PARIWISATA
Oleh :
PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Karunia dan rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Geografi Pariwisata ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun judul buku
yang akan saya kritik yaitu “Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata & Perencanaan Ekowisata”.
Pembuatan Critical Book Report ini bertujuan sebagai tugas individu mata kuliah Manajemen perjalanan dinas dan
pariwisata.
Critical Book Report ini saya yakini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya seperti pepatah yang
mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, baik isi maupun penyusunannya. Atas semua itu dengan rendah hati saya
harapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan tugas Critical Book Report ini. Semoga tugas
Ardhiyan Suprayogi
7173344004
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI i i
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
BAB II PEMBAHASAN 3
BAB V PENUTUP 10
Kesimpulan 10
Saran 10
IDENTITAS BUKU
Latar Belakang
Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan orang karena dengan mengembangkan sektor
pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin
bertambah seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Dalam GBHN 1999, termuat bahwa pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan di kembangkan untuk
memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan
kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air,
serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
Pengembangan pariwisata memiliki nilai yang sangat strategi karena menggunakan kebudayaan dan menjaga
potensi alamnya, dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi kegiatan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan
kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja
tanpa ada suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk
pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Namun, Kualitas lingkungan merupakan
bagian integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan harus
mendapat perhatian utama.
5
BAB II
PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam lingkungan ekonomi dan politik sekarang, industri pariwisata atau tepatnya segmen ekonomi maju ke
depan merupakan kesempatan besar satu-satunya dalam pertukaran ekonomi, budaya dan politik di dunia.
Pariwisata dalam arti seluas-luasnya dapat lebih mendorong pengertian antar
bangsa menuju perdamaian dunia. Selain itu juga memerlukan kesempatan kerja, menghasilkan devisa dan meningkatkan
taraf kehidupan, lebih daripada kekuatan ekonomi lain yang diketahui.
BAB II
DASAR DAN KONSEP PARIWISATA
Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha
barang pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
Industri pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta, yang terkait dalam pengembangan,
produksi dan pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang berpergian
(pelancong, musafir).
Jenis usaha pariwisata bersangkutan dengan perjalanan pariwisata, usaha tersebut
6
Apresiasi meningkat di luar negeri mengenai hasil dan kontribusi budaya indonesia.
Dll.
Sasaran Dalam Negeri:
Persatuan dan kesatuan identitas nasional Indonesia
Pengertian umum, kelembagaan nasional dan dari kewajiban penduduk
Kesehatan dan kesejahteraan umum
Dll
Dalam usaha pariwisata yaitu terdapat 3 bidang yang saling berkaitan, saling ketergantungan dan ada keterpaduan, yaitu:
Perencanaan pariwisata
Pemasaran pariwisata
Pengelolaan pariwisata
BAB III
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
Pariwisata masih merupakan suatu aktivitas relatif baru bagi banyak daerah di Indonesia, yang mempunyai sedikit
atau sama sekali tidak memiliki pengalaman mengembangkan sektor ekonomi. Di dunia termasuk Indonesia, pariwisata
merupakan “industri ekspor” terbesar pada tahun 2000, sehingga dengan demikian perhatian yang
lebih besar diarahkan pada sektor pariwisata.
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPD) adalah suatu aktivitas
berdasarkan pengembangan bagian-bagian dari Rencana Konseptual yang disetujui.
RIPPD disusun lebih mendalam dan terinci teknis dari Rencana Konseptual.
Rencana Konseptual adalah suatu pendesain dan RIPPD adalah gambar pelaksanaan dalam tugas arsitek.
Usaha penyusunan RIPPD dapat dibagi dalam dua bagian besar yaitu: a. Operasional
b. Fasilitas Teknis
Aktivitas wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan, atau apa motivasi wisatawan datang ke destinasi yaitu keberadaan
mereka di sana dalam waktu setengah hari sampai berminggu-minggu.
BAB IV
FAKTOR PERENCANAAN PENGEMBANGAN
Perencanaan ekonomi daerah merupakan suatu tahap penting dari Rencana Induk Pengembangan Pariwisata. Di
dalam menyusun suatu rencana ekonomi daerah, akan
berharga jika sejak awal menentukan perspektif apa yang secara realistik akan dapat dicapai.
Kriteria evaluasi manajemen mengenai kebutuhan dan kesesuaian tanah untuk
pengembangan pariwisata meliputi:
− Lokasi
− Pemandangan
− Kesesuaian lingkungan
− Topografi
− Ketersediaan
− Kawasan yang bisa dipakai
PERENCANAAN EKOWISATA
Di Indonesia potensi objek ekowisata cukup besar. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberikan hasil secara
berlanjut, pengembangan potensi tersebut
perlu didahului dengan perencaan yang tepat. Di berbagai negara tujuan wisata utama,
perencanaan yang sistematis sudah diakui menjadi salah satu kunci sukses pemanfaatan dan pengelolaan ekowisata.
Dengan perencaan yang tepat itu pula semua kinera proyek ekowisata dapat di evaluasi dan berkelanjutan proyek lebih
terjamin.
Tentu saja produk perencanaan ekowisata yang tepat hanya dapat dihasilkan oleh
perencanaan yang kompeten. Hal ini lebih mudah diwujudkan apabila pedoman praktis
perenanaan ekowisata tersedia. Bahan pembelajaran dan perencanaan tersebut hendaklah sederhana, mudah diterima dan
dapat diaplikasikan dalam praktik. Dengan demikian dalam perencanaekowisata terhindar dari perangkap wacana teoritk
dan sebaliknya leluasa begerak di tataran praktik perencana.
Dalam artisn lusd pariwisata sendiri adalah kegiatan rekreasi di luar ruangn atau domisili yang beretujuan untuk
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari susasan lain. Sebagai suatu aktivitas, pariwisata telah menjadi
bagianpenting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang.
Pariwisata semakin berkembang sejalan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi , teknologi, dan politik.
Runtuhnya sistem kelas dan kasta semakin meratanya distribusi
sumber daya ekonomi, ditemukannya teknologi transportasi, dan peningkatan waktu luang yang didorong oleh penciutan
jam kerja telah mempercepat mobilitas manusia antar daerah,
Sebagai salah astu aktivitas manusia pariwisata, pariwisata salah satu pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat
kompleks.
Dari segi ekonomi parawisata muncul dari empat pokok unsur yang saling terkait atau menjalin hubungan dalam suatu
sistem , yakni:
Permintaan atau kebutuan
Penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri
Pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya 4) Pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga
elemen tadi
Distribusi pendapatan yang lebih merata dan penghasilan yang meningkat akan mendorong semakin banyaknya
permintaan perjalanan wisata. Setengah abad yang lalu
hanya lapisan ekonomi atas, yang jumlahnya kecil, yang mampu membiayayi perjalanan wisata. Pendidikan yang
semakin meningkat membuat wawasan seseorang semakin luas.
Keinginantahuan dan minat untuk mempelajari sesuatu yang baru ikut meningkat. Waktu luang, uang saranan dan
prasarana merupakan permintaan potensial ini harus di transformasikan menjadi permintaan nil, yakni pengambilan
keputusan wisata. Pengambilan keputusan berlangsung secara bertahap, mulai dari tahap munculnya kebutuhan,kesediaan
untuk berwisata, sampai keputusan itu sendiri. Masing-msing fase ini memiliki kegiatan yang spesifik asing-msing.
− Hal-hal yang di pertimbangkan dalam berwisata yaitu:
Biaya
Daerah tujuan wisata
Bentuk perjalanan\
Waktu dan lama berwisata
Pengiinaapam yang digunakan
Mod transportasi
Jasa-jasa lainnya
Perlu diketahui pula bahwa faktor kepribadian seseorang berperan penting dalam memilih dan memilah berbagai hal yang
dipertimbangkan dalam pejgambilan keputusan
pariwisata. Disini karakteristik psikografi dan faktor kejelian berdasarkan pengalaman
wisata sangat menentukan faktor kejelian berdasarkan pengalaman wisata sangat menetukan keputusan orang tersebut.
Dari sisi permintaan,pasar wisata terdiri dari pasar wisata bisnis, wisata berlibur, wisata olahraga, wisata pendidikan dan
lain-lain. Perlu diketahui psar wisata itu di bagi menjadi tiga yaitu pertama segmentasi psikografis yang memilahkan
wisatawan menurut
prefensi minat dan interes, misalnya minat pada atraksi budaya asli, kehidupan satwa dan sebagainya ( Weiler dan
Hall,1992) harap diketahui bahwa tidak semua wisatawan
menyikai atau berminat mengunjungi atraksi buatan semacam taman Impian Jaya Ancol Masyarakat menjadi bagian
dari kelembagaan pariwisata. Hal itu tampak
ketika mereka membentuk organisasi yang menangani kegiatan jejaring lembaga swadaya masyarakat yang
mengorganisasi kegiatan ekonomi wisata, desa wisata, wsata
bahari, dan sebagainya ikut meramaikan kelembagaan pariwisata.
− Adapun pelaku pariwisata antara lain:
Wisatawan
Industri pariwisata
Pendukung jasa wisata
Pemerintah
Masyarakat lokal
BAB III
KELEBIHAN BUKU
Pariwisata yaitu buku ini mencantumkan identitas yang lengkap sehingga tidak menyulitkan pembaca untuk mengetahui
informasi bibliografi dan cover buku yang
menarik sehingga menarik minat pembaca untuk membaca buku ini, serta terdapat gambar yang mendukung pada setiap
pembahasan.
Pariwisata yaitu sulit untuk memahami isi buku ini karena bahasa yang digunakan terlalu
berlelit-belit serta tidak terdapatnya rangkuman secara keseluruhan pada buku ini.
Kesimpulan
Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, sturuktur hidrologi
almiah seperti air bersih, udara segar, keunikan budaya, wahana yang seru, dan akses yang mudah, kuailitasnya bisa
memburuk karena aktifitas manusia, tidak terkecuali aktifitas wisata itu sendiri. kualitas lingkungan merupakan bagian
integral dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian,
pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat mutlak bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan
wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan.
aktifitas wisata dapat
peran yang signifikan dalam pembiayaan program-program konservasi lingkungan hidup. Namun, tetap harus
diperhatikan bahwa aktifitas wisata juga mempunyai potensi
untuk ikut serta mengarahkan pada kerusakan lingkungan.
Bukan hanya tempat yang indah, bersih, dan fasilitas yang memadai saja yang menjadi pilihan wisatawan, Tetapi juga
pengelolan tempat wisata yang baik juga menjadi
pilihan wisatawan. Dengan pengelolaan yang baik, wisatawan juga akan merasa nyaman dan senang, karena sebagai
pengunjung mereka juga ingin mendapat tempat wisata yang terawatt dan dikelola dengan baik.
Saran
Sebaiknya kita lebih dalam lagi mempelajari tentang Geografi Pariwisata. Dan
semoga dengan adanya tugas critical book report ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai Geografi Pariwisata terkhusus bagi jurusan pendidikan geografi dan bagi siapa saja yang
membacanya.