Anda di halaman 1dari 7

Chem. Prog. Vol. 2, No.1.

Mei 2009

REAKSI ESTERIFIKASI GARAM ASAM LEMAK DENGAN ALKIL


KLORIDA BERANTAI PANJANG MENGGUNAKAN TRIDODEKILAMIN
HIDROKLORIDA SEBAGAI KATALIS PERPINDAHAN DUA FASA

Henry F. Aritonang1 dan Herling D. Tangkuman1


1
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sam Ratulangi, Manado
Diterima 14-02-2009; Diterima setelah direvisi 27-02-2009; Disetujui 01-03-2009

ABSTRACT

Henry F. Aritonang and H. D. Tangkuman, 2009. Esterification reaction of fatty acid salt with long
chain of alkyl chloride used tridodecylamine hydrochloride as catalyst of two phase transfer.

Synthesis of didodekyl azelate produced by estherification reaction of disodium azelate salt with dodecyl
chloride used tridodecylamine hydrochloride as catalyst of two phase transfer was 34,123 gram (65,11
%). Product of ester didodekyl azelate was identified by IR spectrometry which shows strong absorption
-1 1
at 1700-1600 cm indicating ester group C=O and H-NMR spectra showed that the number of protons
ester was five lingkungan chemistry yang berbeda.

Keywords : synthesis, estherification, fatty acid salt, alkyl chloride, tridodecylamine


hydrochloride, ester didodekyl azelate

PENDAHULUAN
ester dengan cara demikian disebut esterifikasi
Ester dapat disintesis dengan mereaksikan
Fischer. dimana secara umum reaksinya dapat
asam karboksilat dan alkohol menggunakan
ditulis sebagai berikut :
katalis asam yang disertai pemanasan. Pembuatan
O O Reaksi interesterifikasi secara umum dilakukan
H
R C OH + HO R' R C OR' + H2O dengan mereaksikan dua buah ester untuk
asam karboksilat alkohol ester air menghasilkan dua buah ester yang baru.
Reaksi transesterifikasi disebut juga sebagai
Dari persamaan reaksi ini dapat dikatakan alkoholisis sebab terjadi pembentukan ester dan
bahwa reaksi esterifikasi Fischer merupakan alkohol dari reaksi antara ester dan alkohol lain
reaksi kesetimbangan (reversibel), sehingga untuk (Smith, 1994; Aritonang, 2006; Aritonang, 2003)
mendapatkan hasil ester yang banyak dapat Penggunaan kation kuarterner dalam
dilakukan dengan menggunakan alkohol berlebih pembentukan ester juga dapat dilakukan yaitu
(Matsjeh, 1993). Namun demikian, reaksi ini tidak dengan cara pirolisis garam tetrametilammonium
berlaku untuk asam lemak tak jenuh rantai dari asam lemak (Merker and Scott, 1961;
panjang karena katalis asam sulfat adalah zat Mobashery and Johnston, 1985), namum
pengoksidasi kuat sehingga asam lemak tersebut demikian reaksi ini memerlukan suhu yang tinggi
akan teroksidasi/pecah, oleh karena itu (Christie, 1993). Untuk mengatasi hal tersebut,
penangananya harus hati-hati. Sedangkan bila perlu dikembangkan metode esterifikasi untuk
menggunakan asam klorida sebagai katalis, maka mempermudah reaksi terutama untuk asam lemak
alkohol yang digunakan harus benar-benar kering rantai panjang dan menghindari penggunaan suhu
dan asam kloridanya anhidrat (Christie, 1993). yang tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Disamping itu, reaksi etserifikasi ini juga terbatas melakukan reaksi esterifikasi antara garam asam
untuk asam karboksilat rantai panjang, dimana lemak dengan alkil klorida berantai panjang
makin panjang rantai atau makin besar gugus menggunakan tridodekilamin hidroklorida sebagai
karboksilat tersebut maka reaksi makin lambat katalis perpindahan dua fasa.
dan sulit terbentuk (Morrison and Boyd, 1987).
Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interesterifikasi atau
pertukaran ester yang didasarkan pada prinsip
transesterifikasi Friedel-Craft (Ketaren, 1989,).

22 *
Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan:
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi.
Jl. Kampus Kleak UNSRAT Manado, 95115. Mobile : 08124450362
Henry F. Aritonang : Reaksi Esterifikasi …

BAHAN DAN METODE keadaan masih panas dipindahkan ke corong pisah


dan dicuci tiga kali dengan 70 mL air panas untuk
Bahan dan Alat menghilangkan natrium laurat. Dodekanol
Bahan kimia yang digunakan adalah asam selanjutnya diekstraksi dengan dietil eter,
laurat, asam oleat, asam sulfat, kalsium klorida kemudian ekstrak dicuci dengan larutan natrium
anhidrat, metanol, logam natrium, toluena, karbonat dan akuades. Lapisan eter diberi Na2SO4
natrium karbonat, natrium sulfat anhidrat, anhidrat kemudian eter dipisahkan dengan cara
dietileter, posfor triklorida, kloroform, kalium didestilasi. Dodekanol yang diproleh dihitung
permanganat, kalium hidroksida, etanol, gas rendemennya dan diidentifikasi melalui
nitrogen, larutan natrium klorida, natrium klorida, pemeriksaan spektroskopi infra merah.
asam klorida, silika gel G-60 dan tridodekilamin
diperoleh dari MERCK (Darmstadt, Germany). Sintesis Dodekil Klorida
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sebanyak 5 mL PCl3 ditempatkan dalam
satu set alat refluks, alat-alat gelas, evaporator labu alas leher tiga kemudian labu dihubungkan
Buchii, spektrofotometer FT-IR (Shimadzu FTIR dengan pengaduk magnet, penangas air yang
8201 PC) dan spektrometer 1H-NMR (JEOL, diberi es dan kondensor yang dialiri air dan
JNM-MY 60). corong penetes. Melalui corong penetes sambil
diaduk secara perlahan dalam kedaan dingin
Sintesis Metil Laurat diteteskan sebanyak 0,1 mol dodekanol yang
Sebanyak 0,2 mol asam laurat dimasukkan sebelumnya dilarutkan dalam 20 mL kloroform.
ke dalam labu leher tiga volume 500 mL Setelah penambahan dodekanol selesai, campuran
kemudian ditambahkan 80 mL metanol. Labu reaksi direfluks selama 6 jam. Kelebihan PCl3
dihubungkan dengan pengaduk magnet, penangas yang tidak ikut bereaksi diuapkan. Kemudian
air yang diberi air es, kondensor yang dialiri air hasil reaksi disaring serta dibilas dengan 50 mL
dan ujungnya dihubungkan dengan tabung yang kloroform. Filtrat hasil saringan diuapkan melalui
berisi CaCl2 anhidrat dan kapas. Melalui corong rotarievaporator kemudian residu yang tertinggal
penetes sambil diaduk ditambahkan secara adalah dodekil klorida. Selanjutnya hasil reaksi ini
perlahan 4 mL asam sulfat pekat. Campuran dihitung rendemennya dan diidentifikasi dengan
direfluks selama 3 jam. Hasil reaksi yang spektrofotometer FT-IR.
diperoleh diuapkan melalui rotarievaporator untuk
menghilangkan metanol. Residu yang tertinggal Sintesis Asam Azelat
dalam labu dilarutkan dalam 150 mL heksana Sebanyak 0,1 mol asam oleat dilarutkan
kemudian dicuci berturut-turut sebanyak dua kali dalam larutan KOH jenuh. Ke dalam wadah
dengan 25 mL akuades. Hasil cucian dikeringkan volume 5 L, dimasukkan 75 gram KMnO4 dan
dengan Na2SO4 anhidrat kemudian disaring, 1,5 L akuades, dipanaskan sampai suhu 35oC
selanjutnya metil laurat yang diperoleh dihitung sambil diaduk hingga semua permanganat larut.
rendemennya dan diidentifikasi melalui Kemudian campuran tersebut dipanaskan sampai
pemeriksaan spektroskopi infra merah. suhu 60oC, lalu ditambahkan garan kalium oleat,
diaduk selama 20-30 menit dan ditambahkan asam
Sintesis Dodekanol sulfat pekat sebanyak 75 mL. Setelah 10 menit,
Sebanyak 1,2 mol natrium dan 68 mL campuran disaring dalam keadaan hangat. Filtrat
toluena kering ditempatkan dalam labu alas leher yang diperoleh dikristalisasi, disaring dan kristal
tiga, kemudian labu dihubungkan dengan yang diperoleh dikeringkan dalam oven 100oC,
pengaduk magnet, penangas minyak dan selanjutnya kristal ini dihitung rendemennya,
kondensor yang dialiri air. Selanjutnya dilakukan ditentukan titik leburnya, kemudian diidentifikasi
pemanasan hingga natrium melebur lalu diaduk dengan spktroskopi FT-IR.
dan penangas minyak diganti dengan penangas air
yang diberi air es. Melalui corong penetes, Sintesis Dikalium Azelat
ditambahkan 0,2 mol larutan metil laurat dalam 50 Kedalam labu alas bulat 250 mL
ml metanol absolut. Setelah penambahan ester dicampurkan 0,1 mol asam azelat, 0,22 mol KOH
selesai dilakukan, pemanasan mulai dilakukan dan 100 mL etanol absolut. Dilengkapi dengan
hingga semua natrium bereaksi. Campuran reaksi pengaduk magnet, pendingin refluks dan
kemudian didestilasi untuk menghilangkan dilakukan pemanasan dibawah refluks selama
toluena dan metanol. Kemudian residunya dalam

23
Chem. Prog. Vol. 2, No.1. Mei 2009

30 menit. Setelah itu, pemanasan dihentikan dan melalui corong penetes secara tetes demi tetes.
campuran dibiarkan mencapai suhu kamar. Penambahan dodekil klorida diikuti dengan
Campuran reaksi dirotarievaporasi untuk pengadukan pada suhu kamar selama 1 jam.
menguapkan etanolnya. Residu yang tertinggal Setelah itu, campuran reaksi direfluks selama 6
dilarutkan dalam 20 mL air panas sambil diaduk. jam pada suhu 60-70 oC. Hasil reaksi yang
Campuran reaksi dituangkan kedalam 150 mL diperoleh setelah diuapkan pelarutnya, dilarutkan
larutan jenuh natrium klorida, diaduk kuat-kuat kembali dalam heksana dan dicuci dengan
sambil didinginkan. Kristal yang terbentuk akuades, kemudian hasil cucian dikeringkan
disaring lalu dicuci dengan sedikit larutan jenuh dengan natrium sulfat anhidrat. Setelah heksana
natrium klorida sebanyak dua kali, kemudian diuapkan, residu diuji kemurniannya melalui
dibilas dengan metanol 60% dan selanjutnya pemeriksaan kromatografi lapis tipis serta
dengan metanol kering. Kemudian kristal pemurniannya dilakukan secara kolom
dikeringkan pada suhu 60 – 80 oC di atas gelas kromatografi menggunakan adsorben silika gel G-
arloji dalam oven, selanjutnya dihitung 60 dengan eluen tertentu yang akan dicari dan
rendemennya dan diidentifikasi dengan sesuai untuk pemisahan ester tersebut. Kebenaran
spektrofotometer FT-IR. strukturnya dibuktikan melalui pemeriksaan
spektroskopi FT-IR dan 1H-NMR
Pembuatan Gas HCl
Sebanyak 100 gram NaCl dimasukkan ke HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam labu yang berprinsip seperti pesawat Kipps. Sintesis Metil Laurat
Setelah dirangkai sedemikian rupa, kemudian
diteteskan asam sulfat pekat secara perlahan dari Pada pembuatan metil ester laurat dari
atas untuk membentuk gas HCl. Dalam reaksi sebanyak 0,2 mol asam laurat yang direaksikan
antara tridodekilamin (cair) dengan gas HCl dengan metanol dengan katalis asam sulfat
dilakukan terus menerus sampai terbentuk padatan diperoleh metil laurat sebanyak 35,52 gram
tridodekilamin hidroklorida (atau (83%). Selanjutnya hasil pemeriksaan analisa
tridodekilammonium klorida) yang akan spektroskopi inframerah untuk metal ester laurat
digunakan sebagai katalis dalam sintesis ester memberikan puncak-puncak frekuensi vibrasi
dialkil azelat. pada daerah bilangan gelombang 2921,9-2854,5
cm-1, 1743,5 cm-1, 1461,9 cm-1, 1361,7 cm-1, dan
Sintesis Ester Didodekil Azelat 11,95,8 cm-1 (Gambar 1). Frekuensi vibrasi
2921,9-2854,5 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-H
Kedalam labu leher tiga volume 250 mL sp3 pada CH3 maupun CH2 dan ini diperkuat pada
ditempatkan 0,3 mol tridodekilammonium frekuensi 1461,9 cm-1 dan pada 11,95,8 cm-1.
klorida. Melalui corong penetes dimasukkan Munculnya serapan pada frekuensi 1361,7 cm-
1
pelarut kloroform ke dalam labu reaksi. Kemudian menunjukkan vibrasi C-O-C dan ini
sebanyak 0,15 mol dikalium azelat yang telah membuktikan bahwa gugus OH dari asam lemak
diserbukkan dimasukkan ke dalam labu reaksi diganti oleh gugus O-CH3. Serapan pada frekuensi
dengan diikuti pengaliran gas nitrogen. Campuran 1743,5 cm-1 menunjukkan serapan khas dari gugus
reaksi diaduk selama 15 menit sehingga dikalium C=O.
azelat tersebut larut dalam kloroform. Selanjutnya
diteteskan sebanyak 0,2 mol dodekil klorida

24
Henry F. Aritonang : Reaksi Esterifikasi …

Gambar 11. Spektrum IR senyawa metil ester laurat


Sintesis Dodekanol
Pada pembuatan alkohol asam lemak cm-1. Frekuensi vibrasi pada daerah 1750
1750-1700
(dodekanol), dari sebanyak 0,2 mol metal ester cm-1 dan munculnya frekuensi pada daerah 3500
3500-
laurat yang digunakan menghasilkan dodekanol 3100 cm-1 yang menunjukkan vibrasi ulur OH dan
sebanyak 22,32 gram (60%). Selanjutnya hasil serapan lainnya muncul pada frekuensi 3000
3000-2800
pemeriksaan analisa spektroskopi inframerah cm-1 menunjukkan
enunjukkan vibrasi CC-H sp3 dari CH2
untuk dodekanol memberikan puncak puncak-puncak maupun CH3 dan ini diperkuat pada frekuensi
frekuensi vibrasi pada daerah bilangan gelombang 1440-1400 cm-1. Frekuensi pada daerah 1377,1
1377,1-
3500-3100 cm-1, 3000-2852 cm-11, 1750-1700 cm-1, 1353,9 cm-1 untuk CH3. Serapan pada frekuensi
1440-1400 cm-1, 1377,1-1353,9
1353,9 cm-1, dan 1056,9 1056,9 cm-1 merupakan vibrasi dari C
C-O-H.

Gambar 2. Spektrum IR senyawa dodekanol

Sintesis Dodekil Klorida mengalami oksidasi menjadi H3PO4 yang


berwarna putih. Terbentuknya alkil klorida
Reaksi klorinasi ini berjalan seperti reaksi
dibuktikan dengan hilangnya frekuensi vibrasi
SN2 dimana terjadi pembentukan alkyl klorida dan 3100 cm-1 dan munculnya
pada daerah 3500-3100
H3PO3 yang berwarna kuning yang selanjutnya
25
Chem. Prog. Vol. 2, No.1. Mei 2009

frekuensi pada daerah 1425-1415 cm-1 yang frekuensi 850-600 cm-1.


menunjukkan vibrasi C-Cl
Cl dan ini diperkuat pada

Gambar 3.. Spektrum IR senyawa dodekil klorida.

Sintesis Asam Azelat OH yang lebar. Ini diperkuat pada frekuensi 927,7
3400-2400 cm-1 yang merupakan tekukan OH di
Sebanyak 0,1 mol asam oleat yang luar bidang. Munculnya frekuensi vibrasi 2933,5
dilarutkan dalam larutan KOH jenuh dan 75 gram
3400-2400 cm-1, 2918,1 3400-24002400 cm-1, dan
KMnO4 menghasilkan asam azelat sebanyak -1
2848,7 cm menunjukkan vibrasi ulur C C-H pada
16,38 gram (87,13%). Titik lebur asam azelat CH2 (metilen). Serapan pada frekuensi 1697,2 cm-
mencapai 106oC. Data spectrum FT-IR FT 1
menunjukkan serapan khas dari uluran gugus
menunjukkan puncak-puncak
puncak frekuensi vibrasi C=O asam karboksilat. Serapan pada frekuensi
2400 cm-1,
pada daerah bilangan gelombang 3400-2400 1409,9 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur CH dari
-1 -1
2933,5-2848,7 cm , 1697,2 cm , 1467,7-1409,9
1409,9
CH2 (metilen), sedangkan frekuensi vibrasi
cm-1, 1251,7 cm-1, dan 927,7 cm-1. Frekuensi 1251,7 cm-1 menunjukkan tekukan C-O O-H.
vibrasi 3400-2400 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur

Gambar 4.. Spektrum IR senyawa asam azelat.

26
Chem. Prog. Vol. 2, No.1. Mei 20099

Sintesis Dikalium Azelat menunjukkan vibrasiulur garam kalium asam


lemak. Serapan pada frekuensi 2920-2846,7
2920 cm-1
Pada pembuatan dikalium azelat yang menunjukkan vibrasi ulur CC-H pada CH2 dan ini
menggunakan 0,1 mol asam azelat dan KOH 1431-1404 cm1. Serapan
diperkuat pada frekuensi 1431
berlebih dalam etanol diperoleh 23,76 gram (90%) pada frekuensi 1577,7 cm1 menunjukkan serapan
dikalium azelat. Selanjutnya hasil pemeriksaan
dari gugus C=O. Serapan pada daerah frekuensi
analisa spektroskopi inframerah memberikan
1191,9-1099,3 cm1 menunjukkan vibrasi C-O-K.
C
puncak-puncak
puncak frekuensi vibrasi pada daerah
bilangan
langan gelombang 3400
3400-3200 cm-1

Gambar 55. Spektrum IR senyawa dikalium azelat.

Sintesis Ester Didodekil Azelat silika gel, maka diperoleh ester didodekil azelat
sebanyak 34,123 gram. Terjadinya ester didodekil
Pada pembuatan ester didodekil azelat yang azelat didukung oleh data analisa inframerah
menggunakan 0,2 mol dodekil klorida dengan memberikan frekuensi vibrasi 3784,68
3784,68-2893,48
0,15 mol dikalium azelat dalam pelarut kloroform cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-H dari CH2
dengan katalis tridodekilamin hidroklorida
maupun CH3 dan ini diperkuat pada frekuensi
diperoleh 41,92 gram (80%). Hasil yang diperoleh
1464,10-1415,88 cm-1 untuk CH2 metilen dan
kemudian diperiksa kemurniannyaya melalui analisa frekuensi 1375,37 cm1 untuk CH3. Serapan pada
KLT menggunakan berbagai developer dengan frekuensi 1724,52 cm-1 menunjukkan serapan
adsorben silika gel G-60
60 dan penampak noda uap khas dari gugus C=O ester dan ini diperkuat
iodium, ternyata memberikan noda lebih dari satu dengan munculnya serapa
serapan pada 11035,87-937,49
yang berarti hasil reaksi merupakan campuran.
cm-1 yang menunjukkan vibrasi C-O-CC ester.
Setelah dimurnikan melalui kromatografi kolom
dengan eluen etanol:benzene dengan adsorben

27 28
Chem. Prog. Vol. 2, No.1. Mei 2009

Gambar 6. Spektrum IR senyawa ester didodekil azelat.

Pemeriksaan melalui spektroskopi KESIMPULAN


resonansi magnet inti dari ester didodekil azelat
Reaksi esterifikasi antara garam asam lemak
memberikan pergeseran kimia pada daerah sekitar
dengan alkil klorida berantai panjang dapat
1 ppm memperlihatkan proton dari CH3-CH - 2-
yang bertetangga dengan dua proton dari CH2 dilakukan menggunakan tridodekilamin
rantai panjang. Kemudian pada daerah sekitar 1,5 hidroklorida sebagai katalis perpindahan dua fasa.
fasa
ppm memperlihatkan proton dari CH2 rantai
panjang. Pergeseran kimia pada daerah sekitar 2,2 DAFTAR PUSTAKA
ppm memperlihatkan proton dari CH2 rantai Aritonang, H.F. 2003. Pembuatan Asam Laurat dari
panjang. Pergeseran kimia pada daerah 1,575 ppm Minyak Kelapa. Jurnal Eugenia.. Vol 22 (1). p:
memperlihatkan proton dari CH2 yang bertetangga 45-48
dengan gugus C=O dan pergeseran kimiaa pada Aritonang, H.F. 2006. Sintesis Metil Ester Asam
daerah 4,1 ppm memperlihatkan proton dari CH2 Lemak Minyak Kelapa Melalui Reaksi
dari CH2-O. Transesterifikasi Katalis Basa. Jurnal Sains.
Vol. 6. No.1. p : 15 – 20
Christie W.W. 1993. Preparation Of Ester Derivatives
Of Fatty Acids For Chromatographic Analysis
Analysis.
In Advances in Lipid Methodology-Two,
Methodology pp :
69-111. Oily Press. Dundee. Scotland
Ketaren, S. 1989. Minyak dan Lemak Pangan.
Pangan Edisis
kedua UI Press. Jakarta
Matsjeh, S. 1993. Kimia Organik Dasar I. I FMIPA
UGM. Yogyakarta
Merker, R.L. and M.J. Scott. 1961. The Reaction of
Alkyl Halides With Carboxylic Acids and
Phenols in The Presence of Tertiary Amines.
Amines J.
Org. Chem. Vol 26, pp: 5180-5182
Mobashery, S and M. Johnston. 1985. A New
Approach to The Preparation of N--Carboxy α-
amino Acid Anhydrides. J. Org. Chem.
Chem Vol 50,
pp : 2200-2202.
Morrison,
n, R.T. and R.N. Boyd. 1987. Organic
Chemistry. Fifth Edition. Prentice-Hall
Hall of India
Private Limited. New Delhi.
Gambar 7. Spektrum 1H-NMR senyawa ester Smith, M.B. 1994. Organic Synthesis.. McGraw Hill
didodekil azelat International
ional Edition. Connecticut. USA USA.

28

Anda mungkin juga menyukai