Anda di halaman 1dari 9

Resume Praktikum KMB

Pemasangan Infus dan Penghitungan Cairan Interactive Content

Oleh, Syena Aulia Tasya Pratiwi, 1806140363, FG 3 , PKJ A

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

A. Ringer Laktat
 Jenis cairan : Isotonik
 Komposisi :

- Natrium

- Klorida

- Kalium

- Kalsium

- Laktat berupa natrium laktat

- Osmolaritas: 273 mOsm/L

 Indikasi

- Resusitasi volume agresif dari kehilangan darah atau luka bakar.

- Penggantian cairan dalam banyak situasi klinis seperti sepsis dan


pankreatitis akut

 Nursing consideration :
- Memantau adanya kelebihan cairan (tidak boleh memberikan cairan terlalu
banyak karena dapat menyebabkan edema perifer dan paru semakin
memburuk)
- Memantau elektrolit
- Memantau lokasi infus dan akses IV
B. Nacl 0.45% dan dekstrosa 2.5%
 Komposisi : Larutan Nacl (berisi air dan elektrolit (Na+, cl-)
 Jenis cairan : hipotonik
 Indikasi : pada pasien pediatri (selama dan setelah operasi)
 Nursing consideration :
- Dokumentasi data dasar
- Jangan berikan dalam kondisi kontraindikasi
- Risiko peningkatan tekanan intracranial (ICP)
- Pantau adanya manifestasi deficit volume cairan
- Cegah kelebihan cairan
- Jangan berikan bersamaan dengan produk darah

C. NaCL 0.9%
 Jenis cairan : isotonic
 Komposisi :

- Natrium

- Klorida

- Osmolaritas: 308mOsmol/L

 Indikasi

- Penggantian cairan ekstraseluler (dehidrasi, hipovolemia, perdarahan,


sepsis)

- Pengobatan alkalosis metabolik dengan adanya kehilangan cairan

- Deplesi ringan natrium

 Nursing consideration

- Penilaian berkala pada temuan klinis dan pemeriksaan lab.


- Monitor tanda dan gejala dehidrasi atau kelebihan cairan.

- Monitor selalu klien yang berisiko tinggi mengalami kelebihan cairan.


terutama pada penyakit kardiopulmoner.

- Memonitor tidak adanya endapan untuk meminimalkan kontaminasi.

- Monitor adanya ketidakseimbangan elektrolit.

D. NaCL 3%
 Komposisi :

- Komposisi NaCl 3% meliputi 513 mEq/L sodium dan klorida dengan


osmolaritas larutan 1030 mOsmol/liter.

- Penggunaan HTS dapat mengiritasi jaringan, karenanya penggunaan HTS


diharuskan melalui kateter sentral atau hanya pada kondisi emergensi saja.

- Larutan NaCl 3% hanya digunakan untuk penggunaan IV saja.  Larutan


NaCl 3% diberikan melalui infus

 Indikasi :

- Untuk pasien dengan kondisi hipokloremia

- Untuk pasien dengan kondisi hiponatremia

- Untuk nebulisasi pada bronkiolitis akut

- NaCl 3% digunakan sebagai agen hiperosmolar pada pasien cedera kepala

 Kontraindikasi :

- Pada pasien hiponatreia ringan (>130 mEq/L) dan sedang (120-130


mEq/L) tanpa simptom klinis

- Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik.

 Nursing consideration :
- Larutan natrium klorida hipertonik digunakan dalam pengobatan defisiensi
natrium akut (hiponatremia berat) dan harus digunakan hanya dalam
situasi kritis untuk mengobati hiponatremia.

- Perlu diinfuskan dengan kecepatan yang sangat rendah untuk menghindari


risiko kelebihan beban dan edema paru. 

- Jika diberikan dalam jumlah besar dan cepat, obat ini dapat menyebabkan
kelebihan volume ekstraseluler dan memicu kelebihan beban sirkulasi dan
dehidrasi.

- Oleh karena itu obat ini harus diberikan dengan hati-hati dan biasanya
hanya jika osmolalitas serum telah menurun ke tingkat yang sangat
rendah. 

- Beberapa pasien mungkin memerlukan terapi diuretik untuk membantu


pengeluaran cairan. Ini juga digunakan pada pasien dengan edema
serebral.

E. Dextrose 40%
 Komposisi :

- Air dan glukosa (400g/L) dengan osmolaritas larutan 2220 mOsmol/L

- Diberikan secara cepat melalui bolus IV

 Indikasi :

- Digunakan untuk mengobati hipoglikemia berat 

- Juga diindikasikan untuk suplementasi energi dalam nutrisi parenteral.

 Kontraindikasi :

- Pasien dengan penyakit ginjal atau jantung dan mereka yang mengalami
dehidrasi sebaiknya tidak menerima cairan IV hipertonik. 
- Larutan ini dapat mempengaruhi mekanisme filtrasi ginjal dan dapat
dengan mudah menyebabkan hipervolemia pada pasien dengan masalah
ginjal atau jantung.

- Gunakan dengan hati-hati untuk pasien diabetes mellitus. Infus cepat


larutan dekstrosa hipertonik dapat menyebabkan hiperglikemia. 

- Hipersensitivitas terhadap zat aktif 

- Hiperglikemia yang signifikan secara klinis

 Nursing consideration :

- Pasien dengan penyakit ginjal atau jantung dan mereka yang mengalami
dehidrasi sebaiknya tidak menerima cairan IV hipertonik. 

- Larutan ini dapat mempengaruhi mekanisme filtrasi ginjal dan dapat


dengan mudah menyebabkan hipervolemia pada pasien dengan masalah
ginjal atau jantung.

- Gunakan dengan hati-hati untuk pasien diabetes mellitus. Infus cepat


larutan dekstrosa hipertonik dapat menyebabkan hiperglikemia. 

- Hipersensitivitas terhadap zat aktif 

- Hiperglikemia yang signifikan secara klinis

F. Asering
 Jenis cairan : isotonic (kristaloid)
 Indikasi : Dehidrasi pada kondisi gastroenteritis akut, DBD, luka bakar, syok
hemoragik, trauma
 Komposisi:

- Natrium

- Kalium

- Klorida
- Kalsium

- Asetat (garam)

 Nursing consideration

- Memantau kadar elektrolit sebelum dan sesudah pemberian cairan.

- Memantau tanda dan gejala dehidrasi atau kelebihan cairan

Kasus

Hitung kebutuhan cairan pasien Ny. A, 50 tahun, saat ini dengan keluhan demam
39 derajat celcius, nadi 110x/menit, teraba lemah, TD: 80/60mmHg. BB: 50 Kg.
Pasien hr ke-4 DHF (dengue hemorrhagic fever). Pasien lemah dan tidak mau
minum. Akral dingin. Urine output: 300 cc/24 jam. Saat ini diberikan cairan RL
500 cc/6 jam dan gelofusin 500 cc/2 jam

a. Hitung keseimbangan cairan pasien.


b. Masalah keperawatan yg muncul pada pasien?
c. Identifikasikan cairan gelofusin pada kondisi tersebut

Pengkajian

Data Objektif

 Ny. A 50 th

 Suhu 39oC

 Nadi 110x/menit, teraba lemah

 TD: 80/60 mmHg

 BB: 50 Kg
 Urine output: 300 cc/24 jam (kurang dari normal)

 Saat ini diberikan cairan RL 500 cc/6 jam dan gelofusin 500 cc/2 jam

Data Subjektif

 Pasien mengatakan lemah dan tidak mau minum

Keseimbangan cairan pasien

 Input :

- Cairan ringer laktat : 500 cc/6 jam -> 83cc/jam

- Cairan gelofusin 500 cc/2 jam -> 250cc/jam

- Input total: 250 cc + 83 cc = 333 cc/jam => 8000cc/24jam

 Output:

- Urin: 300 cc/24 jam -> 12,5 cc/jam

- IWL Normal = (15×BB)/24 Jam= 31,25 cc/ jam

- IWL Kenaikan suhu =( [(10%×Cairan masuk)×(suhu-37)]/ 24 jam )+ IWL


normal= ((800×2)/ 24jam )+ 31,25 cc/jam = 66,6 cc/jam + 31,25 cc/jam =
97,85 cc/jam

- Output total = urin + IWL Kenaikan Suhu = 12,5 +97,85= 110,35 cc/jam

 Sebelum diberikan infus

Keseimbangan cairan = input - output = -110,35 cc/jam

 Setelah diberi infus

Keseimbangan cairan = Input-output = 333-110,35= +222,65 cc/jam


Masalah keperawatan

1. Hipertermi

2. Defisit volume cairan

Referensi

Baxter Healthcare Ltd. (2017). Glucose 40% w/v Concentrate for solution for
infusion. Retrieved from
https://www.medicines.org.uk/emc/product/1824/smpc

Brunner, L. S. (2010). Brunner & Suddarth's textbook of medical-surgical


nursing (Vol. 1). Lippincott Williams & Wilkins

Davis, D., Singh, s., & Kerndt, C. C. (2020). Ringer’s Lactate. Retrieved From
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500033/

Dougherty, L., & Lamb, J. (Eds.). (2015). Intravenous Therapy in Nursing


Practice. Lippincot John W:USA.

Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2017). Medical-surgical nursing. Brunner-


Suddarth. USA.

Nurses Labs. (2020). IV Fluids and Solutions Guide. Retrieved from


https://nurseslabs.com/iv-fluids/

Sanggih, R. A., Jiero, S., Saing, J., & Lubis, M. (2015). Perbandingan NaCl 3%
dan Manitol pada Cedera Kepala Akibat Trauma di Ruang Rawat Intensif
Anak. Sari Pediatri, 16, 6, 375-378. Diakses dari
https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/155/133
Tonog, P., & Lakhkar, A. D, (2020). Normal Saline. Retrieved From
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545210/

Anda mungkin juga menyukai