Anda di halaman 1dari 18

[Organization Name]

[Date]

Proposal for
SHOW ROOM EKSKLUSIF
MOBIL IMPORT
CBU
RECRATIONAL VEHICLE/RV
&
CARAVAN

BORJUISRV MOTORHOMES

di

INDOENESIA

I. SUMMARY.......................................................................................................................................3

II. INTRODUCTION.............................................................................................................................3

III. NEEDS/PROBLEMS.........................................................................................................................3

IV. GOALS/OBJECTIVES......................................................................................................................3
V. PROCEDURES/SCOPE OF WORK.................................................................................................3

VI. TIMETABLE.....................................................................................................................................3

VII. BUDGET...........................................................................................................................................3

VIII. KEY PERSONNEL...........................................................................................................................3

IX. EVALUATION..................................................................................................................................3

X. ENDORSEMENTS............................................................................................................................3

XI. NEXT STEPS....................................................................................................................................3

XII. APPENDIX........................................................................................................................................3

Page 2 of 18
I. Summary
This section should include information for those readers who will not read the entire document but who will
need a summary of the proposal. Although this section appears first in the document, it is usually written last.

The summary should remain on a separate page and not exceed one page.

The summary should contain the following elements:

 Brief identification and purpose of your organization

 The purpose and anticipated end result of this proposal

 The type and amount of support requested

 The total anticipated budget

 Other information you deem pertinent

Page 3 of 18
II. Introduction
Introduce your organization here.

PRAKATA

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah membuat banyak

aspek kehidupan manusia di dunia berubah, termasuk di Indonesia.

Sementara itu, tidak ada scenario kehidupan manusia di bumi segera pulih

seperti sebelum pandemi (life won’t go back to normal). Sehingga manusia

perlu ”berdamai” dengan Covid-19, atau kita kenal dengan istilah kehidupan

new normal atau kehidupan normal yang baru. Di Indonesia, pandemi

Covid-19 secara nasional diatasi dengan berbagaikebijakan yang mengatur

interaksi, aktivitas, dan mobilitas manusia melalui pengaturan utama oleh

pemerintah pusat. Yakni: l Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020

tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam Rangka

Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019. l Keputusan Presiden

Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor

7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus

Disease 2019. l Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang

Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease

2019. l Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan

Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai

Bencana Nasional. l Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020

tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka

Page 4 of 18
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019. Dilanjutkan dengan

berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan atas

pengaturan utama di atas. Termasuk dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

yang mengatur skema penempatan dana pemerintah pada industri

perbankan, dan keputusan pemerintah memberikan bantuan dana ke

sejumlah BUMN senilai Rp 152 triliun. Sekarang ini (hingga 31 Mei 2020),

masyarakat Indonesia masih belum memasuki masa ”berdamai” dengan

Covid-19 atau masa kehidupan new normal, karena masih terus berusaha

mengendalikan pandemi Covid-19 atau menjalankan periode PSBB.

Namun, cerita kehidupan masyarakat Indonesia untuk bisa kembali

menjalankan kehidupan dengan mengakhiri masa PSBB adalah suatu

keniscayaan. Seberapa jauh pandemi Covid-19 telah mempengaruhi aspek

perekonomian dan sosial di Indonesia, belum bisa terukur. Demikian juga

Industri otomotif Indonesia, baik mobil maupun sepeda motor, telah

mengalami koreksi yang sangat luar biasa selama pandemi Covid-19.

Penjualan mobil selama April 2020 anjlok hingga 90% dibanding Maret

2020, yakni dari rata-rata penjualan seluruh merek mobil sekitar 80.000 unit

per bulan, turun menjadi 8.000 unit. Demikian juga dengan penjualan

sepeda motor yang turun 60%, dari rata-rata 500.000 unit per bulan, tersisa

hanya 200.000 unit. Kinerja bisnis hampir semua jenis usaha pada Mei

2020 tidak lebih baik dibanding April 2020, demikian juga untuk industri

otomotif. Seandainya periode PSBB telah diakhiri (dengan suatu kebijakan

atau keputusan pemerintah, karena kebutuhan dan kemauan menjalankan

Page 5 of 18
kehidupan ”sekalipun tidak kembali normal” adalah suatu keniscayaan), Di

Indonesia, penjualan mobil tertinggi terjadi pada tahun 2013 yakni sebanyak

1,2 juta unit dan penjualan sepeda motor tertinggi pada tahun 2011

sebanyak 8 juta unit. Tentang prediksi berapa banyak output industri atau

penjualan otomotif (baik mobil maupun sepeda motor) di Indonesia dan

berapa besar pangsa pasar dari masing-masing merek pelaku industri,

saat-saat sekarang hampir tidak relevan (dan tidak ada acuan asumsi yang

patut) untuk dibahas. Adapun yang bisa penulis sampaikan adalah:

Pertama, industri otomotif Indonesia akan mengalami ”kehidupan yang

baru”, yang tidak sama dengan periode panjang selama 50 tahun

sebelumnya (industri otomotif di Indonesia bisa dikatakan mulai dari tahun

1970-an). Pelaku industry otomotif dan lingkaran bisnis yang terkait

langsung dengan otomotif (seperti bank, perusahaan pembiayaan, asuransi,

supplier, transporter) perlu korektif dan sebagaimana kehidupan manusia,

pun industry otomotif di Indonesia: it won’t go back to normal. Kedua,

memang industri otomotif di setiap negara mengalami koreksi karena

pandemi Covid-19. Namun yang terjadi di Indonesia lebih dari itu, karena

hingga saat ini Indonesia tidak mempunyai satu pun pelaku sebagai

“principal” merek Indonesia yang eksis dan “made in Indonesia”. Bisa

dikatakan industri otomotif di Tanah Air akan mengalami “double-negative

impact” (principal di negeri asal mengalami koreksi dan semua pengaruh

negative itu berlanjut bersama koreksi yang terjadi di “pasar” Indonesia).

Dalam keadaan normal (tanpa pandemi) bisa saja pasar di Indonesia

Page 6 of 18
menjadi ”solutif”, penyelamat atas kekurangan yang terjadi di negeri

principal. Sebagaimana yang sangat umum diketahui bagaimana merek-

merek otomotif Jepang menjadikan pasar di Indonesia adalah solusi dan

kebanggaannya. Ketiga, pasar otomotif di Indonesia, baik mobil dan sepeda

motor, telah terbentuk dengan pola bisnis model ”pengembangan industri

dalam negeri”. Termasuk salah satunya adalah keharusan membangun

pabrik, meski sebenarnya tidak ada nilai tambah secara totalitas atas

produk yang dihasilkan. Ditambah lagi mekanisme pasar ”terbuka” bisa

dikatakan sebagai ”pasar terpimpin”, jika tidak boleh menyebut serupa

kartel ataupun oligopoli. Salah satu refleksi keadaan ini, mudah saja

menerjemahkannya, bandingkan harga mobil atau sepeda motor di

Indonesia dengan di negara lain. Harga mobil atau sepeda motor di

Indonesia lebih mahal setidaknya 50% dibanding dengan di negara lain.

Jadi, seolah- olah kesejahteraan atau kemampuan daya beli masyarakat

Indonesia lebih tinggi. Padahal, model/ teknologi/sistem gas buang atau

emisi kendaraan yang dibawa ke Indonesia itu umumnya merupakan model

lama. Juga, bagaimana kantor dan ruang pamer (showroom) mobil ataupun

sepeda motor di Indonesia bisa lebih mewah dari negara principal asal

produk, yang kesemua kondisi ini kemudian dibebankan ke konsumen

Indonesia dan yang tidak ada pilihan lain. Keempat, mungkin sepertinya

dramatis, namun begitulah sesungguhnya prinsip yang dijalankan oleh

pelaku ”pabrikan dalam negeri” untuk industri otomotif di Indonesia: setiap

produk yang diproduksi dalam negeri atau diadakan (diimpor) oleh pabrikan

Page 7 of 18
akan otomatis ”terjual”, harus ditebus dan kemudian dijual kepada

konsumen pemakai melalui sole distributor, main dealer, hingga dealer.

Kondisi ini sebagai bagian untuk menjabarkan pengembangan industri

dalam negeri: pabrikan tidak bisa menjual langsung kepada konsumen

pemakai. Dalam praktik, dealer harus mengambil produk yang sudah

diproduksi, dan ini bagian utama perjanjian dealer, karena pabrikan hanya

memproduksi atau mengadakan produk. Yang selalu menjadi tantangan,

setiap waktu, setiap hari adalah bagaimana membuat produk otomotif bisa

terjual hingga ke tangan konsumen. Di sini lah lembaga keuangan, baik

bank maupun perusahaan pembiayaan berperan. Lebih dari 90% produk

otomotif di Indonesia laku terjual secara kredit dengan jangka waktu kredit

1-5 tahun. Yang luar biasa adalah seluruh transaksi kredit diskenariokan

akan lunas pada akhir waktu kredit, tidak dikenal program kredit otomotif di

Indonesia dengan sistem nilai residu (baloon payment). Bilamana harga

mobil adalah 100%, maka setelah kredit, misalnya untuk 3 tahun, total yang

dibayar oleh konsumen bisa mencapai 140%, dan bilamana untuk sepeda

motor bisa menjadi 160%. Kembali di sini seolah-olah masyarakat

Indonesia dinilai lebih mampu dari Negara maju yang lebih sejahtera dalam

hal kemampuan membeli mobil. Apalagi pembeli sepeda motor secara

kredit sepertinya dinilai jauh lebih mampu membayar. Kelima, penjual

produk otomotif lebih memilih untuk menjual mobil ataupun sepeda motor

secara kredit dibandingkan dengan secara tunai. Bilamana konsumen

membandingkan harga beli tunai atau kredit, maka harga produk yang dibeli

Page 8 of 18
secara tunai akan lebih mahal dibandingkan dengan harga beli secara

kredit (dalam perhitungan seolah-olah harga kredit awalnya lebih murah). Ini

suatu realitas, karena semua produk harus terjual. Satu-satunya cara

adalah dengan program kredit. Melalui program kredit, pihak dealer bisa

bekerja sama bagi keuntungan bersama dengan lembaga keuangan dan

perusahaan asuransi atas setiap transaksi. Keenam, histori harga produk

otomotif di Indonesia dengan model produk yang kurang lebih sama, dari

waktu ke waktu tidak pernah mengalami penurunan harga, selalu

mengalami kenaikan. Salah satu tipe produk otomotif mobil di Indonesia,

misalnya saat diluncurkan dengan harga 100%, tetapi 8 tahun kemudian

dengan dasar produk yang sama, harganya menjadi hampir 200%. Berbeda

dengan di negara produsen otomotif. Hal yang umum terjadi adalah harga

100% saat peluncuran dan setelah 8 tahun (bilamana tipe produk tersebut

masih eksis) maka harganya maksimum 70%. Keadaan yang terjadi di

Indonesia ini termasuk paling ”unik” sebagai hasil dari mekanisme pasar-

terpimpin. Ketujuh, mungkinkah penjualan otomotif di Indonesia secara

digital, yang menghubungkan produsen dengan pemakai langsung, dan

mendapatkan manfaat efisiensi proses bisnis, serta harga yang standar-

transparan? Praktik pemasaran produk otomotif yang berlaku saat ini di

Indonesia adalah dari produsen hingga ke konsumen pemakai melalui

banyak jenjang. Setidaknya, dari principal negeri asal ke ”pabrikan” agen

merek di Indonesia. Kemudian, dari “pabrikan” agen merek di Indonesia ke

sole distributor, nasional distributor. Lanjut, dari nasional distributor ke

Page 9 of 18
regional distributor, main dealer, dealer. Kemudian, dari dealer ke

konsumen pemakai. Selain itu, ada teritori wilayah yang dibakukan dan

perbedaan harga (proteksi margin) yang ditentukan. Belum lagi,

kepentingan principal pemilik merek yang mempertahankan praktik bisnis

otomotif di Indonesia yang telah berjalan 50 tahun, baik mobil maupun

sepeda motor, yang tidak akan masuk melalui “penjualan digital”. Padahal,

model penjualan digital ini sesungguhnya bisa memberikan manfaat secara

bersama antara produsen– penjual dan pemakai untuk produk barang

maupun jasa lainnya. Demikian juga dengan peralihan ataupun pilihan

produk otomotif listrik di Indonesia. Rasanya sangat jauh bisa

dikembangkan oleh pelaku-pelaku otomotif yang aktif di pasar otomotif

sekarang. Sebab, infrastruktur dan tatanan bisnis yang telah dibangun

sangat tidak memungkinan secara bisnis suatu perusahaan komersial

disesuaikan ataupun dikombinasikan antara tenaga listrik dengan

konvensional. Jadi, bukan masalah tentang jaringan pengisian sumber daya

listrik, karena di Indonesia listrik sudah hampir merambah ke seluruh negeri.

Beda cerita bila infrastruktur dan tatanan bisnis mendukung. Sebagai

cerminan, kita bisa melihat salah satu contohnya tentang pendatang baru

salah satu merek otomotif listrik di Amerika Serikat yang mendominasi

pasar produk otomotif listrik, meninggalkan jauh di belakang industri

otomotif yang telah ratusan tahun beroperasi. Hal-hal yang disampaikan di

atas merupakan ringkasan pengetahuan dan pengalaman salah satu

pemegang saham selama lebih dari 20 tahun aktif dan menjadi pelaku

Page 10 of 18
industri otomotif di Indonesia. Tidak ada kesimpulan yang perlu

diungkapkan penulis. Namun, setiap hal yang diuraikan dari butir 1-7 di atas

adalah faktor-faktor nyata yang akan membuat industri otomotif Indonesia

berubah. Perubahan besar, termasuk harga produk otomotif. Perubahan

yang sekaligus membuka kesempatan bagi industri otomotif Indonesia

”tidak akan kembali normal seperti sebelumnya, karena memang harus

korektif besar”, yang semoga akhirnya menjadi lebih baik bagi masyarakat

Indonesia.

Perkembangan Motorhome di Indonesia

Motorhome atau recreational vehicle (RV) adalah Kendaraan Wisata

sekaligus tempat tinggal Perjalanan ke luar kota atau ke tempat-tempat

wisata , kini bukan lagi jadi masalah namun sayang. urusan yang satu ini

belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh para pencandu acara jalan-jalan di

tanah air. Di negeri Paman Sam, penikmat ritual wisata sangat dimanjakan

oleh menjamurnya sistem rekreasi unik yang disebut kendaraan rekreasi,

atau yang di negerinya sana dikenal dengan sebutan RV, singkatan dari

Recreational Vehicle. RV pada dasaranya adalah kendaraan sebagaimana

layaknya sebuah rumah berjalan. Sesuai dengan fungsinya, RV dijejali oleh

sederet perlengkapan penunjang hidup seolah-olah kita berada di dalam

sebuah rumah. Namun untuk beberapa negara seperti Australia berpergian

menggunakan motorhome ini merupakan kegiatan yang mengasyikan karna

bisa dengan puas dan nyaman menikmati indahnya perjalan.ditambah

dengan infrakstruktur jalan yang mendukung. Lalu bagaimana dengan

Page 11 of 18
perkembangan motorhome di Indonesia. Di Indonesia sendiri motorhome

belum sefamiliar di negara asalnya. Namun sudah ada beberapa agen tur

yang menyewakan fasilitas motorhome ini untuk menikmati perjalanan ke

beberapa daerah di Indonesia seperti , Belitung, Bali, Makassar. Tak hanya

agen tur yang menyediakan fasilitas penyewan motorhome.

Namun ada pula perusahaan yang melayani modifikasi kendaraan untuk

dijadikan hotel berjalan.

Salah satu perusahan yang membuat mobil campervan tersebut adalah

BAZE , perusahaan yang bergerak di bidang desain interior mobil ini

membuat sebuah karya terbaru yaitu motorhome. Yang special dari

motorhome yang dibuat Baze adalah campervan dengan fitur terlengkap

dari pada campervan yang beredar di Indonesia. Fitur selayaknya hotel

berjalan jadi tidak perlu repot bangun tenda apabila camping, tidak perlu

menyewa hotel, cukup dengan motorhome buatan Baze mampu

melengkapi semua kebutuhan dan membuat siapa saja yang ingin

merasakan camping tidak perlu repot dan tetap nyaman selama menikmati

keindahan alam. Fitur special yang terdapat pada motorhome buatan Baze

yaitu AC tambahan dan pada Ac tersebut terdapat heaternya untuk

menghangatkan tubuh ketika cuaca di alam sangat dingin, Coolbox pada

bagian kitchen set untuk menyimpan minuman dingin dan makanan lainnya,

TV Led 16inch untuk hiburan selama perjalanan maupun selama camping,

listrik tambahan menggunakan genset dan inverter berkapasitas 5000 yang

mampu menopang listrik selama camping jadi perlengkapan yang ada di

Page 12 of 18
motorhome masih dapat digunakan tanpa harus menyalakan mesin mobil,

kursi yang dapat dirubah menjadi Kasur besar yang mampu memuat 3-4

orang dewasa, sungguh lengkap, praktis dan menyenangkan camping

dengan Motorhome buatan Baze. Dasar dari mobilnya sendiri adalah

Toyota Hiace, hanya bagian interiornya saja yang dirubah, pada bagian

eksterior terdapat awning sebagai atap tenda dan bisa menjadi camproom,

tidak perlu repot lagi membangun tenda. Baze memodifikasi beberapa jenis

mobil yang memiliki ukuran body yang besar seperti bus,big bus, Mercedes-

benz spinter dan Toyota hiace. Dan untuk proses modifikasinya pun bisa

disesuaikan dengan keinginan customer dan yang terpenting dalam hal

modifikasinya perlu pula diperhatikan tingkat keamanan dan kenyamanan.

Dalam pemodifikasian mobil motorhome atau caravan ini selalu

menyediakan tenaga listrik tambahan dari genset. Sehingga , saat mobil

dalam kondisi mati sekalipun , AC, Televisi , dan lain sebagainya tetap

menyala. Fasilitas yang banyak diminati biasanya berupa kamar tidur, ruang

rapat, ruang karaoke, dan toilet. Banyak juga konsumen yang

menggunakan bus, medium bus, dan big bus untuk dijadikan kendaraan

VIP. Di dalamnya dipasang captain seat yang bisa berputar, sofa, dan toilet.

Untuk peminat mobil semacam ini pun datang dari berbagai kalangan yaitu

perorangan maupun perusahaan. Adapula dari kalangan selebritas, pejabat,

partai politik, atau agen travel. Penggunaannya paling banyak untuk

perjalanan wisata. Wisata karavan dikembangkan supaya masyarakat

memiliki pilihan atraksi di destinasi wisata. Ditambah lagi saat ini pemerintah

Page 13 of 18
telah mendukung kemajuan beberapa tempat wisata seperti membangun

jalan tol, agar akses menuju tempat wisata lebih mudah. Dan saat ini pun

banyak sekali dibangun tempat seperti camping ground di daerah dataran

tinggi yang bisa jadi salah satu destinasi untuk menggunakan campervan

ini..Walaupun , segmen pasarnya masih sangat terbatas volumenya,

Dikarenakan melakuan perjalanan dengan campervan ini termasuk ke

dalam wisata minat khusus. Biasanya peminat wisata ini adalah kelompok

masyarakat yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda.

It is best to begin by explaining how and why your organization was founded. It is also a good idea to provide
a mission statement so that your readers know who you are and what you do.

Your introduction can include information such as the purpose of your organization, a description of its
activities, a description of its target population, and evidence to show that it is a healthy organization.

Page 14 of 18
III. Needs/Problems
Identify the needs or problems to be addressed. Include the target population and any statistical information
that you may have. Ideas for information to include here are:

 Length of time needs/problems have existed

 Whether problem has ever been addressed before, and what the outcome was

 Impact of problem to target population

 Impact of problem to surrounding populations

IV. Goals/Objectives
State the desired goals and objectives to address the needs/problems stated above. Also include key benefits of
reaching goals/objectives.

 Goal 1

 Goal 2

 Goal 3

V. Procedures/Scope of Work
Provide detailed information about proposed procedures, if available, and the scope of work. Include
information on activities such as recruiting, training, testing, and actual work required.

Page 15 of 18
VI. Timetable
Provide detailed information on the expected timetable for the project. Break the project into phases, and
provide a schedule for each phase.

Description of Work Start and End Dates

Phase One

Phase Two

Phase Three

VII. Budget
State the proposed costs and budget of the project. Also include information on how you intend to manage the
budget.

Description of Work Anticipated Costs

Phase One

Phase Two

Phase Three

Total 0

Page 16 of 18
VIII.Key
Personnel
List the key
personnel
who will be
responsible
for completion of the project, as well as other personnel involved in the project.

IX. Evaluation
Discuss how progress will be evaluated throughout and at the end of the project.

X. Endorsements
Provide the names and addresses of individuals and companies who support and endorse the project.

XI. Next Steps


Specify the actions required of the readers of this document.

 Next Step 1

 Next Step 2

 Next Step 3

Page 17 of 18
XII. Appendix
Provide supporting material for your proposal here.

Page 18 of 18

Anda mungkin juga menyukai