Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berada. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. (Syamsu
Anak yang berusia 4 sampai 8 tahun adalah fase hubungan pribadi dengan
lingkugan sosial, maka dari itu pada usia ini perlu dikembangkan rasa sosial anak.
yang sesuai dengan tuntutan sosial dan mampu bersosialisasi dengan memerlukan
tiga proses sebagai berikut anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas sosial,
jika mereka berhasil melakukan mereka akan dapat menyesuaikan diri dengan
Erikson karena pada anak usia dini perkembangan sosial tumbuh secara pesat.
Emosi merupakan letupan perasaan yang dari dalam diri seorang, baik
Emosi merupakan sikap yang muncul dari hati. Dan dari emosi tersebut
tanggung jawab muncul. Sehingga anak yang mudah menunjukan empati dan
6
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 7
kasih sayangnya akan mudah bersosialisasi dengan orang sekitar, terutama dengan
teman-temanya.
Secara bahasa sosial berarti sesuatu yang berkenaan dengan orang lain atau
bahasa berarti luapan perasaan yang berkembang; keadaan dan reaksi psikologis
subjektif.
menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan perilaku. Emosi dalam pemakaian kita
dalam pemakain sehari-hari mengacu pada ketegangan yang terjadi pada individu
pengertian diatas, maka sosial emosi dapat diartikan sebagai perbuatan yang
berhubungan dengan orang lain. Jadi perkembangan sosial emosi pada anak usia
yang melingkupi anak usia dini saat berhubungan dengan orang lain.
perkembangan seperti teori Erikson karena pada anak usia dini perkembangan
sosial tumbuh secara pesat. Berikut ini terdapat tahap perkembangan sosial
menurut Erikson:
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 8
Anak usia dini berada pada tahap III, tahap inisiatif versus rasa bersalah dan
anak-anak merasa lebih yakin bahwa mereka sendiri adalah diri mereka
Oleh karena itu, walaupun anak melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan
anak akan mencoba kegiatan yang diinginkan sampai anak berhasil melaksanakan
pertualangan dan percobaan yang menyenangkan. Oleh karena itu, peran orang
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 9
anak secara optimal. Disamping itu, orang tua perlu menghindarkan anak dari
berbagai bahaya yang akan mengancam anak melalui berbagai kegiatan bermain
yang dilakukannya.
ini :
a. Berikan kesempatan bagi anak untuk ikut serta secara fisik dan mental dalam
orang lain.
c. Contohkan emosi sosial dan emosi yang positif. Bacakan cerita dan bahas
d. Berikan kesempatan pada anak untuk menjadi pemimpin dalam proyek dan
aktivitas.
e. Beritahukan harapan tentang sikap yang baik dan bahas dengan murid.
penuh perhatian.
d. Menghargai diri sendiri dan orang lain terdiri dari menghargai orang lain dan
Menurut Yuliani Nuraini Sujiono perkembangan sosial anak usia sampai enam
tahun yaitu:
b. Memiliki teman yang baik, meskipun untuk jangka waktu yang pendek.
sukarela serta sebagai guru dan orang tua membantu anak mengenali dan
perkembangan seperti teori Erikson, karena pada anak usia dini perkembangan
sosial tumbuh secara pesat. Perilaku dalam situasi sosial merupakan dasar
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 11
perilaku sosial yang diletakkan pada masa bayi, dan mulai dibina sampai manusia
berikutnya sangat berpengaruh pada hubungan yang tercipta dengan orang lain,
pola perilaku pada situasi sosial pada masa anak-anak awal dapat dilihat dalam
bentuk: kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial,
Emosi merupakan perasaan atau sikap yang melibatkan paduan dari gerakan
Berdasarkan hasil survey terhadap orang tua dan guru menunjukan adanya
saat ini semakin kompleks dan memberikan dampak yang sangat buruk terhadap
dan sosial yaitu suatu kemampuan mengenali, mengolah dan mengontrol emosi
sehingga dapat merespon dengan baik setiap kondisi yang merangsang munculnya
emosi.
Kemampuan untuk berinteraksi secara emosional sudah ada pada anak sejak
lahir, begitu pentingnya peran emosi dalam kehidupan anak, sehingga emosi
Emosi mempengaruhi peran pematangan, dan peran belajar, kedua faktor ini
faktor belajar bisa dikendalikan, berikut ini metode belajar yang menunjang
perkembangan emosi:
e. Pelatihan
Pola emosi pada anak, emosi setiap anak sangatlah berbeda-beda, apalagi
bila dibedakan dengan anak yang lebih tua atau dengan orang dewasa, sebenarnya
tidak logis jika menuntut agar semua anak pada usia tertentu mempunyai pola
emosi yang sama. Perbedaan individu tidak dapat diletakan karena adanya
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 13
anak: rasa takut, canggung, khawatir, cemas, marah, dan cemburu, serta duka cita.
Pada masa kanak-kanak awal (4-6 tahun) mereka memandang dirinya secara
berlebihan karena mereka lebih mendasari penilaian dirinya pada kemajuan yang
Dini
atau tidak maka dibuatlah patokan atau standar yang perlu dicapai oleh anak usia
orang tua untuk mengetahui apakah anak sudah mencapai kemampuan sosial
kepada pendidik PAUD atau orang tua mengenai stimulus apa yang harus
diberikan kepada anak untuk dapat mencapai perkembangan yang optimal. Terkait
dengan tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional pada anak usia dini,
pada anak usia 4-5 tahun, pada usia 5-6 tahun terjadi peningkatan kemampuan
perkembangan sosial emosional pada usia 5-6 tahun. Hal ini dikarenakan dengan
bertambahnya usia, anak lebih banyak bermain dan bercakap-cakap dengan orang
temannya yang semakin meningkat melalui kegiatan bermain baik disekolah tau
menerapkan tata krama agar diterima dengan baik oleh lingkungannya, dan
dihargai sebagai orang yang mengenal dan dapat menerapkan tata krama.
Aspek sosial emosi pada anak usi dini perkembangan nya dapat diihat mana
kala anak bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Demikian juga dengan
berbagai masalah perkembangan sosial emosi pada anak usia dini, hal ini terlihat
manakala anak bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Beberapa masalah
perkembangan sosial emosional pada anak usia dini yang mudah sekai ditemukan
a. Penakut
Setiap anak tentunya memiliki rasa takut tetapi ada rasa takut yang wajar
b. Pencemas
Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan anak usia dini menjadi pencemas
yaitu, perasaan tidak aman yang dialami anak usia dini, perasaan bersalah yang
dialami anak usia dini, dan rasa kecewa yang berlebihan akibat kegagalan
c. Rendah diri
Ciri-ciri anak usia dini yang memiliki perasaan rendah diri antara lain susah
untuk berbicara, menutup diri dari teman-temannya, mudah ragu dan takut tetapi
mudah marah dan tersinggung, dan pesimistik karena merasa dirinya tidak mampu
d. Pemalu
Ada 5 hal yang menjadi penyebab anak usia dini menjadi pemalu yaitu :
4) Anak memiliki cacat jasmani dan kurang mendapat perhatian orang lain
e. Ketidakpatuhan
1) Orang tua atau pendidik PAUD kurang disiplin dalam mendidik anak
2) Pemberian disiplin yang sangat keras dari orang tua dan pendidik PAUD
3) Pemberian disiplin yang tidak konsisten dari orang tua atau pendidik PAUD
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 17
5) Anak biasanya sulit patuh jika sedang mengalami kelelahan, sakit, lapat, dan
Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik PAUD atau orang tua untuk
pada anak
bermain sosial.
p. Menunjukan reaksi emosi yang wajar karena marah, senang, sakit, takut,
dan sebagainya
1. Pengertian Bermain
disenangi anak. Pada berbagai situasi dan tempat selalu saja anak menyempatkan
bermain yaitu suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 19
utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Bermian merupakan
sesuatu yang perlu bagi perkembangan anak dan dapat digunakan sebagai suatu
cara untuk memacu perkembangan anak. Bermain merupakan cara yang dapat
pembelajaran.
b. Anak bermain untuk membangun aspek fisik. Aktivits fisik terlihat disaat anak-
tahap perkembangan yang sama dari perkembangan. Dari masa bayi sampai
anak-anak akhir.
minatnya.
Fungsi bermain bagi anak usia dini menurut Gordon & Browne (dalam
b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti
guru mengajar dikelas, sopir mengendari bus, petani menggarap sawah, dan
sebagainya
berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, pelanggar lalu lintas, dan lain-
lain
f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan
tinggi tubuhnya, semakin gemuk badanya, dan semakin dapat berlari cepat
seperti menghias ruangan, mentiapkan jamuan makan, dan pesta ulang tahun.
d. Bermain simbolik
dalam cerita dan beneka yang digunakan bisa berupa boneka jari, boneka tangan
ketika guru akan berserita dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak.
media boneka adalah “merupakan teknik yang tidak kalah menariknya bagi anak
dan dalam pelaksanaannya banyak boneka yang bisa kita gunakan dalam kegiatan
pemeran tokoh dalam cerita, yang dapat digunakan bisa berupa boneka jari,
a. Boneka Tangan
tangan adalah boneka yang ukurannya lebih besar dari boneka jari dan bisa
dimasukkan ke tangan”.
b. Boneka Jari
Jari adalah “boneka yang dimasukkan kedalam jari tangan, bentuknya kecil
c. Boneka Wayang
wayang adalah “boneka berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi yang kita beri
b. Berkonsentrasi;
e. mengurangi kecemasan,
f. memperoleh pengetahuan;
a. Tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya dan persiapan yang terlalu rumit.
d. Selanjutnya, kita dapat memulai adegan demi adegan yang diperankan oleh
tentang judul cerita, tokoh cerita, isi cerita. Bisa juga meminta pendapat atau
komentar anak mengenai cerita tersebut. Dapat pula kita minta anak
memperagakan karakter suatu tokoh atau suatu kejadian dalam cerita tersebut.
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 25
tersebut, termasuk mencari pelajaran dari isi cerita juga mencari solusi terbaik
f. Akhiri kegiatan bercerita dengan meminta anak untuk menceritakan kembali isi
cerita atau tutup dengan nyanyian yang menggambarkan isi cerita tersebut.
boneka dapat menjadi media instruksional yang efektif, maka perlu kita per-
b. Buatlah naskah atau skenario sandiwara yang akan dimainkan secara terperinci.
anak usia kelas rendah sekolah dasar atau anak-anak TK, sebaiknya permainan
boneka dirancang untuk banyak melibatkan dialog dengan anak pada saat
permainan.
menit. Agar pesan khusus yang disampaikan kepada anak dalam permainan
anak/penonton.
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 26
bersama. Bila perlu dilanjutkan dengan dialog atau diskusi dengan anak-
f. Isi cerita hendaknya sesuai dengan umur dan kemampuan serta daya imajinasi
disajikan.
memainkannya.
kehidupan anak usia dini bermain sandiwara boneka mempunyai manfaat antara
lain:Tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya dan persiapan yang terlalu
rumit, tidak banyak memakan tempat, panggung sandiwara boneka dapat dibuat
cukup kecil dan sederhana, tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang
memainkan boneka. Salah satu manfaat besar bagi anak dalam bermain sandiwara
boneka anak dapat menjadikan boneka seperti apa yang dia harapakan yaitu
diri sendiri. Disamping itu, saat anak bermain sandiwara boneka anak akan
meningkatkan perkembangan sosial emosional anak usia dini sesuai dengan usia
Beberapa hasil penelitian tentang anak usia dini dan metode bermain
1. Penelitian yang relevan yang pernah dilakukan adalah penelitian Suharni pada
dilihat dari rata-rata prosentase setiap siklusnya yaitu pada siklus I sebesar
20%, siklus I sebesar 50% dan silus II sebesar 90%. Sesuai dengan indikator
keberhasilan yaitu 80% maka penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil
Sragen.
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 28
sandiwara boneka oleh Mila Faila Shofa, Program Studi Pendidikan Luar
peneliti, guru kelas, dan kepala sekolah. Data dikumpulkan melalui observasi,
deskriptif kualitatif model alur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal berupa apersepsi dan pengenalan
tolada kabupaten luwu utara oleh Sandika. Fokus dalam penelitian ini, yaitu
Dicetak pada tanggal 2020-11-07
Id Doc: 589c885781944dbf0f493f02 29
diperdengarkan.