Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ANALISIS MANAJEMEN STRATEJIK SYARIAH

ANALISIS MANAJEMEN STRATEJIK SYARIAH

Disusun oleh:

Hanan Laily 1810116002


Rani Riyantari 1810116003
Muhammad Jihad Rusnanda Syahbani 1810116013

Program Studi Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................

DAFTAR GAMBAR......................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

DESKRIPSI.....................................................................................................

A. Latar belakang........................................................................................

ISI.....................................................................................................................

A. Modal Manajemen Strategi...................................................................


B. Keunggulan Manajemen Strategi.........................................................
C. Teori-teori Manajemen Strategi............................................................
D. Rencana Manajemen Strategi...............................................................
E. Pertanyaan.............................................................................................

KESIMPULAN...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Model Manajemen Strategi Syariah.............................................

Gambar 1.2 fomulasi strategi............................................................................

Gambar 1.3 contoh penerapan berpikir strategis menurut Wahyudi................

Gambar 1.4 gambar 1.4 langkah proses perencanaan strategis........................


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Internal (IFAS).......................................................................

Tabel 2.2: Tabel Eksternal (EFAS)..............................................................


DESKRIPSI

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang komprehensif dari semua aspek
kehidupan, baik dunia maupun akhirat. Dalam kehidupan dunia Allah
SWT telah memerintahkan kepada manusia untuk menjadi khalifah. Dari
mulai bagaimana manusia dapat mengelola dunia dengan baik sehingga
timbul kemanfaatan dan kebahagiaan. Ada beberapa masalah yang biasa
nya terjadi dalam manajemen strategi diantaranya adalah pertama, banyak
perusahaan yang cenderung mengabaikan nilai-nilai moral dan etika,
mengahalalkan segala cara demi untuk meraup keuntungan sebesar-
besarnya dengan melakukan penindasan terhadap yang lemah. Kedua,
banyak pelaku usaha masih berani melakukan berbagai penyimpangan,
manipulasi, suap, korupsi, nepotisme, mark-up, memperkaya diri sendiri,
mengabaikan tanggung jawab sosial, dan sebagainya. Ketiga, banyak
perusahaan atau pelaku usaha yang saling bersaing, saling menjatuhkan,
agar perusahaannya keluar sebagai pemenang. Keempat, dengan
penerapan manajemen strategis pun banyak perusahaan yang berhasil dan
sukses secara materi, tetapi masih menghadapi kendala penyimpangan,
keserakahan, persaingan yang tidak sehat dan cenderung mematikan
pesaing.
Penyebab utama dari permasalahan diatas adalah karena
terabaikannya nilai-nilai spiritual dalam teori manajemen. itu sendiri.
Artinya, teori manajemen yang ada masih jauh dari nilai-nilai spiritual.
Meski teori manajemen strategis konvensional diakui sebagai puncak
paling penting saat ini, namun masih ada beberapa kekurangan, di
antaranya perusahaan yang mengimplementasikan manajemen
konvensional masih tertanam nilai-nilai material dan visi misinya terpaku
pada keduniawian semata. Untuk itu peran manajemen strategis
konvensional dianggap gagal oleh beberapa kalangan.
Salah satu cara bagaimana manusia dapat mengelola dan mengurus
perusahaan / organisasi dengan baik yaitu dengan menggunakan
Manajemen Strategi Syariah. Manajemen strategi Syariah adalah
rangkaian proses aktivitas manajemen islmai yang mencakup tahapan
formulasi, implementasi dan evaluasi strategi untuk mencapai tujuan
organisasi, dimana nilai-nilai islam menjadi landasan strategi dalam
seluruh aktivitas organisasi, yang diwarnai oleh azas tauhid, orientasi
duniawi hingga ukhrawi dan motivasi mardhatillah.
Tantangan terbesar dari sebuah organisasi adalah mengelola
lingkungan internal dan eksternal. Karakteristik dari lingkungan ini adalah
dinamis dan tidak dapat ditebak. Ketidakpastian lingkungan inilah yang
menuntut sebuah organisasi harus mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri. Dengan demikian, dalam kondisi yang penuh dengan
ketidakpastian sebuah organisasi / perusahaan harus menerapkan
manajemen strategi untuk mencapai tujuan organisasinya.
Di dalam Islam, setiap manusia pasti diberikan kekuatan dan
kelemahan di dalam dirinya, oleh karena itu setiap manusia harus mampu
memanfaatkan potensi diri dan menyadari kelemahan dan kekuatan
sehingga mampu menjadi khilafah. Menurut Karebet (2003:47) penilaian
internal dan eksternal dapat dilakukan mengacu pada Al-Qur’an sebagai
pedoman untuk manusia, termasuk dalam melakukan Analisa internal dan
eksternal.
Pada dasarnya Islam telah mengajarkan bahwa hakikat amal
perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridha Allah SWT. Oleh
karena itu sebaiknya dalam melakukan kegiatan usaha, maka suatu
organisasi tidak hanya fokus mencari profit yang berupa materi, akan
tetapi juga mencari keridhaan Allah. Maka dari itu kami akan menjelaskan
kepada kalian mengenai sebarapa pentingkah manajemen strategi islam.
ISI

A. Model Manajemen Strategi


1.1 Gambar 1.1 Model Manajemen Strategi Syariah

Sumber: Abdul Halim Usman. Manajemen Strategis Syariah. 2015. hlm 63

Dari model diatas dapat dilihat bahwa dalam menetapkan visi, misi dan
tujuan, organisasi / perusahaan sudah menerapkan manajemen berlandaskan
pada azas tauhid / ketuhanan, orientasinya harus duniawi hingga ukhrawi,
dan motivasinya mengharapkan keberkahan dan keridhaan Allah
(mardhatillah). Demikian juga dalam penyusunan / formulasi strategi dan
tahap implementasinya harus menerapkan strategi-strategi yang mengacu
pada ketentuan-ketentuan Syariah, yaitu tidak bertentangan dengan Al-Quran
dan Hadist, dengan mengedepankan aturan halal dan haram, pahala dan dosa,
serta system Kerjasama bisnis yang non-ribawi (mudharabah, musyarakah,
murabahah, dan lain-lain) disertai organisasi dan kepemimpinan yang
profesional (itqan) dan berakhlakul karimah.. Yang dimaksud Kerjasama
non-ribawi ialah Kerjasama bagi hasil yang saling menguntungkan semua
pihak, tidak serakah dan tidak merugikan pihak lain. Dari sisi pengendalian
dan evaluasi strategi, diwarnai oleh selfevaluation berupa perilaku ihsan
(merasa diawasi oleh Allah SWT) dan perilaku takwa dan tanggung jawab
ilahiyah, sehingga melahirkan kinerja terbaik bagi organisasi/perusahaan.
Nah dalam Manajemen Strategi Syariah, strategi yang dipilih dan diterapkan,
diyakini akan menghasilkan kinerja yang lebih baik, lebih bermaslahat, lebih
mulia dan lebih menenteramkan bagi pelaku usaha

Atas dasar nilai-nilai utama itu pula tolak ukur strategi bagi aktivitas
perusahaan adalah adalah syari’ah Islam itu sendiri. Aktivitas perusahaan
apapun bentuknya, pada hakikatnya adalah aktivitas manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang akan selalu terikat dengan syari’ah.
Hal ini sesuai dengan kaedah, ”Al-Ashlu fil Af’al, at-taqayyudu bil hukm
asy-syar’iy”. (Hukum asal setiap perbuatan adalah terikat dengan
syari’ah).Syari’ah adalah aturan yang diturunkan Allah untuk manusia
melalui lisan para RasulNya.Syari’ah tersebut harus menjadi pedoman
dalam setiap aktivitas manusia, termasuk dalam aktivitas organisasi bisnis.

B. Keunggulan Manajemen Strategi


1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis informasi yang diperoleh,
dicari, atau diterima dari berbagai sumber hasil dari pernyataan: apa
yang terjadi, kenapa terjadi, di mana terjadi dan kapan terjadi,
baik dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat di dalam organisasi,
termasuk satuan bisnis tertentu. Sedangkan peluang dan ancaman
adalah faktor analisis lingkungan yang harus dihadapi oleh organisasi
atau perusahaan dalam satuan bisnis yang bersangkutan. Jika dikatakan
bahwa analisis SWOT dapat merupakan instrumen untuk menentukan
kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan
peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus
berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan yang terjadi
pada organisasi dan menekan terjadinya dampak ancaman yang timbul
dan harus dihadapi.
Maksud dalam penerapan pendekatan ini adalah untuk
mengidentifikasikan dan mengenali satu dari beberapa pola yang
bersifat unik dalam keselarasan pada situasi internal dan eksternal yang
dihadapi oleh satuan bisnis, keempat pola tersebut biasanya digambar
dalam ”sel” seperti tergambar pada gambar berikut :
1.2 Gambar fomulasi strategi

Gambar di atas menunjukan bahwa situasi yang paling disukai


yaitu adalah pada sel 1 karena satuan bisnis dalam menghadapi
berbagai peluang lingkungan dan memiliki berbagai kekuatan
yang mendorong pemanfaatan berbagai pada peluang tersebut.
Maka dari itu, strategi yang sangat tepat untuk ditempuh adalah
strategi pertumbuhan. Pada pola 4 yang menghadapi kondisi paling
buruk, karena perusahaan harus menghadapi rintangan besar yang
bersumber pada lingkungan dan pada waktu yang bersamaan dengan
ditandai terdapatnya kelemahan internal yang kritikal sifatnya. Pada
pola 2 tergambar bahwa satuan bisnis mempunyai berbagai kekuatan
internal menghadapi suau situasi di lingkungannya yang tidak
menguntungkan.
Jika suatu kesatuan bisnis menemukan dirinya, maka strategi
yang tepat adalah strategi diversifikasi dalam arti suatu strategi
memiliki berbagai peluang lingkungan, Kelemahan internal yang kritikal
substansial merupakan Ancaman utama dari lingkungan yang dapat
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk membuka peluang jangka
panjang.
2. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah proses dimana perencanaan
manajemen strategi mengkaji faktor-faktor internal di perusahaan
untuk dapat menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan
kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola peluang secara efektif
dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan eksternal.
Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan organisasi yang
dapat mencakup saluran distribusi yang handal, posisi kas
perusahaan, lokasi yang menguntungkan, keunggulan dalam
menerapkan teknologi yang canggih tetapi sekaligus tepat guna dan
struktur atau tipe organisasi yang digunakan.
Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas
terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat
baik atau buruk. perusahaan muncul dalam manajemen, pemasaran,
keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan serta aktivitas
sistem informasi manajemen pada suatu bisnis. Selain itu juga,
mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pada
organisasional dalam wilayah-wilayah fungsional suatu bisnis yang
merupakan sebuah aktivitas manajemen strategik yang esensial.
Faktor-faktor internal dapat ditentukan dengan berbagai cara,
anatara lain menghitung rasio, mengukur kinerja dan membandingkan
dengan pencapaian masa lalu dan rata-rata industri.
Faktor berupa kekuatan antara lain kompetensi khusus yang
berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di
pasaran. Karena pada dasarnya satuan bisnis mempunyai sumber,
keterampilan, produk andalan dan lain-lain yang dapat terciptanya
menjadi lebih kuat dari pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan yang
sudah direncanakan oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh
bidang keunggulan antara lain yaitu kekuatan pada citra positif,
sumber keuangan, keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan
pemasok barang, loyalitas pengguna produk serta kepercayaan para
berbagai pihak yang berkepentingan.
Setelah faktor internal analisis strategik diidentifikasi maka
dibuatlah suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis
Summary) yang disusun untuk merumuskan faktor-faktor internal
strategik tersebut dalam kerangka Streangth and Weakness
perusahaan. Tahapnya adalah:
a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi suatu kekuatan dan
kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Memberikan penilaian bobot pada masing-masing faktor tersebut
dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0
(tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersbut
terhadap posisi strategik perusahaan. (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.00).
c. Menghitung rating (pada kolom tabel 3) untuk masing-masing
faktor dengan memberikan skala mulai dari angka 4 sampai
dengan angka 1 yang berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Tabel 2.1 Tabel Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS)

Faktor-faktor Bobot Rating Bobot x Rating


Internal
Kekuatan
Kelemahan
Total

3. Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk dapat
mengetahui ancaman yang dapat menghambat/merusak usaha-usaha
perusahaan dalam pencapaian daya saing strategik. Sedangkan peluang
merupakan kondisi dimana dalam lingkungan umum dapat membantu
perusahaan untuk mencapai daya saing strategik.
Salah satu aspek utama manajemen strategik yaitu perusahaan
perlu merumuskan berbagai strategi untuk mengambil keuntungan
dari peluang eksternal dan menghindari atau meminimalkan
dampak ancaman eksternal. Karena hal ini di identifikasi, pengawasan
dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal sangat penting bagi
keberhasilan.
Terdapat berbagai macam Faktor peluang adalah kecenderungan
apa yang terjadi pada kalangan pengguna produk, identifikasi suatu
segmen pasar, perubahan pada kondisi persaingan, perubahan yang
terjadi terhadap peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai
kesempatan baru dalam kegiatan berusaha, hubungan dengan pembeli
menjadi lebih akrab serta hubungan dengan pemasok yang lebih
harmonis.
Analisis eksternal ini sangat berguna untuk meningkatkan
mutu suatu perusahaan dengan peluang-peluang yang ada kemudian
berkembang menjadi kekuatan baru yang dapat mempengaruhi positif
bagi perkembangan perusahaan serta ancaman yang tidak sampai
masuk ke perusahaan. Setelah faktor strategik Eksternal tersebut pada
suatu perusahaan sudah di identifikasi, maka selanjutnya dibuat suatu
tabel EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis Summary) yang
disusun untuk merumuskan faktor eksternal strategik tersebut pada
kerangka Opportunities dan Threets perusahaan. Tahapnya adalah:
a. Membuat susunan pada kolom 1 (5-10 peluang dan ancaman) yang
sudah disiapkan.
b. Memberi penilaian bobot pada faktor tersebut pada kolom 2, mulai
dari angka 1,0 (sangat penting) sampai angka 0,0 (tidak penting).
Faktor tersebut dapat memberikan dampak terhadap faktor
strategik lainnya.
c. Menghitung rapi (pada kolom 3) pada masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari angka 4 sampai dengan
angka 1 berdasarkan pengaruh yang terjadi pada faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaa yang terjadi.
d. Kemudian setelah itu, dikalikan bobot ada kolom 2 dengan rating
pada kolom 3, untuk mendapatkan perolehan faktor pembobotan
dalam kolom 4 dan hasilnya dapat berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari angka
4,0 sampai dengan angka 1,0.

Tabel 2.2: Tabel Eksternal Strategic Factors Analysis Summary


(EFAS):

Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating


Peluang
Ancaman
Total

C. Teori-teori Manajemen Syariah


1. Asas Tauhid pada Perusahaan
Definisi penetapan azas tauhid adalah sebagai landasan segala
aktivitas organisasi atau perusahaan, dengan keyakinan mutlak bahwa
Allah SWT adalah sebagai penguasa alam semesta dan pengatur diri
secara totalitas hanya kepada-Nya, dari pada itu juga menambah
keyakinan bagi manajemen dan kru untuk berhasil mencapai misi
dan tujuan dari perusahaan agar terciptanya lebih baik lagi dan
mendapatkan kemaslahatan di dunia dan di akhirat.
Seluruh komponen kehidupan manusia di dunia ini harus
mengikuti ketentuan-ketentuan firman Allah SWT dengan berdasarkan
kitab suci Al-Quran dan Hadit Nabi Muhammad SAW. sebagimana
firman Allah dalam QS.al-Anbiya: 92

Artinya: “Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu


semua; agama yang satu dan aku adalah Tuhanmu, Maka
sembahlah aku”.
Setelah Allah menyebutkan semua para nabi, Allah
berfirman kepada semua manusia yakni para rasul yang telah
disebutkan adalah satu umat dengan kamu ikuti dan kamu pakai
petunjuknya, dan bahwa mahluk ciptaan Allah berada di atas agama yang
satu, yaitu merupakan agama tauhid atau Islam, dimana makhluk semua
sama-sama menyeru kepada tauhid (mengesakan Allah).
2. Orientasi Duniawi-Ukhrawi
Setelah melakukan penetapan keyakinan di dalam perusahaan,
maka kemudian dilanjutkan dengan menetapkan tujuan perusahaan
yang berorientasi duniawi-ukhrawi, yaitu mendapatkan perolehan
profit/keuntungan duniawi sekaligus benefit/manfaat, yang akan memberi
ketenangan, ketentraman dan kepuasan dalam bekerja dan dalam
beraktivitas sehingga diperoleh/dirasakan yaitu kebahagiaan dalam
menjalankan organisasi/perusahaan.
Orientasi manajemen strategik syariah tidak hanya mengejar
keuntungan duniawi saja, tetapi juga keuntungan ukhrawi atau akhirat.
Hal ini telah ditegaskan Allah SWT dalam QS.An-Nisa: 134

Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia


merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha melihat” .
Oleh karena itu jangan kita hanya mengejar kemewahan hidup di
dunia yang hanya sesaat saja dengan mengabaikan tuntutan
kebahagiaan di khirat yang sangat kekal. Oleh karena itu, orang yang
mencari akhirat diperumpamakan seperti orang yang sedang menanam
padi, dimana akan tumbuh pula rumput. Sedangkan orang yang
mencari dunia diperumpakan seperti orang yang sedang menanam
rumput, tidak akan tumbuh padi. Maksudnya yaitu dunia yang menjadi
tujuannya dan akhir cita-citanya, tidak mau mengejar akhiratnya, tidak
mengharap pahala dari Allah SWT dan tidak takut disiksa pada hari
ditentukannya, maka orang tersebut akan diberikan balasannya yakni
tidak masuk surga dan tidak memperoleh kenikmatannya, bahkan
berhak untuk dimasukan kedalam neraka dan memperoleh
kesengsaraannya selamanya.
3. Motivasi Mardhatillah
Definisi motivasi mardhatillah adalah segala aktivitas
organisasi/perusahaan harus diniatkan hanya kepada Allah SWT tuhan
semesta alam dan juga serta mengharapkan pahala dan ridha kepada
Allah SWT, selain itu juga hal ini memberikan dorongan lebih kuat
kepada manajemen dan kru untuk menciptakan keberhasilan
usahanya baik di dunia maupun di akhirat.
Islam menegaskan bahwa sebuah pekerjaan adalah sebagai bagian
dari ibadah, jika orang yang melakukannya untuk menanamkan niat
ketika berkecimpung di dunia ekonomi. Pebisnis atau perusahaan yang
memakmurkan bumi, meningkatkan kekayaan dan mengambil hasil
yang ditanamkan, menggerakan alat, mengeluarkan harta kekayaan bumi
dan berdagang, jika perusahaam /organisasi bisa mendapatkan apa yang
ada di sisi Allah, maka perusahaan/organisasi akan mendapatkan
pahala baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Dalam Al-Quran, Allah SWT sudah menjanjikan balasan pahala
bagi orang-orang beriman dan beramal shalih, baik pahala di dunia
maupun di akhirat. Allah berfirman dalam QS. Yusuf : 57 dan QS. al-
Bayyinah : 8

Artinya : “Dan Sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi


orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa”( QS. Yusuf : 57).
Kemudian balasan di dunia, Allah menyediakan pula di akhirat
balasan yang lebih baik, lebih berharga dan lebih
membahagiakan bagi orang-orang yang tetap beriman dan selalu bertakwa
kepada-Nya yaitu surga yang didalamnya terdapat segala macam
nikmat dan kesenangan yang belum pernah terlihat oleh mata kita dan
juga belum pernah terdengar oleh telinga dan belum pernah terlintas
dalam hati manusia.
Pada surat Al-Bayyinah ayat 8 menjelaskan bahwa balasan yang
diberikan Allah SWT kepada manusi adalah ditempatkan di sisi Rabb
ialah surga sebagai tempat tinggal tetap manusia karena ketaatan mereka
kepada Allah SWT yakni merasa puas akan pahala-Nya dan merasa
takut kepada siksaan-Nya yang diberikan Allah SWT, yang karena itu
lalu ia berhenti dari mendurhakai-Nya.
4. Keyakinan Ubudiyah dalam Bekerja
Definis keyakinan ubudiyah adalah keyakinan dalam meyakini
bahwa setiap bekerja merupakan ibadah yang dimana dalam segala
aktivitas pada organisasi/perusahaan hanya semata-mata diniatkan sebagai
ibadah kepada Allah, dan hal itu mendorong terciptanya bagi
manajemen dan kru untuk menghadapi dan mengatasi segala kendala
dan rintangan serta memberi kemaslahatan, kepuasan, dan kebahagiaan
dalam bekerja dan beraktivitas demi mendapatkan keberkahan dan
keridhaan Allah SWT dan tidak mengharapakan keuntungan yang
didapatkan dalam bekerja.
5. Kesadaran Ihsaniyah dalam Bekerja
Definis kesadaran ihsaniyah adalah kesadaran yang meyakini
bahwa segala aktivitas dari organisasi/perusahaan merupakan amal dan
pahala yang senantiasa dapat diketahui dalam pengawasan Allah SWT,
sehingga dengan itu dapat mendorong manajemen dan kru untuk
bekerja jujur, amanah, istiqoma dan Itqan (tepat, sempurna, dan tuntas)
tanpa harus diawasi oleh atasan perusahaan, sehingga dengan itu dapat
mendorong tercapainya hasil kinerja yang terbaik.
Hadits Riwayat Thabrani tersebut menjelaskan bahwa
manajemen sangatlah penting dan didalam ajaran Islam pun
menganjurkan agar manusia selalu merancang/memanajemen serta
mengelola apapun dalam kehidupannya secara rapi, benar, tertib dan
teratur, baik dalam secara individu maupun dalam suatu
kelompok/organisasi.

D. Rencana Manajemen Strategi


Mempunyai dan menerapkan cara berfikir yang strategis
merupakan hal yang penting karena merupakan sebuah langkah awal untuk
memahami dan mengimplementasikan manjemen strategis.
a. Identifikasi masalah adalah Sebagai tahap awal dari cara berpikir
strategis adalah berusaha untuk mengidentifikasi masalah-masalah
strategis yang muncul dengan cara melihat gejala-gejala yang
mengikutinya. Seseorang sangat sering menganggap bahwa gejala itu
identik dengan masalah sehingga mengakibatkan penyelesaian/solusi
yang dibuat tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Proses
identifikasi tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan
brainstroming atau polling pendapat sebagai salah satu jalan.
b. Pengelompokan masalah adalah Dari tahapan identifikasi masalah di
atas biasanya sering muncul masalah baru yang beraneka ragam. Untuk
mempermudah cara pemecahannya, seseorang perlu
mengelompokkan/mengklasifikasikan masalah-masalah sesuai sifat
atau karakter tujuan pengelompokan masalah tersebut.
c. Proses abstraksi adalah Setelah kelompok masalah terbentuk, tahap
berikutnya adalah melakukan identifikasi masalah-masalah yang
crusial dari tiap kelompok. Selanjutnya, dilakukan analisisterhadap
masalah tersebut dalam rangka mencari faktor-faktor penyebab atau
pemicu timbulnya masalah. Tahap ini memerlukan ketelitian dan
kesabaran karena dari faktor-faktor itu akan disusun bersamaan dengan
cara/metode pemecahannya.
d. Penentuan cara pemecahan masalah adalah Setelah tahap abstraksi
selesai dilakukan, tentukanlah cara yang paling tepat untuk
menyelesaikan/memecahkan masalah yang telah teridentifikasi pada
tahap pertama. Metode atau cara penyelesaian masalah ini haruslah
konkret dan lebih spesifik.
e. Perencanaan untuk implementasi adalah Tahap-tahap berpikir
strategis di atas merupakan langkah penting yang harus dilakukan
seseorang dalam rangka penerapan metode/cara pemecahan masalah
dalam berpikir strategis.
Gambar 1.3 contoh penerapan berpikir strategis menurut Wahyudi, (1996)

Manajemen
Strategis dibagi atas dua
kegiatan yang saling
berkaitan, yaitu perencanaan
strategis dan pelaksanaan
strategis. Perencanaan strategis berhubungan dengan visi dan misi
organisasi, proyeksi, pedoman dan taktiktaktik yang menunjang dalam
pencapaian tujuan organisasi. Perencanaan strategis lebih berhubungan
dengan analisis terhadap internal organisasi. Yaitu analisis terhadap bentuk
organisasi, apa tujuan organisasi, kekuatan dan kelemahannya, peluang
dan tantangan yang dihadapi serta analisis terhadap pasar/masyarakat dari
organisasi tersebut. Dengan terjawabnya pertanyaanpertanyaan tersebut,
maka sebuah organisasi akan mempunyai sebuah perencanaan yang baik
sehingga sebuah organisasi akan lebih siap menghadapi lingkungannya.
Terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam proses
perencanaan strategis. Setiap langkah merupakan pijakan untuk langkah
selanjutnya, sehingga harus dilakukan secara berurutan dan teratur.
Langkah-langkah tersebut
dapat dilihat dalam
gambar 1.4 langkah proses
perencanaan strategis.

Komponen yang
kedua dari manajemen
strategis adalah
implementasi strategis
yang merupakan kelanjutan dari perencanaan strategis. Setelah rencana
tersusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan perencanaan strategis
tersebut. Pada proses implementasi ini sering sekali muncul kendala-
kendala, seperti ketidaksesuaian antara rencana dengan realitas. Hal
tersebut mungkin bukan disebabkan oleh buruknya proses perencanaan,
akan tetapi terkadang ada hal-hal yang diluar kendali.
Sebagai contoh kasus, pada awal tahun 2008 pemerintah sudah
merencanakan dan menetapkan persentase pertumbuhan ekonomi, laju
inflasi, stabilitas mata uang dan stabilitas ekonomi nasional. Penentuan
tersebut juga didasarkan atas perkembangan ekonomi global harga minyak
dunia dan sebagainya. Akan tetapi, di tengah perjalanan terjadi resesi
ekonomi USA yang berakibat pada buruknya perekonomian global,
termasuk Indonesia.
Banyak perusahaan asuransi bangkrut, industri otomotif yang
menjadi primadona juga harus memangkas produksi karena turunnya
permintaan. Kondisi ini membuat perencanaan yang telah dirumuskan
bersama-sama harus kembali direvisi karena prediksi yang telah dibuat
dapat dikatakan melenceng. Banyak pengamat
Yang menilai hal ini sungguh di luar dugaan. Mungkin mereka
sudah memprediksi akan adanya krisis pada tahun 2008 tetapi
kenyataannya krisis yang terjadi jauh lebih parah dari yang diprediksikan.
Terkait dengan contoh di atas, perlu ditekankan pentingnya antisipasi pada
saat implementasi strategi. Artinya, organisasi harus dapat membaca
situasi yang sedang berjalan dan secepat mungkin melakukan antisipasi
apabila ada kesalahan. Perencanaan tetap dijadikan pijakan tetapi tidak
dibuat kaku, fleksibilitas dan selalu membuat penyesuaian dengan
perubahan.
Selain proses implementasi perencanaan, pengawasan terhadap
kegiatan tersebut juga harus dilakukan sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai dengan efektif dan efisien. Manajemen strategisialah sebuah cara
atau berbagai cara untuk memastikan suatu tujuan organisasi dapat dicapai
sesuai dengan ketentuan yang telah direncanakan.
E. PERTANYAAN
a. Pilihan Ganda
1. Sebutkan teori-teori dalam manajemen strategik islam, kecuali?
a. Asas tauhid
b. Orientasi duniawi dan ukhrawi
c. Motivasi Mardhatillah
d. Berdasarkan nilai-nilai hukum yang berlaku
2. Apa yang dimaksud dengan asas tauhid dalam perusahaan?
a. Mendapatkan perolehan margin/keuntungan di duniawi dan
memberikan kebahagiaan dalam menjalankan perusahaan
b. Aktivitas perusahaan yang diniatkan untuk mengharapkan pahala dan
ridha allah SWT
c. Sebagai landasan dengan meyakini bahwa allah sebagai penguasa dan
pengatur diri secara totalitas untuk mendapatkan kemaslahatan
d. Meyakini bahwa ibadah dalam segala aktifitas seperti bekerja harus
diniatkan sebagai ibadah kepada allah.
3. Surat yang ada al-qur’an yang menjelaskan bahwa kita jangan hanya
mengejar kemewahan hidup di dunia saja tetapi harus seimbang
dengan akhirat juga adalah ?
a. QS. Asy-Syura: 20
b. QS. An-Nisa: 134
c. QS. Al-Ahzab: 29
d. QS. Al- Bayyinah: 8
4. Kepanjangan dari SWOT adalah ?
a. Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats
b. Weakness, Opportunities, Strength, dan Threats
c. Opportunities, Strength, Threats, Weakness
d. Threats, Weakness, Opportunities, dan Strength
5. Dalam analisis SWOT terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
yaitu faktor apa saja?
a. Faktor ekonomi dan faktor budaya
b. Faktor ketahanan dan faktor hukum
c. Faktor internal dan faktor eksternal
d. Faktor politik dan faktor ekonomi
6. Dalam model manajemen strategi Syariah yang menjadi dasar dalam
seluruh konsep dan aktivitas manusia adalah...
a. Tauhid
b. Akidah
c. Al-quran
d. Sikap
7. Dari sisi evaluasi dan pengendalian dalam perusahaan / organisasi akhlak
manusia yang harus dimiliki ialah, kecuali…….
a. Ihsan
b. Tanggung jawab
c. Takwa
d. Merasa paling hebat
8. Orientasi yang harus dimiliki oleh perusahaan / organisasi dalam
menerapkan manajemen strategi Syariah adalah
a. Dunia
b. Akhirat
c. Dunia dan akhirat
d. Laba sebanyak-banyaknya
9. Semua aktivitas organisasi / perusahaan diniatkan semata-mata karena
Allah serta mengharapkan pahala dan ridha Allah SWT dimaksud dengan
a. Manajemen strategi syariah
b. Motivasi mardhatillah
c. Azas
d. Tauhid
10. “Apa saja yang dibawa dan diperintahkan oleh Rasul (berupa syari’ah,
maka ambillah) dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah”. Ayat
tersebut berada didalam surat…..
a. Al-baqarah : 14
b. QS.Al-Hasyar : 7
c. QS.An-Nisak : 65
d. Al-jatsiyah : 18
11. Langkah awal dalam memahami dan mengimplementasikan manajemen
strategis adalah ?
a. Mempunyai dan menerapkan berfikir strategis
b. Mempunyai dan menerapkan berfikir kritis
c. Mempunyai dan menerapkan berfikir creative
d. Mempunyai dan menerapkan public speaking
12. Dalam berfikir secara strategis langkah awal yang harus dilakukan
adalah?
a. Pengelompokan masalah
b. Identifikasi masalah
c. Perencanaan untuk pengimplementasian
d. Penentuan cara pemecahan masalah
13. Mencari penyebab atau faktor yang menjadi pemicu suatu masalah adalah
tahapan ?
a. Pengelompokan masalah
b. Proses abstraksi
c. Identifikasi masalah
d. Penentuan cara pemecahan masalah
14. Dalam manajemen strategis dibagi dengan dua hal penting yaitu
perencanaan strategis dan ?
a. Implementasi strategis
b. Pemecahan masalah strategis
c. Abstraksi strategis
d. Identifikasi masalah
15. Dalam perencanaan strategis, hal tersebut lebih condong kedalam?
a. Analisis internal perusahaan/organisasi
b. Analisis eksternal perusahaan/organisasi
c. a dan b benar
d. a dan b salah
16. Dalam strategi islam harus dapat mendorong kru untuk bekerja?
a. Jujur, amanah, dan istiqomah
b. Bohong, jujur, dan amanah
c. Pintar, cepat, terburu-buru
d. Bohong, terburu-buru, da jujur
17. Pada surat apa yang menjelaskan bahwa pahala di akhirat lebih baik bagi
orang beriman?
a. Al-baqarah : 17
b. Al-imran : 34
c. Yusuf : 57
d. An – nissa : 67
18. Dalam memulai aktifitas di perusahaan harus diniatkan untuk ?
a. Mendapatkan keuntungan
b. Mendapat ridha allah
c. Mendapatkan pujian dari atasan
d. Mendapatkan kesenangan
19. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan merupakan ?
a. manajemen strategik yang esensial
b. manajemen pemasaran syariah
c. struktur manajemen strategik syariah
d. struktur manajemen pemasaran syariah
20. pengertian dari faktor ancaman yang dapat menghambat/merusak usaha-
usaha dari luar adalah .....
a. faktor ekonomi
b. faktor sosial
c. faktor internal
d. faktor eksternal

A. ESAI
1. Jelaskan teori-teori dalam manajemen strategik syariah dan contoh
implementasinya dalam perusahaan?
2. Jelaskan analisis faktor-faktor internal dan eksternal dalam perusahaan dan
apa saja kekuatan/peluang dari masing-masing faktor tersebut?
3. Sebutkan empat karakter khas yang membedakan model manajemen
strategi Syariah dengan manajemen strategi konvensional?
4. Apa saja yang berhubungan erat pada saat kita melakukan perencanaan
strategis?
5. Apa yang dimaksud dengan penerapan asaz tauhid dalam manjemen
strategik syariah?
6.
KESIMPULAN

Pentingnya penerapan manajemen strategis dalam setiap perencanaan dan


implementasi dalam suatu perusahaan atau organisasi. Jika kita tidak
menerapakan manajemen strategis dengan baik dan terstruktur maka perusahaan
tersebut dapat cenderung mengabaikan nilai-nilai moral dan etika serta dapat
menghalalkan segara cara demi untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya. Dan salah satu cara kita untuk menangulangi serta mengelola
perusahaan dengan cara yang baik yaitu dengan menggunakan manajemen strategi
syariah.

Di dalam Islam, setiap manusia pasti diberikan kekuatan dan kelemahan di


dalam dirinya, oleh karena itu setiap manusia harus mampu memanfaatkan potensi
diri dan menyadari kelemahan dan kekuatan sehingga mampu menjadi khilafah.
Menurut Karebet (2003:47) penilaian internal dan eksternal dapat dilakukan
mengacu pada Al-Qur’an sebagai pedoman untuk manusia, termasuk dalam
melakukan Analisa internal dan eksternal.

Pada dasarnya Islam telah mengajarkan bahwa hakikat amal perbuatan


haruslah berorientasi bagi pencapaian ridha Allah SWT. Oleh karena itu
sebaiknya dalam melakukan kegiatan usaha, maka suatu organisasi tidak hanya
fokus mencari profit yang berupa materi, akan tetapi juga mencari keridhaan
Allah. Maka dari itu kami akan menjelaskan kepada kalian mengenai sebarapa
pentingkah manajemen strategi islam.
DAFTAR PUSTAKA

Asraf Muhammad Dawwabah, Bisnis Rasulullah (Semarang: Pustaka Rizki Putra)


cet. Ke-4, hlm. 18

Etika Sabariah, Manajemen Strategis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2016, hlm. 41.
23 Ibid. hlm. 193.

YULIYANA, L., Artiningsih, D. W., & Syahrani, S. (2019). ANALISIS


MOTIVASI PIMPINAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA
KARYAWAN PADA PT. HELMA PUTRI SAIJAAN KOTABARU
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Kalimantan).

Muna, M. N., & Hapsari, M. I. (2015). Implementasi Manajemen Strategik


Syariah di BMT Amanah Ummah. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan
Terapan, 2(12).

Toha, M., & Rozikin, K. (2020). Implementasi Maqasid Al-Shari’ah Dalam


Manajemen Strategis Syariah. JES (Jurnal Ekonomi Syariah), 5(1)

Syari, Disusun Dan Diajukan Kepada Fakultas, et al. "Penerapan Prinsip Syari’ah
Studi Kasus Pada Hotel Bukit Uhud Yogyakarta."

Buyan., (2020). Pengertian Manajemen Strategik Syariah., Jurnal Academia.edu.


https://www.academia.edu/31777912/Pengertian_Manajemen_Strategis_Sy
ariah

Kurniawan., (2015)., Manajemen Startegik Perspektif Islami., Jakarta., My


Blogger., https://kurniawanmd.blogspot.com/2017/03/manajemen-strategi-
perspektif-islami.html

Fandrinal., (2016)., Pengertian Manajemen Strategis Syariah dan Tahapannya.,


Jakarta., Pengertian definisi.,
http://pengertiandefenisi.blogspot.com/2016/12/pengertian-manajemen-
strategis-syariah.html

Anda mungkin juga menyukai