NPM : 1711031034
Jurusan : S1 Akuntansi
Terdapat dua teori yang diusulkan untuk memahami akuntansi, yaitu teori kepemilikan dan teori
entitas. Proprietary Theory Kepemilikan orang (proprietorship) atas perusahaan merupakan jumlah aset
perusahaan dikurangi dengan utang perusahaan kepada kreditor. Utang merupakan kewajiban
perusahaan yang dapat diklaim oleh pemberi utang, maka besar kepemilikan atas sebuahperusahaan
merupakan aset yang telah terbebas dari kewajiban terhadap kreditor. Dapat dituliskan di dalam
persamaan sebagai berikut: Kepemilikan (owner equity) sama dengan aset dikurangi liabilitas.
Nilai P merupakan representasi dari kekayaan dari pemilik perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh
Sprague:
Balance sheet merupakan penjumlahan dari elemen-elemen yang membentuk kekayaanpemilik di
dalam suatu rentang waktu tertentu. Dengan fokus untuk mengumpulkan kekayaan dalam berbisnis
yang juga merupkan peningkatan atas kepemilikan.
Akuntansi berdasarkan teori ini diperuntukkan untuk menunjukkan kekayaan dari pemilikbisnis. Aset
melambangkan jumlah yang dimiliki oleh pemilik, sedangkan liabilitasmerupakan kewajiban dari pemilik
terhadap kreditor. Konsep income dari berbisnismerupakan peningkatan dari kekayaan pemilik yang
juga dapat diartikan sebagai return bagi pelaku bisnis. Pemilik atau perwakilan dari pemilik di dalam
bisnis melakukan keputusan di dalam bisnis yang menghasilkan pendapatan dan pengeluaran.
Entity Theory
Teori entitas merupakan teori yang dibentuk akibat ketidakmampuan teori sebelumnya
dalam menjelaskan status hukum perusahaan yang terpisah dari pemiliknya. Teori ini
dengan identitasnya sendiri. Menurut Martin ada dua asumsi untuk gagasan entitas
akuntansi yaitu:
- Laporan keuangan dan transaksi diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut pandangentitas sebagai unit
operasi dan,
- Prinsip dan prosedur Akuntansi tidak diformulasikan dalam bentuk kepentingantunggal, seperti
kepemilikan.
LO 2 – LIABILITIES DEFINED
Kewajiban adalah hutang entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, dimanapenyelesaiannya
menyebabkan adanya arus keluar sumber daya ekonomi entitas tersebut.(IASB Framework par 49b)Dua
komponen utama di dalamnya, yaitu:
Adanya kewajiban masa kini yang memerlukan penyelesaian di masa mendatang
Hasil dari transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu yang lain
Present Obligation
Definisi dari IASB Framework menyatakan bahwa liabilities diharapkan dapat menyebabkanterjadinya
outflow dari manfaat ekonomi. Definisi ini berfokus pada future event, dalam artian, pengorbanan
sebenarnya belum dilakukan. Pertimbangan yang mendasari hal iniadalah bahwa obligasi telah ada
dalam hubungannya pengorbanan di masa depan. Sebagaicontoh, utang dagang adalah current
obligation, yang muncul dari provisi jasa pihak lain.
Past Transaction
Hanya peristiwa masa lalu sajalah yang dapat membuat suatu item dikategorikan sebagaikewajiban,
peristiwa masa depan tidak termasuk. Hal ini harus diterapkan secarakontekstual, termasuk dalam hal
semisal perusahaan memesan barang yang mengandungketentuan yang menyatakan bahwa tidak ada
hutang selama barang belum diterima; makapersitiwa masa lalu yang dimaksud tentu bukanlah saat
pemesanan barang, namun saat penerimaan barang. Sebuah contoh lain dapat dipakai untuk
mengilustrasikan pentingnya pemahaman yang benar tentang kewajiban kini dan peristiwa masa lalu.
Ketika sebuahperusahaan pertambangan mengumumkan penambangan, apakah saat itu juga
perusahaandapat dikatakan memiliki kewajiban kini untuk memulihkan situs tambang?
Jawabannyaadalah ya, kewajiban kini tersebut muncul sebagai akibat dari peristiwa msa lalu
yaitupenandatanganan kontrak.
Liability recognition
IASB Framework
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan elemen neracadan laporan
laba rugi. Dinyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus diakuijika:
Kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item akan
Suatu kewajiban diakui dalam neraca ketika kemungkinan besar tersebut mengakibatkanarus keluar dari
sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang diakibatkan daripenyelesaian kewajiban kini dan
jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapatdiukur dengan andal. Oleh karena itu, masalah-
masalah penting yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pengakuan kewajiban, yaitu:
reliabilitas pengukuran
LO 3 – LIABILITY MEASUREMENT
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajibanadalah biaya
historis. Pengukuran fair value digunakan pada pengukuran awal transaksiyang melibatkan kewajiban
dalam hubungannya dengan IAS 17 sewa/lease, IAS 39pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan,
IFRS 2 setoran saham berbasis, IFRS 3penggabungan usaha. Kewajiban yang timbul dalam finance lease
diakui pada awalberdasarkan nilai wajar sewa atau nilai kini dari present value pembayaran sewa
minimumjika lebih rendah. Di tahun-tahun berikutnya, kewajiban diukur berdasarkan metode
biayadiamortisasi yaitu biaya dari kewajiban pada awal disesuaikan secara tahunan untukmencerminkan
estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban adalah berdasarkan metode tingkatbunga efektif amortisasi.
Dalam hal sewa pembiayaan, standar yang memberikan panduanyang jelas untuk menentukan nilai
kewajiban sewa guna usaha. Namun, dalam kasus lainpengukuran nilai wajar kewajiban hadir beberapa
tantangan. Sebagai contoh, bagaimanakita memperkirakan nilai wajar suatu kewajiban yang tidak ada
nilai pasar.
LO 4 - CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS
IASB saat ini memiliki beberapa proyek yang dapat mempengaruhi definisi, pengakuan danpengukuran
kewajiban, kerangka konseptual, instrumen keuangan, ketentuan serta hak-hakkaryawan. Contohnya
IAS 37 tentang Provisions, Contingent Liabilities and ContingentAssets dan IAS 19 Employee Benefits
sebagai bagian dari kewajiban. Tujuan dari proyek ini (IAS 37 & IAS 19) adalah untuk menyatukan
standar IASB dengan US GAAP dan untuk meningkatkan standar saat ini dalam kaitannya dengan
identifikasi dan pengakuankewajiban. Untuk mengilustrasikan tantangan yang di hadapi para pembuat
standar, kitaakan mendiskusikan tiga topik utama yang sesuai dengan chapter ini.
- Tidak memiliki partisipasi dalam pembagian dividen lebih kearah specified rate
- Memiliki prioritas lebih utama dibandingkan dengan saham biasa dalampengembalian modal