Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENDAPATAN JAMUR TIRAM DAN STRATEGI

PEMASARAN JAMUR TIRAM DI DESA SUMBER SALAK


KECAMATAN LEDOKOMBO
Diajukan Sebagai Satu Pemenuhan Tugas ada Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Sosial dan Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu:
Ari Septianingtyas, P.SP., MP.
Hikmatul Lutfi’ah, S.TP.,M P

Disusun Oleh :
Moch Feri Moniaga (1803405015)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penduduk Indonesia sebagian besar tinggal di daerah pedasaan dan
hingga saat ini masih menyadarkan mata pencaharian pada sector
pertanian. Hal ini yang menyebabkan sector pertanian memiliki peran
penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor pertanian sendiri
memiliki memiliki subsektor, antara lain subsektor tanaman pangan dan
tanaman bahan makanan (lebih di kenal dengan pertanian rakyat),
subsector perkebunan, subsector peternakan, subsektor kehutanan, serta
subsektor perikanan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang cocok
untuk subsektor pertanian karena Indonesia adalah Negara agraris dimana
tanahnya sangat subur (Permatasari, 2014).
Pengembangan usaha di bidang hortikultura merupakan salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kontribusi sektor
pertanian. Hal ini dipertimbangkan karena hortikultura merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang masih potensial dan belum sepenuhnya
dimanfaatkan. Pengembangan komoditas hortikultura merupakan
penggerak program diversifikasi, ekstensifikasi, intensifikasi, dan
rehabilitasi pertanian yang merupakan inti dari kegiatan pembangunan
pertanian (Budasih, Ambarawati dan Astiti, 2014). Salah satu subsector
pertanian ini merupakan jamur tiram. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas
Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih
hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang
tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu,
unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya.
Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya
pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.
Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang
mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan
dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan produk jamur di
pasaran, semakin banyak pula masyarakat yang mulai tertarik menekuni
bisnis jamur sebagi alternatif tepat untuk meraup untung sebesar-besarnya.
Hal inilah yang membuat persaingan pasar antar pelaku bisnis budidaya
jamur maupun para pelaku bisnis kuliner jamur samakin hari semakin
pesat. Sebab, tak bisa dipungkiri lagi bahwa sekarang ini peluang bisnis
jamur masih sangat menjanjikan dan pasarnya pun semakin terbuka lebar.
Menyikapi kondisi tersebut, tentunya sebagai pelaku usaha anda
harus berani menciptakan strategi memasaran jamur yang inovatif agar
kegiatan promosi produk anda bisa berjalan lancar dan tidak kalah
bersaing dengan produk jamur lainnya di pasaran. Karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis sengaja menginformasikan kepada para
pembaca tentang beberapa strategi promosi yang bisa dilakukan para
pengusaha jamur untuk menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. Jamur
tiram merupakan komoditi yang prospektif untuk di budidayakan karena
memiliki pangsa pasar yang masih sangat terbuka dan cukup manjanjikan.
Bahan makanan yang cukup populer karena kelezatan dan gizinya ini bisa
dolah menjadi aneka masakan ataupun bahan baku industri pembuatan
tepung, pasta, ekstrak, minuman bahkan untu pengobata.
Koperasi Tani Jamur Nusantara ( Kotanimura ) melihat hal ini
sebagai peluang untuk mengembangkan potensi petani jamur di Kabupaten
Jember menjadikan jamur sebagai salah satu komoditi andalan sekaligus
ikon kebanggaan Kabupaten Jember. Tidak menutup kemungkinan
dengan adanya wadah koperasi dan dukungan dari pihak-pihak terkait,
nantinya Jember akan bisa menjadi penghasil jamur tiram terbesar di
Indonesia, sehingga peneliti ingin menganalisis pengaruh strategi
pemasaran terhadap pendapatan jamur tiram di desa sumber salak
kecamatan ledokombo

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana strategi pemasaran jamur tiram di Desa sumber salak
Kecamatan jember ?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap pendapatan jamur tiram di Desa
sumber salak Kecamatan ledokombo?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui strategi pemasaran jamur tiram di Desa sumber salak
Kecamatan ledokombo?
2. Mengetahui pengaruhnya terhadap pendapatan jamur tiram di Desa
sumber salak Kecamatan ledokombo.

1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi penulis sendiri yaitu untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengaruh strategi pemasaran terhadap pendapatan
jamur tiram di Desa Sumber Salak Kecamatan Ledokombo.
2. Sedangkan bagi masyarakat dengan adanya hal ini yaitu untuk menambah
informasi tentang hasil dan usaha yang sudah di kembangkan yaitu berupa
jamur tiram.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu


Menurut Kotler (1995) dalam sebuah jurnal yang berjudul
“Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram Pada Kelompok
Wanita Tani (KWT) Spora Bali”, menyatakan strategi pemasaran adalah
logika pemasaran, dimana suatu bisnis berharap akan mencapai
sasarannya. Strategi pemasaran terdiri atas pengembalian keputusan
tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi
pemasaran. Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki
dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut.
Menurut Kotler (2000) dalam sebuah jurnal yang berjudul
“Strategi Pemasaran Jamur Tiram Putih (Pleurotus sp) Di Kota Medan”
menyatakan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial ketika individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Menurut Rangkuti (2002) dalam jurnal yang berjudul “Strategi
Pemasaran Jamur Tiram Putih (Pleurotus sp) Di Kota Medan”
menyatakan strategi merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang
terintegrasi dalam rangka memberikan nilai kepada konsumen dan
menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran
harus bersifat distinctive (artinya bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh
pesaing, dan spesifik) dan didukung oleh semua potensi yang dimilki oleh
perusahaan secara optimal.
Menurut Erpan hermawan, Dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul
“Startegi Pemasaran Jamur Tiram di Desa Adimulya Kecamatan
Wanareja Kabupaten Cilacap” menyatakan hasil perumusan strategi
pemasaran berdasarkan Matriks IE, perusahaan Margi Mulyo berada pada
sel II (posisi growth strategy) yang merupakan pertumbuhan perusahaan
itu sendiri. Implikasi strategi yang paling sesuai diterapkan adalah strategi
intensif, yaitu dengan melakukan penetrasi pasar. Sedangkan dari hasil
matriks SWOT, diperoleh enam alternatif strategi, yaitu: (1) menjaga dan
meningkatkan kualitas produk, (2) meningkatkan nilai tambah dengan
melakukan pengolahan produk sisa dan pemanfaatan limbah baglog dari
hasil produksi, (3) memaksimalkan produksi guna meningkatkan pangsa
pasar, (4) pemanfaatan teknologi dalam proses produksi yang semakin
berkembang, (5) menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan
pemasok bahan baku dan konsumen, dan (6) menjalin kerjasama dengan
pemerintah (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap).

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Teori Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang
meyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yanag
memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk
dapat tercapainya tujuan pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan
kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan atau
sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-
usaha pemasaran perusahaan dari waktu-kewaktu, pada masing-
masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai
tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan
persaingan yang selalu berubah. Strategi pemasaran terfokus pada
mencari dan memberi kepada pelanggan superior, serta memiliki
nilai yang berbeda untuk mengembangkan bisnis. Strategi
pemasaran juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan, karena
penjualan merupakan ujung tombak dari strategi yang diterapkan
disebut perusahaan. Strategi pemasaran harus didasarkan atas
analisa lingkungan dan internal perusahaan melalui analisa
keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan
dan ancaman yang akan di hadapi perusahaan dari lingkungannya.
Selain itu strategi yang telah dijalankan harus dinilai kembali,
apakah masih sesuai dengan kondisi saat ini ( Freddy Rangkuti,
Dkk, 2006).

2.2.2 Teori Pendapatan


Menurut Samuelson dan Nordhaus (2001) pendapatan
menunjukkan jumlah uang yang diterima oleh rumah tangga
selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun), pendapatan
terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari
kekayaaan seperti sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran
transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial
atau asuransi pengangguran.
Pendapatan merupakan uang yang diterima oleh seseorang
atau perusahaan dalam bentuk gaji (salaries), upah (wages), sewa
(rent), bunga (interest), laba (profit), dan sebagainya, bersama-
sama dengan tunjangan pengangguran, uang pension, dan lain
sebagainya. Dalam analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan
khususnya dipakai berkenan dengan aliran penghasilan dalam
suatu periode waktu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor
produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal) masing-
masing dalam bentuk sewa, upah dan bungan, maupun laba, secara
berurutan (Jaya, 2011).

2.2.3 Usaha jamur Tiram


Tanaman hortikultura memiliki prospek yang besar untuk
dikembangkan, salah satunya yang memiliki nilai ekonomis cukup
tinggi ialah tanaman jamur. Jenis jamur yang sering dikonsumsi
yaitu jamur tiram. Jamur tiram tergolong dalam kategori komoditas
pertanian organik. Hal ini dibuktikan melalui proses penanaman
jamur tiram yang tidak menggunakan pupuk kimia, sehingga
masyarat semakin yakin untuk mengkonsumsi jamur tiram. Hal ini
memicu produsen jamur tiram untuk meningkatkan produksi agar
mampu menambah pendapatan dan (Ganjar 2010).
Pengembangan usahatani jamur tiram digunakan untuk
memperluas skala produksi jamur tiram di Kota Metro, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Produksi jamur tiram di Kota Metro
yang semakin tinggi menjadi pemicu produsen dalam menentukan
harga. Perkembangan harga jamur tiram melonjak setiap memasuki
bulan Ramadhan (Mei-Agustus). Harga jamur tiram dari produsen
ke pengepul pada tahun 2014 melonjak dari Rp 10.000,00/kg
menjadi Rp12.000,00/kg dan harga dari pengepul ke konsumen
naik dari Rp 13.000,00/kg menjadi Rp18.000,00/kg (BP4K Kota
Metro 2014). Prospek usahatani jamur tiram di Kota Metro dinilai
sebagai sesuatu yang menjanjikan. Potensi total produksi jamur
tiram saat ini mencapai lebih dari 200 kg per hari. Produksi
ditingkatkan sesuai dengan permintaan konsumsi masyarakat.
Keadaan ini berdampak positif bagi kemajuan perkembangan
usahatani jamur tiram di Kota Metro (Agrimal 2013).

2.3 Kerangka Pemikiran

Anda mungkin juga menyukai