OLEH :
NIM 4193342003
JURUSAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Critical journal Review ini.
Critical journal Review ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Critical journal Review ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
membandingkan serta memberi kritik pada jurnal.
1.3. Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan tentang budaya dan social masyarakat di
Indonesia.
2. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jurnal dan mencari
sumber bacaan yang relevan.
3. Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritisi
sebuah jurnal.
1.4. Identitas Jurnal
A. Jurnal I
Judul : MASYARAKAT KONSUMEN SEBAGAI CIPTAAN
KAPITALISME GLOBAL: FENOMENA BUDAYA
DALAM REALITAS SOSIAL
Penulis : Selu Margaretha Kushendrawati
Tahun : 2006
Jenis jurnal : SOSIAL HUMANIORA
Nomor dan volume : VOL. 10, NO. 2
i
B. Jurnal II
Judul : KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN POLA HIDUP MANUSIA
DALAM PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA
Penulis : Muhamad Ngafifi
Tahun : 2014
Jenis jurnal : Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Nomor dan volume : Volume 2, Nomor 1
ii
BAB II
RINGKASAN JURNAL
1.1 Jurnal I
Pendahuluan
Dunia berkembang secara dinamis, terus berubah tanpa ada yang bisa
mengontrol gerak lajunya. Perkembangan yang dimaksud kini memasuki era di
mana dunia terasa menjadi semakin kecil, dunia menjadi sebuah desa global, di
mana segala macam informasi, modal, dan kebudayaan bergerak secara cepat,
tanpa halangan batas-batas kedaulatan. Kemajuan tersebut dinamakan sebagai
globalisasi. Banyak orang melihat secara optimis kapitalisme global yang
bernaung di bawah panji globalisasi, menganggapnya sebagai sebuah tatanan
yang menyatukan segala masyarakat dalam berperang melawan kemiskinan dan
kemelaratan.
Dengan memakai metode deskriptif dan pendekatan dikotomis, penulis ingin
mengungkapkan sebuah cara pandang yang unik untuk menilai sejauh mana
globalisasi, baik itu globalisasi ekonomi, pandanganpandangan politik, dan juga
globalisasi kebudayaan telah menciptakan ketimpangan dalam masyarakat dunia.
Globalisasi ekonomi dikaitkan dengan ketimpangan antara masyarakat
pemodal/Utara dengan masyarakat peminjam modal/Selatan. Dalam bidang
kebudayaan, globalisasi dikaitkan dengan semakin merosotnya pandangan dan tata
hidup eksotis-religius bangsa-bangsa Timur akibat terpaan budaya MTV dan
Hollywood Barat. Dalam ranah ekonomi, globalisasi dituduh membawa
ketimpangan kesejahteraan, terutama karena kebijakan pasar terbuka. Kebijakan
pasar bebas yang diagung-agungkan oleh Barat dan menjadi jargon bagi para
politisi di negara berkembang ternyata tidak lebih dari kedok untuk memperluas
pasar kapitalis Barat. Dalam ranah soiologis, globalisasi ekonomi dikaitkan
dengan munculnya generasi masyarakat konsumen yang pola konsumsinya
sangat bergantung pada pola-pola sistem tanda yang diperkenalkan media
3
advertising—sebuah hasrat berbelanja yang telah lari jauh dari skema nilai guna-
nilai tukar tradisional. Pada akhirnya penulis akan merangkai semua permasalah
seputar globalisasi dan efeknya tersebut dalam sebuah uraian tentang sejauh mana
kemajuan yang menempel ketat dalam globalisasi telah membawa dunia pada
titik terjauh—di mana daya kontrol manusia tidak dapat lagi menggapainya.
Globalisasi
Kata globalisasi mempunyai hubungan yang erat dengan istilah
kapitalisme global atau ekonomi pasar bebas, globalisasi kebudayaan,
pascamodernisme dan pascamodernitas. Istilah-istilah ini mempunyai arti atau
merepresentasikan realitas yang saling berkaitan. Namun, dalam bagian
pertama ini penulis hanya akan menjelaskan secara lebih mendetail mengenai
definisi dari globalisasi. Hal-hal lain yang berkaitan dengannya akan dibahas
di bagian-bagian lain dari tulisan ini. Mendefinisikan istilah ini secara mendasar
bukan hal yang mudah. Hal itu terjadi karena banyaknya bidang kehidupan yang
mengalami proses ini. Bidang-bidang itu antara lain, kebudayaan, ekonomi-
kapitalisme global, politik, komunikasi multimedia, dan lain sebagainya.
Definisi yang paling sederhana dan singkat mengenai globalisasi pernah
dikemukakan oleh Etienne Perrot yang memahaminya sebagai hasil
penggabungan atau akumulasi antara internasionalisasi dan homogenisasi
(Perrot dalam Concilium 2001/5: 17). Definisi seperti ini sepertinya menjadi
jalan keluar dari perdebatan seputar distingsi antara internasionalisasi,
transnasionalisasi dan globalisasi
Globalisasi juga bisa dipahami dari konsep time-space distinction.
Pemikiran Anthony Giddens kiranya berada dalam ranah ini. Kata globalisasi
tidak hanya menyangkut masalah ekonomi tetapi juga menyangkut informasi
dan transportasi (Wibowo dalam Giddens, 1999: xv).Globalisasi adalah suatu
kondisi di mana tak satupun informasi yang dapat ditutup-tutupi, semua
transparan. Akibatnya, pola hubungan manusia menjadi semakin luas, bukan saja
pribadi dengan pribadi, melainkan juga semakin terbukanya komunikasi yang
simultan, mengglobal sehingga dunia menjadi— meminjam istilah Marshall
McLuhan—‘desa besar’ atau global village.
4
Kecurigaan terhadap Globalisasi
5
sangat yakin bahwa ilmu pengetahuan dan otak manusia akan mampu
menangkap realitas seperti apa adanya atau yang sebenarnya.
Kapitalisme Global
6
dalam diri kapitalisme itu sendiri ada daya gerak atau pembangkit yang selalu
bekerja menghasilkan perubahan yang konstan dengan tujuan yang jelas
(Heilbroner, 1993: 41). Kapitalisme global sebenarnya merupakan kelanjutan
dan penyempurnaan dari kapitalisme klasik yang telah dikritik oleh Karl Marx.
Kalau dalam kapitalisme klasik ruang lingkup atau jangkauan kekuasaannya
hanya dalam satu negara, maka dalam kapitalisme global dunia seakan tidak
mempunyai sekat-sekat kedaulatan lagi. Munculnya berbagai perusahaan
multinasional merupakan bentuk nyata kehadiran kapitalisme global di dunia.
Ekonomi tidak lagi menyangkut urusan dalam negeri, tetapi sudah
berkembang menjadi ekonomi sejagad. Pasar berkembang menjadi pasar bebas
yang tidak hanya memperdagangkan barang dan jasa, tetapi juga menyangkut
pasar mata uang (valuta) dan pasar modal.
7
tindakan konsumsi, orang lain juga akan dinilai menurut standar yang
dipakainya itu. Artinya eksistensi orang lain pun akan dinilai dan diakui sesuai
dengan standar status sosial yang dipegangnya. Di sini peran media massa
dengan program advertising-nya sangat menonjol. Gaya konsumsi yang
dipandu oleh advertising atau iklan dalam kapitalisme global, ternyata telah
menciptakan suatu masyarakat konsumen yang mengkonsumsi, yang seakan-
akan menjadi “sapi perahan” kaum kapitalis.
8
masyarakat konsumen, maka kehidupan yang akan dijalani pun menjadi
semakin kacau, tidak terkontrol, persis seperti kemajuan tak terkontrol yang
diusung oleh globalisasi. Modernitas, globalisasi, dan kapitalisme global
identik dengan paham tentang progresitas atau kemajuan. Kemajuan yang
melekat dalam ketiga hal tersebut ternyata tidak bisa dipahami secara
langsung sebagai sesuatu yang positif. Di atas telah kita lihat bagaimana
ketiga hal tersebut telah menyebabkan berkembangannya ketimpangan sosial
dalam masyarakat global serta munculnya masyarakat konsumen dengan
budaya konsumtif yang membuat mereka menjadi hamba dari kemajuan,
hamba dari budaya hedonis. Kemajuan dunia ternyata telah meningkatkan
resiko terganggunya kehidupan harmonis dan kesejahteraan yang berimbang
dalam masyarakat. Anthony Giddens menyatakan bahwa masyarakat di era
kapitalisme global dewasa ini berada dalam situasi risiko yang sangat
berbahaya (high-consequence risk) karena hidup dalam ketidakpastian
menghadapi hasil ciptaannya sendiri, yaitu teknologi yang canggih.
Catatan Kritis
9
penghomogenisasian. Maka akibatnya masyarakat kehilangan kekritisannya
Masyarakat yang telah sangat menikmati ketergantungan pada teknologi dalam
hal ini iklan yang ditayangkan disetiap momentum kehidupan melalui
kebebasan media massa semakin lama semakin membentuk kepribadian-
kepribadian baru, masyarakat menjadi individualisme baru. Masyarakat hanya
menjadi mayoritas yang diam tanpa mampu merefleksi diri oleh kekuatan
sihir iklan demi iklan yang dijejalkan pada dirinya sebagai tanda dan simbol.
Tugas masyarakat hanya menikmati diri dengan melahap barang-barang
komoditi. Itu berarti proses alienasi sedang berlangsung dalam masyarakat
konsumen. Di sana mode of production bergeser menjadi mode of
consumption.
2.1 Jurnal II
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kemajuan Teknologi
Konsep Teknologi
10
Manusia pada awalnya tidak mengenal konsep teknologi. Kehadiran manusia
purba pada masa pra sejarah, hanya mengenal teknologi sebagai alat bantunya
dalam mencari makan, alat bantu dalam berburu, serta mengolah makanan. Alat
bantu yang mereka gunakan sangatlah sederhana, terbuat dari bambu, kayu, batu,
dan bahan sederhana lain yang mudah mereka jumpai di alam bebas. Misalnya
untuk membuat perapian, ia memanfaatkan bebatuan yang dapat memunculkan
percikan api.
Janji Teknologi
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bahwa setiap
perkembangan teknologi selalu menjanjikan kemudahan, efisiensi, serta peningkatan
produktivitas. Memang pada awalnya teknologi diciptakan untuk mempermudah
manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Berikut ini ada beberapa hal
yang dijanjikan teknologi (Martono, 2012, pp.289-291).
Masyarakat Digital
11
dioperasikan dengan menekan beberapa digit (angka) yang di susun dengan
berbagai urutan. Relasi yang terbangun di antara individu adalah relasi pertukaran
digital, setiap manusia hanya melakukan serangkaian transaksi atau interaksi
melalui simbol-simbol digital. Transaksi perdagangan, komunikasi, semuanya
digerakkan secara digital. Setiap individu akan memiliki identitas digital yang
mampu mengenali siapa dirinya, setiap manusia sudah diberi nomor urut: melalui
nomor identitas (e-KTP), nomor handphone, nomor telepon, nomor rekening bank,
nomor ATM, nomor rekening listrik, rekening telepon, rekening air, PIN (Personal
Identification Number) ATM, semuanya menggunakan sistem digital.
12
ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan
baru dalam masyarakat
2) Larson dan Rogers, mengemukakan pengertian tentang perubahan
sosial yang dikaitan dengan adopsi teknologi yaitu perubahan sosial
merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam suatu
bentangan waktu tertentu. Pemakaian teknologi tertentu oleh suatu
warga masyarakat akan membawa suatu perubahan sosial yang dapat
diobservasi lewat perilaku anggota masyarakat yang bersangkutan.
3) Soerjono Soekanto, mendefinisikan perubahan sosial adalah segala
perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya.
SIMPULAN
13
BAB III
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jurnal I dan Jurnal II sudah dapat di jadikan sebagai bahan bacaan guna
menambahmenambah wawasan ilmu walau pun dalam jurnal I dan jurnal II memiliki kelemahan
dan kelebihan di dalam isi maupun yang lainya. Secara keseluruhan jurnal I dan jurnal II sudah
baik secara keseluruhan. Materi yang diangkat dalam jurnal I dan jurnal II snagat menarik untuk
dibaca karena pada topik yang di angkat berdasarkan kehidupan sehari – hari manusia.
4.2 Saran
Pemakalah menyarankan agar pembaca menggunakan jurnal ini sebagai bahan bacaan
untuk menambah wawasan dalam pembelajaran Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Tetapi
pemekalah juga memnyarankan mencari referensi lain untuk menambah ilmu pengetahuan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16