Anda di halaman 1dari 5

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Intentive care unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang

mandiri dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus. Pasien yang layak

dirawat di ICU yaitu pasien yang memerlukan intensive medis segera,

pemantauan terus menerus, serta pengelolaan fungsi system organ tubuh

secara terkoordinasi oleh tim intensive care dengan tepat. Perawat di ruang

ICU identik dengan efek kebisingan, cahaya, dan interupsi pada ruangan.

Kebisingan merupakan salah satu faktor yang menimbulkan ketidaknyamanan

bagi pasien maupun keluarga. Selama perawatan. Isu mengenai distress

spiritual, kematian, disfungsi keluarga, duka cita, putus asa, ketidakberdayaan,

dan kecemasan. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya

(Stuart, 2013)

Gangguan kecemasan adalah salah satu gangguan mental yang umum

dengan prevalensi seumur hidup yaitu 16 %-29% dilaporkan bahwa perkiraan

gangguan kecemasan pada dewasa muda di amerika serikat 42 juta orang

hidup dengan gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan

obsesiv-kompulsif,gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum

dan fobia.(Duckworth,2013) sedangkan gangguan kecemasan terkait dengan


jenis kelamin dilaporkan bahwa prevalensi gangguan kecemasan seumur

hidup pada wanita sebesar 60% lebih tinggi dibandingkan pria.(NIMH dalam

Donner & Lowry,2013). Di indonesia prevalensi terkait gangguan kecemasan

menurut hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013

menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia diatas 15 tahun keatas atau sekitar

14 juta penduduk di indonesia mengalami gangguan mentalemosional yang

ditunjukkan dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Depkes, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Ike Irawati Simamore (2012) dengan judul

gambaran tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ruang Intensive

care unit (ICU) dan High care unit (HCU) dengan sample sebanyak 33 orang,

bahwa sebagian kecil responden tidak mengalami cemas (9,1 %), hampir

setengah responden mengalami kecemasan ringan (27,3 %) , lebih dari

setengah responden mengalami cemas sedang (51,5%) dan sebagian kecil

responden mengalami kecemasan berat (12,1%).

Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang mempunyai nilai

strategis di dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,karena setiap

masalah individu merupakan masalah keluarga begitupun sebaliknya,oleh

karena itu sangatlah penting pelayanan kesehatan yang berorientasi pada

pelayanan kesehatan yang sayang keluarga( family friendly Health Centre)

(Abi muhlisin,2012)

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keluarga merasa cemas

dengan kondisi pasien yang dirawat di ICU di antaranya adalah keluarga takut
akan terjadinya kecacatan pada pasien, takut akan kehilangan masalah social

ekonomi dan kurangnya pemberian sebuah informasi atau pendidikan

kesehatan dari tenaga kesehatan (Rahmatiah,2012). Sedangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga menurut Depkes adalah

keadaan pasien, lamanya pasien dirawat, lingkungan dan kondisi perawatan,

pengalaman keluarga sebelumnya di rumah sakit dan social ekonomi.

Beberapa penelitian atau studi banyak yang menjelaskan dampak anggota

keluarga yang sakit terhadap unit keluarga. Dampak tersebut antara lain akan

menimbulkan permasalahan psikologis pada anggota keluarga yang tidak

sakit bahkan jika masalah psikologis tersebut tidak segera diatasi maka dapat

memicu terjadinya permasalahan fisik seperti timbulnya kondisi fisik yang

menurun sehingga mudah terkena penyakit. Pada unit ICU, perawat harus

menyadari apa yang menjadi kebutuhan keluarga dengan anggota keluarga

yang sedang dirawat karena kondisi yang kritis, akan tetapi menurut Cannon

(2011) antara perawat dan keluarga mempunyai alokasi waktu yang tidak

sama sehingga jarang sekali bertemu saat Conference, saat dilakukan

prosedur tindakan dan saat visitasi pasien.

Dukungan perawat dalam asuhan keperawatan dapat berupa perhatian,

kasihan saying, pikiran yang cepat, dan caring (Morton, 2013). Caring

adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu

cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat berkerja untuk lebih

meningkatkan keperduliannya kepada klien. Sifat-sifat caring seperti


sabar,jujur dan rendah hati. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian

inti yang penting teutama dalam praktik keperawatan. (Sartika & Nanda,

2011).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dirumuskan :

Apakah Hubungan perilaku Caring Perawat dengan Tingkat kecemasan

Keluarga Pasien diruang ICU RSU. Dr Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

a. Mengtahui Hubungan perilaku Caring Perawat dengan Tingkat kecemasan

Keluarga Pasien diruang ICU RSU. Dr Wahidin Sudiro Husodo

Mojokerto.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan perilaku Caring perawat di ruang ICU RSU. Dr Wahidin

Sudiro Husodo Mojokerto.

b. Mendiskripsikan tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU RSU.

Dr Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

c. Menganalisis Hubungan perilaku Caring Perawat dengan Tingkat

kecemasan Keluarga Pasien diruang ICU RSU. Dr Wahidin Sudiro

Husodo Mojokerto.
1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah tentang bagaimana

Hubungan perilaku Caring Perawat dengan Tingkat kecemasan Keluarga

Pasien diruang ICU RSU. Dr Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan terhadap Rumah Sakit dalam Hubungan perilaku

Caring Perawat dengan Tingkat kecemasan Keluarga Pasien diruang

ICU RSU. Dr Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto.

b. Memberikan masukan terhadap perawat untuk memberikan intervensi

dalam memberikan serta membantu pasien dan keluarganya selama

perilaku caring di ruang ICU RSU. Dr Wahidin Sudiro Husodo

Mojokerto.

2 Peneliti lain Untuk Pengambangkan Selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai