PANDUAN BELAJAR BAHASA BERDASARKAN KEPADA METODE PENILAIAN DIRI Makalah
PANDUAN BELAJAR BAHASA BERDASARKAN KEPADA METODE PENILAIAN DIRI Makalah
BAHASA
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
1
Berdasarkan laporan penelitian yang dilakukan oleh Education First dalam laporan EF EPI Indeks
Kecakapan Bahasa Inggris EF pada tahun 2019 yang diakses melalui
https://www.ef.co.id/__/~/media/centralefcom/epi/downloads/full-reports/v9/ef-epi-2019-
indonesian.pdf pada 22 Februari 2020 pukul 14.14 WIB.
itu, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa materi yang dibawakan di sekolah
tidak mengajarkan keterampilan yang bersifat praktikal. Oleh karena itu, tingkat
penguasaan bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris, tidak berada pada tingkat
yang bagus. Seperti kita ketahui, pelajaran bahasa yang ada di sekolah, termasuk
bahasa daerah dan bahasa asing, lebih banyak terfokus kepada mencari ide pokok
atau membaca suatu teks tertulis daripada keterampilan untuk memproduksi
perkataan dalam bentuk lisan dan tulisan. Hal ini menyebabkan para pelajar yang
belajar bahasa asing hanya dari pelajaran sekolah akan lebih pasif berbahasa.
Ada rumusan masalah utama yang menjadi titik pusat perhatian penelitian yang
bertujuan untuk memecahkan masalah yang sudah dipaparkan dalam latar belakang
yaitu:
I. LANDASAN TEORI
1. strategi metakognitif,
2. strategi kognitif,
3. strategi sosial atau afektif.
Perbedaan yang ada di dalam kedua pengelompokan tersebut ada pada strategi
kognitif dan strategi sosial atau afektif. Untuk strategi metakognitif, kedua
pengelompokan tersebut cenderung sama. Proses metakognitif menurut O’Malley dan
Chamot (1990:44)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka (literature
review). Studi kepustakaan, seperti dikutip dari Efron dan Ruth (2019:2), adalah:
mengikuti perintah yang ada di dalam audio tersebut dan mengulang apa yang diucapkan oleh
pembicara dalam audio tersebut. Metode ini sudah menjadi produk yang diperjualbelikan sebagaimana
dijelaskan pada laman resmi penjualan metode ini pada alamat https://www.pimsleur.com/c/pimsleur-
about-us, diakses pada 26 Februari 2020 pukul 19:15 WIB.
without much obvious searching for expression.
Can use language flexibly and effectively for
social, academic and professional purposes. Can
produce clear, well structured, detailed text on
complex subjects, showing controlled use of
organizational patterns, connectors and cohesive
devices.
Can understand the main ideas of complex text on
both concrete and abstract topics, including
technical discussions in his/her field of
specialisation. Can interact with a degree of
fluency and spontaneity that makes regular
B2
interaction with native speakers quite possible
without strain for either party. Can produce clear
and detailed text on a wide range of subjects and
explain a viewpoint on a topical issue giving the
advantages and disadvantages of various options.
Independent user
Can understand the main points of clear standard
input on familiar matters regularly encountered in
work, school, and leisure etc. Can deal with most
situations likely to arise whilst travelling in an
area where the language is spoken. Can produce
B1
simple connected text on topics which are familiar
or of personal interest. Can describe experiences
and events, dreams, hopes and ambitions and
briefly give reasons and explanations for opinions
and plans.
Basic user Can understand sentences and frequently used
expressions related to areas of most immediate
relevance (e.g. very basic personal and family
information, shopping, local geography,
employment). Can communicate in simple and
A2
routine tasks requiring a simple and direct
exchange of information on familiar and routine
matters. Can describe experiences and events,
dreams, hopes and ambitions and briefly give
reasons and explanations for opinions and plans.
A1 Can understand and use familiar everyday
expressions and very basic phrases aimed at the
satisfaction of needs of a concrete type. Can
introduce him/herself and others and can ask and
answer questions about personal details such as
where he/she lives, people he/she knows and thing
he/she has. Can interact in a simple way provided
the other person talks slowly and clearly and is
prepared to help.
Tabel 1: Tingkat Rujukan Bersama: skala global, dikutip dari CEFR dalam Goullier
(2007:37)
Tingkat rujukan di atas biasanya diolah menjadi bahan ajar yang biasanya
ditemukan pada buku-buku bahasa-bahasa Eropa, seperti bahasa Prancis, Spanyol,
Jerman, dsb. Seperti dalam buku Version Originale 1 oleh Denyer, dkk. (2009:8–9)
untuk tingkat A1, tingkat rujukan di atas dibuat perinciannya menurut tugas, tipologi
tekstual, komunikasi, tata bahasa, kosakata, fonetik, dan kompetensi antarbudaya
dalam kotak tabel yang berbeda-beda (lihat tabel pada lampiran).
Penelitian ini berusaha untuk merancang secara kasar sebuah panduan belajar
bahasa baik bagi pemelajar dengan guru maupun tanpa guru. Panduan yang akan
dirancang merupakan salah satu dari strategi metakognitif, yaitu merencanakan apa
saja yang perlu untuk dipelajari dalam belajar bahasa. Sehingga, panduan tersebut
dapat membantu para pemelajar dalam belajar bahasa dengan menggunakan metode
apapun yang cocok dengan para pemelajar.
Tingka Tanggal
Kemampuan Rincian Mengucap Menuliskan
t catatan
A1
Mengenal
sistem huruf
Mengenal
Mengenal huruf pengucapan
huruf
Mengeja huruf
Memberitahukan
Memberi
diri sendiri dan
ucapan salam
orang lain
Menanyakan
dan
memberitahuka
n nama
Menanyakan
dan
memberitahuka
n tempat asal
dan tinggal
Mengenal kata
ganti orang
Tabel 2: Contoh tabel panduan bahasa yang dirancang oleh peneliti
Perlu dicatat bahwa tabel di atas hanyalah contoh perincian dari CEFR yang
ada di dalam buku panduan yang dibuat oleh peneliti. Setiap kemampuan harus
benar-benar dirinci sehingga para pemelajar mengetahui apa saja yang harus mereka
pelajari.
Panduan yang akan dirancang oleh peneliti adalah panduan yang berlaku
secara umum dengan bermacam bahasa. Rincian yang dibuat harus memuat
kemampuan tata bahasa, kosakata, dan penggunaan secara kontekstual di masyarakat.
Memang seperti kita ketahui bersama bahwa tidak semua bahasa memiliki ciri-ciri
atau unsur tata bahasa yang sama, seperti jenis kelamin pada kata benda, kasus, dsb.
Namun, rancangan panduan yang ada di sini tidak perlu memperinci hingga rincian
yang seperti itu. Untuk mengatasinya, rincian kemampuan yang dicantumkan cukup
dengan “mengetahui kata benda” atau “mengetahui kata sifat” saja, sehingga tidak
perlu memperinci hingga “mengenal jenis kelamin pada kata benda”. Para pemelajar
dengan sendirinya akan mempelajari mengenai unsur tersebut jika ada dalam bahasa
itu ketika mereka mempelajari tentang kata benda, dsb.
Butir-butir rincian kemampuan yang ada di dalam buku panduan tidak berarti
harus diikuti secara berurutan. Panduan ini secara umum hanya memicu para
pemelajar untuk berpikir apa saja yang perlu dipelajari, bukan mengarahkan secara
mutlak dengan urutan-urutan yang ada di dalam buku. Pemelajar dapat lebih longgar
dalam menggunakan buku panduan ini. Penggunaan buku panduan ini tidak hanya
untuk pemelajar pemula dari awal, tetapi juga para pemelajar yang sudah belajar
sekian lama yang mungkin ada kompetensi-kompetensi yang terlewat belum
dipelajari, sehingga pemelajar semacam ini dapat mempelajari kompetensi tersebut
pada waktu setelah mereka menyadari bahwa ada kemampuan yang belum dipelajari.
Pada bagian ini, peneliti ingin menjelaskan cara penggunaan panduan tersebut
dalam bermacam-macam keadaan pemelajar. Seperti kita ketahui, pemelajar bahasa
boleh saja belajar dengan guru yang berkemampuan untuk mengajar dan
menggunakan buku berdasarkan kepada tingkat rujukan tersebut atau belajar secara
mandiri dengan sumber yang ada. Untuk itu, peneliti perlu merinci cara kerja buku
panduan belajar ini dengan bermacam keadaan.
Selain itu, guru juga dapat menggunakan panduan tersebut untuk memicu
pemelajar untuk lebih aktif dalam mempelajari kemampuan-kemampuan, seperti
memberikan tugas untuk mempelajari suatu kemampuan sebelum pertemuan
berikutnya. Terlepas dari metode pengajaran dan pemelajaran apapun, panduan ini
tetap dapat membantu pemelajar dalam pemelajaran dengan menggunakan strategi
metakognitif.
Para pemelajar dapat menggunakan media apapun dalam belajar bahasa asing,
terutama belajar langsung kepada penutur jati. Biasanya, para pemelajar yang
langsung belajar kepada penutur jati memutuskan untuk belajar kepada mereka
karena kurangnya ketersediaan buku dan bahan pelajaran suatu bahasa. Hal ini
biasanya terjadi pada bahasa-bahasa kecil yang tidak marak di kalangan masyarakat.
Peran teknologi juga menjadi penting bagi para pemelajar bahasa-bahasa kecil.
Para pemelajar mandiri yang belum pernah belajar bahasa akan merasa
bingung harus mempelajari kemampuan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka.
Pemelajar mandiri dapat mencari sumber-sumber seperti buku dan sumber-sumber
internet. Untuk penggunaan buku yang berdasar kepada tingkat acuan CEFR tidak
menjadi masalah dalam pembelajaran bahasa, karena buku tersebut sudah
memberikan pelajaran yang memuat kemampuan berbahasa yang penting. Panduan
belajar bahasa ini dapat digunakan untuk memeriksa dan menjadi pengingat catatan
pelajaran.
Tidak semua buku yang berdasarkan kepada acuan CEFR dapat terjangkau
oleh kalangan umum dan tidak semua buku yang beredar di toko buku setempat
berdasarkan kepada CEFR. Pemelajar dapat mencari buku yang tidak berdasarkan
kepada CEFR. Untuk itu, pemelajar dapat menggunakan sumber buku apapun dan
memeriksa kemampuan apa saja yang perlu dan sudah dipelajari menggunakan
panduan yang dirancang oleh peneliti, sehingga pemelajar mendapatkan gambaran
mengenai kemampuan penting dalam berbahasa.
Para pemelajar yang menggunakan media sosial dapat bertanya melalui forum
dalam grup jejaring sosial tersebut. Pertanyaan yang ditanyakan dapat berasal dari
daftar kemampuan yang ada di dalam buku panduan tersebut. Para pemelajar lain,
anggota grup yang sudah menguasai bahasa tersebut lebih baik, dan bahkan penutur
jati dapat memberikan tanggapan dan penjelasan kepada para pemelajar yang
bertanya tersebut. Setelah para pemelajar mempelajari apa yang sudah dijelaskan,
pemelajar dapat mencatat dan menandakan kemampuan apa saja yang sudah didapat
pada laman tersebut.
Rancangan buku panduan yang dibuat dalam penelitian ini berguna untuk
membantu dalam strategi pembelajaran bahasa secara metakognitif. Para pemelajar
baik dengan guru, penutur jati, dan mandiri dapat mengetahui hal apa saja yang
mereka perlukan dalam mempelajari bahasa. Selain itu, para pemelajar juga dapat
mencatat waktu ketika mempelajari suatu kemampuan dalam berbahasa.
Selain membantu para pemelajar, panduan tersebut juga dapat digunakan oleh
para pengajar dalam menyusun bahan ajar. Para pengajar dapat mengajarkan
kemampuan yang diperlukan oleh setiap pemelajar. Kemampuan yang diajarkan juga
dapat terpenuhi tanpa terlewat dengan digunakannya panduan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alias, A.A., dkk. “The Use of Facebook as Language Learning Strategy (LLS)
Training Tool on College Students’ LLS Use and Academic Writing
Performance.” Procedia Social and Behavioral Sciences, vol. 67, 2012, hal.
36–48. DOI: 10.1016/j.sbspro.2012.11.305.
Education First. “EF EPI Indeks Kecakapan Bahasa Inggris EF: Peringkat 100
Negara dan Wilayah menurut Kecakapan Berbahasa Inggris”, 2019,
https://www.ef.co.id/__/~/media/centralefcom/epi/downloads/full-reports/v9/ef-
epi-2019-indonesian.pdf. Diakses pada 22 Februari 2020 pukul 14.14 WIB.
Efron, S.E dan Ruth David. Writing the Literature Review: A Practical Guide. New
York dan London, The Guilford Press, 2019.
Driscoll, P. dan David Frost, penyunting. The Teaching of Modern Languages in the
Primary School. London dan New York, Routledge, 1999.
Henry, M., dkk. “Learning a minority language through authentic conversation using
an online social learning method.” Computer Assisted Language Learning, vol.
31, no. 4, 2018, hal. 321–345. DOI: 10.1080/09588221.2017.1395348.
Oxford, R.L. Language Learning Strategies: What Every Teacher Should Know.
Massachussets, Heinle & Heinle Publishers, 1990.
Sulistyo, Urip, dkk. “The portrait of primary school English in Indonesia: policy
reccomendations.” Education, vol. 3, no. 13, 2019, hal. 1–15. DOI:
10.1080/03004279.2019.1680721.
Thomas, Linda, dkk. Language, Society and Power: An introduction, edisi ke-2,
disunting oleh Isthla Singh dan Jean Stilwell Peccei. London dan New York,
Routledge, 2003.