Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

TEKNIK KONVERSI TANAH DAN AIR

Disusun oleh :
IKHSANNUDIN IQBAL
J1B18057
TEP-R001

Dosen Pengampuh :
Dr. Ir.Heri Junedi, M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian dan
pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran
air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi dengan bangunan pelengkapnya
seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur. (Yuliarta et
al., 2002).
Sedangkan menurut Sukartaatmadja (2004), teras adalah bangunan konservasi tanah dan
air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil
kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Tujuan
pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off) dan
memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang.

a. Teras Bangku
Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian rupa sehingga bidang olah
miring ke belakang (reverse back slope) dan dilengkapi dengan bangunan pelengkap
lainnya untuk menampung dan mengalirkan air permukaan secara aman dan terkendali.
(Sukartaatmadja, 2004).
Teras bangku adalah serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur pada interval
yang sesuai. Bangunan ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan ditanami
dengan rumput untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada yang miring ke luar dan miring
ke dalam (Priyono, et al., 2002)
Proses Pembuatan Teras Bangku
(a). memasang patok induk di sepanjang calon tempat saluran pembuangan air, dengan kode 1, 2,
3, dst sebagai batas galian dan timbunan tanah. Jarak antara 2 patok yang berdekatan
sama dengan lebar bidang olah teras yang direncanakan, jarak ini ditentukan oleh
kemiringan lereng. Pemasangan dimulai dari bagian atas lereng,
(b) memasang patok pembantu dengan kode 1a, 1b, 1c, dst berderet menurut garis kontur di
kanan kiri patok induk kode 1 dengan kode 2a, 2b, 2c, dst untuk patok induk 2 dan
seterusnya. Jarak antara patok pembantu 5 meter.Deretan patok pembantu merupakan
garis batas galian dan batas timbunan tanah. Untuk menentukan letak patok pembantu
digunakan waterpas sederhana sehingga mengikuti garis kontur,
c). memasang patok as (pusat) di antara 2 baris patok pembantu. Ukuran patok as lebih kecil
dari patok pembantu. Jarak antar patok as pada deretan yang sama 5 meter.
B. Teras Kebun
Teras kebun dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50 % yang
direncanakan untuk areal penanaman jenis tanaman perkebunan. Pembuatan teras hanya
dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan yang tidak
diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah. Ukuran lebar jalur teras dan jarak
antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas. Dalam pembuatan teras kebun, lahan
yang terletak di antara dua teras yang berdampingan dibiarkan tidak diolah.
(Sukartaatmadja, 2004).
Proses Pembuatan Teras Kebun
(a) patok induk dipasang mengikuti lereng dengan nomor kode 1, 2, dan seterusnya. Jarak antara
dua patok induk disesuaikan dengan rencana jarak tanaman; pemasangan dimulai dari bagian
atas lereng,
(b) patok pembantu merupakan patok batas galian tanah, dengan nomor kode 1A, 1B dan
seterusnya; dipasang di kanan kiri patok induk, demikian seterusnya. Untuk menentukan
letak patok pembantu digunakan waterpass agar arahnya sejajar garis kontur. Jarak antara
2 patok sekitar 5 meter atau sesuai dengan rencana jarak tanam dalam lajur,
(c) di bawah patok pembantu dipasang patok batas timbunan dengan nomor kode 1a, 1b, 1c, dan
seterusnya yang sejajar dengan patok pembantu nomor kode 1A, 1B, 1C dan seterusnya.
Jarak antara patok pembantu dan patok batas timbunan sekitar 1,5 meter dan jarak antara 2
batas timbunan 5 m.
c. Teras Guludan
Teras guludan adalah suatu teras yang membentuk guludan yang dibuat melintang lereng
dan biasanya dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng 10 – 15 %. Sepanjang guludan
sebelah dalam terbentuk saluran air yang landai sehingga dapat menampung sedimen hasil
erosi. Saluran tersebut juga berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah
menuju saluran pembuang air. Kemiringan dasar saluran 0,1%. Teras guludan hanya dibuat
pada tanah yang bertekstur lepas dan permeabilitas tinggi. Jarak antar teras guludan 10
meter tapi pada tahap berikutnya di antara guludan dibuat guludan lain sebanyak 3 – 5 jalur
dengan ukuran lebih kecil. (Sukartaatmadja, 2004)
Proses Pembuatan Teras Guludan
(a) persiapan lapangan dengan pemancanganm patok-patok menurut garis kontur dengan
menggunakan ondol-ondol dan atau waterpass sederhana. Jarak patok dalam baris 5 m dan jarak
antar baris rata-rata 10 m (sama dengan jarak antara dua guludan),
(b) pembuatan selokan teras dilakukan dengan menggali tanah mengikuti arah larikan patok.
Ukuran selokan teras: dalam 30 cm, lebar bawah 20 cm, dan lebar atas 50 cm,
(c) tanah hasil galian pada pembuatan selokan teras ditimbunkan di tepi luar (bagian bawah
saluran) sehingga membentuk guludan dengan ukuran: lebar atas 20 cm, lebar bawah 50 cm dan
tinggi 30 cm. Guludan dan selokan dibuat tegak lurus garis kontur. Pembuatan teras dimulai dari
bagian atas lereng,
(d) penenaman tanaman penguat teras pada guludan, dapat berupa jenis kayu-kayuan yang
ditanam dengan jarak 50 cm bila menggunakan stek / stump, atau ditabur jika menggunakan
benih/biji, dan jarak tanam 30 – 50 cm jika menggunakan jenis rumput
D. Teras Individu
Teras individu dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50 % yang
direncanakan untuk areal penanaman tanaman perkebunan di daerah yang curah hujannya
terbatas dan penutupan tanahnya cukup baik sehingga memungkinkan pembuatan teras
individu.
Teras dibuat berdiri sendiri untuk setiap tanaman (pohon) sebagai tempat pembuatan
lobang tanaman. Ukuran teras individu disesuaikan dengan kebutuhan masing – masing
jenis komoditas. Cara dan teknik pembuatan teras individu cukup sederhana yaitu dengan
menggali tanah pada tempat rencana lubang tanaman dan menimbunnya ke lereng sebelah
bawah sampai datar sehingga bentuknya seperti teras bangku yang terpisah. Tanah di
sekeliling teras individu tidak diolah (tetap berupa padang rumput) atau ditanami dengan
rumput atau tanaman penutup tanah. (Sukartaatmadja, 2004).
Proses Pembuatan Teras Individu
(a) patok induk yang dipasang mengikuti lereng (tegak lurus kontur), dimana jarak
antar patok disesuaikan dengan rencana jarak tanam,
(b) patok pembantu yang menghubungkan 2 patok induk yang berdampingan pada ketinggian
yang sama,masing-masing dipasang di kanan dan kiri patok induk. Sedangkan pembuatan teras
individu ini dilakukan dengan:
(a) membuat batas galian dengan mencangkul tanah mulai dari bagian bawah patok pembantu
melalui pencangkulan tanah dengan panjang 2 meter,
(b) menggali tanah di bagian bawah batas galian dan timbunkan ke bagian bawahnya sehingga
membuat bidang datar dengan panjang 2 meter dan lebar sekitar 1 meter atau disesuaikan dengan
keperluan tiap jenis tanaman,
(c) tanah urugan dipadatkan di bagian tepi khususnya di bawah lereng (bagian timbunan) dan
diberi patok-patok penguat (trucuk),
(d) tanah di sekeliling teras individu tidak boleh diolah, sebaiknya ditanami rumput.

Anda mungkin juga menyukai