Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR PUSTAKA

1. Anies. Penyakit Akibat Kerja. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.


2016.

2. Undang-undang Kesehatan (UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan).


Jakarta: Indonesian Legal Center Publishing.

3. Wahyudi N, Hutomo M. Penyakit Kulit Akibat Kerja. Berkala Ilmu Penyakit


Kulit dan Kelamin; Vol.18, No.3. 2014.

4. Keputusan Presiden (UU No. 36 Tahun 2014 tentang penyakit yang timbul
karena hubungan kerja).

5. Imma Nur Cahyawati, Irwan Budiono. Faktor-faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Dermatitis Pada Nelayan. 2010.

6. Djuanda, S dan Sri Adi S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 2007.

7. Australian Government. Occupational Contact Dermatitis in Australian.


Australian: Commenwealth of Australia;. p.1-12. 2011.

8. David, R, dkk. Lecture notes Kedokteran Klinis. Jakarta: Erlangga. 2007:


343.

9. Brown, Robin Graham & Tony Burns. Lecture Notes: Dermatologi. Jakarta:
Erlangga. 2016.

10. ILO. Data Kecelakaan Kerja. Diakses dari


http://www.academia.edu/10915871/Data_kecelakaan_kerja pada tanggal 3
Maret 2017.

11. Taylor, J.S. Sood. A. Amado, A. Occupational Skin Disease Due to Irritans
and Allergents, In Fitzpatricks Dermatology In General Medicine. Wolff, K.
Goldsmith, L.A. 2017.

12. Diepgen, TL and Coenraads PJ. The Epidemiology of Occupational Contact


Dermatitis. Jerman: Department of Social Medicine, Center of Occupational
& Environtmental Dermatology, University of Heidelberg. 2016.

13. Safeguards. Contact Dermatitis. Government of South Australia, Departemen


for Administratif and Information Services. 2016.

http://repository.unimus.ac.id
14. Suwondo,A, Siswi Jayanti, Daru Lestantyo. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pekerja Industri Tekstil
”X” Di Jepara. 2012.

15. Ferdian, R. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis


Kontak Pada Pekerja Pembuat Tahu di Wilayah Kecamatan Ciputat dan
Ciputat Timur. 2012.

16. Mausulli, A. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak


Iritan Pada Pekerja Pengolahan Sampah Di TPA Cipayung Kota Depok.
2010.

17. Muh.Dali. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran.
Makasar. 2010.

18. Sarfiah, dkk. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak


Iritan Pada Nelayan Di Desa Lamanggau Kecamatan Tomia Kabupaten
Wakatobi. 2016.

19. Harrianto. Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Zat Kimia (Buku Ajar
Kesehatan Kerja). Penerbit buku kedokteran ECG.Jakarta. 2008.

20. Sigfird, F. Contact Dermatitis (Manual of Contact Dermatitis). Yayasan


Essentia Medika. Yogyakarta. 2015.

21. National Research Council amd Institute of Medicine. Mining Safety and
health research at NIOSH. Washington : The National Academics Press.
2010.

22. Cohen. DE. Occupational Dermatosis; Handbook of Occupational safety and


Health, second edition. 2016.

23. Harahap, Marwali. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrrates; 2000.

24. Daili. Emmy, dkk. Penyakit Kulit yang umum di Indonesia PT Medical
Multimedia Indonesia. 2005.

25. Siregar, RS. Dermatosis Akibat Kerja. SMF Ilmu Penyakit kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang. 2009.

26. Khadijab dan Miko. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Dermatitis Kontak Iritan Pada Petani Rumput Laut Di Benteng Sulawesi
Selatan. 2011.

http://repository.unimus.ac.id
27. Gatot Budiyanto, W, dkk. Kriya Keramik Jilid 2. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. 2008.

28. HSE. The Prevalence of Occupational Dermatitis amongWork in The


Printing Industry and Your Skin. 2000.

29. Cronin E. Contact Dermatitis. Ediburgh, London dan New York; Churchill
Livingstone. 2010.

30. Fatma, L. Faktor-faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak pada


pekerja di PT Inti Pantja Press Industri. Skripsi Universitas Indonesia. 2008.

31. Daniel J Hogan, MD. Contact ddermatitis: Irritant. Avaible from:


emedicine.medscpae.com/article/1049353-overview. 2009.

32. Zhai Hingbo, Miabcah HI. Occulsion vs skin barrier Function. Skin Research
and Technology,8 : 1-6. 2002.

33. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung


Agung. 2009.

34. EEC Council Directive on the minimum health and safety requirements for
the use by workers of personal protective equipment at the workplace (third
individual directive within the meaning of Article 16 (1) of Directive
89/391/EEC) - (89/656/EEC). OJ (Off J Eur Communities) L 393:18–28.
2006.

35. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/SK/XI/2002.

36. Safeguards. Contact Dermatitis. Government of South Australia, Departemen


for Administratif and Information Services. 2000.

37. Hidayah, Nur. Eksistensi Buruh Gendong Sebagai Pilihan Pekerjaan di


Sektor Informal; 2008.

38. Baharudin N, dkk. Informal Employment in Informal Sector Enterprises in


Malaysia. 2006.

39. Notoadmojo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


2012.

40. Hidayat AA. Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika; 2009.

http://repository.unimus.ac.id
41. Ratna NK. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Sosial Humaniora
Pada Umumnya: Pustaka Ajar; 2010.

42. Sukmadinata NS. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya; 2012.

43. Aditama, Tjandra Yoga; Hastuti, tri. Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press); 2002.

44. Mc.Cunney, Robert J, Paul P. Rountree. Occupational And Environmental


Medicine. Self-Assesment Review. 2011.

45. Erliana. Hubungan Karakteristik dan Penggunaan Alat Pelindung Diri


dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja Paving Blok CV.F.
Lhoksumawe. 2008.

46. American Academy of Dermatology, Heat,Humudity, and emotions: Possible


Triggers for Atopic Dermatitis.2010.

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai