Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH STATISTIK TERAPAN

“DASAR-DASAR ANALISIS DALAM STATISTIK”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. YANTORO M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

RUANG R005 :

1. ANISAH NURHIDAYAH H (A1D117095)


2. DESI (A1D117167)
3. NOVA DIANTI (A1D117196)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum W.W.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Dasar-Dasar Analisis dalam Statistik” untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Matematika di Sekolah Dasar.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih disertai
penghargaan yang setinggi-tingginya terutama keluarga besar kami khususnya
Ayah dan ibu kami yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat
berharga. Tak lupa kami pun mengungkapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.Yantoro., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Statistik
Terapan.
2. Teman-teman yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, kami menyadari
penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.

Wassalamu’alaikum W.W

Muara Bulian, 1 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Statistik......................................................................... 3
2.2 Dasar-Dasar Analisis dalam Statistik.............................................. 6
2.2.1 Populasi & Sampel....................................................................... 6
2.2.2 Variabel Penelitian....................................................................... 9
2.2.3 Hipotesis...................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................... 16
3.2 Saran-Saran..................................................................................... 17

DAFTAR RUJUKAN................................................................................ 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu statistik memegang peranan penting dalam penelitian, baik dalam
penyusunan model, perumusan hipotesa, dalam pengembangan alat dan
instrumen pengumpulan data, penyusunan design penelitian, serta penentuan
sampel dan dalam analisis data. Dalam banyak hal, pengolahan dan analisa
data tidak luput dari penerapan teknik dan metode statistik tertentu, yang mana
kehadirannya dapat memberikan dasar bertolak dalam menjelaskan hubungan-
hubungan yang terjadi. Statistik dapat digunakan sebagai alat untuk
mengetahui apakah hubungan kausal antara dua atau lebih variabel benar-
benar terkait secara benar dalam suatu kausalitas empiris ataukah hubungan
tersebut hanya bersifat random atau kebetulan saja.
Ilmu statistik telah memberikan teknik-teknik sederhana dalam
mengklasifikasikan data serta dalam menyajikan data secara lebih mudah.
Statistik telah menyajikan suatu ukuran yang dapat dimengerti secara lebih
mudah. Statistik dapat menyajikan suatu ukuran yang dapat mensifatkan
populasi ataupun menyatakan variasinya, dan memberikan gambaran yang
lebih baik tentang kecenderungan tengah-tengah dari variabel.
Statistik dapat menolong peneliti untuk menyimpulkan apakah suatu
perbedaan yang diperoleh benar-benar berbeda secara signifikan. Apakah
kesimpulan yang diambil cukup refresentatif untuk memberikan infensi
terhadap populasi tertentu.
Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan peneliti melakukan
kegiatan ilmiah secara lebih ekonomis dalam pembuktian induktif. Tetapi
harus disadari bahwa statistik hanya merupakan alat bukan tujuan dari analisa.
Karena itu, janganlah dijadikan statistik sebagai tujuan yang menentukan
komponen-koponen peneliti yang lain.
Ketika seorang pemimpin, baik itu pemimpin dalam sebuah perusahaan
ataupun sebuah negara, ingin menjalankan tugasnya dengan baik maka hal
pertama yang meski dimiliki adalah kemampuan mengidentifikasi dan
memahami masalah sehingga pemimpin tersebut bisa merencanakan dan

1
2

merumuskan solusi terbaik untuk memecahkan suatu masalah. Albert Einstein


mengatakan memahami masalah sudah 50% solusi dari masalah itu sendiri
maka memahami masalah sangatlah penting dan mutlak diperlukan agar
mampu membuat solusi yang terbaik.
Agar bisa memahami permasalahan maka perlu memiliki informasi yang
baik, memadai, valid/bisa diandalkan, dan selalu update. Disini ilmu statistik
sangat diperlukan karena untuk mendapatkan informasi otomatis diperlukan
kaidah-kaidah ilmu statistik sehingga informasi yang diperoleh bisa
diandalkan dan terukur kualitasnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan statistik?
2. Apa saja dasar-dasar analisis dalam statisitik?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan statistik
2. Untuk mengetahui apa saja dasar-dasar analisis dalam statisitik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Statistik
Secara etimologi, kata statistik berasal dari bahasa latin: “status”, yang
artinya negara, atau kata “staat” dalam bahasa Belanda. Pada mulanya, kata
statistik diartikan sebagai bahan keterangan atau data, baik data kuantitatif
ataupun data kualitatif yang dibutuhkan oleh suatu negara. Dalam kamus
Bahasa Indonesia, statistika diartikan dalam dua pemaknaan. Pertama
statistika sebagai “ilmu statistik” dan kedua statistika diartikan sebagai
“ukuran yang diperoleh atau berasal dari sampel”.
Sudjana (2000) menyatakan kata statistik dipakai untuk menyatakan
kumpulan data, bilangan maupun non bilangan yang disusun dalam tabel dan
atau diagram yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan. Kata
statistik juga mengandung pengertian lain yakni dipakai untuk menyatakan
“ukuran” sebagai wakil dari kumpulan data mengenai sesuatu hal. Ukuran ini
didapat berdasarkan perhitungan menggunakan kumpulan sebagian data yang
diambil dari keseluruhan tentang persoalan tersebut. Selanjutnya dijelaskan
Sudjana (2000) bahwa statistika adalah pengetahuan yang berhubungan
dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisaannya
dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisaan
yang dilakukan.
Dalam perkembangan selanjutnya, statistik diartikan sebagai kumpulan
bahan keterangan yang berbentuk angka-angka (Sudijono, 2000). Pengertian
statistik sebagai data yang berbentuk angka-angka masih digunakan oleh
berbagai bidang kehidupan, misalnya pada bidang lalu lintas, digunakan
istilah statistik kecelakaan, di sekolahsekolah digunakan istilah data statistik.
Pada bidang penelitian istilah statistik dibedakan dengan istilah data
kuantitatif. Data kuantitatif diartikan sebagai data berbentuk angka-angka
sedangkan istilah statistik diartikan sebagai metode mengolah dan
menganalisis data kuantitatif. Dalam hal ini, Dajan (1983) mengemukakan
bahwa statistik merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, menganalisa, dan menginterprestasi data kuantitatif.

3
4

Metodenya bukan saja harus dapat memberikan teknik pengumpulan,


pengolahan, penyajian, dan analisa data, melainkan juga memberikan teknik
penarikan kesimpulan tentang ciri-ciri populasi tertentu dari hasil perhitungan
sampel yang dipilih secara random dari populasi yang bersangkutan. Mason
(1974) memberikan definisi statistik sebagai berikut: statistics is the science
of collectng, organizing, analyzing and interpreting numerical data for the
purfose of making better decisions in the face of uncertainty.
Dalam hal ini statistik dimaknai sebagai suatu ilmu tentang pengumpulan,
penyusunan, penganalisisan dan penafsiran data dalam bentuk angka untuk
tujuan pembuatan suatu keputusan yang lebih baik di dalam menghadapi
ketidakpastian. Irianto (2004) menjelaskan statistik adalah sekumpulan cara
maupun aturan-aturan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan
(analisa), penarikan kesimpulan atas data-data yang berbentuk angka dengan
menggunakan suatu asumsi-asumsi tertentu. Sejalan dengan pengertian
terakhir ini, Hadi (2002) mengemukakan bahwa statistik adalah cara-cara
ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan
menganalisa data penelitian yang berbentuk angka-angka. Disamping itu,
statistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk menarik keputusankeputusan yang baik.
Supardi (2013) memaknai statistik merupakan seperangkat metode yang
membahas tentang: (1) bagaimana cara mengumpulkan data yang dapat
memberikan informasi yang optimal, (2) bagaimana cara meringkas,
mengolah dan menyajikan data, (3) bagaimana cara melakukan analisis
terhadap sekumpulan data sehingga dari analisis itu timbul strategi-strategi
tertentu, (4) bagaimana cara mengambil kesimpulan dan menyarankan
keputusan yang sebaiknya diambil atas dasar strategi yang ada, dan (5)
bagaimana menentukan besarnya resiko kekeliruan yang mungkin terjadi jika
mengambil keputusan atas dasar strategi tersebut.
Sebagai metode penelitian ilmiah, statistik memiliki tiga ciri khas yang
utama yaitu:
1. Statistik bekerja dengan angka-angka
5

Statistik hanya dapat digunakan sebagai metode penelitian ilmiah,


apabila data yang dikumpulkan merupakan data yang berwujud angka-
angka. Angka-angka dalam statistik mempunyai dua arti, yaitu angka
yang menunjukkan jumlah dan angka yang menunjukkan nilai atau harga.
Dalam arti kedua ini, angka merupakan kualitas sesuatu. Misalnya, angka
kecerdasan, angka prestasi belajar, berat badan, tinggi badan, dan lain-
lain.
2. Statistik bersifat objektif
Dalam hal ini, Hadi (2002) dengan tegas mengemukakan bahwa kerja
statistik menutup pintu masuknya unsur-unsur subjektif yang dapat
menyulap keinginan menjadi kenyataan, tidak dapat berbicara lain kecuali
apa adanya. Adapun apa arti dan bagaimana menggunakan kenyataan-
kenyataan statistik itu, adalah persoalanpersoalan lain yang berada di luar
kompetensi statistik. Statistik sebagai alat, jelas tidak dapat berbuat lain
kecuali apa adanya. Karena itu dapat dikatakan, bahwa statistik bersifat
objektif. Hal ini tidak berarti bahwa setiap penelitian menggunakan
metode statistik, akan menghasilkan sesuatu hasil yang benar-benar
objektif.
Objektif atau tidak suatu hasil kerja statistik, masih harus ditentukan
oleh relevansi dari teknik yang digunakan dengan keadaan atau jenis data
yang sedang dihadapi. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam
dari si peneliti tentang statistik yang akan digunakan. Misalnya tidak
relevan dengan nilai rata-rata hitungnya, sehingga hasilnya menjadi tidak
objektif. Untuk itu, mungkin lebih tepat menggunakan median atau
modus.
3. Statistik bersifat universal
Statistik bersifat universal, maksudnya bahwa statistik dapat
digunakan hampir pada semua bidang penelitian. Penelitianpenelitian
dalam ilmu eksakta, sosial dan budaya, semuanya dapat menggunakan
statistik dengan keyakinan penuh.
6

2.2 Dasar-Dasar Analisis dalam Statistik


2.2.1 Analisis Data
Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang
menunjukkan fakta. Sementara perolehan data seyogyanya relevan,
artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian.
Analisa data berasal dari gabungan dari dua buah kata yaitu “analisis”
dan “data”. Analisis merupakan evaluasi dari sebuah situasi dari sebuah
permasalahan yang dibahas, termasuk didalamnya peninjauan dari
berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui
permasalah besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil
sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah
fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan
dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-
angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau
situasi dan lain-lain.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Menurut Lexy Y. Moleong menjelaskan bahwa analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data sebagai proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan
yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan
demikian definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data
merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
7

pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
2.2.2 Jenis – Jenis Analisis Data
Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses
penelitian yang sangat penting, karena dengan analisa inilah data yang ada
akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah
penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian. Data yang belum
dianalisis masih merupakan data mentah. Dalam kegiatan penelitian, data
mentah akan memberi arti, bila dianalisis dan ditafsirkan.
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang
keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat
digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Data bermuatan kualitatif
Data bermuatan kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data
semacam ini diperoleh melalui penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif, atau penilaian kualitatif. Keberadaan data
bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan yang berupa catatan atau
rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraf yang diperoleh dari
wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipatoris,
atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan. Untuk
memperoleh arti dari data semacam ini melalui interpretasi data,
digunakan teknik analisis data kualitatif.
2. Data bermuatan kuantitatif
Keberadaan data bermuatan kuantitatif adalah angka-angka
(kuantitas), baik diperoleh dari jumlah suatu penggabungan ataupun
pengukuran. Data bermuatan kuantitatif yang diperoleh dari jumlah
suatu penggabungan selalu menggunakan bilangan cacah. Contoh data
seperti ini adalah angka-angka hasil sensus, angka-angka hasil tabulasi
terhadap jawaban terhadap angket atau wawancara terstruktur. Adapun
data bermuatan kuantitatif hasil pengukuran adalah skor-skor yang
diperoleh melalui pengukuran, seperti skor tes prestasi belajar, skor
skala motivasi, skor timbangan, dan semacamnya.
8

2.2.3 Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah
yang ada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan obyek yang diteliti
itu. Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009), yaitu populasi secara umum dan populasi target
(target population). Populasi target adalah populasi yang menjadi
sasaran keterbelakuan kesimpulan penelitian kita.
Contoh :
- Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Jambi
- Populasi targetnya adalah seluruh dosen PGSD Universitas Jambi
- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen diluar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb yang menjadi sasaran


penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri
dari orang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan
anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan orang
sering disebut dengan objek penelitian.
a. Sampel
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang
sama dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel
dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang
terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam
batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri
9

populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing-masing


karakteristiknya.
1. Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut:
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara
tertentu dengan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng
diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada
populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat
kesalahan sampel yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan
yang dapat diterima secara statistik.

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur


pengambilan sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan
besarnya sampel harus memadai (Atherton & Klemmack, 1982;
Goode & Hatt, 1952).
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel
yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama
dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang representatif seperti
ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama
telitinya dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa
ukuran atau besarnya memadai untuk dapat menmeyakinkan
kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang memadai
bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar
sampel, akan semakin kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan
tentang populasi. Bailey (1982) berpendapat bahwa untuk penelitain
yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel
yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa
banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100
merupakan jumlah yang minimum.
10

Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya


suatu sampel jika kita dapat memperkirakan besarnya simpangan baku
(standard deviation) populasi dan kita menetapkan kesalahan
maksimum yang dapat kita terima dalam menaksir rata-rata populasi.
2. Jenis-jenis Populasi
a. Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
1. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat
dihitung, seperti luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid,
dan jumlah mahasiswa.
2. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang
mempunyai jumlah tak terbatas, atau sulit dihitng jumlahnya;
seperti tinta, air, pasir di pantai, padi di sawah, atau beras di
gudang.
b. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi
dengan ruang lingkupyang lebih diersempit, yang digolongkan
menjadi:
1. Populasi teoritis, yaitu populasi yang diturunkan dari populasi
terbatas, memugkinkan hasil penelitian berlaku untuk
lingkungan populasi yang lebih luas.
2. Populasi tersedia (Accessible ppulation), yaitu populasi turunan
dari populasi teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan
mempertimbangkan jumlah dana, waktu dan tenaga yang
tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah
ditentukan pada populasi teoritis.
c. Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data:
1. Populasi bersifat homogen, yaitu populasi dimana sumber
datanya yang unsur-unsur pembentuknya memiliki sifat yang
sama. Populasi semacam ini banyak dijumpai dalam bidang
ilmu keteknikan.
2. Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi dimana pembentuk
sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau
11

keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan lebih lanjut


batas-batasnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

2.2.4 Variabel Penelitian


a. Pengertian Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
b. Jenis-Jenis Variabel
Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut
fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel Independen atau variabel bebas, adalah kondisi-kondisi
atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka
untuk menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang
diobservasi. Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain,
jadi secara bebas berpengaruh dalam variabel lain.

Contoh hubungan variabel independen-dependen

Prestasi Belajar = (Variabel Dependen)


Motivasi Belajar = (Variabel Independen)

c. Paradigma Variabel Penelitian


Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan
sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma
penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu
masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab
masalah penelitian.
12

Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2


kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif
(Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-masing paradigma atau
pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga
untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan
dalam melakukan penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya:
1. Jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang
menekankan pada aspek detail yang kritis dan menggunakan cara
studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai adalah
paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk
mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada
pengujian secara empiris, maka sebaiknya digunakan paradigma
kuantitatif, dan
2. Jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas
dengan obyek penelitian yang banyak, maka paradigma kuantitaif
yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin menjawab pertanyaan
yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja,
maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian
akan memberi kontribusi yang lebih besar jika peneliti dapat
menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan tersebut,
Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation.
Penggabungan kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi
nilai tambah atau sinergi tersendiri karena pada hakikatnya kedua
paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan.

2.2.5 Hipotesis
a. Pengertian Hipotesis
Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96),
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
13

baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka


pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Hipotesis merupakan salah satu unsur teori yang didapat melalui
analisis perbandingan. Analisis perbandingan antara kelompok tidak
hanya menganalisis kategori, tetapi mempercepat adanya hubungan yang
disimpulkan antara kelompok tersebut, dan hal itu dinamakan hipotesis
kerja. Yang perlu ditekankan di sini ialah bahwa status hipotesis kerja
ialah sesuatu yang disarankan, bahkan sesuatu yang diuji di antara
hubungan kategori dan kawasannya. Perlu pula dikemukakan bahwa
hipotesis kerja senantiasa diverifikasi sepanjang penelitian itu
berlangsung.
Secara tradisional biasanya hipotesis itu telah disusun terlebih
dahulu dan penelitian kualitatif lainnya masih ada yang tetap
menggunakan cara demikian. Namun, pada penelitian kualitatif, peneliti
segera akan terlibat dalam arena pembentukan hipotesis kerja sejak awal
terjun ke lapangan penelitian. Penyusunan hipotesis kerja itu dilakukan
terlepas dari apakah ia mulai dari kosong ataukah ia mulai dengan
sejumlah maksud tertentu yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan penelitian.
Jadi, dengan demikian peneliti sejak awal penelitian lapangan akan
aktif menyusun hipotesis kerja dalam rangka pembentukan teori.
Keaktifan tersebut mencakup baik penyusunan hipotesis kerja baru
maupun verifikasi hipotesis kerja melalui perbandingan antar kelompok,
hipotesis kerja ganda demikian akan dicari dan ditemukan secara simultan
pada setiap langkah penelitian, yaitu pada tahap pengumpulan data,
pemberian kode, maupun pada tahap analisis data. Perlu pula
dikemukakan bahwa sebagian akan dicari dan ditemukan dalam jangka
waktu yang lama karena pembentukan ataupun verifikasinya berkaitan
dengan perkembangan peristiwa sosial tertentu. Sementara itu hipotesis
kerja baru terus menerus diusahakan agar dapat ditemukan.
Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
14

Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau


lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut
mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai
dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan
pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau
menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-
data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada
permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan
hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap
ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang
dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu
suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian
sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang
berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan
sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk
membuktikan hipotesis tersebut.
b. Jenis-jenis Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesis penelitian pendidikan
dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
1. Hipotesis Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan
Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesis Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesis nol sering juga disebut
Hipotesis statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak
15

pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam


penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil
(nol).

Hipotesis kerja berasal dari perumusan klasik (Cronbach, 1975),


kemudian ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985:123-125).
Menurut Cronbach, jika penelitian berpindah dari satu situasi ke
situasi yang lain, tugasnya menguraikan dan menafsirkan akibat yang
baru. Hal itu dilakukan dalam kerangka kenaikan yang ditemukan
dalam setiap situasi yang baru. Generalisasi barulah datang kemudian.
Jika kita memberikan bobot yang tepat terhadap kondisi setempat,
generalisasi apa pun yang ditarik merupakan hipotesis kerja bukanlah
kesimpulan.
Kondisi setempat membuat seseorang sukar sekali mengadakan
generalisasi. Masalahnya terletak senantiasa pada adanya perbedaan
dalam konteks dari satu situasi ke situasi lainnya, bahkan pada satu
situasi pun terjadi perbedaan sepanjang masa. Jadi, bagaimanakah
seseorang mengatakan bahwa satu hipotesis kerja yang dikembangkan
pada konteks A dapat diaplikasikan pada konteks B? Menurut Lincoln
dan Guba (1985:123-125) hal itu dapat dicapai melalui penerapan
criteria empiris dan strategis deskripsi suatu situasi. Kriteria tersebut
adalah dapatnya ditransfer dan kesamaan (simillarity) antara dua
konteks yang dinamakan kecocokan (fittingness). Kecocokan
didefinisikan sebagai derajat kesesuaian antara konteks pengirim dan
penerima. Jika konteks A dan konteks B secukupnya sesuai
(congruence), maka hipotesis kerja konteks pengirim sebelumnya
dapat diaplikasikan pada konteks penerima.
Sewaktu memanfaatkan generalisasi dalam bentuk hipotesis kerja
tersebut, tetap ada persoalan yang dihadapi ditinjau dari segi
paradigma alamiah. Seorang peneliti tidaklah cukup apabila hanya
mengasumsikan bahwa kedua konteks, baik pengirim maupun
penerima, itu sama. Hal demikian lazim dilakukan dalam penelitian
16

konvensional, yaitu menggeneralisasikan suatu konsep dengan jalan


mengasumsikan bahwa konteks teresebut berasal dari konteks sampel
yang representative, kemudian digeneralisasikan pada populasi yang
diasumsikan memiliki cirri-ciri yang sama.
Dari segi penelitian kualitatif hal demikian belumlah cukup.
Peneliti yang ingin membuat keputusan tentang dapatnya dialihkan hal
tersebut, jelas masih bergantung pada kriteria kecocokannya. Untuk
itu seseorang memerlukan informasi tentang kedua konteks teresebut
agar keputusan yang dibuat benar-benar terjamin. Peneliti sangat perlu
menyediakan informasi yang cukup sebagai dasar membuat
keputusan. Informasi ini dinamakan uraian rinci. Menyusun uraian
rinci merupakan strategi suatu situasi.
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan angka-
angka dari suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang
didefinisikan oleh sudjana (1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta
berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram,
yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Sebagai metode penelitian ilmiah, statistik memiliki tiga ciri khas yang
utama yaitu:
a. Statistik bekerja dengan angka-angka, Statistik hanya dapat digunakan
sebagai metode penelitian ilmiah, apabila data yang dikumpulkan
merupakan data yang berwujud angka-angka. Angka-angka dalam
statistik mempunyai dua arti, yaitu angka yang menunjukkan jumlah
dan angka yang menunjukkan nilai atau harga. Dalam arti kedua ini,
angka merupakan kualitas sesuatu. Misalnya, angka kecerdasan, angka
prestasi belajar, berat badan, tinggi badan, dan lain-lain.
b. Statistik bersifat objektif, dalam hal ini, Hadi (2002) dengan tegas
mengemukakan bahwa kerja statistik menutup pintu masuknya unsur-
unsur subjektif yang dapat menyulap keinginan menjadi kenyataan,
tidak dapat berbicara lain kecuali apa adanya. Adapun apa arti dan
bagaimana menggunakan kenyataan-kenyataan statistik itu, adalah
persoalanpersoalan lain yang berada di luar kompetensi statistik.
Statistik sebagai alat, jelas tidak dapat berbuat lain kecuali apa adanya.
Karena itu dapat dikatakan, bahwa statistik bersifat objektif. Hal ini
tidak berarti bahwa setiap penelitian menggunakan metode statistik,
akan menghasilkan sesuatu hasil yang benar-benar objektif.
c. Objektif atau tidak suatu hasil kerja statistik, masih harus ditentukan
oleh relevansi dari teknik yang digunakan dengan keadaan atau jenis
data yang sedang dihadapi. Untuk itu diperlukan pemahaman yang
mendalam dari si peneliti tentang statistik yang akan digunakan.
Misalnya tidak relevan dengan nilai rata-rata hitungnya, sehingga

15
16

hasilnya menjadi tidak objektif. Untuk itu, mungkin lebih tepat


menggunakan median atau modus.
d. Statistik bersifat universal, statistik bersifat universal, maksudnya
bahwa statistik dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian.
Penelitianpenelitian dalam ilmu eksakta, sosial dan budaya, semuanya
dapat menggunakan statistik dengan keyakinan penuh.

Berikut dasar-dasar analisis dalam statistik :

 Populasi adalah keseluruhan dari jumlah yangg akan diamati atau


diteliti. Populasi bukan hanya orang (manusia) tetapi juga bisa
makhluk hidup lain atau benda-benda alam yg lain. Contoh populasi
domba, populasi pohon cemara, dll.
 Sampel adalah sebagian yangg diambil dari suatu populasi. Statistik yg
dihitung berdasarkan sampel besar (> 30) akan lebih tepat daripada
sampel kecil (<30). Bila sampel yangg diambil jumlahnya kecil besar
kemungkinan tidak representatif dibandingkan bila sampel besar.
Sampel yang tidak representatif mengandung pengertian bahwa sampel
tidak dapat dipercaya dan dapat menghasilkan kesimpulan yangg tidak
akurat.
 Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
 Hipotesis adalah dugaan sementara mengenai hasil dari penelitian
yangg akan dilaksanakan. Hipotesis sangat diperlukan karena
keberadaannya dapat mengarahkan penelitian. Peneliti akan melakukan
pembuktian terhadap hipotesis umtuk diuji kebenarannya.
 Penelitian menggunakan dua jenis hipotesa yaitu hipotesa nihil dan
hipotesis alternatif
17

2.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi dasar-
dasar analisis dalam statistik yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kelemahan dan kekurangan. Karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atas referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para
pembaca yang memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis khususnya juga para pembaca.
18

DAFTAR PUSTAKA

1. Ananda, Rusydi & Muhammad Fadli, 2018.”STATISTIK


PENDIDIKAN:TEORI DAN PRAKTIK DALAM
PENDIDIKAN”.Medan:CV.Widya Puspita.
2. Sugiyono, 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.
3. Salim, Agus, 2006, “Teori dan Paradigma Penelitian Sosial”, Yogyakarta:
Tiara Wacana

Anda mungkin juga menyukai