuliah : Assesment Pembelajaran Sains

Dosen : Dr. Mohammad Jamhari, M.Pd

Tugas : Analisis Kajian Hasil Diskusi dengan topik: Metode


Assesmen: Selected Response & Essay Response

Ada beberapa hal yang didiskusikan terkait metode assesmen : selected response &
essay response diantaranya

1. Pertanyaan dari Saudari Annisaa Kusmaningrum (A 202 20 004) yaitu:


Apakah asesmen respon terbatas dapat digunakan untuk menilai penguasaan
tentang pengetahuan prosedural peserta didik? Jika dapat termasuk ke dalam jenis
tes yang mana dan bagaimana cara dalam mengembangkan tes tersebut ?
- Asesmen respon terbatas dapat digunakan untuk menguji penguasaan siswa
terhadap pengetahuan konsep yang diajarkan. selain itu, latihan tes asesmen
respon terbatas juga dapat digunakan untuk menilai fakta tentang ingatan dan
informasi. juga dapat digunakan untuk menilai penguasaan tentang beberapa
pengetahuan prosedural yang menjadi syarat untuk mampu
mendemontrasikan suatu keterampilan. namun, sebenarnya untuk menilai
pengetahuan prosedural peserta didik, paling cocok dengan model tes essay.
seperti diketahui bersama bahwa pengetahuan prosedural merupakan
pengetahuan bagaimana seseorang melakukan sesuatu, pengetahuan
bagaimana performans seseorang dalam menjalankan langkah-langkah dalam
suatu proses. Namun perlu diingat bahwa tidak semua dari pengetahuan
prosedural adalah kegiatan skill, tetapi kita bisa mengetahui seberapa besar
pengetahuan peserta didik dalam hal prosedural dalam bentuk selected
response test, sebagai contoh, kita bisa menguji seberapa besar peserta didik
memahami metode dan teknik suatu prosedural dalam bentuk tes pilihan
ganda. terima kasih
2. Pertanyaan dari Saudara Ismail (A 202 20 004) yaitu:
Mengenai kriteria dalam penulisan tes pilihan ganda sesuai makalahnya. menurut
pemateri, apakah kriteria tes pilihan ganda yang dicantumkan dalam makalah PPT
nya berlaku juga untuk soal-soal HOTS ?
- Hal yang di diskusikan akan pertanyaan ini terkait tentang kriteria dalam
metode assesmen berbentuk pilihan ganda salah satunya kalimat dalam tiap
butir soal hendaknya sesingkat mungkin padahal kriteria soal berkategori
HOTS terlebih dahulu siswa diberikan stimulus terlebih dahulu sebagai
pengantar soal HOTS sehingga siswa dapat mengkonstruk pengetahuan yg
dimiliki. Hal ini menjadi bahan diskusi menarik namun ditambahkan dari
penjelasan saudara Gifary bahwa kriteria membuat soal dengan kalimat dalam
tiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin di tujuhkan pada pertanyaan
intinya saja tetap penerapan untuk metode assessment pilihan ganda tetap
menyertakan penyataan stimulus seperti kategori soal bertingkat HOTS. Maka
seorang guru harus mengambil peran untuk bisa merancang soal - soal yang
luar biasa seperti HOTS dalam bentuk soal pilihan ganda, jadi untuk
merancang soal HOTS dalam tes pilihan ganda kita perlu memahami terlebih
dahulu apa itu tes pilahan ganda sebagai tes objektif dan juga bentuk - bentuk
soal HOTS (misal Kata kerja operasional C4-C6) dan kemudian saling
dikaitkan satu sama lain untuk membentuk soal - soal HOTS.
3. Pertanyaan dari Saudara Fazri Mangendre ( A 202 20 009)
Menurut pemateri metode asesmen manakah yg lebih efektif digunakan sehingga
bisa menuntaskan kompetensi dasar yang ingin dicapai?
- Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, jika
ditanyakan manakah yang lebih efektif maka tergantung kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Contoh jika tujuan pembelajaran
adalah membuat siswa dapat berpikir kreatif maka soal essay atau uraian dapat
digunakan untuk membuat siswa dapat mengembangkan analisa dan
kemampuan berpikir dan tidak hanya disempitkan pada pilihan jawaban yang
tersedia. Bahkan bentuk metode assessmen selected response & essay
response bisa digunakan untuk semua tingkat kategori taksonomi artinya bisa
digunkan berbagai tingkatan soal-soal baik LOTS atau HOTS.
Berikut Resume dari pemateri tentang metode assesmen : selected response & essay
response

1. Target Utama Hasil Belajar


Beberapa target utama dalam hasil belajar yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge), tentunya dalam hasil belajar perlu mendapatkan sesuatu
hasil yang baru yaitu sebuah pengetahuan yang bersesuaian dengan tujuan
pembelajaran. Pengetahuan yang diperoleh tentu berdasarkan materi yang diajarkan
yang terstruktur sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang merupakan
hasil penjabaran dari komptensi dasar.
b. Penalaran dan pemecahan masalah, dalam pembelajaran siswa diberikan stimulun
sehingga siswa dapat menjalankan nalar berpikirnya sehingga memperoleh suatu
pemecahan masalah. Penalaran dan pemecahan masalah yang dimiliki siswa ini
merupakan salah satu target utama dari hasil belajar.
c. Keterampilan (skill), proses belajar tidak hanya mengutamakan proses kognitif siswa
tetapi proses afektif, dan proses psikomotorik dalam hal ini berupa keterampilan siswa
tersebut yang menjadi salah satu target utama dalam hasil belajar.
d. Produk berupa hasil karya, siswa dalam proses pembelajaran yang mendapatkan
pengetahuan, meningkatan keterampilan dengan melakukan penalaran sehingga bisa
memecahkan suatu permasalahan, permasalahan yang dipecahkan biasaya bisa
berbentuk suatu produk berupa hasil karya.
e. Afektif misalnya sikap dan motivasi, dalam pembelajaran siswa tidak hanya dituntut
untuk pengembangan ranah kognitif, psikomotorik tetapi pengembangan afektif yang
menyangkut sikap siswa bersikap dalam suatu pembelajaran.

2. Metode Assesmen: Selected Response & Essay Response

a. Selected Response

Assessmen tes tipe pilihan (obyektif) adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara obyektif, dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan dari tes bentuk esay, dan dalam penggunaannya jumlah soal yang
diajukan jauh lebih banyak daripada tes essay, kadang- kadang untuk tes yang
berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 buah soal (Ari Kunto, 1996).
Macam-macam Selected Response Assessment menurut Stiggin (1994), Arikunto
(1996), Brown (2002) dan Wijaya (1992):

1. Pilihan Ganda (Multiple-choice Items)


Pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan/pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih satu
dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Pilihan ganda
memiliki satu jawaban yang benar yaitu satu kunci jawaban dan beberapa
pengecoh. Hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam tes pilihan berganda
adalah:
• Instruksi pengerjaanya harus jelas, bila perlu diberi contohnya.
• Hanya ada satu jawaban yan benar, tidak mengenal tingkatan
kebenaran.
• Kalimat pada tiap butir soal hendaknya sesingkat mungkin.
• Kalimat pokok dalam setiap soal hendaknya tidak bergantung pada
butir-butir soal lain.
• Hindari kalimat panjang dan kompleks dengan kata-kata yang
mempunyai arti ganda.
• Dari segi bahasa, butir soal jangan terlalu sukar dan hanya
mengandung satu ide.

Kelebihan-kelebihan Pilihan Ganda (Multiple-choice Items) yaitu


mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih
representative mewakili isi dan luas bahan, lebih mudah dan cepat cara
memeriksanya, pemeriksaan dapat diserahkan orang lain, dalam pemeriksaan
tidak ada unsur subjektif, tes pilihan ganda memiliki karakteristis yang baik
untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa. karena lebih fleksibel dan
efektif, tepat untuk mengukur penguasaan informasi para siswa yang hendak
dievaluasi, pilihan ganda dapat mengukur kemampuan intelektual atau
kognitif, afektif dan psikomotor siswa.

Kekurangan Pilihan Ganda (Multiple-choice Items) yaitu persiapan untuk


menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes essay, soal-soalnya cendreung
mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali, banyak kesempatan
untuk main untung-untungan, kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan
soal tes lebih terbuka, tes pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan
siswa dalam mengorganisasi materi hasil pembelajaran.

2. Benar-Salah (True-false Items)


Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Orang yang ditanya
bertugas untuk menandai masing-masing pernyataann dengan meligkari huruf
B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari jawaban S
jika salah. Bentuk benar salah ada dua macam (dilihat dari segi mengerjakan
atau menjawab soal):
• Dengan pembetulan yaitu siswa diminta membetulkan bila ia memilih
jawaban yang salah.
• Tanpa pembetulan yaitu siswa hanya diminta untuk melingkari huruf
B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.

Penyusunan metode assesmen berbentuk Benar-Salah (True-false Items) harus


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Tulislah huruf B-S pada permulaan masing-masingitem dengan


maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menilai.
• Hindari item yang masih diperdebatkan.
• Usahakan butir soal yang harus dijawab benar itu sama dengan butir
yang harus dijawab salah.

Kelebihan dari metode assesmen Benar-salah (True-False Items) yaitu dapat


mencakup bahan yang luas dan tidak banyak memakan tempat karena
biasanya pertanyaaannya singkat, mudah menyusunnya, dapat digunakan
berkali-kali, dapat dilihat secara cepat dan objektif, petunjuk cara
mengerjakan mudah dimengerti, mudah dan cepat dalam menilai.

Kekurangan dari metode assesmen benar-salah (true-false items) yaitu sering


membingungkan, mudah ditebak/didugabanyak masalah yang tidak dapat
dinyatakan hanya dua kemungkinan benar atau salah, hanya dapat
mengungkap daya ingat dan pengenalan kembali, penggunaan pertanyaan
alternative lebih memungkinkan peserta didik mengira-ngira jawabannya. tes
benar dan salah kurang membedakan antara siswa yang pandai dan kurang
pandai.

3. Mencocokkan (Matching Exercises)


Metode assesmen jenis mencocokkan (Matching Exercises) terdiri dari satu
seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai
jawabannya yang tercantum dalam seri jawaban. Menjodohkan terdiri dari dua
parallel daftar yang satu berisi stimulus yang lain berisi respon yang paling
memungkinkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
tes ini yaitu;
• Seri pertanyaan-pertanyaan dalam Matching test hendaknya tidak
perlu banyak. Jika itemnya cukup banyak lebih baik dijadikan dua seri.
• Jumlah jawaban yang harus dipilih harus lebih banyak daripada jumlah
soalnya.
• Antara item-item ynag bergabung dengan seri harus merupakan
pengertian-pengertian yang homogen.

Kelebihan dari metode assesmen mencocokkan (matching exercises) yaitu


suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama
menyesuaikan dengan rangkaian isi soal, waktu membaca dan merespon
relative singkat, mudah untuk dibuat, mudah dalam pengoreksian,
memudahkan siswa menjawab soal karena jawaban sudah tersedia, penilaian
mudah objektif dan dapat dipercaya

Kelemahan dari metode assesmen mencocokkan (matching exercises) yaitu


materi soal dibatasi oleh faktor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan
kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian
dan kemampuan membuat tafsiran, sulit menyusun soal yang mengandung
sejumlah respon yang homogen, terlalu banyak jawaban yang harus dipilih,
sulit mencari pasangan-pasangan yang relevan dengan soal, hanya mengukur
materi yang bersifat hapalan/recall, bila yang belum terjawab tinggal sedikit
dapat ditebak.

4. Isian Singkat (Short Answer Fill-in Items)


Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraf-paragraf yang
merupakan rangkaian cerita atau karangan atau berupa satu pernyataan.
Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah
dikosongkan terlebih dahulu. Isian singkat memberiakan beberapa tipe item
yang akan direspon siswa dengan kata prhase, kalimat, symbol atau nomor.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes bentuk isian
sebagai berikut:

• Diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjangnya.

• Diusahakan setiap pernyataan jangan mempunyai lebih dari satu


tempat kosong dan jangan memulai dengan tempat kosong.

Kelebihan dari metode assesmen Isian Singkat (Short Answer Fill-in Items)
yaitu mudah dalam perbuatan, kemungknan menebak jawaban sangat sulit,
cocok untuk soal- soal hitungan, hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara
luas. Kelemahan dari metode assesmen Isian Singkat (short answer fill-in
items) yaitu Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu, Tidak
cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek, Penilaian
menjemukan dan memerlukan waktu banyak

b. Essay Response Assesment

Tes essay adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas item-
item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut
jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan
berpikir siswa (Sukardi, 2008).
Menurut Suherman (1993) tes essay adalah tes yang menuntut siswa untuk dapat
menyusun dan memadukan gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah
dipelajarinya, dengan cara mengekspresikan atau mengemukakan gagasan
tersebut secara tertulis dengan kata-kata sendiri.

Menurut Oemar Hamalik (2001) tes essay adalah salah satu bentuk tes yang terdiri
dari satu atau beberapa pertanyaan essay, yakni pertanyaan yang menuntut
jawaban tertentu oleh siswa secara individu berdasarkan pendapatnya sendiri.
Setiap siswa memiliki kesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda
dengan jawaban siswa lainnya. Ada beberapa jenis Essay yaitu: Tes essay (uraian)
berstruktur, Tes essay (uraian) bebas. Selain itu ada beberapa jenis-jenis
Pertanyaan dalam Tes Essay meliputi:

1. Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbatas (restricted-response


questions). Pertanyaan dengan jawaban terbatas memiliki kedudukan yang
terbatas pada jawaban yang diberikan. Batas-batas subjek yang harus
dipertimbangkan biasanya didefinisikan secara sempit dalam masalah dan
jawabannya spesifik yang ditunjukkan dengan kata-kata seperti “daftarkan”,
“definisikan”, dan “berikan alasan”.

2. Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka (extended-response


questions) digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran pada tingkat
sintesis dan evaluasi. Pertanyaan ini memberikan kebebasan kepada siswa
yang hampir tak terbatas untuk menentukan bentuk dan ruang lingkup
jawaban mereka.

Proses -proses pendesaianan dan pembuatan asesmen berbentuk essay adalah


sebagai berikut

1. Perencanaan dan pembuatan soal hal-hal yang perlu disiapkan:


• Identifikasi materi yang akan diujikan.
• Spesifikasikan target yang akan diukur.
• Arahkan jawaban pada jawaban yang kita harapkan, namun tidak berarti
memberikan jawaban.
2. Persiapan pemberian skor Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
skor:
• Buatlah prosedur dan kriteria pemberian skor yang jelas dan tepat.
• Melatih pemberi skor untuk menggunakan standar tersebut secara adil dan
konsisten.
3. Mengonstruksi Pertanyaan Essay
• Para guru hendaknya memfokuskan pertanyaan essay pada materi
pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya
tes objektif.
• Para guru hendaknya memformulasikan item pertanyaan yang
mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil
belajar.
• Item-item pertanyaan tes essay sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan
kebingungan (tidak mengandung makna ambigu) sehingga para siswa
dapat menjawab dengan tidak ragu-ragu.
• Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan, agar para
siswa dapat memperhitungkan kecepatan berpikir, menulis dan
menuangkan ide sesuai dengan waktu yang disediakan.
• Penggunaan pertanyaan pilihan dimungkinkan mempengaruhi reliabilitas
tes essay yang direncanakan.

Kelebihan dari metode assesmen Essay yaitu mengukur proses mental para siswa
dalam menuangkan ide ke dalam jawaban item secara tepat, mengukur
kemampuan siswa dalam menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri,
mendorong siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan
pemikiran siswa secara aktif, mendorong siswa untuk berani mengemukakan
pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri, mengetahui
seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan atas
dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.

Kekurangan dari metode assesmen Essay sebagai berikut:

a) Ruang lingkup yang disajikan dalam bentuk tes essay kurang menyeluruh. Hal
ini disebabkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir soal
cukup banyak, sehingga jumlah butir soal yang disajikan sedikit.
b) Sesuai dengan namanya, soal tipe subjektif ini dalam pemeriksaan dan
pemberian nilai akhir seringkali dipengaruhi faktor subjektivitas dari
pemeriksa atau pemberi nilai, sehingga nilai akhir yang diterima siswa ada
kemungkinan bisa, kurang mencerminkan kemampuan sebenarnya.
c) Pemeriksaan jawaban pada tes essay ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang
orang, tetapi harus diperiksa oleh orang yang benar-benar ahli dalam
bidangnya. Bila pemeriksa kurang mengetahui pokok persoalan yang diujikan,
akan mengakibatkan hasil pemeriksaan yang dapat merugikan siswa.
d) Memeriksa jawaban tes essay cukup rumit sehingga memerlukan waktu yang
cukup banyak. Pola jawaban siswa untuk soal bentuk ini bisa beraneka ragam,
karena siswa diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai