Anda di halaman 1dari 5

Volume 06, Nomor 1, Edisi April 2018

SISTEM POLA TANAM TUMPANG SARI PADA TANAMAN KARET (Hevea


brasilliensis) FASE TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
DI PT CITRA PUTRA KEBUN ASRI (CPKA)

Linda Rahmawati1 dan Enika Martiana1


1)
Prodi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur
Linda.polihasnur@yahoo.com

ABSTRAK

This observation was conducted to find out the use of intercropping cropping system pattern
on applied rubber plantation and the type of intercropping plant. Observations begin from
February to August 2017 by collecting primary and secondary data which are then compiled.
Methods of observation, such as observations from site surveys, observing, observing
intercropping systems and intercropping, conducting interviews to determine intercropping
systems and intercropping plants, documentation, collecting data, analyzing data obtained,
preparation of final project report. he system of intercropping cropping pattern applied in PT
CPKA is Strip Cropping. Types of intercropping crops with rubber in PT CPKA are corn,
watermelon and chilli, measurement of rubber plant stems with intercropping system is
greater than the girth of rubber plants without intercropping system

Keyword : System Inter Cropping, Type of Inter Cropping and Benefits.


PENDAHULUAN berbagai mikroba hidup bersimbiosis
dengan tanaman membentuk pada bintil
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) di akarnya (Rhizobium) dan mengurangi
Indonesia semakin meluas penanamannya, intensitas serangan jamur akar putih
baik dalam bentuk perkebunan rakyat (Susanti, dkk., 2014).
maupun dalam bentuk perkebunan besar. Usaha peningkatan dengan melakukan
Komoditas karet sejauh ini masih penanaman tambahan (Multiple Cropping)
memegang peranan yang sangat penting agar berguna pada lahan disekitar tanaman
dalam perekonomian nasional. Atas dasar perkebunan karet, antara lain pemanfaatan
ini, pemerintah tetap menjadikan lahan kosong disela-sela tanaman pokok,
pengembangan perkebunan karet sebagai peningkatan produksi total persatuan luas
salah satu agenda revitalisasi pertanian di karena lebih efektif dalam penggunaan
Indonesia (Mirna, dkk., 2013). Maka akan cahaya, air serta unsur hara, disamping
semakin lengkap kegiatan revitalisasi dapat mengurangi resiko kegagalan panen
dengan adanya kegiatan pengelolaan lahan dan menekan pertumbuhan gulma.
pada masa tanaman belum menghasilkan Pemeliharaan penutup tanah dapat
(TBM). bermanfaat lebih ekonomis jika digunakan
Perkebunan besar pada gawangan di untuk tanaman tumpang sari yang lebih
antara tanaman karet dilakukan produktif. Beberapa fungsi penutup tanah
penanaman tambahan seperti penanaman diatas dapat digantikan oleh tanaman
kacang penutup tanah. Fungsi tanaman ini tumpang sari yang lebih produktif dan
sebagai pencegah erosi, menekan hasilnya dapat dikonsumsi maupun dijual.
pertumbuhan alang-alang, menambah Tanaman yang dapat ditumpang sarikan
bahan organik tanah, menambah nitrogen dengan tanaman karet seperti tanaman
udara dengan adanya komponen ekosistem semusim dengan tanaman semusim yang
tanah yang berperan dalam membantu saling menguntungkan, misalnya antara
pertumbuhan tanaman adalah mikroba jagung dan kacang-kacangan. Tanaman

PolhaSains 1
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur
Volume 06, Nomor 1, Edisi April 2018

tersebut dapat diusahakan sebelum 4 tahun. Hal tersebut dilakukan, karena


tanaman karet menghasilkan (Herliana, pada umur tersebut tajuk tanaman karet
1996 dalam Indriati, 2009). belum terlalu rimbun sehingga penyinaran
matahari masih dapat masuk ke tanaman
METODE PELAKSANAAN tambahan.
Pengambilan sampel menggunakan Tanaman sela pada sistem tumpang sari
purposive sampling yang bersifat tanaman karet PT CPKA, yaitu semangka,
deskriptif dengan melakukan pengamatan jagung dan cabai, seluas 294 Hektar. Luas
secara langsung dilapangan yang perkebunan tersebut terbagi atas 16 blok.
menyangkut kegiatan mengenai sistem Area tanaman tumpang sari terbagi dalam
tumpang sari dan jenis tanaman tumpang beberapa blok dengan luas total lahan
sari pada tanaman karet fase tanaman jagung 140 Ha, semangka 42 Ha dan cabai
belum menghasilkan (TBM). 2 Ha.
Adapun langkah – langkah pada
pengamatan sebagai berikut : Pola tanam tumpang sari karet dengan
1. Survei lokasi tanaman semangka, jagung dan cabai di
2. Melaksanakan pengamatan perkebunan PT CPKA berbeda-beda. Pada
3. Mengamati sistem pola tanam tumpang sari tanaman karet dengan
tumpang sari dan jenis tanaman tanaman semangka dapat dilihat simulasi
tumpang sari pola tanam pada gambar 1 dibawah ini.
4. Melaksanakan wawancara untuk
mengetahui sistem tumpang sari
dan jenis tanaman tumpang sari.
5. Melakukan dokumentasi
6. Melakukan pengumpulan data.
7. Melakukan analisa terhadap data
yang diperoleh.
8. Penyusunan laporan tugas akhir.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sistem Pola Tanam Tumpang Sari di Gambar 1. Contoh simulasi pada tumpang
PT CPKA sari semangka.
Berdasarkan hasil observasi, sistem Tanaman semangka termasuk kedalam
tumpang sari yang digunakan di PT. CPKA tanaman tumpang sari pada pengamatan
yakni Strip Cropping. Strip Cropping ini. Klasifikasi ilmiah semangka adalah
adalah sistem format pola tanam dengan sebagai berikut :
penanaman secara pola baris sejajar rapi Divisio : Magnoliophyta
dan konservasi tanah dimana pengaturan Kelas : Magnoliopsida
jarak tanamnya sudah ditetapkan. Format Ordo : Violales
satu baris dapat terdiri dari satu jenis Familia : Cucurbitaceae
tanaman atau berbagai jenis tanaman. Genus : Citrullus
Sistem ini untuk tanaman yang Spesies : Citrullus vulgaris
mempunyai umur panen yang lebih (Kalie, 2006).
pendek, sehingga dalam pengolahan tanah Jarak tanam tanaman sela semangka
tidak sampai membongkar lapisan tanah penanaman dari tanaman karet yaitu 50 –
yang paling bawah/bedrock (Sukmana, 100 cm, sedangkan jarak tanam antar
2012 dalam Kustantini, 2013). Sistem tanaman semangka 30 – 50 cm. Dilakukan
tumpang sari ini diaplikasikan pada persiapan dengan melakukan pembersihan
tanaman karet belum menghasilkan gulma, gemburkan lahan dengan traktor
(TBM) baru tanam hingga mendekati umur

PolhaSains 2
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur
Volume 06, Nomor 1, Edisi April 2018

kemudian dibuat guludan dengan ukuran Tanaman yang telah mendekati umur 3
yang ditentukan. bulan siap untuk dipanen dengan dua
periode pemanenan. Masa budidaya
Tanah luasan 1 Ha dilakukan tanaman semangka cukup singkat, yaitu
pencampuran dengan pupuk kandang 100 panen dalam waktu 3 bulan dengan 2 kali
karung, dan 3 karung kapur. Lahan pemanenan. Panen ke-2 setelah 14 hari
penanaman semangka dinamakan guludan. dari panen pertama. Total panen tanaman
Selanjutnya penyiapan benih dilakukan semangka dalam waktu 3 bulan per Ha
pembuatan lontongan dengan mencapai 6 – 15 ton. Lahan yang
menggunakan plastik roll panjang dengan ditumpangsarikan semangka.
ukuran lebar 4 – 7 cm, potong plastik Selanjutnya Pada Tumpang Sari Jagung
tersebut dengan ukuran panjang 30 – 50 (Zea mays L), Klasifikasi tanaman jagung
cm. Ujung plastik diikat, Setelah satu adalah sebagai berikut.
minggu lontongan dipindahkan ke lahan Kingdom : Plantae
penyemaian. Lontongan tersebut dipotong Divisi : Spermatophyta
dengan panjang 5 cm, setiap lontongan Sub Divisi : Angiospermae
berisi 1 biji. Kelas : Monocotyledoneae
Pemupukan dimulai pada umur 5 hari Ordo : Poales
dengan frekuensi 2 hari sekali hingga Famili : Poaceae
tanaman berumur 2 bulan. Pemupukan Genus : Zea
dengan cara sistem kocor yakni Spesies : Zea mays L.
menggunakan semprotan tanpa nozzle (Tjitrosoepomo, 1989 dalam
diaplikasikan dengan cara mendekatkan ke Suryaningsih, dkk. 2009).
tanah . Pengolahan tanah untuk penanaman
Pemupukan tahap 1 hingga umur 15 jagung dimulai pada bulan agustus –
hari dan pupuk yang digunakan adalah september (awal musim hujan) dengan
NPK 16-16-16 dosis 50 gram ditambah cara pembajakan. Kemudian dilakukan
pupuk ZA dengan dosis 50 pembuatan guludan dengan 6 jalur
gram./perbatang. tahap 2 sesudah 15 hari guludan. Lapisan tengah diberikan pupuk
dari pemupukan pertama dengan kandang dengan pemakaian 100
menggunakan pupuk yang sama dengan karung/ha, ditambahkan 3 karung kapur,
penambahan dosis NPK 16-16-16 dosis kemudian tutup kembali dengan tanah,
150 gram ditambahkan pupuk ZA dosis 50 diamkan selama satu minggu baru dibuat
gram/batang. tahap 3 tanaman tumpang lubang tanam.
sari setelah berumur 30 hari dan dosisnya Setiap lubang tanam dimasukan
ditambah menjadi 250 gram./perbatang, sebanyak 2 biji jagung setiap lubang
hingga tanaman berumur 2 bulan. Bagian tanam. Setelah 13 – 15 hari dilakukan
gambar 2 mengenai tanaman semangka pemupukan yang pertama menggunakan
dengan tanaman karet. pupuk urea 4 karung ditambah 2 karung
phoska perHa atau 200 gram urea
ditambahkan 100 gram phoska/tanaman.
Pupuk diberikan dengan cara ditabur pada
sekitar tanaman jagung. Pemupukan kedua
diberikan saat tanaman berumur 35-40 hari
dengan dosis sama, yaitu 200 gram urea
ditambahkan 100 g phoska/tanaman,
Tanaman jagung dapat dipanen setelah 3
Gambar 2. Tanaman tumpang sari bulan. Hasil panen jagung yang diperoleh
semangka dengan karet. mencapai 4-6 ton/Ha, umumnya
dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

PolhaSains 3
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur
Volume 06, Nomor 1, Edisi April 2018

Tumpang Sari Cabai (Capsicum selama 3 bulan. Setelah masa tanam 3


annuum L.) Klasifikasi Tanaman Cabai bulan, cabai dapat dipanen seminggu
(Capsicum annum L). sekali. Hasil panen yang diperoleh dalam
Divisio : Spermatophyta 1 hektar lahan dapat mencapai 3 ton/tahun.
Sub divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae KESIMPULAN
Famili : Solanacaae
Genus : Capcinum Kesimpulan yang diperoleh penelitian ini
Spesies : Capsucum annum L. sebagai berikut :
Varietas : Capsicum annum L 1. Sistem pola tanam tumpang sari yang
(Bakhtiar, 2013). diterapkan di PT CPKA adalah Strip
Pada gambar 3 dibawah ini mengenai Cropping.
tanaman jagung. 2. Jenis tanaman tumpang sari dengan
karet di PT CPKA adalah jagung,
semangka dan cabai.

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar. 2013. Pengaruh Pupuk Kandang


(Sluri) Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Cabe
(Capsicum annum L) di Desa Monta
Gambar 3. Tanaman jagung dan Kabupaten Bima. Oryza Jurnal
tanaman karet. Pendidikan Biologi. Vol. 2, No. 2.
Indriati, T.R. 2009. Pengaruh Dosis Pupuk
Tumpang sari cabai dimulai pada musim Organik dan Populasi Tanaman
penghujan agar tidak banyak memaakan Terhadap Pertumbuhan serta Hasil
biaya air. Penyiapan lahan dilakukan Tumpangsari Kedelai (Glycine max
dengan pembajakan agar tanah menjadi L.) dan Jagung (Zea mays L.). Tesis.
gembur. Selanjutnya membuat guludan Magister Program Studi Agronomi.
dengan 3 jalur guludan. Lapisan paling Kalie, M.B. 2006. Bertanam
bawah tanah, kemudian dilapisi pupuk Semangka.Penebar Swadaya.
kandang dengan dosis 100 karung Jakarta.
ditambah 3 karung kapur dolomit/Ha, Mirna, N. Salim, H. Gani, Z.F. (2013).
selanjutnya dilapisi dengan tanah lagi, Pengaruh Biourine Sapi Terhadap
kemudian dilapisi pupuk NPK 16.16.16 Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea
sebanyak 3 karung/Ha dan ditutupi brasiliensis Mull. Arg) Asal Stum
kembali dengan tanah. Guludan ini Mata Tidur . Program Studi
dibiarkan selama 1 minggu, kemudian Agroekoteknologi, Fakultas
dibuat lubang tanam. Tanaman cabai Pertanian Universitas Jambi.Vol 2,
memiliki jarak tanam 80 – 100 cm dari No. 1.
tanaman karet, sedangkan antar tanaman Susanti, Anwar. S,Fuskhah. E, Sumarsono.
cabai dengan jarak 40- 50 cm. Tanaman 2014. Pertumbuhan dan Nisbah
cabai yang telah tumbuh selama 1 bulan Kesetaraan Lahan (NKL) Koro
dari saat semai dipinndahkan ke guludan. Pedang (Canavalia ensiformis)
Setelah beberapa minggu dilakukan pupuk dalam Tumpangsari dengan Jagung
NPK 16.16.16 pada pinggiran batang (Zea mays). Agromedia. Semarang.
cabai dengan dosis 2 g/batang. Vol. 32, No. 2.
Selanjutnya dilakukan perawatan rutin Suryaningsih, Martin Joni, A.A Ketut
seperti pengendalian hama dan gulma Darmadi. Inventarisasi Gulma pada

PolhaSains 4
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur
Volume 06, Nomor 1, Edisi April 2018

Tanaman Jagung (Zea mays L.) di


Lahan Sawah Kelurahan Padang
Galak, Denpasar Timur, Kodya
Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal
Simbiosis. Vol. I No 1.

PolhaSains 5
Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur

Anda mungkin juga menyukai