Mei 2009
ABSTRACT
Henry F. Aritonang and H. D. Tangkuman, 2009. Esterification reaction of fatty acid salt with long
chain of alkyl chloride used tridodecylamine hydrochloride as catalyst of two phase transfer.
Synthesis of didodekyl azelate produced by estherification reaction of disodium azelate salt with dodecyl
chloride used tridodecylamine hydrochloride as catalyst of two phase transfer was 34,123 gram (65,11
%). Product of ester didodekyl azelate was identified by IR spectrometry which shows strong absorption
-1 1
at 1700-1600 cm indicating ester group C=O and H-NMR spectra showed that the number of protons
ester was five lingkungan chemistry yang berbeda.
PENDAHULUAN
ester dengan cara demikian disebut esterifikasi
Ester dapat disintesis dengan mereaksikan
Fischer. dimana secara umum reaksinya dapat
asam karboksilat dan alkohol menggunakan
ditulis sebagai berikut :
katalis asam yang disertai pemanasan. Pembuatan
O O Reaksi interesterifikasi secara umum dilakukan
H
R C OH + HO R' R C OR' + H2O dengan mereaksikan dua buah ester untuk
asam karboksilat alkohol ester air menghasilkan dua buah ester yang baru.
Reaksi transesterifikasi disebut juga sebagai
Dari persamaan reaksi ini dapat dikatakan alkoholisis sebab terjadi pembentukan ester dan
bahwa reaksi esterifikasi Fischer merupakan alkohol dari reaksi antara ester dan alkohol lain
reaksi kesetimbangan (reversibel), sehingga untuk (Smith, 1994; Aritonang, 2006; Aritonang, 2003)
mendapatkan hasil ester yang banyak dapat Penggunaan kation kuarterner dalam
dilakukan dengan menggunakan alkohol berlebih pembentukan ester juga dapat dilakukan yaitu
(Matsjeh, 1993). Namun demikian, reaksi ini tidak dengan cara pirolisis garam tetrametilammonium
berlaku untuk asam lemak tak jenuh rantai dari asam lemak (Merker and Scott, 1961;
panjang karena katalis asam sulfat adalah zat Mobashery and Johnston, 1985), namum
pengoksidasi kuat sehingga asam lemak tersebut demikian reaksi ini memerlukan suhu yang tinggi
akan teroksidasi/pecah, oleh karena itu (Christie, 1993). Untuk mengatasi hal tersebut,
penangananya harus hati-hati. Sedangkan bila perlu dikembangkan metode esterifikasi untuk
menggunakan asam klorida sebagai katalis, maka mempermudah reaksi terutama untuk asam lemak
alkohol yang digunakan harus benar-benar kering rantai panjang dan menghindari penggunaan suhu
dan asam kloridanya anhidrat (Christie, 1993). yang tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Disamping itu, reaksi etserifikasi ini juga terbatas melakukan reaksi esterifikasi antara garam asam
untuk asam karboksilat rantai panjang, dimana lemak dengan alkil klorida berantai panjang
makin panjang rantai atau makin besar gugus menggunakan tridodekilamin hidroklorida sebagai
karboksilat tersebut maka reaksi makin lambat katalis perpindahan dua fasa.
dan sulit terbentuk (Morrison and Boyd, 1987).
Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang disebut interesterifikasi atau
pertukaran ester yang didasarkan pada prinsip
transesterifikasi Friedel-Craft (Ketaren, 1989,).
22 *
Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan:
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi.
Jl. Kampus Kleak UNSRAT Manado, 95115. Mobile : 08124450362
Henry F. Aritonang : Reaksi Esterifikasi …
23
Chem. Prog. Vol. 2, No.1. Mei 2009
30 menit. Setelah itu, pemanasan dihentikan dan melalui corong penetes secara tetes demi tetes.
campuran dibiarkan mencapai suhu kamar. Penambahan dodekil klorida diikuti dengan
Campuran reaksi dirotarievaporasi untuk pengadukan pada suhu kamar selama 1 jam.
menguapkan etanolnya. Residu yang tertinggal Setelah itu, campuran reaksi direfluks selama 6
dilarutkan dalam 20 mL air panas sambil diaduk. jam pada suhu 60-70 oC. Hasil reaksi yang
Campuran reaksi dituangkan kedalam 150 mL diperoleh setelah diuapkan pelarutnya, dilarutkan
larutan jenuh natrium klorida, diaduk kuat-kuat kembali dalam heksana dan dicuci dengan
sambil didinginkan. Kristal yang terbentuk akuades, kemudian hasil cucian dikeringkan
disaring lalu dicuci dengan sedikit larutan jenuh dengan natrium sulfat anhidrat. Setelah heksana
natrium klorida sebanyak dua kali, kemudian diuapkan, residu diuji kemurniannya melalui
dibilas dengan metanol 60% dan selanjutnya pemeriksaan kromatografi lapis tipis serta
dengan metanol kering. Kemudian kristal pemurniannya dilakukan secara kolom
dikeringkan pada suhu 60 – 80 oC di atas gelas kromatografi menggunakan adsorben silika gel G-
arloji dalam oven, selanjutnya dihitung 60 dengan eluen tertentu yang akan dicari dan
rendemennya dan diidentifikasi dengan sesuai untuk pemisahan ester tersebut. Kebenaran
spektrofotometer FT-IR. strukturnya dibuktikan melalui pemeriksaan
spektroskopi FT-IR dan 1H-NMR
Pembuatan Gas HCl
Sebanyak 100 gram NaCl dimasukkan ke HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam labu yang berprinsip seperti pesawat Kipps. Sintesis Metil Laurat
Setelah dirangkai sedemikian rupa, kemudian
diteteskan asam sulfat pekat secara perlahan dari Pada pembuatan metil ester laurat dari
atas untuk membentuk gas HCl. Dalam reaksi sebanyak 0,2 mol asam laurat yang direaksikan
antara tridodekilamin (cair) dengan gas HCl dengan metanol dengan katalis asam sulfat
dilakukan terus menerus sampai terbentuk padatan diperoleh metil laurat sebanyak 35,52 gram
tridodekilamin hidroklorida (atau (83%). Selanjutnya hasil pemeriksaan analisa
tridodekilammonium klorida) yang akan spektroskopi inframerah untuk metal ester laurat
digunakan sebagai katalis dalam sintesis ester memberikan puncak-puncak frekuensi vibrasi
dialkil azelat. pada daerah bilangan gelombang 2921,9-2854,5
cm-1, 1743,5 cm-1, 1461,9 cm-1, 1361,7 cm-1, dan
Sintesis Ester Didodekil Azelat 11,95,8 cm-1 (Gambar 1). Frekuensi vibrasi
2921,9-2854,5 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-H
Kedalam labu leher tiga volume 250 mL sp3 pada CH3 maupun CH2 dan ini diperkuat pada
ditempatkan 0,3 mol tridodekilammonium frekuensi 1461,9 cm-1 dan pada 11,95,8 cm-1.
klorida. Melalui corong penetes dimasukkan Munculnya serapan pada frekuensi 1361,7 cm-
1
pelarut kloroform ke dalam labu reaksi. Kemudian menunjukkan vibrasi C-O-C dan ini
sebanyak 0,15 mol dikalium azelat yang telah membuktikan bahwa gugus OH dari asam lemak
diserbukkan dimasukkan ke dalam labu reaksi diganti oleh gugus O-CH3. Serapan pada frekuensi
dengan diikuti pengaliran gas nitrogen. Campuran 1743,5 cm-1 menunjukkan serapan khas dari gugus
reaksi diaduk selama 15 menit sehingga dikalium C=O.
azelat tersebut larut dalam kloroform. Selanjutnya
diteteskan sebanyak 0,2 mol dodekil klorida
24
Henry F. Aritonang : Reaksi Esterifikasi …
Sintesis Asam Azelat OH yang lebar. Ini diperkuat pada frekuensi 927,7
3400-2400 cm-1 yang merupakan tekukan OH di
Sebanyak 0,1 mol asam oleat yang luar bidang. Munculnya frekuensi vibrasi 2933,5
dilarutkan dalam larutan KOH jenuh dan 75 gram
3400-2400 cm-1, 2918,1 3400-24002400 cm-1, dan
KMnO4 menghasilkan asam azelat sebanyak -1
2848,7 cm menunjukkan vibrasi ulur C C-H pada
16,38 gram (87,13%). Titik lebur asam azelat CH2 (metilen). Serapan pada frekuensi 1697,2 cm-
mencapai 106oC. Data spectrum FT-IR FT 1
menunjukkan serapan khas dari uluran gugus
menunjukkan puncak-puncak
puncak frekuensi vibrasi C=O asam karboksilat. Serapan pada frekuensi
2400 cm-1,
pada daerah bilangan gelombang 3400-2400 1409,9 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur CH dari
-1 -1
2933,5-2848,7 cm , 1697,2 cm , 1467,7-1409,9
1409,9
CH2 (metilen), sedangkan frekuensi vibrasi
cm-1, 1251,7 cm-1, dan 927,7 cm-1. Frekuensi 1251,7 cm-1 menunjukkan tekukan C-O O-H.
vibrasi 3400-2400 cm-1 menunjukkan vibrasi ulur
26
Chem. Prog. Vol. 2, No.1. Mei 20099
Sintesis Ester Didodekil Azelat silika gel, maka diperoleh ester didodekil azelat
sebanyak 34,123 gram. Terjadinya ester didodekil
Pada pembuatan ester didodekil azelat yang azelat didukung oleh data analisa inframerah
menggunakan 0,2 mol dodekil klorida dengan memberikan frekuensi vibrasi 3784,68
3784,68-2893,48
0,15 mol dikalium azelat dalam pelarut kloroform cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C-H dari CH2
dengan katalis tridodekilamin hidroklorida
maupun CH3 dan ini diperkuat pada frekuensi
diperoleh 41,92 gram (80%). Hasil yang diperoleh
1464,10-1415,88 cm-1 untuk CH2 metilen dan
kemudian diperiksa kemurniannyaya melalui analisa frekuensi 1375,37 cm1 untuk CH3. Serapan pada
KLT menggunakan berbagai developer dengan frekuensi 1724,52 cm-1 menunjukkan serapan
adsorben silika gel G-60
60 dan penampak noda uap khas dari gugus C=O ester dan ini diperkuat
iodium, ternyata memberikan noda lebih dari satu dengan munculnya serapa
serapan pada 11035,87-937,49
yang berarti hasil reaksi merupakan campuran.
cm-1 yang menunjukkan vibrasi C-O-CC ester.
Setelah dimurnikan melalui kromatografi kolom
dengan eluen etanol:benzene dengan adsorben
27 28
Chem. Prog. Vol. 2, No.1. Mei 2009
28