Anda di halaman 1dari 44

PENGEMBANGAN MORAL DAN AGAMA

Oleh :

Desi A1D117167

Eva Gustria A1D117195

Heni Novitasari A1D117072

Meysi Utia Alisia A1D117184

(Ruang 005-Semester 5)

Moral dan Agama

Nilai moral merupakan sebuah nilai yang bermuatan kebiasaan yang


dilakukan oleh individu kepada lingkungannya. Nilai moral adalah bentuk gambaran
secara objektif atas sisi kebenaran yang dijalakan oleh seseorang dalam lingkungan
masyarakat.

 Pengerian moral dalam kamus psikologi (Chaplin, 2006) : Dituliskan bahwa


moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut
hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. 
 Pengertian moral dalam Hurlock (Edisi ke-6, 1990) : mengatakan bahwa
perilaku moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial.
Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat.  Perilaku moral dikendalikan
konsep konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya. 
 Pengertian moral menurut Webster New word Dictionary (Wantah, 2005) :
bahwa moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan
kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
 Dian Ibung : bahwa moral adalah nilai (value) yang berlaku dalam suatu
lingkungan sosial dan mengatur tingkah laku seseorang. 

Nilai agama dalah gabungan dari beberapa sistem yang mengatur tata perilaku,
kepercayaan, kaidah dalam menjalani beragam contoh hubungan sosial antara sesama
mahluk ciptaan-Nya, serta tata cara beribadah kepada Tuhan YME.

pengertian nilai agama yang telah dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut:

1. Emile Durkheim, Nilai agama adalah sistem terpadu yang terdiri atas praktik
dan kepercayaan, yang berhubungan dengan hal yang suci dan
mempersatukan umat dalam suatu contoh komunitas.
2. Edward Burnett Tylor, Nilai agama merupakan suatu kepercayaan yang
sifatnya spiritual dan menyatakan bahwa keyakinan seperti ini muncul sebagai
penjelasan kepada dunia.
3. Anthony F.C. Wallace, Nilai agama merupakan seperangkat upacara yang
dirasionalkan melalui mitos dan digerakkan melalui kekuatan supranatural
dengan tujuan untuk mencapai terjadinya perubahan terhadap manusia dan
semesta.
4. Luckmann, Menurut Luckmann, Nilai agama merupakan seperangkat
kemampuan organisme manusia untuk membangkitkan alam biologis melalui
pembentukan makna yang sifatnya objektif, memiliki daya tarik moral yang
mengikat.
5. Moenawar Chalil, Nilai agama menurut Monawar Chalil adalah tingkah laku
manusia dalam menjalin hubungan dengan spiritual sebagai konsekuensi atas
kehidupan.
6. Michel Meyer, Nilai agama adalah seperangkat kepercayaan dan ajaran-ajaran
yang mengarah kepada tingkah laku manusia terhadap Tuhan YME, sesama
manusia dan terhadap diri sendiri.
7. Spranger, Menurut spranger, nilai agama merupakan tatanan yang dijadikan
pedoman oleh individu untuk menentukan keputusan dalam lingkungan sosial.
8. Horrocks, Nilai agama adalah sesuatu yang menjadikan pertimbangan dalam
menentukan keputusan mengenai sesuatu yang hendak dicapai.

Ciri Nilai Agama

Adapun ciri-ciri dari nilai agama adalah sebagai berikut:

1. Dapat mempengaruhi pengembangan dalam diri di lingkungan sosial.


2. Memiliki pengaruh yang beragam dalam masyarakat.
3. Disosialisasikan sejak individu dilahirkan.
4. Sebuah konstruksi yang terbentuk melalui pedoman beragama yaitu kitab
suci.
5. Disosialisasikan melalui beberapa macam proses sosial seperti kontak sosial
dan interakasi sosial.
6. Saling berkaitan dengan nilai-nilai yang lainnya sehingga dapat membentuk
pola dan sistem dalam masyarakat.
7. Keberadaannya mendarah daging (internalize value).

Tujuan Pembentukan Nilai Agama

Adapun tujuan pembentukan nilai-nilai agama dalam masyarakat adalah sebagai


berikut:

1. Agar terhindar dari adanya krisis identitas diri yang membuat seorang
individu tidak dapat menentukan nasibnya sendiri.
2. Menajadikan bekal berupa ajaran-ajaran agama sebagai pedoman hidup.
3. Agar hidup seorang individu menjadi lebih terarah dan memilikitujuan yang
jelas.
4. Tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat luas.

INSTRUMEN IMPLEMENTASI NILAI MORAL DAN AGAMA

N Aspek Penerapan Pengembangan Keterangan


o
1 Moral
:
T 1.Memberikan Dengan selalu Allah berfirman dalam sebuah ayat di surat
olerans contoh yang baik mengingatkan Yunus ayat 99:
i untuk saling Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki,
2.Memperkenalka
menghargai tentulah beriman semua orang yang di
n berbagai budaya
perbedaan yang muka bumi seluruhnya. Maka Apakah
dan mengajarkan
ada serta tidak kamu (hendak) memaksa manusia supaya
untuk
membedakan mereka menj adi orang-orang yang
menghargainya
antar bangsa, beriman semuanya”.
suku, agama,
3. Saling
dan ras
menghormati
Ju Mengajarkan Toleransi 1.Memberikan contoh yang
jur 1.Berikan dan baik
pemahaman membiasakan
mengenai anak untuk 2.Memperkenalkan berbagai budaya dan
pentingnya selalu berkata mengajarkan untuk menghargainya
bersikap jujur, jujur
3. Saling menghormati Dengan
2.Ajarkan
selalu mengingatkan untuk saling
kejujuran melalui
menghargai perbedaan yang ada serta tidak
kisah-kisah orang
membedakan antar bangsa, suku, agama,
lain,  
dan ras

3. Tanamkan
pendidikan agama, Jujur 1.Berikan pemahaman
mengenai pentingnya bersikap jujur,
4.Berikan
pemahaman pada 2.Ajarkan kejujuran melalui kisah-kisah
anak bahwa “jujur orang lain,
itu nikmat”,
3. Tanamkan pendidikan agama,
Dorong mereka
untuk mencari 4.Berikan pemahaman pada anak bahwa
teman yang jujur “jujur itu nikmat”, Dorong mereka untuk
mencari teman yang jujur
5.Jangan langsung
memberi hukuman
5.Jangan langsung memberi hukuman jika
jika anak
anak berbohong
berbohong

6.Jangan langsung 6.Jangan langsung memberi hukuman jika

memberi hukuman anak berbohong Mengajarkan dan

jika anak membiasakan anak untuk selalu berkata

berbohong jujur Di antara orang-orang mukmin itu


ada orang-orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah. Dan
di antara mereka ada yang gugur, dan di
antara mereka pula ada yang menunggu-
nunggu dan mereka sedikit pun tidak
mengubah (janjinya), (23) agar Allah
memberikan balasan kepada orang-orang
yang jujur itu karena kejujurannya, dan
mengazab orang munafik jika Dia
kehendaki, atau menerima taubat mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (24) – (Q.S Al-
Ahzab: 23-24)
2. Sesungguhnya laki-laki dan perempuan
muslim, laki-laki dan perempuan mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang
jujur, laki-laki dan perempuan yang sabar,
laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang gemar
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang
memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan ampunan
dan pahala yang besar untuk mereka. –
(Q.S Al-Ahzab: 35
3. Dan orang ujur yang membawa
kebenaran (Muhammad) dan orang yang
membenarkannya, mereka itulah orang
yang bertakwa. (33) Mereka memperoleh
apa yang mereka kehendaki di sisi
Tuhannya. Demikianlah balasan bagi
orang-orang yang berbuat kebaikan, (34)
agar Allah menghapus perbuatan paling
buruk yang pernah mereka lakukan dan
memberi pahala kepada mereka dengan
yang lebih baik daripada apa yang mereka
kerjakan. (35) – (Q.S Az-Zumar: 33-35)

4. Wahai orang-orang yang beriman,


bertakwalah kepada Allah dan bersamalah
kamu dengan orang-orang yang jujur. –
(Q.S At-Taubah: 119)

5. Wahai orang-orang yang beriman,


bertakwalah kepada Allah dan bersamalah
kamu dengan orang-orang yang jujur. –
(Q.S At-Taubah: 119)

‫ْس ْالبِ َّر أَ ْن تُ َولُّوا‬


َ ‫لَي‬

Allah berfirman, “Inilah saat orang yang


jujur memperoleh manfaat dari
kejujurannya. Mereka memperoleh surga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Allah ridha kepada mereka dan
mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah
kemenangan yang agung.” – (Q.S Al-
Maidah: 119)
Dan sungguh Kami telah menguji orang-
orang sebelum mereka, maka Allah pasti
mengetahui orang-orang yang jujur dan
pasti mengetahui orang-orang yang dusta.
– (Q.S Al-Ankabut: 3)

agar Dia menanyakan kepada orang-orang


yang jujur tentang kejujuran mereka. Dia
menyediakan azab yang pedih bagi orang-
orang kafir. – (Q.S Al-Ahzab: 8)

Sumber : Zuriah (2008: 238) dari jurnal


Pengaruh Sikap Kejujuran…, Boby Firma
Oktavia, FKIP UMP, 2014 (hal.10)
Di Mematuhi Pemberian Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
siplin peraturan yang sanksi bagi yang taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
telah ada, seperti : melanggar, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
1. Datang tepat sehingga peserta jika kamu berlainan pendapat tentang
waktu didik taat dan sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
2.Mengikuti disiplin Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
Upacara Bendera jika kamu benar-benar beriman kepada
3. Membuang Allah dan hari kemudian. Yang demikian
sampah pada itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
tempatnya akibatnya.”(Q.S.An-Nisa:59)
4. Melakukan
piket sesuai
jadwal
5. Mengerjakan
PR di rumah
K Melakukan Dengan Di dalam alqur’an ada ayat yang berkaitan
reatif kegiatan membiasakan sebagai dasar untuk bersikap kreatif pada
pembelajaran peserta didik surat an-Nahl ayat 17 :
kreatif seperti berfikir kreatif Artinya : Maka Apakah (Allah) yang
membuat menciptakan itu sama dengan yang tidak
kerajinan, dekor dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka
kelas, daur ulang, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.
dan lain (QS. AN-Nahl: 17). (Departemen Agama,
sebagainya 1978).
R Memancing siswa Melakukan Mengenai rasa ingin tahu terhadap sesuatu,
asa untuk bertanya kegiatan Rasulullah SAW, memberikan anjuran
Ingin pembelajaran dalam hal ini, sebagaimana banyak tertulis
Tau yang menarik dalam hadits beliau:
serta mampu - HR. Imam Abu Dawud:
meningkatkan ‫فَإِنَّ َما ِشفَاء العي ال ُس َؤا ُل‬
rasa ingin tau Artinya:
siswa “Sesungguhnya obat dari ketidak tahuan
adalah bertanya”. (Hasan, HR Abu
Dawud: 336, Ibnu Majah: 572, dan
lainnya)
Makanya tak heran banyak ditemukan
riwayat tentang pertanyaan-pertanyaan
sahabat ridhwanullahi ‘alayhim kepada
baginda nabi Muhammad sholallahu ‘alayh
wasallam. Misal amal apa yang paling
baik, jika aku melakukan ini apakah akan
begini, dan sebagainya. Tak lain tak bukan
yang melatar belakangi mereka adalah rasa
keingintahuan terhadap suatu hal. Baik
berupa masalah aqidah, ibadah, hari akhir
dan sebagainya.
- HR. Turmudzi
‫ب ْال ِع ِلم فَه َُو فِي َسبِي ِْل هللاِ َحتّى يَرْ ِج َع‬
ِ َ‫َم ْن خَ َر َج فِي طَل‬
Artinya:
Barangsiapa yang keluar untuk mencari
ilmu, maka ia berada dijalan Allah, hingga
ia pulang. [6]
- H.R.Ibnu Majah
َ ‫طَلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬.
‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم‬
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap
Muslim.”[7]

Selain dari Ayat dan Hadits diatas, juga


disebutkan didalam atsar sahabat yang
mulia. Beliau adalah Abdullah ibn Abbas
rodhiyallahu ‘anhu. Pernah suatu hari
ditanyakan kepada beliau tentang rahasia
kecerdasannya. Maka beliau menjawab :
‫لِ َسانُ ُسؤُول َو قَ ْلبُ ُعقُوْ ل‬
Artinya:
Dengan lidah yang senantiasa bertanya dan
hati yang selalu berpikir.[8]
Rasa ingin tahu yang positif sangat
dianjurkan dalam Agama Islam, para nabi
terdahulu memiliki rasa ingin tahu yang
sangat kuat.
Sebagaimana kisah nabi Ibrahim as ingin
tahu tentang Tuhan.
Nabi Ibrahim as mulai menggunakan akal
sehatnya untuk mencari Tuhannya yang
menciptakan jagad raya dan seisinya
menjadi ada. Awalnya Nabi Ibrahim as
menganggap bintang yang menerangi
malam itulah Tuhannya, namun Nabi
Ibrahim as menolaknya setelah bintang itu
hilang cahayanya saat muncul bulan yang
lebih terang.
(Dalam Alquran: Surah Al An'naam:76)
َ ‡َ‫فَلَ َّما َج َّن َعلَ ْي ِه اللَّ ْي ُل َرأَى َكوْ َكبًا قَا َل هَ َذا َربِّي فَلَ َّما أَفَ َل ق‬
‫‡ال‬
َ‫ال أُ ِحبُّ اآلفِلِين‬
"Ketika malam telah menjadi gelap, dia
(nabi ibrahim) melihat sebuah bintang
(lalu) dia (nabi ibrahim) berkata: 'itulah
Tuhanku, 'Tetapi tatkala bintang itu
tenggelam, dia (nabi Ibrahim) berkata:
'saya tidak suka kepada yang tenggelam,"
Lagi-lagi Nabi Ibrahim as harus kecewa
karena ternyata bulan juga tidak langsung
kenampakannya, hilang ketika fajar mulai
menyingsing di pagi hari. Pagi harinya
ketika sang Surya memancarkan sinarnya
yang membuat bumi terang benderang
maka Nabi Ibrahim as mengira telah
menemukan apa yang dicarinya. Namun
ternyata matahari juga mengecewakan
karena bisa hilang di waktu malam hari.
Nabi Ibrahim as terus mencari siapakah
sebenarnya Tuhannya, sampai akhirnya
Nabi Ibrahim as diperlihatkan keagungan
dan kekuasaan Allah SWT.[9]
Selain dari kisah nabi Ibrahim diatasa,
nampaknya kisah Nabi Musa dengan nabi
Khidir juga bisa dijadikan contoh tentang
memiliki rasa ingin tahu.
Mulai dari keingintahuan nabi Musa
mencari posisi nabi Khidir sampai kepada
keingintahuan nabi Musa terhadap ilmu
nabi Khidir. Sebagaimana kisah yang
disebutkan dalam QS. Al-Kahfi: 66–67:
‫ك َعلَى أَ ْن تُ َعلِّ َم ِن ِم َّما ُعلِّ ْمتَ ُر ْشدًا‬
َ ‫ال لَهُ ُمو َسى هَلْ أَتَّبِ ُع‬
َ َ‫ق‬
َ َّ‫قَا َل إِن‬
َ ‫ك لَ ْن تَ ْستَ ِطي َع َم ِع َي‬
‫ص ْبرًا‬
“”Bolehkah aku mengikutimu supaya
kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang
benar di antara ilmu-ilmu yang telah
diajarkan kepadamu?’ Dia menjawab,
‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
akan sanggup sabar bersamaku.’‘
Khidir berkata, ‘Wahai Musa, aku ini
mengetahui suatu ilmu dari Allah yang
hanya Dia ajarkan kepadaku saja. Kamu
tidak mengetahuinya. Sedangkan engkau
juga mempunyai ilmu yang hanya
diajarkan Allah kepadamu saja, yang aku
tidak mengetahuinya.’
Musa berkata,
ً‫ك أَ ْمرا‬ ِ ‫صابِراً َواَل أَ ْع‬
َ َ‫صي ل‬ َ ُ ‫َستَ ِج ُدنِي إِن َشاء هَّللا‬
Insya Allah, kamu akan mendapati aku
sebagai seorang yang sabar dan aku tidak
akan menentangmu dalam suatu urusan
pun.’ (QS. Al-Kahfi: 69)
Itulah jawaban yang sekaligus janji yang
dikatakan oleh Musa untuk meyakinkan
Khidir. Akhirnya Khidirpun menerima
Musa tetapi pada akhirnya Nabi Musa
tidak mampu memenuhi syarat yang
diberikan oleh nabi Khidir.

http://angga-
hardianto1994.blogspot.com/2017/12/waw
asan-al-quran-dan-hadits-tentang.html?
m=1
Ci Mengikuti upacara Dengan bersikap Mencintai tanah air adalah hal yang
nta bendera patriotisme, sifatnya alami pada diri manusia. Karena
Tanah Merayakan hari mencintai sifatnya yang alamiah melekat pada diri
Air nasional produk manusia, maka hal tersebut tidak dilarang
Menceritakan Indonesia, dan oleh agama Islam, sepanjang tidak
kisah para pejuang tidak melupakan bertentangan dengan ajaran/nilai-nilai
kemerdekaan budaya dan Islam.
tradisi
Meskipun cinta tanah air bersifat alamiah,
bukan berarti Islam tidak mengaturnya.
Islam sebagai agama yang sempurna bagi
kehidupan manusia mengatur fitrah
manusia dalam mencintai tanah airnya,
agar menjadi manusia yang dapat berperan
secara maksimal dalam membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
memiliki keseimbangan hidup di dunia dan
akhirat.

Berkenaan dengan vonis bahwa cinta tanah


air tidak ada dalilnya, maka guna
menjawab vonis tersebut, perlu kiranya
kita mencermati paparan ini. Berikut
adalah dalil-dalil tentang bolehnya cinta
tanah air:

1. Dalil Cinta Tanah Air Dari Al-


Qur’an

Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjadi


dalil cinta tanah air menurut penuturan
para ahli tafsir adalah Qur’an surat Al-
Qashash ayat 85:

‫ك ْالقُرْ آنَ لَ َرا ُّدكَ إِلَى َم َعا ٍد‬ َ ‫إِ َّن الَّ ِذي فَ َر‬
َ ‫ض َعلَ ْي‬
Artinya: “Sesungguhnya (Allah) yang
mewajibkan atasmu (melaksanakan
hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar
akan mengembalikan kamu ke tempat
kembali.” (QS. Al Qashash: 85)

Para mufassir dalam menafsirkan kata "


‫ "مع‡‡اد‬terbagi menjadi beberapa pendapat.
Ada yang menafsirkan kata "‫ "معاد‬dengan
Makkah, akhirat, kematian, dan hari
kiamat. Namun menurut Imam Fakhr Al-
Din Al-Razi dalam tafsirnya Mafatih Al-
Ghaib, mengatakan bahwa pendapat yang
lebih mendekati yaitu pendapat yang
menafsirkan dengan Makkah.

Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-


Khalwathi (wafat 1127 H) dalam tafsirnya
Ruhul Bayan mengatakan:

،‫اإليم‡ان‬
ِ َ‫أن حُبَّ ال‡ َوطَ ِن ِمن‬
َّ ‫إش‡ا َرةٌ إلَى‬
َ ‫َفسير اآلي ِة‬
ِ ‫وفي ت‬
:‫ يَقُ‡‡و ُل َكثِ‡‡يرًا‬- ‫ ص‡‡لى هللا علي‡‡ه وس‡‡لم‬- ِ‫و َكانَ َر ُس‡و ُل هللا‬
َ َ‫ ق‬....... ُ‫ق هللاُ س‡‡بحانه ُس‡ ْؤلَه‬
‫‡ال ُع َم‡ ُر‬ َ َ‫اَ ْل َوطَن‬
َ َّ‫ فَ َحق‬، َ‫الوطَن‬
ِّ‫الس ‡و ِء فَبِحُب‬ َ ‫رضى هللا عنه لَوْ الَ حُبُّ ال َوطَ ِن لَ َخر‬
ُّ ‫ُب بَلَ ‡ ُد‬
ُ‫ت الب ُْل َدان‬
ْ ‫األَوْ طَا ِن ُع ِّم َر‬.

Artinya: “Di dalam tafsirnya ayat (QS. Al-


Qashash:85) terdapat suatu petunjuk atau
isyarat bahwa “cinta tanah air sebagian
dari iman”. Rasulullah SAW (dalam
perjalanan hijrahnya menuju Madinah)
banyak sekali menyebut kata; “tanah air,
tanah air”, kemudian Allah SWT
mewujudkan permohonannya (dengan
kembali ke Makkah)….. Sahabat Umar
RA berkata; “Jika bukan karena cinta
tanah air, niscaya akan rusak negeri yang
jelek (gersang), maka sebab cinta tanah air
lah, dibangunlah negeri-negeri”. (Ismail
Haqqi al-Hanafi, Ruhul Bayan, Beirut, Dar
Al-Fikr, Juz 6, hal. 441-442)

Selanjutnya, ayat yang menjadi dalil cinta


tanah air menurut ulama yaitu Al-Qur'an
surat An-Nisa’ ayat 66.

‫َولَ‡‡‡وْ أَنَّا َكتَ ْبنَ‡‡‡ا َعلَ ْي ِهم أَ ِن ا ْقتُلُ‡‡‡وْ ا أَ ْنفُ َس‡‡‡كم أَ ِو أخ ُرجُ‡‡‡وا ِمن‬
‫ار ُك ْم َما فَ َعلُوْ ه إِاَّل قلي ٌل منهم‬
ِ َ‫ِدي‬

Artinya: “Dan sesungguhnya jika


seandainya Kami perintahkan kepada
mereka (orang-orang munafik): ‘Bunuhlah
diri kamu atau keluarlah dari kampung
halaman kamu!’ niscaya mereka tidak
akan melakukannya, kecuali sebagian kecil
dari mereka..." (QS. An-Nisa': 66).

Syekh Wahbah Al-Zuhaily dalam tafsirnya


al-Munir fil Aqidah wal Syari’ah wal
Manhaj menyebutkan:
ِّ‫‡‡‡ار ُك ْم) إِ ْي َم‡‡‡ا ٌء إِل َى حُب‬ ْ ‫ (أَ ِو‬:‫وفي قول‡‡‡ه‬
ِ َ‫اخ ُرجُ‡‡‡وْ ا ِم ْن ِدي‬
ِ ‫‡‡‡ر ْينَ قَ ْت‡‡‡ ِل النَّ ْف‬
،‫س‬ ِ ُّ‫ال‡‡‡ َوطَ ِن وتَ َعل‬
ِ َّ‫ق الن‬
ِ َ‫ َو َج َعلَ‡‡‡ه ق‬،‫اس بِ‡‡‡ ِه‬
ِ َ‫صعُوْ بَ ِة ال ِهجْ َر ِة ِمنَ األوْ ط‬
‫ان‬ ُ ‫ َو‬.

ْ ‫ِو‬
Artinya: “Di dalam firman-Nya (‫اخ ُر ُج‡‡وْ ا‬
‫ار ُك ْم‬
ِ َ‫ ) ِم ْن ِدي‬terdapat isyarat akan cinta tanah
air dan ketergantungan orang dengannya,
dan Allah menjadikan keluar dari
kampung halaman sebanding dengan
bunuh diri, dan sulitnya hijrah dari tanah
air.” (Wahbah Al-Zuhaily, al-Munir fil
Aqidah wal Syari’ah wal Manhaj,
Damaskus, Dar Al-Fikr Al-Mu’ashir, 1418
H, Juz 5, hal. 144)

Pada kitabnya yang lain, Tafsir al-Wasith,


Syekh Wahbah Al-Zuhaily mengatakan:

ٌ‫ي‡‡‡ار ُك ْم) ِإ َش‡‡‡ا َرة‬ ْ ‫ (أَ ِو‬:‫وفي قَولِ‡‡‡ ِه تَ َع‡‡‡الى‬


ِ ‫اخ ُرجُ‡‡‡وا ِم ْن ِد‬
َّ‫ َوإِلَى أَ َّن حُب‬،‫س البَ َش ِريَّ ِة بِبِال ِدها‬ ِ ُ‫ص ِري َْحةٌ إلَى تَ َعل‬
ِ ْ‫ق النُفُو‬ َ
ُ‫ أِل َ َّن هللاَ ُس‡بْحانَه‬،‫س َو ُمتَ َعلِقَ‡ةٌ بِ‡ ِه‬
ِ ْ‫ال‡ َوطَ ِن ُمتَ َم ِّك ٌن فِي النُفُ‡‡و‬
‫قارنً‡‡ا قَ ْت‡ َل‬ ِ ‡‫ار َواألَوْ ط‬
ِ ‫‡ان ُم َع‡‡ا ِدالً َو ُم‬ ِ َ‫َج َع َل ال ُخرُوْ َج ِمنَ ال ِّدي‬
‫اس بِ ‡ َذ َّر ٍة‬ ِ ‫ فَ ِكاَل األَ ْم َري ِْن ع‬،‫س‬
ِ َّ‫ َواَل يُفَرِّ طُ أ ْغلَبُ الن‬،‫َز ْي ٌز‬ ِ ‫النَّ ْف‬
‫ب‬ِ ‫ق وال َمتَ‡‡ا ِع‬ ِّ ‫َّض‡‡وْ ا لِ ْل َم َش‡‡ا‬
ُ ‫ال‡‡وطَ ِن َم ْه َم‡‡ا تَ َعر‬
َ ‫ب‬ ِ ‫ِم ْن تُ‡‡را‬
‫ت‬
ِ ‫ضايَقا‬
َ ‫وال ُم‬.

Artinya: Di dalam firman Allah “keluarlah


dari kampung halaman kamu” terdapat
isyarat yang jelas akan ketergantungan hati
manusia dengan negaranya, dan (isyarat)
bahwa cinta tanah air adalah hal yang
melekat di hati dan berhubungan
dengannya. Karena Allah SWT
menjadikan keluar dari kampung halaman
dan tanah air, setara dan sebanding dengan
bunuh diri. Kedua hal tersebut sama
beratnya. Kebanyakan orang tidak akan
membiarkan sedikitpun tanah dari
negaranya manakala mereka dihadapkan
pada penderitaan, ancaman, dan
gangguan.” (Wahbah Al-Zuhaily, Tafsir
al-Wasith, Damaskus, Dar Al-Fikr, 1422
H, Juz 1, hal. 342)

Ayat Al-Qur’an selanjutnya yang menjadi


dalil cinta tanah air, menurut ahli tafsir
kontemporer, Syekh Muhammad Mahmud
Al-Hijazi yaitu pada QS. At-Taubah ayat
122.

‫َوما كانَ ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لِيَ ْنفِ‡رُوا َكافَّةً فَلَ‡‡وْ ال نَفَ‡ َر ِم ْن ُك‡ ِّل فِرْ قَ‡ ٍة‬
‫ِم ْنهُ ْم طائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّي ِن َولِيُ ْن ِذرُوا قَ‡‡وْ َمهُ ْم إِذا َر َج ُع‡‡وا‬
َ‫إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُون‬

Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang


mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap
golongan di antara mereka tidak pergi
untuk memperdalam pengetahuan agama
mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali, agar mereka dapat menjaga
dirinya. (QS. At-Taubah: 122)

https://islam.nu.or.id/post/read/87932/dalil
-dalil-cinta-tanah-air-dari-al-quran-dan-
hadits
Ci Melarang siswa Dengan Agar lebih mudah dipahami, kita perlu
nta untuk berkelahi membiasakan menunjukkan bukti-bukti yang mengarah
Damai untuk pada satu paradigma bahwa Islam adalah
menyelesaikan agama yang rahmatan lil alamin. Bukan
masalah secara agama yang membawa kerusakan atau
baik-baik perpecahan di tengah-tengah kita.
Mengingat, begitu banyaknya pesan-pesan
damai yang diajarkan oleh Al Qur’an.

Rasulullah misalnya, tidak selalu


melakukan peperangan jika hal tersebut
bukan satu-satuya jalan dan instrumen
untuk menyebarkan ajaran Islam. Tentu,
kedamaian dan keadilan adalah hal yang
paling utama dilakukan Rasulullah agar
dunia makin baik dan manusia makin
bermoral.

Dalam QS. Al Anfal : 61, ditegaskan


bahwa Islam adalah agama yang condong
kepada perdamaian, dan itu akan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
Seseorang yang condong kepada
perdamaian, maka ia adalah orang-orang
yang paling mengerti tentang maksud dan
tujuan diselenggarakannya agama Islam di
muka bumi ini.

Selain perdamaian, ayat ini secara inheren


juga menegaskan tentang betapa konflik
tidaklah diperlukan dan tidaklah elok jika
sesama umat manusia terpecah belah satu
sama lain, apalagi sesama umat Islam yang
maha santun.

Seruan kepada perdamaian juga


menjadikan umat Islam patuh pada aturan
Tuhan dan sisi lain dari bentuk ketakwaan
kepada ajaran Islam yang rahmatan lil
alamin. Ini dapat dibuktikan misalnya,
bagaimana Rasulullah seusai perang tidak
lantas menghabiskan seluruh orang-orang
non-muslim, apalagi kepada penduduk
yang tidak bersalah.

Justru Rasulullah merekonstruksi dan


memberikan kesejahteraan untuk
membangun keadilan pada masyarakat
waktu itu, tanpa memandang suku, agama,
bahasa, apalagi warna kulit yang sama
sekali tidak substansial ataupun hakiki.
Selain itu, ada hal lain lagi yang dapat
membuktikan bahwa Islam adalah agama
yang cinta damai, seperti ajaran tentang
larangan membunuh. Dalam QS. Al
Maidah: 32 dijelaskan bahwa barang siapa
yang membunuh seorang manusia, bukan
karena orang itu membunuh orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya.

Secara Islami, perbuatan membunuh


bukanlah sesuatu yang diperintahkan.
Ajaran Islam tidak pernah memandang
membunuh sebagai hal yang baik kecuali
dalam konteks menegakkan aturan karena
kejahatan itu sudah sungguh sangat terlalu
dan berlebih-lebihan. Dalam Islam,
membunuh bisa berarti sebuah hukuman di
medan peperangan, tetapi aturan
membunuh tidak boleh sembarang
dilakukan dan harus sangat hati-hati.

Dalam konteks keindonesiaan, membunuh


hanya boleh dilakukan oleh pemerintah
dan tentu saja hal itu dilakukan atas dasar
kejahatan besar dan sudah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Islam
tidak punya hak atas aturan ini, sehingga
ajaran Islam terselamatkan dari praktik
membunuh dan hanyalah negara yang
punya hak.

Logikanya, tindakan membunuh walau


bagaimana pun adalah bentuk dari
mengambil hak hidup bagi manusia.
Sementara hidup itu sendiri adalah mutlak
pertanggungjawaban setiap individu di
hadapan siapapun, bisa dihadapan
masyarakat, Tuhan atau negara.
Mengingat, kedamaian dalam konteks
Islam pastilah jauh diprioritaskan daripada
melakukan perang atau saling membunuh.

Ada lagi satu kecenderungan yang


mengarah pada keadaan di mana Islam
tidak cinta damai, meski perbuatan itu
berasal dari luar. Misalnya seperti orang-
orang non-muslim yang membenci Islam
itu sendiri. Dalam QS. At Taubat: 32,
Allah menjelaskan bahwa ada sekelompok
orang-orang diluar Islam yang memang
sengaja mengolok-olok Islam dan tidak
menginginkan Islam menjadi agama yang
sempurna.
https://www.nu.or.id/post/read/87879/bukt
i-islam-cinta-damai
Pe Menjenguk teman Peka terhadap Kepedulian sosial adalah sikap
duli yang sakit, lingkungan memperhatikan atau rasa peduli terhadap
Sosial memberikan orang lain untuk membantu menyelesaikan
bantuan bagi yang permasalahan yang di hadapi orang lain
membutuhkan, dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.
ikut dalam
kegiatan gotong Bentuk dari kepedulian sosial yang
royong, dan ikut diajarkan oleh islam
serta dalam Bentuk dari kepedulian sosial ada
penggalangan bermacam-macam diantaranya adalah
dana zakat, infaq, dan shodaqoh.

Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun islam ke
tiga yang diwajibkan kepada setiap
muslim. Arti zakat dalam syari’at islam :
sebagai harta yang wajib diberikan kepada
orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat
yang tertentu pula. Secara teknis, zakat
berarti menyucikan harta milik seseorang
dengan cara pendistribusian oleh seseorang
yang mampu sebagiannya diberikan
kepada seseorang yang kurang mampu
sebagai hak mereka,denagan pembayaran
zakat, maka seseorang memperoleh
penyucian hati dan dirinya, serta
melakukan tindakan yang benar, dan
memproleh rahmat dan hartanya akan
bertambah.[1]

Sesudah mengeluarkan zakat seseorang


telah bersih ( suci ) dirinya dari penyakit
kikir dan tamak, hartanya juga telah bersih
karena tidak ada lagi hak orang lain pada
hartanya itu.

Allah Berfirman atas AyatNya :

َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم‬


َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا َو‬
‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم‬
‫ك َس َك ٌن لَهُ ْم ۗ َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ َ‫صاَل ت‬َ ‫ۖ إِ َّن‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta


mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan
mereka . . .”( AT-Taubah : 103 )

Infaq
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di
lakukan seseorang, setiap kali ia
memperoleh rizki sebanyak yang
dikehendakinya. Menurut bahasa infaq
berasal dari kata anfaqa yang berarti
mengeluarkan harta untuk kepentingan
sesuatu. Sedangkan menurut istilah
syari’at, infaq adalah mengeluarkan
sebagian harta yang diperintahkan dalam
islam.[2] Infaq berbeda dengan zakat,
iinfaq tidak mengenal nisab atau jumlah
harta yang ditentukan secara hukum. Infaq
tidak harus diberikan kepada mustahik
tertentu, melainkan kepada siapapun
misalnya orang tua, kerabat, anak yatim,
orang miskin, atau orong-orang yang
sedang dalam perjalanan.

Adapun urgensi infaq bagi seorang muslim


antara lain:

Infaq merupakan bagian dari keimanan


dari seorang muslim.
Orang yang enggan berinfaq adalah orang
yang menjatuhkan diri dalam kebinasaan.
Di dalam idabah terkandung hikmah dan
manfaat besar. Hikmah dan manfaat infaq
adalah sebagai realisasi iman kepada
Allah, merupakan sumber dana bagi
pembangunan sarana maupun prasarana
yang dibutuhkan umat islam, menolong
dan membantu kaum duafa.
Perbedaan antara zakat dan infaq adalah
zakat hukumnya wajib sedangkan infaq
hukumnya sunnah, zakat ditentukan
nisabnya sedangkan infaq tidak memiliki
batas, zakat ditentukan siapa saja yang
berhak menerimanya sedangkan infaq
boleh diberikan kepada siapa saja. Infaq
sunah diantaranya, infaq kepada para fakir
miskin, sesama muslim, infaq bencana
alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain.
Terkait dengan infaq, Rasulullah bersabda
dalam hadist yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim : Ada malaikat yang
senantiasa berdoa setiap pagi dan sore:
“Ya Allah berilah orang yang berinfaq,
gantinya. Dan berkata yang lain: “Ya
Allah yang menahan infaq, kehancuran”.

Shodaqoh
Islam telah memerintahkan umatnya untuk
bersedekah, dalam firman Allah :

َ ِ‫ أَ َّن َر ُس‡وْ َل هللا‬،‫ض‡ َي هللاُ َع ْنهُ َم‡‡ا‬


‫ص‡لَّى‬ ُ ‫َح ِدي‬
ِ ‫ْث اب ِْن ُع َم َر َر‬
ِ ‡َ‫ َوهُ ‡ َو َعلَى ْال ِم ْنب‬،‫هللاُ َعلَ ْي ‡ ِه َو َس ‡لَّ َم قَ‡‡ا َل‬
َّ ‫‡ر َو َذ َك ‡ َر‬
َ‫الص ‡ َدقَة‬
‫ فَ ْاليَ‡‡ ُد‬،‫ اَ ْليَ ُد ْالع ُْليَى خَ ْي ٌر ِّمنَ ْاليَ ِد ال ُّس ْفلَى‬:َ‫َوالتَّ َعفُّفَ َو ْال َم ْسئَلَة‬
ُ‫ِه َي ْال ُم ْنفِقَةُ َوال ُّس ْفلَى ِه َي السَّائِلَة‬ ‫ْالع ُْليَى‬

Dalam hadits diatas dinyatakan dengan


tegas bahwa tangan orang yang di atas
(pemberi sedekah) lebih baik dari pada
tangan yang di bawah (yang diberi). Bagi
orang yang selalu membantu orang lain, di
samping akan mendapatkan pahala kelak
di akherat, Allah juga akan mencukupkan
rezekinya di dunia.[3] Dengan demikian,
pada hakekatnya dia telah memberikan
rezekinya untuk kebahagiaan dirinya dan
keluarganya. Karena Allah SWT Akan
memberikan balasan yang berlipat dari
bantuan yang ia berikan kepada orang lain.

Lembaga sedekah sangat digalakkan oleh


ajaran islam untuk menanamkan jiwa
sosial dan mengurangi penderitaan orang
lain. Sedangkan tidak terbatas pada
pemberian yang bersifat material saja,
tetapi juga berupa jasa yang bermanfaat
bagi orang lain. Bahkan tersenyum dengan
ikhlas untuk menyenangkan orang
termasuk shodaqoh.

Bahwasanya zakat,infaq, dan shodaqoh


merupakan kebuktian iman kita kepada
Allah dan sesama muslim yang
membutuhkannya. Dan hikmah dari semua
itu adalah :
1. Menghindari kesenjangan sosial antara
orang kaya dan kaum dhu’afa.
2. Membersihkan dan mengikis akhlak
yang buruk.
3. Alat membersih harta dan menjaga dari
ketamakan orang jahat.
4.Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang
allah berikan.
5. Untuk pengembangan potensi ummat.
6. Menolong, membantu,dan membina
kaum dhu’afa yang lemah.

http://blog.unnes.ac.id/sitirofiah/2015/11/1
9/kepedulian-dalam-islam/
T Mengerjakan PR Melakukan Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
anggu di rumah, segala sesuatu sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
ng melaksanakan dengan Ibrahim berkata: “Hai anakku
Jawab piket sesuai mempertimbang sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
jadwal, kan segala bahwa aku menyembelihmu. Maka
bertanggung resiko dan fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia
jawab atas segala terbiasa untuk menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa
perbuatan bertanggung yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
jawab atas kamu akan mendapatiku termasuk orang-
sesalahan yang orang yang sabar”. (QS.ash-Shaffat:102)
dilakukan
Yaumi (2014:74) berpendapat bahwa
orang yang bertanggung jawab selalu
berbuat dengan memberikan contoh
terbaik

kepada orang lain, selalu rajin dalam


berbagai perbuatan etis karena

merasa sebagai kewajiban moral untuk


selalu melakukan yang terbaik

dan gigih dalam menyelesaikan persoalan.


Pada jurnal
Peningkatan Sikap Tanggung..., Ida Yekti
Anggraeni, FKIP, UMP, 2016
Fitri (2012:43) pada jurnalPeningkatan
Sikap Tanggung..., Ida Yekti Anggraeni,
FKIP, UMP, 2016 (hal. 11)
2 Agama
:
A 1. Implement 1. Ketika
kidah asinya berupa bertemu guru
perwujudan 6 mengucapkan
rukun iman salam
dalam 2. Guru
kehidupan, mengajak siswa
contohnya berdoa sebelum
melaksanakan dan sesudah
perintah allah kegiatan
dan menjauhi pembelajaran
larangannya. 3. Membiasakan
2. Guru siswa untuk
menceritakan saling tolong
kisah nabi dan menolong
rasul 4. Memberikan
3. Mengajark arahan agar
an kepada siswa siswa tidak
mengenai berbicara kotor
malaikat- 5. Guru
malaikat apa senantiasa
saja yang wajib mengajak siswa
di Imani untuk shalat
4. Memperca berjamaah
yai hari akhir
A Memberikan Pembinaan
khlak pengarahan dan akhlak di luar
bimbingan jam pelajaran
tentang ajaran dapat meliputi :
islam dengan 1. Pesantre
benar dalam n kilat
rangka 2. Ikut serta
memperbaiki dalam
akhlak siswa. pembagi
Seperti sopan an zakat
santun dan 3. Peringat
saling an hari
menghargai besar
islam
4. Melakuk
an shalat
berjamaa
h dan
shalat
jum’at
5. Pengajia
n rutin
6. Ekstra
baca
tulis Al-
Qur’an
7. Mengiku
ti hari
raya
kurban
Ib 1. Menanamk Tidak
adah an pada anak melalaikan
bahwa shalat itu shalat dan
wajib Membiasakan
2. Mengajark shalat tepat
an bacaan- waktu
bacaan shalat
3. Tata cara
shalat yang baik
dan benar
4. Mengenalk
an shalat shunah
kepada anak

AGAMA

A.Teori Rasionalistik

Teori ini diterapkan pada kajian agama mulai abad ke-19, secaraumum yang
dimaksudkan dengan teori rasionalistik adalah keyakinanilmuwan bahwa manusia pra
sejarah menjelaskan kepercayaan merekahamper dekat dengan cara ilmiah. Ketika
ada budaya dan kepercayaansuku bangsa lain atau zaman lain yang sangat berbeda
dengan budayamereka, mereka memandang cara suku bangsa lain mendapatkan cara
yangsama dengan cara berfikir ilmiah yang mereka lakukan. Ketika ada budayadan
kepercayaan suku bangsa lain atau zaman lain yang sangat berbedadengan budaya
mereka,mereka memandang cara suku bangsa lainmendapatkan hampir sama dengan
cara berpikir ilmiah yang merekalakukan. Malefijt menyebutkan nama seperti:
E.B.Tylor (1832-1917),Herbert spencer(1820-1903), AndrewLng(1844-1912), R.R.
Marett(1866-1943) dan Sir jamesGeorge(1854-1941) sebagai ahli antropologiyang
punya kecenderungan rasionalistik (Malafijt 1968; 48-55) dan Tylor(1832-1917).

B.Teori Linguistik

Penelitian Bahasa untuk mengetahui kaidah Bahasa pada manusiadalam beragama,


bisa berupapenyampaian wahyu, kajian ilmu dsb.Antropologi linguistic yaitu ilmu
yang mempelajari bahasa-bahasa.Sebagai suatu ilmu pengetahuan, ilmu tentang
Bahasa. Bahwa bahasa-bahasa memegang peranan utama dalam perkembangan
kebudayaanmanusia-bahasa, pada hakekatnya merupakan wahana utama
untukmeneruskan adat-istiadat dari generasi yang satu ke generasi berikutnyamaka
antropologi makin bersandar pada ilmu-ilmu Bahasa.

Teori RasionalistikTeori ini diterapkan pada kajian agama mulai abad ke-19,
secaraumum yang dimaksudkan dengan teori rasionalistik adalah keyakinanilmuwan
bahwa manusia pra sejarah menjelaskan kepercayaan merekahamper dekat dengan
cara ilmiah. Ketika ada budaya dan kepercayaansuku bangsa lain atau zaman lain
yang sangat berbeda dengan budayamereka, mereka memandang cara suku bangsa
lain mendapatkan cara yangsama dengan cara berfikir ilmiah yang mereka lakukan.
Ketika ada budayadan kepercayaan suku bangsa lain atau zaman lain yang sangat
berbedadengan budaya mereka,mereka memandang cara suku bangsa
lainmendapatkan hampir sama dengan cara berpikir ilmiah yang merekalakukan.
Malefijt menyebutkan nama seperti: E.B.Tylor (1832-1917),Herbert spencer(1820-
1903), AndrewLng(1844-1912), R.R. Marett(1866-1943) dan Sir jamesGeorge(1854-
1941) sebagai ahli antropologiyang punya kecenderungan rasionalistik (Malafijt
1968; 48-55) dan Tylor(1832-1917).Mengungkapkan konsep survival dalam studinya
yang berartibahwa kepercayaan dan praktik-praktik yang dilakukan dalam
suatukesusastraan merupakan survival atau kelanjutan perjuangan eksistensidari
perilaku budaya masalah dalam bentuk perilaku budaya (Cultural
yang sudah kehilangan makna dan tujuan. Agama adalahkonstruksi akal suku bangsa
yang bersangkutan. Agama berasal darikepercayaan kepada jiwa dan ruh (soul and
spirit)dalam diri manusia.Kedua konsep ini berbeda. Satu material, satunya tidak
material atau gaib.Dikaitkan dengan teori survival, praktek keagamaan suatu
masamenurutnya tidak akan timbul agama apabila dikerjakan dengan hanyakonsep
jiwa. Agama akan timbul karena adanya praktek ritual secarabersama.Max Weber
mendefinisikan sosiologi sebagai studi tentang aksisocial. Sebagai studi aksi social,
Weber banyak bicara mengenai hubungansocial dan motivasi, yang menurut Weber
banyak dipengaruhi olehrasionalitas formal. Rasionalitas formal, meliputi proses
berfikir actordalam membuat pilihan mengenai alat dan tujuan (Ritzer, 2005).
Dalamkonteks ini,hubungan social berkaitan dengan motivasi dan rasionalitasformal
mengenal 3 sifat hubungan, yaitu :-Hubungan social yang bersifat atau didasarkan
pada tradisi, yaituhubungan social yang terbangun atas dasar kebiasaan/tradisi
dimasyarakat.-Hubungan social yang bersifat atau didasarkan pada
koersif/tekanan.Yaitu hubungan social yang terbangun dari rekayasa social dari
pihakyang memiliki otoritas (kekuasaan) terhadappowerless.-Hubungan social yang
bersifat atau didasarkan pada rasionalitas.
Menurut Max Weber, tindakan rasional adalah tindakan manusiayang dapat
mempengaruhi individu-individu lain dalam masyarakat.Weber membagi tindakan
rasional ini kepada empat jenis atau bentuk.1.Tindakan rasional instrumental yaitu
tindakan yang diarahkansecara rasional untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.2.Tindakan rasional nilai yaitu tindakan yang akan ditentukanoleh
pertimbangan-pertimbangan atas dasar keyakinan seorangindividu terhadap nilai-nilai
estetika, etika atau keagamaan.3.Tindakan emosional yaitu segala tindakan seseorang
individuyang akan dipengaruhi oleh perasaan dan emosi.Jenis atau bentuk tindakan
terakhir yang dinyatakan oleh MaxWeber ialah tindakan tradisional yaitu tindakan
dimana seseorang akanmelakukan suatu tindakan hanya karena mengikuti amalan
tradisi ataukebiasaan yang telah berlaku.Sebagai contoh dari teori rasionalistik ini
adalah, seperti yang kitaketahui bahwa teori rasional itu masuk akal, seperti halnya
kita memotongapel memakai pisau itu sangat masuk akal, bukan memotong
apelmemakai sendok. Jika dalam agama akan berbeda ranah, karena agamatidak
rasio. Adanya kepercayaan kepada tanggalan primbon Jawa.
.Teori LinguistikPenelitian Bahasa untuk mengetahui kaidah Bahasa pada
manusiadalam beragama, bisa berupapenyampaian wahyu, kajian ilmu
dsb.Antropologi linguistic yaitu ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa.Sebagai suatu
ilmu pengetahuan, ilmu tentang Bahasa. Bahwa bahasa-bahasa memegang peranan
utama dalam perkembangan kebudayaanmanusia-bahasa, pada hakekatnya
merupakan wahana utama untukmeneruskan adat-istiadat dari generasi yang satu ke
generasi berikutnyamaka antropologi makin bersandar pada ilmu-ilmu
Bahasa.Namun ada perbedaan karena berbeda dengan ahli-ahli Bahasalain, ahli-ahli
bahasa antropologisangat tertarik pada sejarah dan strukturbahasa-bahasa yang tidak
tertulis. Kajian terhadap agama secara ilmiahdimulai sesudah kajian terhadap Bahasa
mulai berkembang. Keduanyapunya persamaan sebagai gejala universal dari
kehidupan manusia.Duabersaudara Jacob Grimm (1775-1863) dan Wilhem Grimm
(1787-1859)yang mmulai penggabungan kajian mitos dengan bahasa. Di
seleaikandalam kitab Rig-veda yang di perkirakan di tulis dua abad sebelummasehi.
Keagamaan itu adalah derita rakyat modern yang semula adalahmitos masalah yang
di tambah,di kurang atau di korup.Friedrich Max Muller (1823-1900)melanjutkan
kajian agamadengan teori linguistik. Dalam tulisanya tentang metodologi komparatif,
iamenyimpulkan bahwa mitos Yunanisebenarnya tidak di pahami olehorang yunani
sendiri,karena mitositu berasal dari proto-indi Eropa.
Menurutnya,agama di dasarkan pada kepercayaan pada nyawa manusia,dari
membedakan antara orang yang hidup dan yang mati pada ada atautidak adanya
nyawa (souland mind) kemudian Muller menyimpulkanbahwa hampir semualegenda
dan cerita rakyat,bahkan sampai keperingatan hari natal dan tahun baru berasal dari
mitos (solar myth).(Malefijt 1968;44-46).Teori linguistik ini mempelajari timbulnya
bahasa denganbagaimana terjadinya variasi dalam bahasa-bahasa selama jangka
waktuberabad-abad.Dari ilmu-ilmu bahasa dikenal sebagai ilmu bahasaperbandingan
atau ilmu bahasa sejarah. Bidang ilmu bahasa ini padaumumnya disebut ilmu bahasa
deskriptif, secara lebih terperinci lagi ilmumengenal konstruksi bahasa disebut ilmu
bahasa struktural, sedangkanilmuyang mempelajari bagaimana bahasa dipergunakan
dalam logatsehari-hari disebut sosiolinguistik atau etnolinguistik.Contoh dalam toeri
linguistik ini dalam bahasa yang menyalurkankedalam budaya agama, seperti cerita
rakyatMalin Kundang, yang darizaman dahulu sudah banyak dibicarakan dari mulut
ke mulut, padahalbelum mengetahui kebenarannya. Dan begitu juga dengan
khutbah,apabila kita posisikan dengan pendekatan bisa menjadi kebudayaan.
Danjugaadanya kata “pamali” sebagai unsur larangan yang mempengaruhialam
pikiran mereka, sehingga mereka takut untuk melakukannya.
C.Teori Fenomenologi
Fenomenologi adalah seperangkat konsep yang berhubungan satusamalain secara
logis membentuk sebuah kerangka pemikiran yangberfungsi untuk memahami,
menafsirkan dan menjelaskan kenyataan ataumasalah yang dihadapi.

D.Teori Transeden dan Imanen


Relasi Tuhan denganmanusia maupun alam merupakan fenomenabaru masyarakat
modern dalam memahami Tuhan sehingga pendekatan menjadi sebuah keharusan.
Tuhan dipahami dalam perspektif antroposentris dengan titik tekan pada relasi antara
Tuhan dengan manusia dan alam. Relasi antara Tuhan dengan manusiamenimbulkan
pemikiran-pemikiran yang secara filosofis cenderungimanen, pada satu sisi, dan
transenden, pada sisi yang lain, bahkanmenimbulkan pemikiran yang menganggap
bahwa Tuhan itu imanensekaligus transenden.

N INDOKATOR SUB PENANAMAN PENGEMBANGAN


O INDOKATOR
1. Akidah 1) ibadah yang Akidah secara bahasa dengan menggunakan
sempurna artinya ikatan. Sedangkan metode dan strategi
2) hubungan secara istilah akidah artinya Aadah, qudwah,
manusia dengan keyakinan hati dan mau'idzoh,
Allah dan sesama pembenarannya terhadap menciptakan iklim
makhluk sesuatu. Dalam pengertian religius di madrasah,
3) perkara agama maka pengertian membangun sikap
berkaitan dunia akidah adalah kandungan mental, menanamkan
dan akhirat rukun iman, yaitu: nilai karakter,
4) percaya kepada Beriman dengan Allah memberikan program
allah semata Beriman dengan para bimbingan dan
5) mengikuti malaikat konseling (BK),
ajaran rasulullah Beriman dengan kitab- melalui kegiatan
6) dan al quran kitab-Nya ekstrakurikuler dan
maaf klau salah Beriman dengan para Rasul- PHBI (Peringatan
Nya Hari Besar Islam),
Beriman dengan hari akhir dan melakukan kerja
Beriman dengan takdir yang sama dengan pihak
baik maupun yang buruk lain dan mekanisme
Sehingga akidah ini juga kontrol atau
bisa diartikan dengan mulahadzah. 2)
keimanan yang mantap faktor-faktor yang
tanpa disertai keraguan di menjadi pendukung
dalam hati seseorang dalam perkembangan
(lihat At Tauhid lis Shaffil potensi nilai moral
Awwal Al ‘Aali hal. peserta didik yaitu:
9, Mujmal Ushul hal. 5) faktor genetika
Kedudukan Akidah yang (hereditas),
Benar fungsional,
Akidah yang benar lingkungan sekolah
merupakan landasan yang kondusif, dan
tegaknya agama dan kunci pengaruh positif
diterimanya amalan. Hal ini teman sebaya. Faktor
sebagaimana ditetapkan penghambat meliputi
oleh Allah Ta’ala di dalam bawaan yang buruk
firman-Nya: dari orang tua, emosi
‫ فَ َم ْن َكانَ يَرْ جُو لِقَا َء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َمال‬anak yang belum
‫صالِحًا َوال يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِه أَ َحدًا‬
َ stabil, faktor usia,
“Maka barangsiapa yang keadaan keluarga
mengharapkan perjumpaan yang disfungsional,
dengan Tuhannya pengaruh negatif
hendaklah dia beramal teman sebaya,
shalih dan tidak pengaruh negatif
mempersekutukan sesuatu masyarakat, pengaruh
apapun dengan-Nya dalam negatif televisi, dan
beribadah kepada- kuantitas dan kualitas
Nya.” (QS. Al Kahfi: 110) tenaga pendidik yang
Allah ta’ala juga berfirman, masih rendah.
َ ‡‫َولَقَ ْد أُو ِح َي إِلَ ْي‬
َ ‡ ِ‫ك َوإِلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبل‬
‫ك‬
َ ‡ ُ‫لَئِ ْن أَ ْش َر ْكتَ لَيَحْ بَطَ َّن َع َمل‬
‫ك َولَتَ ُك‡‡ون ََّن‬
َ‫ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬
“Sungguh telah diwahyukan
kepadamu dan kepada
orang-orang sebelummu:
Sungguh, apabila kamu
berbuat syirik pasti akan
terhapus seluruh amalmu
dan kamu benar-benar akan
termasuk golongan orang-
orang yang merugi.” (QS.
Az Zumar: 65)
Ayat-ayat yang mulia ini
menunjukkan bahwa amalan
tidak akan diterima apabila
tercampuri dengan
kesyirikan. Oleh sebab
itulah para Rasul sangat
memperhatikan perbaikan
akidah sebagai prioritas
pertama dakwah mereka.
Inilah dakwah pertama yang
diserukan oleh para Rasul
kepada kaum
mereka; menyembah kepada
Allah saja dan
meninggalkan
penyembahan kepada
selain-Nya.
Hal ini telah diberitakan
oleh Allah di dalam firman-
Nya:
‫َولَقَ‡‡‡ ْد بَ َع ْثنَ‡‡‡ا فِي ُك‡‡‡ ِّل أُ َّم ٍة َر ُس‡‡‡وال أَ ِن‬
َ‫ا ْعبُدُوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوت‬
“Dan sungguh telah Kami
utus kepada setiap umat
seorang Rasul yang
menyerukan ‘Sembahlah
Allah dan jauhilah thaghut
(sesembahan selain
Allah)'” (QS. An Nahl: 36)
Bahkan setiap Rasul
mengajak kepada kaumnya
dengan seruan yang serupa
yaitu, “Wahai kaumku,
sembahlah Allah. Tiada
sesembahan (yang benar)
bagi kalian selain
Dia.” (lihat QS. Al A’raaf:
59, 65, 73 dan 85). Inilah
seruan yang diucapkan oleh
Nabi Nuh, Hud, Shalih,
Syu’aib dan seluruh Nabi-
Nabi kepada kaum mereka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menetap di Mekkah
sesudah beliau diutus
sebagai Rasul selama 13
tahun mengajak orang-
orang supaya mau bertauhid
(mengesakan Allah dalam
beribadah) dan demi
memperbaiki akidah. Hal itu
dikarenakan akidah adalah
fondasi tegaknya bangunan
agama. Para dai penyeru
kebaikan telah menempuh
jalan sebagaimana jalannya
para nabi dan Rasul dari
jaman ke jaman. Mereka
selalu memulai dakwah
dengan ajaran tauhid dan
perbaikan akidah kemudian
sesudah itu mereka
menyampaikan berbagai
permasalahan agama yang
lainnya (lihat At Tauhid Li
Shaffil Awwal Al ‘Aali, hal.
9-10).
2. Syariah A. Ketuhanan perbuatan yang dilakukan ‫ال قَ‡‡ا َل‬َ َ‫ع َْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن ُع َم َر ق‬
(Rabbaniyyah). oleh Nabi SAW, dan yang ‫ص‡‡لَّى ا هللُ َعلَيْ‡‡ ِه‬َ ِ‫َر ُس‡‡وْ ُل هللا‬
B. Universal berupa taqrir, yakni kondisi ُ‫َو َس ‡لَّ ْم أَ ْعطُ‡‡وا ْاألَ ِج ْي‡ َر أَجْ ‡ َره‬
(Alamiyyah). ketika ada sebuah perkataan       ُ‫ف ع ََرقُ‡‡‡ه‬ َّ ‡‡‡‫قَبْ‡‡‡ َل أَ ْن يَ ِج‬
C. Menyeluruh atau perbuatan yang ) ‫( َر َواهُ ابْنُ ما َجه‬
(Syumul). dilakukan di hadapan Nabi Artinya : “Dari
D. Asli dan Abadi. SAW, dan ia Abdullah bin Umar ia
E. Mudah serta mendiamkannya. Diam berkata, Rasulullah
menghilangkan Rasulullah adalah bentuk SAW bersabda:
kesusahan. dari persetujuan karena Berikanlah upah
F. Memelihara pada prinsipnya mustahil kepada pekerja
maslahat manusia. Nabi SAW mendiamkan sebelum kering
G. Keseimbangan kemaksiatan berlaku di keringatnya.” (HR,
(Tawazun). hadapannya. Ibnu Majah).
H. Hubungan erat Maksud dari hadist
(Talazum) antara diatas yaitu bahwa
Akidah & seorang pimpinan
kehidupan & disebuah perusahaan
Penutup. ataupun dalam sebuah
bidang pekerjaan
tertentu jika
mempekerjakan
seorang pekerja
sebelum mereka
memulai
pekerjaannya
sebaiknya harus
disebutkan upahnya
atau memberikan
informasi gaji yang
akan diterima, supaya
dengan cara seperti
itu diharapkan akan
memberikan
dorongan semangat
bagi para pegawai
untuk memulai
pekerjaan dan
memberikan rasa
ketenangan. Dan
apabila seseorang
yang mempekerjakan
tersebut berkata atau
telah berjanji untuk
memberi gaji kepada
pegawainya setelah
menyelesaikan
pekerjaannya maka
tunaikanlah janji itu
sebelum keringatnya
kering atau yang
dimaksudkan ialah
jangan sampai terlalu
lama dan terlambat
memberi upah atau
gaji. Jangan sampai
tidak dibayar
upahnya. Karna
bagaimanapun itu
artinya jika sampai
memperlambat hal
tersebut berarti sama
halnya dengan
mempersulit
datangnya rezeki bagi
pegawai dan
menghilangkan hak
yang sebagaimana
mestinya
didapatkanya, karna
pegawai tersebut juga
membutuhkan upah
atau gaji itu untuk
memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sama
halnya dengan
menunda-nunda
kebaikan itu dilarang.
Jadi seorang
pimpinan harus
mampu melayani
pegawai secara adil,
jujur, dan transparan.
Islam
memperbolehkan
seseorang atau
institusi untuk
merekrut kemudian
mengontrak tenaga
kerja atau sumber
daya manusia, agar
mereka bekerja untuk
institusi tersebut.
Namun semua itu
harus sesuai dengan
kaidah islam yang
berlaku. Dan jika
potensi alam yang
dikelola oleh kaum
penguasa yang
hasilnya hanya untuk
kepentingan pribadi
tersebut, tidak untuk
kepentingan
masyarakat luas,
akibatnya banyak
sekali masyarakat
yang tidak sejahtera,
dan kemiskinan dan
kelaparan akan
menimpa masyarakat.
3. Muamalah -          tidak Al-mu’amalah al-madiyah, Hukum muamalah
yaitu muamalah yang mubah – pada
membebankan
mengkaji objek muamalah dasarnya segala
mana-mana
(bendanya). Dengan kata bentuk muamalah
golongan
lain, al-muamalah al- hukumnya adalah
          reda antara
madiyah adalah aturan yang boleh. Kecuuali
kedua pihak
ditetapkan syara’ terkait aktivitas atau
          adil kepada
dengan objek perbuatan muamalah
semua pihak
benda.Dimaksudkan dengan yang dilarang dalam
          mendatangkan
aturan ii, bahwa dalam Al-quran dan Al-
manfaat kedua
memenuhi kebutuhan yang hadist. Hal ini
pihak
sifatnya kebendaan, seperti memberikan
-        tidak berlaku
jual-beli (al-bai’), tidak saja kesempatan dan
penipuan spt
ditujukan untuk peluang untuk
kurangkan
mendapatkan keuntungan terciptanya aneka
timbangan,      
(profit) semata, akan tetapi muamalah baru sesuai
menipu dalam
juga bagaimana dalam perkembangan
kontrak
aturan mainnya harus zaman.
memenuhi aturan jual-beli Atas dasar sukarela –
yang ditetapkan syara’. pengertian muamalah
Al-muamalah al-adabiyah, dalam islam
yaitu muamalah yang bermakna saling
mengkaji bagaimana cara berbuat, dengan
tukar menukar benda. ketentuan tidak ada
Dengan kata lain, al- paksaan diantara
muamalah al-adabiyah pihak yang saling
adalah aturan-aturan syara’ melakukan perbuatan
yang berkaitan dengan muamalah tersebut.
aktivitas manusia dalam Hal ini menjamin
hidup bermasyarakat, kebebasan para pihak
ditinjau dari segi subjeknya, dalam memilih
yaitu mukallaf/manusia. Hal meneruskan atau
ini mengacu kepada menghentikan
bagaimana seseorang dalam transaksi, salah satu
melakukan akad atau ijab contohnya adalah
qabul. Apakah dengan rela praktek macam-
sama rela (‘an taradlin macam khiyar dalam
minkum) atau terpaksa, ada jual beli.
unsur dusta dsb. Mendatangkan
Pembagian atau pembedaan manfaat, menghindari
tersebut ada pada dataran mudharat – hal ini
teoritis saja, karena dalam mengarahkan para
prakteknya antara keduanya pihak yang
tidak dapat dipisahkan. bermuamalah unutk
menghindari
perbuatan yang sia-sia
dan mubazir. Serta
mewaspadai potensi
risiko yang akan
terjadi.
Memelihara nilai
keadilan – muamalah
yang dilakukan
adalah perbuatan
yang menghindari
unsur-unsur
penganiayaan dan
penindasan. Dan juga
mengambil
kesempatan dalam
kesulitan orang lain

Anda mungkin juga menyukai