Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ragil Wibisono

Nim : H1031181035

KIMIA 2018

TUGAS SELAMA PANDEMI COVID 19


Dalam memenuhi Permintaan Konsumen, Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
bidang Manufakturing biasanya menerapkan strategi-strategi respon produksi yang berbeda-
beda. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan Strategi Respon Produksi terhadap
Permintaan Konsumen adalah Respon atau tanggapan suatu perusahaan manufakturing dalam
merealisasikan permintaan Konsumen sesuai dengan waktu dan jumlah yang diperlukannya.
Pada umumnya, Strategi Respon Produksi terhadap Permintaan Konsumen ini terdiri dari 5
jenis, yakni Design to Order (DTO), Assembly to Order (ATO), Make to Order (MTO), Make to
Stock (MTS) dan Make to Demand (MTD).

1. Jelaskan pengertian dari Design to Order (DTO), dan bagaimana kegiatan spesifiknya
dalam industri nyata?
2. Jelaskan pengertian dari Assembly to Order (ATO), dan bagaimana kegiatan spesifiknya
dalam industri nyata?
3. Jelaskan pengertian dari Make to Order (MTO), dan bagaimana kegiatan spesifiknya
dalam industri nyata?
4. Jelaskan pengertian dari Make to Stock (MTS), dan bagaimana kegiatan spesifiknya
dalam industri nyata?
5. Jelaskan pengertian dari Make to Demand (MTD), dan bagaimana kegiatan spesifiknya
dalam industri nyata?

Tugas tersebut merupakan tugas individu yang dikerjakan secara mandiri. Diharapkan tidak
ada kesamaan redaksional dari tugas yang telah dikerjakan.

Dikumpulkan Hari Jum’at (12 Juni 2020) Pukul 12.00 WIB Kepada Ketua Kelas. Terimakasih.

Tetap Sehat dan Semangat..

Tri Wahyudi
JAWABAN

1. Design to Order (DTO) juga disebut dengan Engineering to Order (ETO) merupakan
suatu strategi yang mengenai respon dalam pemenuhan suatu permintan konsumen
yang dapat dimulai atau yang diawali dari suatu proses perancangan produk sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan konsumen hingga diproduksi dan dikirimkan ke
tangan konsumen atau pelanggan. Tapi nyatanya dalam kegiatan spesifik dalam
industry nyata Perusahaan yang memilih strategi ini tidak mempunyai suatu sistem
persediaan, dikarenakan produk baru akan didesign dan diproduksi setelah adanya
permintaan dari pelanggan atau konsumen. Namun, pada biasanya pihak pelanggan
akan meminta proposal dulu yang berkaitan dengan biaya dan waktu pembuatan
produk dari produser atau perusahaan. Apabila ada pesanan dari pelanggan, maka
pihak produser atau perusahaan industri akan mengembangkan desain untuk produk
yang diminta termasuk dalam pertimbangan waktu dan biaya, kemudian menerima
persetujuan tentang desain itu dari pihak konsumennya, kemudian selanjutnya akan
memesan material-material yang diperlukan untuk pembuatan produk, melakukan
proses produksi atau pembuatan produk, dan mengirim produk tersebut kepada
pelanggan. Jadi perusahaan manufakturing yang bersangkutan baru akan melakukan
proses perancangan dan melakukan proses produksi apabila ada permintaan yang
pasti dari konsumen. Tapi ada salah satu keuntungan dari strategi ini adalah dimana
perusahaan tidak mempunyai persediaan atau inventory. Strategi Design to Order
(DTO) ini cocok untuk perusahaan-perusahaan manufakturing yang memproduksi
suatu produk yang baru dan juga produk tersebut terbilang unik. Contohnya seperti
jembatan, produk-produk keperluan militer, dan kapal.

2. Strategi Assembly to Order (ATO) merupakan suatu strategi yang digunakan oleh
perusahaan industri yang memiliki penyimpanan atau inventory yang terdiri dari
semua sub-assemblies atau modules. Strategi ini dapat juga diartikan sebagai suatu
sistem produksi yang menjalankan proses produksi suatu komponen yang mana untuk
menjamin ketersediaan misalnya dalam bentuk stok, dan baru akan melaksanakan
perakitan setelah diterima pesanan permintaan. Kegiatan spesifiknya dalam industri
nyata dimana Apabila konsumen atau pelanggan memesan suatu produk, maka
perusahaan akan merespon dengan cepat melalui atau dengan cara merakit modul-
modul yang dipesan pelanggan dan mengirimkan dalam bentuk produk akhir atau
finished product ke pelanggan. Jadi pada dasarnya, modul-modul atau sub-assembly
standar tersebut telah diproduksi terlebih dahulu sebelum konsumen
mengkonfirmasikan pesanannya. Adapun contoh dari Strategi Assembly to Order
(ATO) adalah dapat dilihat dari produk komputer, dimana perusahaan akan membuat
modul-modul standar seperti modul RAM, harddisk, motherboard,dan komponen
lainnya. Setelah menerima konfirmasi pesanan dari pihak konsumen, maka
perusahaan tersebut dapat langsung dengan segera melakukan perakitan semua
modul yang bersangkutan menjadi satu unit komputer yang sangat lengkap. Selain itu,
contoh lainnya dapat dilihat dari industri otomotif yang juga melakukan strategi
seperti ini.

3. Strategi Make to Order (MTO) merupakan suatu sistem produksi yang menjalankan
suatu proses produksinya dengan merespon pesanan permintaan yang diterima. Pada
sistem ini dalam kegiatan spesifiknya dalam industri nyata perusahaan hanya akan
melaksanakan proses produksi apabila menerima konfirmasi pesanan dari konsumen
atau pelanggan untuk produk tertentu. Konsumen atau biasanya bersedia untuk
menunggu perusahaan manufakturing untuk menyelesaikan proses produksinya. Pada
Make to Order (MTO) ini tidak dimulai dari proses perancangan atau design karena
produk yang diminta oleh konsumen pada dasarnya sudah pernah diproduksi
sebelumnya atau dapat dikatakan bahwa perancangannya sudah siap sebelumnya.

4. Make to Stock (MTS) merupakan suatu strategi dimana produsen telah melakukan
proses produksi dan produk-produk tersebut telah berbentuk menjadi suatu barang
jadi sebelum menerima pesanan dari konsumen atau para pelanggan. Barang-barang
jadi tersebut siap dikirim ke konsumen atau pelanggan begitu pesanan dari pelanggan
diterima oleh perusahaan manufakturing yang bersangkutan. Hasil produksinya akan
disimpan di gudang atau jaringan distribusi untuk mengantisipasi permintaan di masa
mendatang. Persediaan produk dikendalikan untuk menghindari terjadinya
kekurangan (shortage).Pada strategi Make to Stock ini, siklus waktu (cycle time)
dimulai dari produser menspesifikasikan produk, memperoleh bahan baku (raw
material), dan memproduksi produk akhir untuk disimpan dalam stock atau gudang.
Apabila pelanggan memesan produk, maka produser akan mengirim produk tersebut
dengan segera mengambil barang dari stock yang telah disiapkan untuk dikirim ke
pelanggan tersebut. Strategi Make to Stock (MTS) memiliki resiko yang cukup tinggi
karena mempunyai persediaan (inventory) yang banyak sehingga memerlukan banyak
biaya yang berkaitan dengan persediaan. Adapun kelebihan dari strategi ini adalah
dapat dengan cepat merespon permintaan konsumen sehingga konsumen ataupun
pelanggan tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan produk yang
diinginkannnya. Strategi Make to Stock (MTS) ini umumnya digunakan oleh
perusahaan manufakturing yang membuat bahan-bahan pokok, peralatan rumah
tangga, dan mainan anak-anak.

5. Make to Demand (MTD) merupakan suatu strategi respon yang relatif baru, dimana
strategi ini dikembangkan untuk memenuhi permintaan konsumen atau pelanggannya
dengan cepat dan lebih fleksibel. Pada strategi ini kegiatan spesifiknya dalam industri
nyata perusahaan dapat menyerahkan produk yang dibutuhkan pelanggan atau
konsumen pada waktu yang tepat sesuai dengan permintaan pelanggan atau
konsumen tersebut. Strategi ini sebenarnya adalah gabungan dari beberapa strategi
sebelumnya dan strategi ini diciptakan untuk menanggapi kompetisi di industri
tertutama yang berkaitan dengan waktu penyerahan (time based competition).
Adapun tantangan pada strategi ini adalah bagaimana memperhitungkan dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam suatu inventory (persediaan). Strategi
Make to Demand ini pada umumnya meliputi penerapan beberapa sistem produksi
modern seperti Sistem Just in Time (JIT), dan Lean Manufakturing

Anda mungkin juga menyukai