Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.

2, 2017

Peran Masyarakat Madani Mewujudkan Clean Government (Pemerintahan


Yang Bebas Korupsi Kolusi Dan Nepotisme)

The Role of Civil Society in Realizing Clean Government

Dwi Martiningsih
Gedung Bayt Alquran & Museum Istiqlal Jalan Raya TMII Pintu I Jakarta Timur
Telp. (021) 8416468 - 8416466
Email: dwipsikologi@gmail.com
Info
Abstract
Artikel
Makalah ini ingin menyampaikan pendekatan teori gerakan sosial dalam upaya
mewujudkan pemerintahan yang bebas dari KKN melalui penguatan peran
masyarakat madani. Pokok maslahnya yaitu sejauh mana peluang yang diberikan
perwakilan politik pada gerakan sosial, dampak protes sosial pada partai politik
dan proses-proses politik resmi, implikasi yang ditimbulkan oleh hubungan-
hubungan tersebut dalam demokrasi modern. Dalam hal ini, peluang gerakan sosial
Diterima melalui reformasi 1998 telah mampu meruntuhkan rezim otoritarian Orde Baru,
awal baik bagi terciptanya demokrasi di Indonesia. Namun, ternyata penyakit KKN
12 yang sudah mengakar hingga tercipta korupsi yang sistemik menimbulkan
Juni kesulitan tersendiri dalam pemberantasannya. Masyarakat madani sebagai suatu
2017 alternatif kekuatan sosial perlu didorong untuk berperan dalam menyelesaikan
carut marut reformasi birokrasi bangsa Indonesia. Peran masyarakat madani
melalui LSM, para cendekiawan, mahasiswa, buruh, ormas-ormas, pimpinan
Revisi I agama, media sosial facebook/twitter, pers maupun kekuatan elemen masyarakat
9 lain diharapkan mampu membuat pemerintah lebih tegas dalam menegakkan
hukum dan menindak pelaku KKN Lembaga-lembaga penegak hukum baik
Agustus POLRI, KPK, Komisi Yudisial diharapkan mampu berperan tanpa mengabaiakna
2017 peran serta masyarakat madani.
Kata Kunci: Masyarakat Madani, Clean Government, KKN
Revisi II This paper wishes to convey the social movement theory approach in the effort to
27 create a government free from KKN through strengthening the role of civil society.
The principal issue is the extent to which opportunities are provided by political
September representation of social movements, the impact of social protests on political
2017 parties and official political processes, the implications of these relations in
modern democracies. In this case, the social movement's chances through the 1998
reforms have been able to undermine the authoritarian New Order regime, a good
Disetujui start for the creation of democracy in Indonesia. However, it turns out that KKN
18 disease that has been rooted to create a systemic corruption caused its own
difficulties in eradication. Civil society as an alternative to social forces should be
Oktober encouraged to play a role in solving the chaotic reform of the Indonesian
2017 bureaucracy. The role of civil society through NGOs, intellectuals, students,
workers, mass organizations, religious leaders, social media facebook / twitter,
press and other elements of society are expected to make the government more
assertive in enforcing the law and crack down on corrupt KKN law enforcement
agencies both POLRI, KPK, Judicial Commission are expected to play a role
without ignoring the participation of civil society
Keywords: Civil Society, Clean Government, KKN

201
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

PENDAHULUAN Melakukan penindakan hukum yang


Korupsi, Kolusi, dan lebih sungguh-sungguh terhadap
Nepotisme (KKN) di Indonesia telah semua kasus korupsi, termasuk
menjadi penyakit sosial yang sangat korupsi yang telah terjadi di masa
berbahaya bagi kelangsungan hidup lalu, dan bagi mereka yang telah
bangsa dalam upaya mewujudkan terbukti bersalah agar dijatuhi
keadilan sosial, kemakmuran, hukuman yang seberat-beratnya, (3).
kemandirian, bahkan memenuhi hak- Mendorong partisipasi masyarakat
hak dasar kelompok masyarakat luas dalam mengawasi dan
rentan (fakir miskin, kaum jompo, melaporkan kepada pihak yang
dan anak-anak terlantar. Menurunnya berwenang berbagai dugaan praktek
tingkat kesejahteraan, kerusakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
lingkungan sumber daya alam, dilakukan oleh pegawai negeri,
mahalnya biaya pendidikan dan penyelenggara negara, dan anggota
kesehatan, hilangnya modal manusia masyarakat, (4). Mencabut,
yang handal, rusaknya moral mengubah, atau mengganti semua
masyarakat secara besar-besaran peraturan perundang-undangan serta
bahkan menjadikan bangsa pengemis keputusan-keputusan penyelenggara
merupakan cermin dari dampak negara yang berindikasi melindungi
KKN (Laporan Dwimingguan XVI atau memungkinkan terjadinya
Juni 2009 Urban Sector korupsi, kolusi, dan nepotisme, (5).
Development Reform Project). Merevisi semua peraturan
TAP MPR RI NO VIII/2001 perundang-undangan yang berkenaan
tentang rekomendasi arah kebijakan dengan korupsi sehingga sinkron dan
pemberantasan dan pencegahan konsisten satu dengan yang lainnya,
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (6). Membentuk undang-undang
merupakan suatu langkah awal beserta peraturan pelaksanaannya
reformasi pemerintahan yang baik. untuk membantu percepatan dan
Hal ini mengingat KKN yang efektivitas pelaksanaan
melanda Indonesia sudah sangat pemberantasan dan pencegahan
serius, merupakan kejahatan yang korupsi yang muatannya meliputi: a.
luar biasa dan menggoyahkan sendi- komisi pemberantasan tindak pidana
sendi kehidupan berbangsa dan korupsi, b. perlindungan saksi dan
bernegara. korban, c. kejahatan terorganisasi, d.
Pasal 2 TAP MPR RI No kebebasan mendapatkan informasi, e.
VIII/2001 berisi tentang arah etika pemerintahan, f. kejahatan
kebijakan pemberantasan korupsi, pencucian uang, g. ombudsman. (7).
kolusi, dan nepotisme: (1). Perlu segera membentuk Undang-
Mempercepat proses hukum terhadap undang guna mencegah terjadinya
aparatur pemerintah terutama aparat perbuatan-perbuatan kolusi atau
penegak hukum dan penyelenggara nepotisme yang dapat
negara yang diduga melakukan mengakibatkan terjadinya tindak
praktek korupsi, kolusi, dan pidana korupsi.
nepotisme, serta dapat dilakukan Pemberantasan Korupsi Kolusi
tindakan administratif untuk dan Nepotisme (KKN) sebagai salah
memperlancar proses hukum, (2). satu cita-cita reformasi bangsa

202
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

Indonesia seperti yang tertuang lainnya. Infrastruktur pemberantasan


dalam TAP MPR 11/1998 belum korupsi sudah lengkap. KPK sebagai
tercapai sepenuhnya. Runtuhnya garda terdepan dalam hal ini,
Orde Baru dan berganti dengan Orde walaupun tidak mengabaikan dua
Reformasi belumlah cukup mampu lembaga penegak hukum lain seperti
mengawal reformasi pemerintahan kejaksaan dan kepolisian.” (Harian
dengan baik. Hal tersebut ibarat Pelita, Selasa 16 Oktober 2012. MPR
kerangka bangunan awal yang Optimis Masa Depan Pemberantasan
membutuhkan banyak pembenahan Korupsi Optimal).
di internalnya, bukan sekedar Di sisi lain, pemberantasan
bangunan luar yang berubah. Justru KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme)
pembenahan internal membutuhkan perlu peran pemimpin terutama
kerja yang serius, konsisten dan kesatuan elit politik dalam mengawal
berkelanjutan. Wacana reformasi prosesnya. Justru yang menjadikan
yang semangat terdengar di awal upaya pemberantasan korupsi
runtuhnya Orde Baru semoga tidak menjadi klise justru elit politik tidak
hanyut termakan berbagai carut memberikan teladan. Beberapa elit
marut yang mewarnai prosesnya. politik menjadi tersangka korupsi
Berbagai dinamika sosial dengan adanya mavia anggaran.
mewarnai perjalanan cita-cita Pandangan yang
reformasi, termasuk pembaruan berseberangan, korupsi bukan
TAP MPR 11/1998 menjadi TAP terletak pada mavia anggaran. Semua
MPR 8/2001. TAP MPR 8/2001 kasus yang melibatkan elit politik
merekomendasikan pemerintah dan menjadi sorotan. Wacana terakhir
DPR membuat semua payung hukum yang marak seputar korupsi yaitu
dalam pemberantasan korupsi. sepuluh anggota DPR terkena
Sekarang sudah ada UU Tipikor, UU korupsi. Enam diantaranya dari
Pencucian Uang, UU Keterbukaan Partai Demokrat. Perlu
Informasi Publik, UU Perlindungan kepemimpinan yang tegas bukan
Sanksi dan Korban. sekedar wacana di pidato melainkan
Menurut Wakil Ketua MPR, dijalankan di level bawahan.
Hajriyanto Y Thohari dalam dialog Presiden menuangkan dalam Inpres
pilar negara “Masa Depan tetapi tidak optimal dalam
Pemberantasan Korupsi” di gedung pelaksanaannya. Problem
MPR Jakarta Senin 15 Oktober 2012 pemberantasan korupsi lebih pada
“Saya optimis masa depan kepemimpinan (Surya Chandra, Jaja
pemberantasan korupsi di Indonesia Ahmad dalam Diskusi Polemik
bisa semakin baik sehingga setahun Hukum Indonesia; Wacana
Indonesia bersih dari aksi korupsi. Transisi Demokrasi Indonesia,
Semangat pemberantasan korupsi Dialog SindoTrijaya FM, Sabtu 22
bisa terlihat dengan terbentuknya Desember 2012).
lembaga negara independen seperti Problem kepemimpinan ini
KPK (Komisi Pemberantasan terlihat salah satunya dalam proses
Korupsi, PPATK (Pusat Pelaporan pengangkatan pejabat/pimpinan.
dan Analisis Keuangan), KIP Ketua Komisi II DPR, Agun
(Komisi Informasi Publik) dan Gunadjar Sudarsa menegaskan tidak

203
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

patutnya kepala daerah mengangkat kronis sistem pemerintahan dari


terpidana kasus korupsi menjadi penyakit KKN.
pejabat di daerah. Hal ini menyikapi
aksi pengangkatan mantan Sekretaris Masyarakat Madani dan
Kepala Daerah Kabupaten Bintan Pemerintahan yang Bebas Korupsi
Azirwan, yang dipenjara dua tahun Kolusi Nepotisme
enam bulan karena menyuap anggota 1. Korupsi, Kolusi dan
komisi IV Al Amin Nur Nasution (F- Nepotisme (KKN)
PPP) dalam kasus alih fungsi hutan Korupsi berasal dari bahasa
lindung di Pulau Bintan tahun 2008 latin corruptio dari kata kerja
menjadi Kepala Dinas Kelautan dan corrumpere yang bermakna busuk,
Perikanan Kepulauan Riau. Kepala menggoyahkan, memutarbalik,
daerah seharusnya mendapat menyogok. Secara harfiah, korupsi
kepercayaan publik, tidak terkait adalah perilaku pejabat publik, baik
dengan masalah apapun yaitu dengan politikus |politisi maupun pegawai
mengedepankan ruang etika. negeri yang secara tidak wajar dan
Dalam TAP MPR 1998 tentang tidak legal memperkaya diri atau
pemberantasan dan pencegahan memperkaya mereka yang dekat
korupsi dalam pasal 2 khususnya dengannya, dengan
point ke-3 menyebutkan pentingnya menyalahgunakan kekuasaan publik
mendorong masyarakat luas dalam yang dipercayakan kepada mereka
berpartisipasi mengawasi dan (Gardika, 2011).
melaporkan praktek-praktek KKN ini Korupsi dalam arti yang luas
merupakan suatu bentuk upaya berarti penyalahgunaan jabatan resmi
membangun suasana demokrasi, untuk keuntungan pribadi. Semua
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat bentuk pemerintahan rentan korupsi
dan untuk rakyat. Hal ini tentu perlu dalam prakteknya. Beratnya korupsi
kerja sama semua pihak yg memiliki berbeda-beda, dari yang paling
talenta dan kewenangan dibidangnya ringan dalam bentuk penggunaan
menjalaninya. Misalnya: polisi, pengaruh dan dukungan untuk
eksekutif, yudikatif dst. Undang- memberi dan menerima pertolongan,
Undang yang ada untuk penegasan. sampai dengan korupsi berat yang
Inpres hanya penekanan dan diresmikan, dan sebagainya. Titik
pengingatan pada lembaga ujung korupsi adalah kleptokrasi,
dibawahnya. yang arti harafiahnya pemerintahan
Perlu harmonisasi untuk oleh para pencuri, dimana pura-pura
menuntaskan KKN di Era Reformasi bertindak jujur pun tidak ada sama
di masa transisi. Salah satu bentuk sekali (Gardika, 2011).
kongkritnya yaitu melalui peran Unsur-unsur tindak pidana
masyarakat madani sebagai bagian korupsi sebagaimana dimaksud
penting proses demokrasi. Bila dalam Undang-undang nomor 20
masyarakat madani berkembang tahun 2001 tentang pemberantasan
dengan baik maka mampu sebagai tindak pidana korupsi adalah
controlling, countervailing power 1. Melakukan perbuatan
dalam menyembuhkan penyakit memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi;

204
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

2. Perbuatan melawan hukum; mengkreditkan suatu bangsa.


3. Merugikan keuangan negara atau Bukanlah tidak mungkin penyaluran
perekonomian; akan timbul apabila penguasa tidak
4. Menyalahgunakan kekuasaan, secepatnya menyelesaikan masalah
kesempatan atas sarana yang ada korupsi (Mapaung, 1992: 310).
padanya karena jabatan dan Korupsi merupakan penyakit
kedudukannya dengan tujuan yang sudah melanda Indonesia sejak
menguntungkan diri sendiri atau lama. Sejak zaman Pemerintahan
orang lain. Soekarno hingga kini korupsi
Kolusi merupakan sikap dan belumlah menemukan solusi yang
perbuatan tidak jujur dengan tepat. Namun demikian, setiap era
membuat kesepakatan secara pemerintahan mempunyai strategi
tersembunyi dalam melakukan dan upaya untuk menangangi
kesepakatan perjanjian yang korupsi, diantaranya:
diwarnai dengan pemberian uang
atau fasilitas tertentu sebagai pelicin Era Soekarno (1945-1967)
agar segala urusannya menjadi Pemerintah Soekarno berupaya
lancar. Nepotisme berarti lebih melakukan rasionalisasi perusahaan-
memilih saudara atau teman akrab perusahaan asing melalui suatu
berdasarkan hubungannya bukan Undang-Undang. Pihak militer (AD)
berdasarkan kemampuannya. Kata telah melakukan aksi sepihak dan
ini biasanya digunakan dalam merebut perusahaan-perusahaan
konteks derogatori. Sebagai contoh, asing tersebut sebelum Undang-
kalau seorang manajer mengangkat Undang diberlakukan (1958).
atau menaikan jabatan seorang Pada 13 Desember 1957,
saudara, bukannya seseorang yang Mayor Jenderal A.H. Nasution
lebih berkualifikasi namun bukan (KSAD pada saat itu) melakukan
saudara, manajer tersebut akan larangan pengambil alihan
bersalah karena nepotisme. Pakar- perusahaan Belanda tanpa
pakar biologi telah mengisyaratkan sepengetahuan militer dan
bahwa tendensi terhadap nepotisme menempatkan perusahaan-
adalah berdasarkan naluri, sebagai perusahaan tersebut di bawah
salah satu bentuk dari pemilihan pengawasan militer.
saudara (Gardika, 2011). Pemerintah Indonesia
melakukan kebijakan politik benteng
Upaya Pemberantasan Korupsi di dengan memberikan bantuan kredit
Berbagai Era Pemerintahan dan fasilitas-fasilitas kepada
Masalah korupsi ini sangat pengusaha pribumi. Program ini
berbahaya karena dapat tidak melahirkan pribumi yang
menghancurkan jaringan sosial, yang tangguh melainkan menimbulkan
secara tidak langsung memperlemah terjadinya praktek Korupsi Kolusi
ketahanan nasional serta eksistensi dan Nepotisme (KKN). Pengusaha
suatu bangsa. Reimon Aron seorang yang mendapat lisensi hanyalah yang
sosiolog berpendapat bahwa korupsi dekat dengan pemerintah dan
dapat mengundang gejolak revolusi, kekuatan-kekuatan politik yang
alat yang ampuh untuk dominan.

205
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

Kegagalan demokrasi c. Diberlakukannya Undang-


terpimpin mengatasi disintegrasi Undang No 71 tentang
administrasi kenegaraan. pemberantasan korupsi
Perekonomian tetap bergantung pada walaupun dalam
birokrasi partai-partai politik dan kenyataannya perangkat
militer. Aparat negara tidak bekerja hukum tersebut tidak
dengan baik dan korupsi merajalela. berfungsi dengan baik.
Sistem politik Indonesia
menerapkan lembaga
Era Soeharto (1965 -1998)
kontrol pemerintahan seperti
Rezim orde baru menggunakan DPR, BPK, Kejaksaan
pendekatan pembangunan di sektor Agung, dan Badan
ekonomi untuk mengatasi persoalan- Penertiban Aparatur Negara,
persoalan yang muncul di orde akan tetapi lembaga-
Lama. Pada masa orde baru terjadi 3 lembaga tersebut tidak
fenomena: berfungsi sebagaimana
1. Kerjasama pimpinan militer mestinya.
dengan pengusaha Cina d. Tahun 1990, Jenderal M
2. Kompetisi pengusaha pribumi Yusuf sebagai ketua BPK
dengan keturunan Cina telah menyerahkan
3. Pengaruh perusahaan- pemeriksaan hasil tahunan
perusahaan negara yang yang dilakukan BPK atas
dikontrol oleh militer melawan APBN 1988/1989 kepada
teknokrat yang mendukung DPR. Dalam acara tersebut,
liberalisasi dan intervensi barat. M Yusuf mengatakan
Beberapa hal yang menjadi bahwa lembaga yang
catatan sejarah korupsi semasa dipimpinnya menemukan
Orde Baru diantaranya: banyak penyimpangan
a. Pertamina merupakan terhadap ketentuan-
pendukung utama ketentuan yang berlaku
kekuasaan Soeharto dan dalam pemakaian dana-dana
Orde Baru. Namun pembangunan.
pertamina menjadi sarang e. Sektor kehutanan
korupsi, patronase dan menggunakan sector migas
penyedotan sumber dana setelah redupnya masa
yang membuat pertamina kejayaan “Oil Boom”. Di
ambruk di tahun 1975-1976. awal tahun 1980 terkenal
b. Januari 1970 beberapa dengan istilah “green gold”
organisasi mahasiswa turun atau emas hijau. Hasil hutan
ke jalan-jalan untuk Indonesia yang dieksport
memprotes korupsi yang menjadi penghasil devisa
terjadi di tubuh nomer dua setelah minyak
pemerintahan. Presiden dan gas bumi. Dua diantara
Soeharto mengumumkan lima perusahaan swasta
pembentukan komisi IV terbesar menyerahkan
untuk menangani korupsi. sebagian saham dan

206
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

pengelolaan pad akeluarga 1. Menko Wasbang


Soeharto. mengeluarkan siaran pers
f. Gerakan reformasi yang tentang upaya menghapus
dipelopori mahasiswa KKN dari perekonomian
merupakan akumulasi dari nasional. Dalam siaran pers 15
kekecewaan terhadap Juni 1999 dijabarkan kembali
kinerja rezim Orde Baru. pengertian KKN sebagai
Krisis ekonomi yang praktek Korupsi Kolusi
muncul tahun 1997 Nepotisme antara pejabat dan
merupakan wujud nyata swasta.
kebijakan ekonomi Orde 2. Mandat dari TAP XI/1998
Baru yang sarat KKN dan kepada Habibie untuk
ketergantungannya dengan melakukan pemberantasan
modal asing dan hutang korupsi dan pengusutan KKN
luar negeri. Soeharto sesegera mungkin.
Akan tetapi pemerintahan
Era Habibie (Mei 1998 – Habibie tidak mampu menyeret
September 1999) Soeharto ke pengadilan, justru
Gerakan reformasi 1998 mengehentikan penyidikan
mempunyai agenda utama kasus tersebut.
pemberantasa KKN. Gerakan ini
bermaksud mengusut praktek KKN Era Abdurrahman Wahid
di Orde Baru serta menciptakan Segera setelah dilantik,
pemerintahan yang bersih di era Abdurrahman Wahid melakukan
berikutnya. Beberapa perangkat beberapa tindakan untuk menangani
hukum diciptakan oleh Habibie korupsi diantaranya:
begitu beliau menjabat sebagai 1. Melalui Keppress No 44 tahun
presiden, diantaranya: 2000 tanggal 10 Maret 2000
1. TAP MPR no XI/1998 tentang membentuk lembaga
penyelenggaraan negara yang Ombudsman punya wewenang
bersih dan bebas KKN. mengklarifikasi, monitoring/
2. UU No.18 tahun 1999 tentang pemeriksaan berdasar laporan
penyelenggaraan negara yang masyarakat atas penyelenggara
bersih dan bebas KKN. negara.
3. UU No. 31 tahun 1999 tentang 2. Berdasarkan kesepakatan
pemberantasn tindak pidana Letter of Intent (LOI) antara
korupsi (UU Anti Korupsi). pemerintah RI dan IMF serta
4. Inpres No. 30 tahun 1998 pasal 27 UU No. 31 tahun 1999
tentang pembentukan komisi maka Kejaksaan Agung
pemeriksa harta pejabat. membentuk tim gabungan
5. Gagasan pembentukan Komisi pemberantasan tindak pidana
Pemberantasan Korupsi (Anti korupsi. Tim gabungan ini
Corruption Comission). tidak berfungsi dengan baik
Hal lain yang dilakukan karena posisinya di bawah
semasa pemerintahan Habibie yaitu: Jaksa Agung, tidak diberikan
kewenangan luas dalam

207
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

melakukan penyidikan dan suatu prestasi melainkan


penyelidikan kasus-kasus kegagalan-kegagalan lembaga
korupsi. tersebut memberantas korupsi.
3. Presiden membentuk komisi 2. Penerbitan Undang-Undang
pemeriksa berdasa pasal 10 Anti Korupsi antara lain: UU
Undang Undang No. 28 tahun no 15 tahun 2002 tentang
1999. Komisi yang dibentuk ini tindak pidana pencucian uang,
kemudian terkenal dengan PP No. 71 tahun 2000 tentang
nama Komisi Pemeriksa tata cara pelaksanaan peran
Kekayaan Penyelenggara serta masyarakat dan
Negara (KPKPN). Namun pemberian penghargaan dalam
dalam pelaksanaannya muncul pencegahan dan
kontroversi. Pelaksaan seleksi pemberantasan tindak pidana
calon anggota KPKPN yang korupsi.
dilakukan komisi II DPR tidak
dilakukan secara transparan Era Soesilo Bambang Yudhoyono
dan tidak melibatkan dan Boediono
partisipasi masyarakat. Hal ini Era reformasi dengan
memunculkan kesan adanya runtuhnya orde lama bukan berarti
kepentingan parpol atau korupsi begitu saja terselesaikan.
kelompok kepentingan dalam Dewasa ini korupsi masih merupakan
proses seleksi ini. Kontroversi persoalan bangsa dan negara yang
lain yaitu perbedaan jumlah belum benar-benar terselesaikan.
anggota yang ditetapkan Arah perjuangan penyelesaian
presiden dan DPR. korupsi memerlukan upaya keras
4. Persiapan pembentukan komisi semua pihak. Dari sejak demokrasi
anti korupsi berdasar UU No. terpimpin penyakit korupsi sudah
31 tahun 1999 di bawah ada, bahkan gejala korupsi yang
koordinasi dirjen hukum dan timbul sudah mengarah pada bentuk
perundang- undangan, korupsi yang sifatnya sistemik.
departemen kehakiman dan Artikulasi “sistemik” ini bermakna
HAM. komprehenshif, bahkan dapat
dikatakan sebagai suatu proses yang
Era Megawati dan Soesilo signifikan. Korupsi sudah menjadi
Bambang Yudhoyono bagian dari sistem yang ada (Adji,
1. Pembentukan lembaga anti 2009: 67).
korupsi oleh pemerintahan Upaya pemberantasan korupsi
SBY, diantaranya: Tahun 1999 dengan penegakan hukum baik
membentuk tim gabungan POLRI, KPK ternyata belum
pemberantasan tindak pidana membuahkan hasil yang optimal.
korupsi, membentuk tim Peraturan-peraturan yang diciptakan
pemberantasan tindak pidana baik dalam bentuk TAP MPR
korupsi pada tahun 2005. maupun Undang-Undang seakan
Namun demikian, banyaknya mengalami kelumpuhan fungsi
lembaga anti korupsi di negara dalam memberantas korupsi. Korupsi
ini jelas bukan menghasilkan bukan terletak pada mavia anggaran.

208
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

Semua kasus yang melibatkan elit dibenahi bahkan dicegah, karena


politik menjadi sorotan. Bahkan pada dengan terus terjadinya praktik
tahun 2012, sepuluh anggota DPR tersebut maka demokrasi di
terkena korupsi, enam diantaranya Indonesia akan sulit untuk ditegakan
dari Partai Demokrat. Hal ini wujud (Piers Andreas Noak, Tedi
nyata bahwa korupsi sudah menjadi Erviantono. Korupsi dalam
suatu budaya yang mengakar ke Perspektif Etika Kebijakan Publik.
dalam sistem kelembagaan. Jurnal Dialog Kebijakan Publik
Dalam pandangan Arvind K. Edisi 6 Juni 2012. Jakarta:
Jain, korupsi yang dilakukan oleh Kemenkominfo RI).
political leaders dalam penetapan TAP MPR Tahun 1998 tentang
kebijakan publik termasuk kedalam pemberantasan korupsi, Undang-
grand corruption, yakni praktik Undang yang mendukung juga sudah
korupsi yang berdampak luas dan baik, hanya memerlukan penegakan
berkepanjangan bagi masyarakat. hukum yang jelas dan melibatkan
Political leaders menggunakan kerjasama semua pihak yang
kekuasaannya untuk menetapkan memiliki talenta dan wewenang
sebuah kebijakan yang hanya dibidangnya dalam menjalaninya.
menguntungkan segelintir pihak saja, Misalnya kerjasama polisi, eksekutif,
mengorbankan jutaan masyarakat, yudikatif dan sebagainya. Undang-
bahkan tak jarang pada akhirnya Undang yang ada sekedar penegasan.
harus merubah sistem Inpres sekedar penekanan dan
penyelenggaraan pemerintahan yang pengingatan lembaga di bawahnya.
ada. Misalnya kebijakan privatisasi Hukum belum ditegakkan secara
BUMN, bailout kepada pihak tegas bukan sekedar etalase.
tertentu hingga eksploitasi barang Tahun 1999 merupakan titik
tambang dan gas alam yang anomali dengan lahirnya TAP MPR,
menguntungkan segelintir kelompok lahirnya KPK, otonomi daerah dsb.
atau investor. Tak hanya itu, grand Banyak kasus muncul ke pengadilan.
corruption juga mampu berbentuk Panitera maupun hakim sudah
kebijakan publik yang memiliki berhati-hati kalau ingin melakukan
tujuan-tujuan politis demi praktik kong kalikong. Perlu ada
pelanggengan kekuasaan, dimana perubahan budaya abstrak ke
seorang political leaders kongkrit. Ada sanksi yang
menggunakan kekuasaannya dalam ditegakkan. Korupsi yang kecil
menetapkan kebijakan publik untuk seolah-olah mudah sedangkan kasus
meraup suara di pemilu selanjutnya, korupsi yg besar lama-lama,
atau sebagai investasi bagi suksesi disembunyikan bukti-bukti dalam
periode berikutnya, layaknya proses penegakannya. Sekarang
kebijakan bantuan langsung tunai banyak masyarakat yang mulai
(BLT) hingga rekrutmen CPNS yang mampu mengungkap hakim yang
melebihi kuota anggaran negara. tidak adil dan mengadukannya ke
Pada titik ini, praktik korupsi dalam KY (Komisi Yudisial) melalui
pembuatan kebijakan publik yang rekaman-rekaman, foto-foto dsb.
tergolong sebagai grand corruption Masalah perbedaan hukum,
memiliki tingkat urgensi tinggi untuk perbedaan tafsir itu susah untuk

209
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

diselesaikan. Kalau ada bukti-bukti penanganan kasus-kasus korupsi. Di


kongkrit maka akan mudah bagi KY sisi lain juga karena parpol yang
untuk melakukan tindak lanjut. belum professional dan belum
Menurut filsuf Derida, mampu menjadi partai negara. ICW
timbulnya differong atau anomali, bahkan sebagai garda terdepan dalam
membuat pemimpin perlu membuat melawan korupsi juga melemah. Di
keputusan yg berbeda dari yang lain. sinilah peran masyarakat madani
Keadilan ada diantara hukum dan sebagai balancing power diperlukan.
anarki. Differong datang dari rakyat, Demokrasi Indonesia sifatnya
bukan dari kalangan elit. Parpol tidak masih fragile karena hasil dari elit
bisa karena masih bagian elit politik. yang belum solid. Konstitusi
Kalau dari kalangan akademis penegakannya belum jelas.
dipandang tidak mampu karena Demokrasi imbas dari belum
terjebak pada rutinitas pembelajaran. bersatunya elit. Diperlukan kekuatan
Demokrasi lahir dari dari kekuatan pengimbang dari bawah ke atas
rakyat. Media harus hati-hati agar untuk mengatasinya yaitu melalui
tidak terjebak menjadi corong elit kekuatan masyarakat madani. Jangan
politik. Di sinilah diperlukan peran sekedar mengharap elit politik untuk
rakyat dalam hal ini masyarakat mampu mengatasinya. Inilah
madani yang mampu mengimbangi “anomaly” dimana Indonesia belum
kekuatan elit politik/pemerintahan memiliki kekuatan politik nyata
dalam mengatasi korupsi yang untuk reformasi politik.
sifatnya sistematik (Surya Chandra,
Jaja Ahmad, 2012) Clean Government dan
Masyarakat Madani
Era Joko Widodo dan Jusuf Kalla Istilah “government” dan
Di era kepemimpinan Joko “governance” seringkali dianggap
Widodo persoalan korupsi masih memiliki arti yang sama yaitu cara
menjadi salah satu persoalan bangsa menerapkan otoritas dalam suatu
yang membutuhkan perhatian yang organisasi, lembaga atau negara.
lebih. Hal ini mengingat masih Government atau pemerintah juga
banyak kasus-kasus korupsi yang adalah nama yang diberikan kepada
belum terselesaikan di masa entitas yang menyelenggarakan
sebelumnya. kekuasaan pemerintahan dalam suatu
Data Indonesian Corruption negara.
Watch (ICW) menyebutkan pada Istilah “governance”
semester I 2017 terdapat 266 kasus sebenarnya sudah dikenal dalam
korupsi dalam masa penyidikan. literatur administrasi dan ilmu politik
Upaya pemberantasan korupsi terasa hampir 120 tahun, sejak Woodrow
melemah, demikian pula kekuatan Wilson, yang kemudian menjadi
civil society. Civil society kian Presiden Amerika Serikat ke 27,
melemah dalam melakukan kontrol memperkenalkan bidang studi
sosial terhadap pemerintahan. Hal ini tersebut kira-kira 125 tahun yang
juga diperkuat adanya conflict of lalu. Tetapi selama itu governance
interest, KPK kurang tegas dan hanya digunakan dalam literatur
masih tebang pilih dalam politik dengan pengetian yang

210
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

sempit. Wacana tentang IIAS adalah yang paling tepat meng-


“governance” dalam pengertian yang capture makna tersebut yakni “the
hendak kita bahas diartikan sebagai process whereby elements in society
tata-pemerintahan, penyelenggaraan wield power and authority, and
pemerintahan atau pengelolaan influence and enact policies and
pemerintahan, tata-pamong - baru decisions concerning public life,
muncul sekitar 15 tahun belakangan, economic and social development.”
terutama setelah berbagai lembaga Terjemahan dalam bahasa kita,
pembiayaan internasional adalah proses dimana berbagai unsur
menetapkan “good governance” dalam masyarakat menggalang
sebagai persyaratan utama untuk kekuatan dan otoritas, dan
setiap program bantuan mereka. Para mempengaruhi dan mengesahkan
teoritisi dan praktisi administrasi kebijakan dan keputusan tentang
negara Indonesia, istilah “good kehidupan publik, serta
governance” telah diterjemahkan pembangunan ekonomi dan sosial
dalam berbagai istilah, misalnya, (Effendi, 2005).
penyelenggaraan pemerintahan yang Masyarakat madani atau civil
amanah (Bintoro Tjokroamidjojo), society secara umum bisa diartikan
tata-pemerintahan yang baik sebagai suatu masyarakat atau
(UNDP), pengelolaan pemerintahan institusi sosial yang memiliki ciri-ciri
yang baik dan bertanggunjawab antara lain : kemandirian, toleransi,
(LAN), dan ada juga yang keswadayaan, kerelaan menolong
mengartikan secara sempit sebagai satu sama lain, dan menjunjung
pemerintahan yang bersih (clean tinggi norma dan etika yang
government) dalam (Effendi, 2005). disepakati secara bersama-sama (Din
Perbedaan paling pokok antara Syamsuddin, 1999: 12).
konsep “government” dan Prasyarat untuk merealisasikan
“governance” terletak pada wacana masyarakat madani
bagaimana cara penyelenggaraan tercermin dalam karakteristik
otoritas politik, ekonomi dan masyarakat madani. Komponen satu
administrasi dalam pengelolaan dengan yang lain tidak bisa
urusan suatu bangsa. Konsep dipisahkan satu sama lain,
“pemerintahan” berkonotasi peranan merupakan satu kesatuan yang
pemerintah yang lebih dominan terintegral dan menjadi dasar serta
dalam penyelenggaran berbagai nilai bagi masyarakat. Adapun
otoritas tadi. Sedangkan dalam karakteristiknya, menurut Arendt dan
governance mengandung makna Habermas (Mawardi, 2008), antara
bagaimana cara suatu bangsa lain :
mendistribusikan kekuasaan dan 1. Free Public Sphere, adanya
mengelola sumberdaya dan berbagai ruang publik yang bebas
masalah yang dihadapi masyarakat. sebagai sarana dalam
Dengan kata lain, dalam konsep mengemukan pendapat. Pada
governance terkandung unsur ruang publik yang bebaslah
demokratis, adil, transparan, rule of individu dalam posisinya yang
law, partisipasi dan kemitraan. setara mapu melakukan
Mungkin difinisi yang dirumuskan transaksi-transaksi wacana dan

211
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

praksis politik tanpa pengawasan dan


mengalami distorsi dan pengimbangan.
kekhawatiran. Sebagai sebuah 5. Keadilan Sosial, dimaksudkan
prasyarat, maka untuk adanya keseimbangan dan
mengembangkan dan pembagian yang proporsional
mewujudkan masyarakat terhadap hak dan kewajiban
madani dalam sebuah tatanan setiap warga negara yang
masyarakat, maka free publik mencakup seluruh aspek
sphere menjadi salah satu kehidupan (Mawardi, 2008).
bagian yang harus
diperhatikan. Karena dengan Masyarakat madani sebagai
menafikan adanya ruang publik tiang utama kehidupan demokratis.
yang bebas dalam tatanan Dengannya masyarakat mampu
masyarakat madani, maka akan menyuarakan aspirasinya dan
memungkinkan terjadinya terlindungi kepentingannya. Civil
pembungkaman kebebasan society salah satunya diwakili oleh
warga negara dalam adanya partai politik. Tugas dan
menyalurkan aspirasinya yang fungsi partai politik melalui pemilu
berkenaan dengan kepentingan yaitu memperjuangkan kepentingan
umum oleh penguasa yang warga dalam tatanan kenegaraan,
tiranik dan otoriter. sistem kekuasaan dan kebijaksanaan
2. Demokratis, merupakan suatu pemerintah. Dalam realitas sosial,
entitas yang menjadi penegak masyarakat madani mewujudkan
yang menjadi penegak wacana dirinya dalam berbagai corak
masyarakat madani, dimana lembaga non pemerintah dan
dalam menjalani kehidupan, organisasi sosial yang sifatnya suka
warga negara memiliki rela, lembaga penelitian dan
kebebasan penuh untuk akademis, LSM, berbagai corak
menjalankan aktivitas asosiasi bisnis dan sebagainya. Civil
kesehariannya, termasuk society memiliki 3 fungsi
berinteraksi dengan lingkungan diantaranya: 1. Mitra pemerintah
sosialnya. dalam pembangunan (partner in
3. Toleran, merupakan sikap yang development), 2. Pemberdayaan
dikembangankan dalam (empowerment), dan 3. kekuatan
masyarakat madani untuk pengimbang (countervailing power).
menunjukan sikap saling (Rahardjo, 1999: 56.)
menghargai dan menghoramti Peran masyarakat madani
aktivitas yang dilakukan oleh sebagai alat gerakan sosial
orang lain. diharapkan mampu mempengaruhi
4. Pluralisme, adalah pertalian kebijakan publik dan negara dalam
sejati kebhinekaan dalam upayanya memberantas KKN
ikatan-ikatan keadaban. menuju pemerintahan yang bersih
Bahkan pluralisme adalah (clean government). Gerakan sosial
suatu keharusan bagi sebagai kekuatan penting dalam
keselamatan umat manusia merubah masyarakat. Gerakan sosial
antara lain melalui mekanisme sebagai salah satu cara utama menata

212
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

ulang masyarakat modern (Blumer); akseptasi (level of acceptance). Yang


sebagai pencipta perubahan sosial pertama menyangkut perubahan
(Kilian); sebagai aktor historis nyata kebijakan publik untuk
(Eyerman&Jamison). Adamson & merespon tuntutan dan protes,
Borgos menyebutkan gerakan masa sedangkan yang kedua bagaimana
dan konflik yang ditimbulkan adalah gerakan membawa hasil nyata di
agen utama perubahan sosial dalam sistem perwakilan
(Sztompka, 2004.) kepentingan. Gamson
mengkombinasikan kedua variabel
itu menjadi empat tipologi
Masyarakat Madani dan
keberhasilan gerakan: 1. Full
Perubahan Sosial Suatu Tinjauan
response (pencapaian dan akseptansi
Teoretis
sekaligus), 2.Co-optation (pengakuan
Gerakan sosial dalam bentuk
tanpa pencapaian), 3. Preemption
masyarakat madani diharapkan
(pencapaian tanpa pengakuan), 4.
mampu melakukan perubahan sosial
Collapse (tanpa pengakuan dan
dalam masyarakat Indonesia yang
pencapaian sekaligus. (Gamson,
sudah lama terjangkit penyakit kronis
1996: 228)
KKN hingga mengakar ke sistem
Schumaker dalam Burstein
pemerintahan. Masyarakat madani
memberikan tipologi yang lebih
ini diharapkan mampu sebagai
spesifik dalam membahas dampak
kekuatan yang mengawal arah
gerakan sosial dalam mempengaruhi
reformasi birokrasi yang bebas KKN
kebijakan: 1. Terbukanya akses
menuju good government.
yakni mengindikasikan tingkat
Della Porta dan Diani
dimana pemilik otoritas bersedia
menyatakan umumnya gerakan-
mendengarkan tuntutan organisasi
gerakan sosial bertujuan menuntut
gerakan, 2. Respon di tingkat agenda
perubahan di dalam suatu sistem
yaitu ketika pemilik otoritas rela
politik. Namun sejauh mana gerakan
menempatkan tuntutan gerakan pada
itu memiliki dampak yang nyata,
agenda politiknya, 3.Respon
pertama sekali bisa dilihat dari
kebijakan yaitu ketika pemilik
perubahan kebijakan yang dihasilkan
otoritas secara efektif
karena umumnya gerakan sosial
mengimplementasikan kebijakan
dibangun untuk merefleksikan
baru, 5. Dampak yang terjadi yakni
ketidakpuasan terhadap kebijakan
tingkat aksi-aksi maupun respon
yang sedang berlangsung (exiting
sistem politik berhasil meredakan
policy). Lebih kongkret lagi, menurut
dan menjawab tuntutan gerakan
mereka, dampak gerakan sosial in
(Burstein, 1995: 282-284).
bisa dilihat dari adanya keputusan
Jenkins dan Klandermans
baru (production of legislation) dan
menggambarkan hubungan gerakan
apakah keputusan itu benar-benar
sosial dengan negara dan sistem
dilaksanakan (Porta dan Dianni,
politik sebagai berikut:
1999).
Menurut Gamson, keberhasilan
gerakan sosial dapat dilihat dari dua
sisi, yakni adanya capaian-capaian
baru (new gains) dan tingkat

213
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

sosial pada sistem politik dan


Negara
sebaliknya, dampak yang
a1 a2 ditimbulkan sistem politik pada
gerakan sosial. Dengan demikian
b1 b2
gerakan sosial merupakan saingan
potensial (potential rival) bagi sistem
politik perwakilan dan bisa
memainkan peran besar dalam
merestrukturisasi hubungan negara
Sistem c1 dengan warga negara (citizens), baik
Gerakan di negara-negara demokratis maupun
Diagram menggambarkan ada
di negara otorian.
masalah dalam hubungan tiga arah
Diagram di atas secara
antara gerakan sosial, perwakilan
sederhana membantu pemahaman
politik dan negara. Masalah itu
dalam melihat adanya dua pilihan
adalah sejauh mana peluang yang
bagi publik atau warga negara dalam
diberikan perwakilan politik pada
memperjuangkan kepentingannya
gerakan sosial, dampak protes sosial
berhadapan dengan otoritas negara,
pada partai politik dan proses-proses
yakni sistem perwakilan politik dan
politik resmi, implikasi yang
gerakan sosial. Diagram tersebut
ditimbulkan oleh hubungan-
juga menunjukkan adanya kaitan
hubungan tersebut dalam demokrasi
korelasional antara berfungsi
modern.
tidaknya lembaga-lembaga
Merujuk Jenkins dan
perwakilan politik resmi (formal) di
Klandermans, segi empat diamond
satu sisi dan peran gerakan sosial di
tersebut menunjukkan perbedaan
sisi lain (Jenkins dan Klandermans
hubungan yang perlu ditempatkan
dalam Manalu, 2009: 52-55).
dalam mendiskusikan hubungan
Pertama, semakin sistem dan
negara dan gerakan sosial dalam hal
mekanisme perwakilan politik
ini masyarakat madani. Sisi kiri
berfungsi dengan baik dalam
(panah a dan d) berkaitan dengan
kerangka mewakili dan
hubungan warga negara dengan
memperjuangkan kepentingan
negara melalui sistem politik
masyarakat, maka peran gerakan
perwakilan. Dalam hal ini
sosial sebagai substitusi atau
diasumsikan berlangsungnya sistem
alternatif jalur representasi politik
perwakilan politik secara mapan,
akan semakin kecil, demikian
baik partai-partai politik, asosiasi-
sebaliknya. Dalam konteks
asosiasi resmi, lembaga-lembaga
Indonesia misalnya, gerakan sosial
sosial yang mengklaim diri sebagai
telah berhasil meruntuhkan rezim
agregasi kepentingan-kepentingan
orde baru yang otoritarian menuju
publik (Jenkins dan Klandermans
orde reformasi. Di sisi lain gerakan
dalam Manalu, 2009: 52-55).
sosial juga relevan bagi masyarakat
Di sisi lain, hubungan yang
dalam memperjuangkan hak-haknya
ingin diajukan dalam konteks ini
maupun mendorong perubahan
adalah pada sisi tengah dan kanan
kebijakan publik yang lebih adil dan
(panah b, c, dan e) yakni pada upaya-
demokratis, dalam hal ini
upaya gerakan dan dampak protes

214
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

pemberantasan korupsi kolusi dan perwakilan politik sendiri


nepotisme. menodainya yaitu dengan banyaknya
Kedua, sistem perwakilan anggota DPR, elit politik maupun
politik di negara-negara demokratis lembaga perwakilan rakyat yang
termasuk Indonesia bukannya tidak masih juga melakukan parktek KKN.
memiliki problem, salah satu Gerakan sosial mahasiswa 1998
problem utamanya yaitu KKN yang seakan mati suri. Diamond sisi kiri
sistemik di birokrasi dan elitism. dan sisi kanan sebagai kekuatan
Peran gerakan sosial menjadi penting penyeimbang tidak berjalan dengan
terutama sebagai agensi untuk baik. Keduanya harusnya saling
memperbaiki dan melengkapi sistem melengkapi dan mendukung dalam
perwakilan politik (formal) tersebut. perjuangan mewujudkan good
Gerakan sosial berfungsi sebagai government. Bila dalam diagram
kekuatan untuk pendemokrasian diamond satu saja yang berfungsi
demokrasi (democratizing maka akan timpang. Sistem
democrazy) dari kecenderungan perwakilan politik yang tidak mampu
elitisme dan birokratisme (Giddens, menyampaikan aspirasi warga negara
1999). Di sisi lain gerakan sosial ke negara dengan baik menimbulkan
berfungsi sebagai challengers and ketimpangan. Hal ini bisa di atasi
maintainers of democrazy. dengan lebih mengedepankan peran
Singkatnya, kedua jalur politik yang diamond di sisi yang satunya lagi
yang tersedia bagi warga negara yaitu gerakan sosial. Fokusnya lebih
tersebut yaitu gerakan sosial dan diarahkan pada subtansi dari
mekanisme perwakilan politik bukan perwakilan rakyat yang ada di
saja saling berkompetisi tetapi juga dalamnya dalam menyelenggarakan
saling melengkapi dan relevan di pemerintahan yang bebas KKN.
dalam sistem politik baik otoritarian Gerakan sosial ini bisa
maupun demokratis (Manulu, dihidupkan dengan membangun
2009:55) masyarakat madani yaitu dengan
Di dalam konteks tema mendorong warga untuk
makalah ini, kerangka teori yang berpartisipasi aktif baik individu,
telah diuraikan di atas dapat memberi lembaga, organisasi- organisasi
penjelasan yang cukup memadai massa/ rakyat, kelompok
mengapa proses reformasi birokrasi cendekiawan, pemimpin umat
menuju pemerintahan yang bebas beragama, pers maupun kelompok
KKN belum juga tercapai dengan lainnya untuk memobilisasi massa
optimal. Dalam pandangan penulis, sebagai kekuatan pengimbang
gerakan sosial yang dilakukan pemerintah yang masih juga korup.
mahasiswa pada tahun 1998 sudah Masyarakat di sini lebih sebagai
mampu menggulingkan sistem kekuatan kontrol yang mengawasi
kekuasaan orde baru. Hal ini pemerintahan dan melaporkan bila
merupakan awal yang baik. Namun ternyata mengetahui adanya
dalam perjalanannya, upaya penyelewengan. Peluang-peluang
perwujudan pemerintahan yang politik bagi masyarakat perlu
bebas KKN terkontaminasi karena diperluas termasuk perdebatan
dari diamond sisi kiri yaitu sistem wacana di kalangan cendekiawan dan

215
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

budayawan dalam mempengaruhi Orde Baru ke Orde Reformasi,


pemerintah dalam mengambil dimana saat era orde baru, praktik
keputusan kongkrit di lapangan. korupsi masih bersifat paternalistik
Tujuannya tidak lain agar UU, dan tersentral di lingkaran kekuasaan
peraturan, hukum yang sudah pusat pemerintahan,sementara saat
diciptakan mampu benar-benar reformasi bergulir, praktik korupsi
menindak pelaku koruptor. Hal lain menyebar dan tidak hanya terjadi
yang tidak kalah pentingnya yaitu dalam lingkaran kekuasaan di pusat
peran masyarakat secara aktif dalam pemerintahan (Noak, Erviantono,
ruang publik baik media massa 2012.).
maupun media sosial seperti twitter, Masyarakat madani jika
facebook dalam mengawal reformasi dipahami secara sepintas merupakan
birokrasi perlu terus ditingkatkan format kehidupan sosial yang
sehingga pemerintah yang korup mengedepankan semangat
secara sadar terus berbenah dan demokratis dan menjunjung tinggi
menindak tegas pelaku korupsi, nilai-nilai hak asasi manusia. Dalam
kolusi dan nepotisme. masyarakat madani, warga negara
Dari sisi internal sendiri bekerjasama membangun ikatan
lembaga-lembaga formal pemerintah sosial, jaringan produktif dan
perlu melakukan pembenahan di solidaritas kemanusiaan yang bersifat
instansinya dengan penegakan non-govermental untuk mencapai
hukum yang tegas oleh aparat kebaikan bersama. Karena itu,
hukum, jaksa, POLRI, KPK maupun tekanan sentral masyarakat madani
pimpinan negara baik eksekutif, adalah terletak pada independensinya
legislative maupun yudikatif. Di sisi terhadap negara. Masyarakat madani
lain juga membangun komitmen berkeinginan membangun hubungan
bersama dalam mewujudkan pejabat yang konsultatif bukan konfrontatif
publik yang berintegrasi, laporan antara warga negara dan negara.
keuangan negara yang transparan dan Masyarakat madani juga tidak hanya
sebagainya. bersikap dan berperilaku sebagai
citizen yang memiliki hak dan
Peran Masyarakat Madani kewajiban, melainkan juga harus
Mewujudkan Clean Government menghormati equal right,
Era reformasi di Indonesia memperlakukan semua warga negara
yang mengusung semangat sebagai pemegang hak kebebasan
demokratisasi dalam yang sama (Mawardi, 2008: 4).
penyelenggaraan pemerintahannya, Dalam pandangan penulis
menyebabkan banyak perubahan upaya pemberantasan KKN yang
pada pola dan praktik korupsi. sistemik bisa diminimalisir dengan
Dengan berubahnya struktur meningkatkan peran masyarakat
pemerintahan serta lingkungan madani sebagai kekuatan
sosial, secara tidak langsung akan penyeimbang dalam mengawasi
merubah pola-pola korupsi yang berjalannya penegakan hukum
telah ada didalam administrasi mengingat peran pemerintah dalam
publik. Perubahan pola praktik penegakan hukum masih lemah dan
korupsi sangat terlihat dari peralihan belum tegas.

216
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

PENUTUP bangsa Indonesia menuju


Azyumardi Azra mengutip pemerintahan yang bebas KKN. Hal
John Keane, menyebutkan ini bisa berjalan bila masyarakat
demokrasi bukanlah musuh madani sebagai suatu alternatif
bebuyutan ataupun teman kental kekuatan sosial mampu berperan
kekuasaan negara. Demokrasi nyata dalam menyelesaikan carut
menghendaki pemerintah untuk marut reformasi birokrasi bangsa
memerintah masyarakat sipil secara Indonesia. Peran masyarakat madani
tidak berlebihan ataupun terlalu melalui LSM, para cendekiawan,
sedikit. Sementara itu, tatanan yang mahasiswa, buruh, ormas-ormas,
lebih demokratis tidak bisa dibangun pimpinan agama, media sosial
melalui kekuasaan negara, dan juga facebook/twitter, pers maupun
tidak bisa diciptakan tanpa kekuatan elemen masyarakat lain
kekuasaan negara. Masyarakat diharapkan mampu membuat
madani dapat menjadi sumber input pemerintah lebih tegas dalam
bagi masyarakat politik, seperti menegakkan hukum dan menindak
orsospol, birokrasi, dan sebagainya pelaku KKN sesuai dengan Tap
dalam pengambilan setiap keputusan MPR XI/1998, UU Anti Korupsi,
publik. Pada saat yang sama, maupun peraturan pendukung lain
political society juga dapat yang telah diciptakan. Lembaga-
melakukan rekruitmen politik dari lembaga penegak hukum baik
kelompok-kelompok dalam POLRI, KPK, Komisi Yudisial
masyarakat madani sehingga kualitas diharapkan mampu berperan optimal.
para politisi dan elite politik akan Harapannya hukum yang telah
sangat tinggi. Hubungan antara tercipta tersebut bukan sekedar
masyarakat madani dan political etalase melainkan mampu benar-
society, dengan demikian adalah benar berfungsi sebagai sarana
simbiosis mutualisme dan satu sama penegakan kebenaran dan keadilan
lain saling memperkuat bukan menuju pemerintahan yang bersih
menegaskan. Tentu saja diperlukan dari praktik KKN.
waktu yang cukup lama untuk
menghasilkan hubungan semacam
DAFTAR PUSTAKA
ini. Prosesnya tergantung
kesuksesannya kepada sejauhmana Redaksi, Harian pelita, Selasa 16
format politik pasca reformasi Oktober 2012. MPR Optimis
dibuat. Jika format tersebut hanya Masa Depan Pemberantasan
mengulangi yang lama, kendati Korupsi Optimal, http://harian-
dengan ornamen-ornamen berbeda, pelita.pelitaonline.com/cetak/2
maka pengembangan masyarakat 012/10/16/mpr-optimis-masa-
madani juga hanya berupa angan- depan-pemberantasan-korupsi-
angan belaka (Azra, 2000). optimal#.UNnHHXySLLto
Namun demikian, masyarakat diakses tanggal 25 Desember
madani diharapkan mampu sebagai 2012 10:59PM.
salah satu kekuatan sosial yang Redaksi, Laporan Dwimingguan XVI
mengimbangi pemerintah dalam Juni 2009 USDRP (Urban
mengawal perjalanan reformasi

217
Jurnal Pusaka, Vol. 5, No.2, 2017

Sector Development Reform Giddens, Anthony. 1999. The Third


Project). Way: Jalan Ketiga
Pembaharuan Demokrasi
Adji, Indriyanto Seno. 2009. Korupsi
Sosial, Jakarta: Gramedia
dan Penegakan Hukum.
Pustaka Utama.
Jakarta: Diadit Media.
Mawardi, J.M. Strategi
Azra, Azyumardi. 2000. Menuju
Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Madani (Gagasan,
Madani. Jurnal Pemberdayaan
fakta, dan Tantangan). Remaja
Masyarakat Islam. Volume 4,
Rosdakarya. Bandung.
Nomor 1, Juni 2008.
Burstein, Paul.1995. The Succes of
Manalu, Dimpos. 2009. Gerakan
Political Movements: A
Sosial dan Perubahan
Bargaining Perspective dalam
Kebijakan Publik. Yogyakarta:
J. Craig Jenkins dan Bert
Gadjah Mada University Press.
Klandermans (eds), The
2009.
Politics of Social Protest:
Comparative Perspective on Marpaung, Leden. 1992. Tindak
States and Social Movements, Pidana Korupsi : Masalah dan
Mineapolis: University of Pemecahannya Bagian kedua.
Minnesota Press. Jakarta :Sinar Grafika.
Della Porta, Donatella dan Mario Piers Andreas Noak, Tedi
Dianni. 1999. Social Erviantono. Korupsi dalam
Movement: An Introduction. Perspektif Etika Kebijakan
Oxford/Massachusetts: Publik. Jurnal Dialog
Balckwell Publisher. Kebijakan Publik Edisi 6 Juni
2012. Jakarta: Kemenkominfo
Din Syamsuddin. 1999. Etika Agama
RI.
dalam membangun Masyarakat
Madani. Jakarta : Gramedia Effendi, Sofian. Membangun Good
Pustaka Utama. Governance: Tugas Kita
Bersama. Makalah.
Gamson, William & David Mayer.
Yogyakarta, 26 Desember
1996. Framing Political
2005.
Opportunity dalam Doug Mc
adam, John D McCharty, dan Surya Chandra, Jaja Ahmad dalam
Mayer n Zald (eds), Diskusi Polemik setahun
Comparatives Perspectives on Hukum Indonesia; Wacana
Social Movements: Political Transisi Demokrasi Indonesia,
Opportunities, Mobilizing SindoTrijaya FM, Sabtu 22
Structures, and Cultural Desember 2012.
Framing, Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi
Cambridge/NewYork: Perubahan Sosial (terj.
Cambridge University. Alimandan). Jakarta: Perdana
Gardika, Galung Edo. Pancasila Media.
Korupsi Kolusi dan Nepotisme.
Yogyakarta: Amikom. 2011.

218

Anda mungkin juga menyukai