Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK III

FISIKA Disusun oleh :


Muhammad Syaukah Furqan Hamid_[L13120014]
Alfhim D. Mangadang_[L13120224]
Andi Abdul Samad Arifin_[L13120134]
Sitti Aminah_[L13120254]
Klaudio Oktafio Baide_[L13120284]
MOH Fahreza_[L13120164]
Juan Sebastian_[L13120044]
Moh Agil Akbar H_[L13120074]
Petra jeddiyah towengke_[L13120104]
Yahya_[L13120194]

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul Fisika tepat waktu.
Makalah fisika disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah fisika di Universitas
Tadulako. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang materi fisika.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata kuliah
fisika. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kota palu, 13-Nov-2020

penulis
Daftar isi
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I : Pengukuran dan satuan
1. Besaran pokok
2. Besaran turunan
• Konsep satuan
• Konsep dimensi
• Aturan angka penting
• Konsep angka penting
BAB II : Vektor
1. Pegertian vector
2. Cara menggambar vector
3. Cara menuliskan notasi vector
4. Macam-macam vector
5. Sifat-sifat vector
6. Besar vector
7. Penjumlahan vector
8. Pengurangan vector
BAB 3 : Dinamika
1. Pegertian dinamika partikel
2. Formulasi hokum newton
3. Jenis-jenis gay
4. Analisis dinamika partikel
BAB IV : Usaha dan energy
1. Pegertian usaha
2. Pegertian energy
3. Hubungan antara usaha dan energy
4. Daya
BAB V : Gaya
1. Pegertian gaya
2. Sifat-sifat gaya
3. Macam-macam gaya
4. Jenis gaya
5. Rumus hokum gaya
BAB VI : Kinematika
1. Pegertian kinematika
2. Kinematika partikel
3. Kinematika gerak
4. Rumus kinematika
Daftar pustaka
BAB I
PENGUKURAN DAN SATUAN
1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran-besaran lain. Terdapat tujuh macam besaran pokok, yaitu panjang,
massa, waktu, kuat arus listrik, suhu, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Ingin tahu lebih
lengkapnya, simak tabel berikut ini.

2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Artinya, untuk menentukan
besaran ini,kita harus menggunakan rumus-rumus tertentu yang memuat besaran-besaran pokok.
Contoh besaran turunan adalah luas, volume, kecepatan, gaya, usaha, energi, tekanan,
percepatan, dan sebagainya.
➢ Konsep Satuan
Satuan adalah acuan atau pembanding suatu besaran. Satuan terdiri dari dua macam, yaitu satuan
MKS (meter-kilogram-sekon) dan satuan CGS (centimeter-gram-sekon). Satuan besaran pokok
yang meliputi, meter, kilogram, sekon, kelvin, ampere, candela, dan mol ditetapkan sebagai
sistem Satuan Internasional (SI).
Saat menemukan besaran dengan nilai yang terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya 0,0000001
atau 1.000.000, bisa mengubahnya menjadi faktor pengali seperti pada tabel berikut.

➢ Konsep Dimensi
Dimensi adalah bentuk penulisan suatu besaran menggunakan lambang besaran-besaran pokok.
Penulisan lambang besaran pokok tersebut diapit oleh kurung siku, contohnya sebagai berikut.
1. Kecepatan :
2. Percepatan :

Lalu, apa manfaat dituliskannya dimensi besaran?


1. Untuk mengungkapkan adanya kesetaraan besaran, misalnya gaya gesek memiliki
persamaan dimensi dengan gaya berat, usaha memiliki persamaan dimensi dengan energi,
dan sebagainya.
2. Untuk menetapkan bahwa suatu persamaan tepat atau tidak.
Berikut ini tabel lambang dimensi untuk besaran-besaran pokok dan turunan.

➢ Aturan Angka Penting


1. Pengertian angka penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, meliputi angka pasti
dan angka taksiran. Penulisan angka penting menunjukkan ketelitian suatu hasil pengukuran.
2. Aturan angka penting
Dalam menulis angka penting, terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai
berikut.
▪ Semua angka bukan nol merupakan angka penting, contohnya 2,34 memiliki tiga angka
penting, 65,765 memiliki lima angka penting.
▪ Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol merupakan angka penting,
contohnya 3,009 memiliki empat angka penting, 70,6 memiliki tiga angka penting.
▪ Angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol merupakan angka penting,
contohnya 3.000 memiliki empat angka penting, 1,230 memiliki empat angka penting.
▪ Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di kiri maupun di kanan
koma bukan termasuk angka penting, contohnya 0,1 memiliki satu angka penting, 0,005
memiliki 1 angka penting, 0,0567 memiliki tiga angka penting.
▪ Semua angka sebelum faktor pengali pada notasi ilmiah merupakan angka penting.
3. Operasi angka penting
a. Operasi penjumlahan dan pengurangan
Tidak ada aturan khusus pada operasi penjumlahan dan pengurangan, hanya saja pembulatan
untuk bilangan desimal mengikuti angka taksiran paling sedikit. Contohnya adalah sebagai
berikut.

Untuk pembulatan, jika angka terakhir lebih besar dari lima, bulatkan ke atas. Jika angka terakhir
lebih kecil dari lima, bulatkan ke bawah. Jika tepat lima, lihat angka sebelumnya, misal angka
sebelumnya ganjil bulatkan ke atas dan sebaliknya
b. Operasi perkalian dan pembagian
Jika menggunakan aturan angka penting, hasil perkalian antara dua bilangan atau lebih
menghasilkan bilangan yang jumlah angka pentingnya sama dengan angka penting paling
sedikit. Contohnya sebagai berikut.

➢ Konsep notasi ilmiah


Hal yang harus dipahami bahwa di dalam Fisika, besaran-besaran hasil pengukuran tidak hanya
berupa puluhan, ribuan, atau ratusan ribu, tetapi juga skala makro dan mikro, contohnya saja
massa Bumi atau massa elektron. Untuk menulis massa elektron yang tidak terlihat oleh mata
telanjang tentulah sangat sulit karena ukurannya sangat kecil.
Oleh karena itu, dibentuklah suatu notasi yang disebut notasi ilmiah. Notasi ilmiah ini bisa
mempermudah Quipperian dalam menentukan suatu nilai besaran yang terlalu besar atau terlalu
kecil. Penulisannya adalah sebagai berikut.

Keterangan:
a = bilangan satuan, besarnya antara 1-10 dan boleh berupa desimal; dan
n = ordo atau pangkat.
Contoh soal tentang notasi ilmiah adalah sebagai berikut.
1) Tentukan bilangan 510.000.000 dalam bentuk notasi ilmiah!

➢ Konsep Pengukuran
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran yang diukur menggunakan
besaran lain yang sudah ditentukan skala dan satuannya. Hasil pengukuran tunggal biasa ditulis
sebagai berikut.

Keterangan:
x = nilai besaran yang diukur;
xo = hasil pengukuran yang terbaca; dan
∆x = ketidakpastian pengukuran = 1/2 skala terkecil alat ukur.
Berikut ini merupakan contoh pengukuran beberapa besaran di dalam Fisika.
1. Pengukuran panjang
Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan mistar, jangka
sorong, atau mikrometer sekrup. Berikut ini contoh pengukurannya.
a. Mistar
Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian mistar 0,5
mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.
Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm
Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm
b. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong memiliki
ketelitian lebih baik daripada mistar. Perhatikan contoh berikut.
Berdasarkan gambar di samping :
Skala utama = 0,3 m
Skala nonius = 3 × 0,01 = 0,03 cm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius
= 0,3 + 0,03 = 0,33 cm
c. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya, yaitu 0,01 mm.
Alat ini bisa digunakan untuk mengukur diameter kawat, ketebalan kertas, dan benda-benda kecil
lainya. Perhatikan contoh berikut.

Skala utama = 3,5 mm


Skala nonius = (12 × 0,01) = 0,12 mm
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius
= 3,5 + 0,12 = 3,62 mm

2. Pengukuran massa
Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan timbangan atau
neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium adalah neraca O’Hauss tiga
lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan rincian sebagai berikut.
▪ Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.
▪ Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.
▪ Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
Perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4 gram.
3. Pengukuran arus dan tegangan listrik
Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk mengukur tegangan
listrik disebut voltmeter. Adapun contoh gambar alatnya adalah sebagai berikut.
Hasil pengukuran amperemeter di atas adalah sebagai berikut.

4. Pengukuran volume benda tak beraturan


Untuk benda yang bentuknya tidak beraturan, Quipperian bisa menggunakan gelas ukur yang
diisi oleh benda yang akan diukur volumenya. Pertambahan volume pada gelas ukur
menunjukkan volume benda tersebut. Perhatikan contoh berikut.

Volume logam di atas adalah

5. Pengukuran waktu

Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Perhatikan contoh berikut.
Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12 sekon.
BAB II
VEKTOR
1. Pengertian Vektor
Besaran vektor merupakan suatu besaranyang memiliki atau mempunyai nilai (besar) dan arah.
Besaran Vektor atau sering disebut juga dengan Vektor ini merupakan suatu besaran fisika yang
memiliki besar dan arah. untuk dapat lebih mudah dimengerti mari liat ilustrasi berikut ini :

Pada gambar ilustrasi di atas, kecepatan adalah suatu besaran vektor sedangkan pada kelajuan
merupakan besaran skalar.
Motor A dan motro B bergerak dalam menuju arah yang berlawanan, dengan kecepatan seperti
ditunjukkan ialah pada kecepatan 120 km/h. Meskipun angka kelajuan pada 2 motor diatas sama,
namun kecepatan kedua motor tersebut berbeda, untuk dapat membedakan kedua jenis besaran
tersebut (kecepatan dan kelajuan), maka diperlukanlah konsep dari vektor dan juga konsep dari
skalar untuk membedakannya.

2. Cara Menggambarkan Vektor


Sebuah vektor itu digambarkan dengan sebuah anak panah (→) yang terdiri atas pangkal,
panjang dan arah anak panah. Perhatikan gambar contoh vektor berikut ini:

Seperti anak panah pada gambar diatas, pangkal anah panah tersebut menunjukkan titik tangkap
(titik awal) dari sebuah vektor, panjang anak panah tersebut mewakili besar atau suatu nilai
vektor (semakin panjang anak panah maka akan semakin besar juga nilai atau harga vektor,
begitu juga sebaliknya), sedangkan pada arah anak panah menunjukkan arah vektor.
Untuk dapat lebih jelas tentang cara menggambarkan vektor, silahkan kamu perhatikan contoh
gambar vektor di bawah ini.

1. (a) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 5 N ke arah kanan


2. (b) menunjukkan vektor gaya F dengan sebesar 10 N ke arah kiri.
3. Cara Menuliskan Notasi Vektor
Penulisan simbol atau lambang vektor tersebut juga dapat dilakukan dengan 2 cara antara lain
sebagai berikut:
a. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau dengan satu huruf namun di atasnya
diberi tanda anak panah.

a=A=AB
A B
contoh : vektor perpindahan dari A ke B dapat ditulis sebagai AB atau A atau a
b. Vektor tersebut disimbolkan dengan dua huruf besar atau juga satu huruf yang ditebalkan

a=A=AB
A B
Contoh : vektor perpindahan dari A ke B dapat ditulis sebagai AB atau A atau a
Apabila kamu menggunakan dua huruf, maka pada huruf pertama (A) merupakan titik asal
vektor, atau disebut juga dengan sebutan pangkal vektor. Huruf di belakang (B) ialah arah vektor
atau titik terminal atau disebut juga dengan sebutan ujung vektor.

4. Macam-Macam Vektor
Di dalam fisika, macam-jenis vektor itu terdapat dua macam, yaitu vektor sejajar serta juga
vektor berlawanan. Untuk lebih jelas mengenai kedua macam vektor tersebut, silahkan
perhatikan gambar berikut:

a. Vektor Sejajar
Vektor sejajar merupakan dua vektor atau lebih yang memiliki arah serta juga besar yang sama.
Pada gambar di atas, contoh vektor sejajar ialah pada vektor b dan c.
b. Vektor Berlawanan
Vektor berlawanan merupakan dua atau lebih vektor yang mempunyai atau memiliki besar yang
sama namun arahnya berlawanan. Jika dilihat pada gambar di atas, maka contoh vektor
berlawanan ialah pada vektor c dan d.

5. Sifat-Sifat Vektor
Vektor mempunyai atau memiliki sifat-sifat antara lain ialah sebagai berikut :
• Dapat dipindahkan dengan syarat nilai atau besar serta arahnya itu tidak berubah
• Dapat dijumlahkan
• Dapat dikurangkan
• Dapat diuraikan
• Dapat dikalikan
6. Besar Vektor
Dari penjelasan diatas , kita sudah mengetahu bahwa selain memiliki arah, vektor tersebut juga
memiliki besar yang dinyatakan ialah sebagai besar vektor. Besar vektor tersebut menyatakan
nilai dari suatu vektor. Besar vektor dinyatakan dengan cara melalui simbol huruf yang ditulis
miring tanpa ditebalkan serta juga tanpa tanda anak panah (→) di atasnya, atau dituliskan dengan
sebagai harga mutlak (| |) vektor tersebut.

Dengan berdasarkan definisinya, besar vektor ialah besaran skalar serta nilainya itu selalu positif
(+).

7. Penjumlahan Vektor
Operasi penjumlahan vektor merupakan mencari sebuah vektor yang komponen – komponennya
itu adalah jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya, sederhanya berarti
mencari resultan dari 2 vektor.
• Vektor Segaris
Untuk vektor segaris, resultannya antara lain ialah : R = A + B + C + n dst
• Vektor Tidak Segaris
Jika sobat menemukan penjumlahan vektor tidak segaris seperti pada gambar dibawah ini

Jika anda menemukan soal penjumlahan vektor seperti pada gambar diatas , maka berikut ini
merupakan bentuk rumus dan penyelesaiannya : (Perhatikan gambar dibawah)

Menurut aturan cosinus dalam segitiga,


(OR) 2 = (OP) 2 + (PR) 2 – 2 (OP)(PR) cos (180o – α)
(OR) 2 = (OP) 2 + (PR) 2 – 2 (OP)(PR) -(cos α)
(OR) 2 = (OP) 2 + (PR )2 + 2 (OP)(PR) cos α
Apabila OP = A, PR = B, dan Resultan ‘R’ = OR
Maka didapat persamaan
R2 = A2 + B2 + 2AB cos α
Rumus menghitung resultan vektornya
R2 = A2 + B2 – 2AB cos α

8. Pengurangan Vektor
Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan dengan penjumlahan vektor namun yang
membedakannya ialah salah satu vektor yang mempunyai atau memiliki arah yang berlawanan.
Contoh Pengurangan Vektor
Vektor A bergerak ke arah selatan dan B bergerak ke arah utara maka resultannya adalah R = A
+ (-B) = A – B.
Rumus Cepat Vektor
Untuk dapat mengerjakan vektor dengan mudah serta juga cepat maka berikut merupakan Rumus
Cepatnya !
Apabila α = 00 maka R = V1 + V2
Apabila α = 900 maka R = √(V12 + V22)
Apabila α = 1800 maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Apabila α = 1200 dan V1 = V2 = V maka R = V
BAB III
DINAMIKA
1. Pengertian Dinamika Partikel
Dinamika partikel adalah salah satu cabang mekanika yang mempelajari tentang penyebab dari
suatu gerak. Suatu besaran yang menimbulkan gerak benda adalah gaya. Oleh karena itu, pada
dinamika artikel akan dijelaskan tentang beberapa gaya yang bekerja pada benda dan gerak yang
dihasilkannya. Dalam materi ini juga akan dijelaskan bagaimana hubungan antara resultan gaya
yang bekerja pada benda dan percepatan yang dialami benda. Hubungan itu dijelaskan melalui
hukum Newton tentang gerak benda. Hukum Newton biasanya digunakan untuk menganalisa
beberapa masalah dinamika partikel yang sederhana seperti gerak pada bidang datar, gerak di
bidang miring dan sistem katrol
.
2. Formulasi Hukum Newton
Hukum Newton tentang gerak benda adalah hukum yang biasa digunakan untuk mencari tahu
dinamika gerak benda dan merupakan dasar dari mekanika klasik. Kesimpulannya, Hukum
Newton menjelaskan hubungan antara gaya yang bekerja pada benda dan gerak yang
dihasilkannya. Hukum Newton terbagi menjadi 3 hukum yakni, Hukum I Newton, Hukum II
Newton dan Hukum III Newton.
1. Teori Hukum I Newton
Hukum satu Newton juga disebut dengan hukum kelembaman. Menurut teori hukum ini, apabila
tidak ada gaya luar atau resultan gaya yang bekerja pada benda adalah nol, maka benda tersebut
akan diam atau bergerak lurus beraturan.
Rumusnya: ΣF = 0
2. Teori Hukum II Newton
Hukum kedua Newton memaparkan hubungan antara resultan gaya yang bekerja pada benda
dengan hasil kali antara massa dan percepatan. Menurut teori Hukum Newton kedua, percepatan
yang dialami benda sama dengan hasil bagi antara resultan gaya dengan massa sebuah benda.
ΣF = m × a
Keterangan :
ΣF = Resultan gaya yang bekerja pada benda, dengan satuan (N)
m = massa suatu benda, dengan satuan (kg)
a = percepatan yang dialami benda, dengan satuan (m/s²)
3. Teori Hukum III Newton
Hukum ketiga Newton menjelaskan tentang fenomena aksi reaksi dari dua benda. Menurut
hukum ketiga ini, dalam setiap aksi ada sebuah reaksi yang sama besar tetapi, dengan arah
berlawanan. Contohnya, saat kamu memberikan pukulan pada sebuah meja dengan gaya F maka,
meja akan memberikan reaksi sebesar -F.
Dinyatakan dalam rumus : F aksi = -F reaksi

Hukum ketiga Newton merupakan hukum yang banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk digunakan dalam bidang industri. Salah satu contoh pemanfaatannya dalam bidang
industri yaitu pada produk teknologi roket atau mesin jet.
3. Jenis-jenis Gaya
Pada dinamika artikel khususnya untuk gerakan melingkar dan gerakan lurus, terdapat beberapa
gaya yang bekerja pada benda dan perlu dipantau untuk menuntaskan suatu persoalan. Beberapa
gaya yang biasanya dibahas antara lain adalah gaya berat, gaya normal, gaya gesekan dan gaya
tegangan tali. Macam-macam gayanya ialah sebagai berikut:
1. Gaya Berat Benda
Gaya berat atau bisa disebut dengan berat adalah gaya gravitasi bumi yang ada pada benda.
Besar berat gaya benda merupakan hasil kali massa benda dengan percepatan gravitasi.
Sementara, massa ialah ukuran kelembaban suatu benda, yakni kecenderungan benda untuk
mempertahankan posisi.
W=m×g
Keterangan:
W = gaya berat suatu benda, dengan satuan (N)
m = massa suatu benda, dengan satuan (kg)
g = percepatan gravitasi, dengan satuan (m/s²)
2. Gaya Normal Benda
Gaya normal benda merupakan gaya yang tegak lurus terhadap bidang. Gaya normal ialah gaya
kerja pada bidang yang bersentuhan dengan benda yang mempunyai arah tegak lurus dari bidang
tersebut. Gaya normal disebut juga sebagai Gaya Sentuh. Hal ini cocok dengan Hukum II
Newton yang berbunyi jika suatu benda mempunyai resultan gaya nol maka, benda tersebut
diam. Untuk benda yang diletakkan di atas bidang datar dan dalam keadaan diam maka, besar
gaya normal sama dengan gaya berat benda tersebut dengan rumus :
N=W=m×g
Keterangan:
N = gaya normal, dengan satuan (N)
W = gaya berat benda (N)
3. Gaya Gesekan Benda
Gaya gesekan benda adalah gaya yang muncul akibat 2 permukaan yang saling bersentuhan.
Gaya gesek merupakan gaya yang menghambat gerakan benda. Gaya gesekan bergerak
berlawanan arah dengan arah gerak benda. Apabila sebuah benda di geser ke arah kiri maka,
gaya gesekan bergerak ke arah kanan dan sebaliknya. Pada pembahasan tentang dinamika
partikel dan hukum newton kali ini juga menjelaskan 2 jenis gaya gesek yang wajib kamu
pelajari. Apa saja itu?
• Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis merupakan gaya yang bekerja pada saat benda diam. Gaya gesek statis
dimulai dari nol dan membesar sesuai dengan gaya dorang yang diberikan sampai mencapai
nilai titik maksimum. Besarnya gaya gesek statis adalah hasil kali koefisien gesek statis
dengan gaya normal.
fs = μs × N
Keterangan:
fs = besar gaya gesek statis, dengan satuan (N)
μs = koefisien gesekan statis
N = gaya normal, dengan satuan (N)
• Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis merupakan gaya yang bekerja pada saat benda bergerak. Kebalikan dari
gaya gesek statis. Gaya gesek kinetis selalu lebih kecil dari gaya gesek statis maksimum.
Besar gaya gesek kinetis suatu benda adalah hasil kali koefisien gaya gesek kinetis dengan
gaya normal.
fk = μk × N
Keterangan:
fk = besar gaya gesek kinetis, dengan satuan (N)
μk = koefisien gesekan kinetis
N = gaya normal, dengan satuan (N)
4. Gaya Tegangan Tali
Gaya tegangan tali adalah dua benda yang dihubungkan dengan tali atau pada sistem katrol. Cara
kerja gaya ini adalah pada uju tali serta arahnya tergantung pada letak benda serta benda mana
yang diamati.
5. Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang bekerja di suatu benda yang bergerak melingkar. Cara
kerjanya adalah dengan menuju pusat lintasan. Besar gaya sentripetal dapat dihitung dengan
rumus berikut.
Fs = m × as
Fs = gaya sentripetal, dengan satuan (N)
m = massa benda, dengan satuan (kg)
as = percepatan sentripetal, dengan satuan (m/s²)

4. Analisa Dinamika Partikel


Dinamika partikel membahas tentang gerak lurus dan juga beberapa gaya gerak melingkar.
Namun, biasanya persoalan dinamika partikel dapat dipecahkan dengan menganalisa gaya-gaya
yang bekerja pada benda lalu menganalisa keadaanya apakah cocok dengan Hukum Newton I
atau Hukum Newton II. Jika suatu benda mengalami sehingga mengakibatkan benda tersebut
bergerak, maka besar percepatan dapat dicari dengan persamaan berikut.
ΣF = a × m
Keterangan :
ΣF = resultan gaya yang bekerja pada suatu benda,
dengan satuan (N)
a = percepatan suatu benda, dengan satuan (m/s²)
m = massa pada benda, dengan satuan (kg)
BAB IV
USAHA DAN ENERGI
1.Pengertian Usaha
Usaha merupakan energi yang disalurkan sehingga berhasil menggerakkan suatu benda dengan
gaya tertentu. Secara matematis, usaha bisa dinyatakan sebagai hasil perkalian skalar antara gaya
dan perpindahan, sehingga dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
W = usaha (Joule);
F = gaya (N); dan
s = perpindahan (m).
Meskipun besaran skalar, usaha ternyata dibagi menjadi dua, yaitu usaha positif dan negatif.
Usaha positif adalah usaha yang searah dengan perpindahan benda, sedangkan usaha negatif
adalah usaha yang berlawanan arah dengan perpindahan benda. Usaha tidak selamanya
dilakukan pada bidang datar, tetapi juga bisa pada bidang miring. Berikut ulasannya.
a. Usaha pada bidang datar

Gambar di atas menunjukkan bahwa ada suatu gaya yang dibutuhkan untuk menarik benda
sampai pindah sejauh s. Jika gaya tersebut membentuk sudut θ terhadap perpindahan,
perumusannya menjadi seperti berikut.

b. Usaha pada bidang miring


Jika usaha yang dilakukan benda berada di atas bidang miring, Quipperian harus mampu
menguraikan komponen gaya-gayanya, seperti gambar berikut.

Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.

2. Pengertian Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Quipperian harus tahu bahwa energi ini
sifatnya kekal. Artinya, energi tidak dapat musnah, tetapi hanya bisa berubah bentuk dari energi
satu ke energi lainnya. Adapun macam-macam energi adalah sebagai berikut.
a. Energi kinetic
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Benda bergerak memiliki
energi kinetik karena adanya kecepatan. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Ek = energi kinetik (Joule);
m = massa (kg); dan
v = kecepatan (m/s).
b. Energi potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena ketinggiannya. Secara matematis,
energi potensial dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Ep = energi potensial (Joule);
m = massa (kg);
g = percepatan gravitasi (m/s2); dan
h = ketinggian benda (m).
c. Energi potensial pegas
Energi potensial pegas adalah energi potensial saat pegas diregangkan atau dimampatkan. Secara
matematis, energi potensial pegas dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Ep = energi potensial pegas (Joule);
k = konstanta pegas (N/m); dan
∆x = perubahan panjang pegas (m).
d. Energi mekanik
Energi mekanik adalah energi hasil penjumlahan antara energi potensial dan energi kinetik.
Besarnya energi benda selalu tetap selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut.
Secara matematis, energi mekanik dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Em = energi mekanik (Joule);
Ep = energi potensial (Joule); dan
Ek = energi kinetik (Joule).

3.Hubungan antara Usaha dan Energi


Usaha merupakan perubahan energi yang terjadi pada suatu benda, baik perubahan energi kinetik
maupun energi potensial. Secara matematis, hubungan antara usaha dan energi dirumuskan
sebagai berikut.

4. Daya
Daya adalah kecepatan untuk melakukan usaha. Istilah lain daya adalah usaha yang dilakukan
setiap sekon. Secara matematis, daya dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
P = daya (Watt);
t = waktu (s);
F = gaya (N);
s = perpindahan (m); dan
v = kecepatan (m/s).
BAB V
GAYA
1. Pengertian Gaya
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya bisa menyebabkan
perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada benda. Gaya termasuk ke dalam besaran
Vektor, karena mempunyai nilai dan arah. Sebuah Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force) dan
Satuan Gaya dalam SI (Satuan Internasional) yaitu Newton, disingkat dengan N. Pengukuran
gaya bisa dilakukan dengan alat yang disebut dengan dinamometer atau neraca pegas. Untuk
melakukan sebuah gaya diperlukan usaha (Tenaga), semakin besar gaya yang hendak dilakukan,
maka semakin besar pula Usaha (tenaga) yang harus dikeluarkan.

Gaya didefinisikan sebagai suatu tarikan atau suatu dorongan yangdikerahkann sebuah benda
terhadap benda lain. Pengaruh gaya pada benda antara lain sebagai berikut:
• Menyebabkan perubahan kecepatan gerak benda.
• Menyebabkan benda diam menjadi bergerak dan sebaliknya.
• Mengubah arah gerak benda.
• Mengubah bentuk suatu benda.

2. Sifat-Sifat Gaya
Berdasarkan penjelasan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa gaya mempunyai beberapa sifat
berikut :
• Gaya dapat mengubah arah gerak benda
• Gaya dapat mengubah bentuk benda
• Gaya dapat mengubah posisi benda dengan cara menggerakkan atau memindahkannya

3. Macam-Macam Gaya
A . Berdasarkan Sentuhannya dengan benda, gaya dibagi menjadi 2, yaitu :
1 . Gaya Sentuh
Gaya Sentuh adalah gaya yang bekerja dengan sentuhan. Artinya Suatu gaya akan menghasilkan
efek jika terjadi sentuhan dengan benda yang akan diberikan gaya tersebut, jika tidak terjadi
sentuhan, maka gaya tidak akan bekerja pada benda. Gaya ini akan muncul ketika benda
bersentuhan dengan benda lain yang menjadi sumber gaya.

Contohnya, ketika seseorang hendak memindahkan meja, maka ia harus menyentuh menja
tersebut kemudian mendorongnya ke tempat tujuan, pada kasus ini terjadi sentuhan antara
manusia sebagai sumber gaya, dan meja sebagai target yang hendak diberikan gaya. jika tidak
terjadi sentuhan antara keduanya maka meja tidak akan berpindah sesuai keinginan.
2. Gaya Tak Sentuh
Gaya Tak Sentuh ialah suatu gaya yang akan bekerja tanpa terjadinya sentuhan. Artinya Efek
dari gaya yang dikeluarkan oleh sumber gaya tetap bisa dirasakan oleh benda meskipun mereka
tidak bersentuhan.
Contohnya yaitu Gaya Magnet dan Gaya Gravitasi, pada gaya magnet, ketika kita meletakkan
besi di dekat magnet (tanpa bersentuhan), maka besi tersebut akan tertarik ke arah magnet karena
merasakan sebuah efek dari gaya yang dikeluarkan oleh magnet tersebut.

4. Jenis Gaya
Secara Umum dikenal 7 Jenis Gaya utama, yakni :

a) Gaya Otot
Sesuai dengan namanya Gaya otot adalah jenis gaya yang dilakukan oleh makhluk hidup yang
mempunyai otot. Gaya timbul dari koordinasi dari struktur otot dengan rangka tubuh. Gaya Otot
Termasuk ke dalam kelompok Gaya Sentuh.
Contohnya yaitu seseorang yang mengangkat batu. Untuk mengangkat batu tersebut, otot di
dalam tubuhnya berkoordinasi sehingga mampu menggerakan tangan untuk mengangkat batu.

b) Gaya Pegas
Gaya Pegas ialah jenis gaya yang dihasilkan oleh sebuah pegas. Gaya pegas disebut juga gaya
lenting pulih yang terjadi karena adanya sifat keelastisan suatu benda. Gaya Pegas termasuk ke
dalam kelompok Gaya Sentuh. Gaya Pegas muncul karena pegas bisa memapat dan merenggang
sehingga bentuknya bisa kembali seperti semula setelah terjadi gaya tersebut.
Contohnya yaitu ketika seseorang pemanah menarik anak panah kebelakang, maka busur pada
panah tersebut akan mengikuti arah busur yang ditarik, kemudian sesudah anak panah
dilepaskan, maka pegas pada busur panah akan kembali ke bentuk semulanya.

c) Gaya Gesek
Gaya Gesek yaitu jenis gaya yang muncul karena terjadinya persentuhan langsung antara dua
permukaan benda. Gaya Gesek adalah gaya yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak
benda atau arah gaya luar. Gaya gesek termasuk ke dalam kelompok gaya sentuh. Besar kecilnya
gaya gesekan ditentukan oleh halus atau kasarnya permukaan benda. Semakin halus permukaan,
maka semakin kecil gaya gesekan yang muncul sehingga gaya yang dibutuhkan untuk membuat
benda tersebut bergerak semakin kecil juga.
Contohnya jika batu yang sama dengan jumlah gaya luar yang sama di gerakan pada 2
permukaan , satu di lantai keramik (Halus), satu lagi di lantai semen (kasar), maka pergerakan
batu di lantai keramik akan lebih cepat dan mudah dibandingkan pergerakan batu pada lantai
semen.
Gaya Gesek terbagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut :

• Gaya Gesek Statis, yakni jenis gaya gesek yang terjadi ketika benda diam. Gaya gesek
statis terjadi jika gaya luar yang diberikan kepada benda nilainya sama dengan gaya
gesekan yang terjadi sehingga benda tersebut akan diam tidak bergerak karena resultan
(penjumlahan) gaya yang terjadi padanya sama dengan nol. Contohnya, ketika ada
sebuah benda diletakan pada bidang miring dan benda tersebut kita tahan dengan tangan,
maka benda itu tidak akan bergerak (tetap diam) karena resultan gaya dari tangan kita
sama dengan resultan gaya gesek yang terjadi, tapi jika kita melepaskannya, maka benda
tersebut akan kembali bergerak.
• Gaya Gesek Kinetik, yakni jenis gaya gesek yang terjadi ketika benda dalam keadaan
bergerak. Gaya Gesek Kinetik terjadi ketika nilai gaya gesek selalu lebih kecil
dibandingkan gaya luar yang bekerja padanya, sehingga gaya luar menang dan membuat
benda tersebut bergerak. Contohnya yaitu gaya gesek antara permukaan mobil dengan
aspal ketika mobil bergerak, gaya gesek yang terjadi lebih kecil, dari gaya mesin
sehingga mobil mampu bergerak.

d) Gaya Mesin
Gaya Mesin yaitu jenis gaya yang dihasilkan oleh kerja mesin, seiring berkembangnya teknologi,
mesin yang dibuatpun semakin canggih. Gaya Mesin sangat membantu dalam meringankan
aktivitas manusia. Contohnya yaitu Kerja Mobil dan Motor.
e) Gaya Gravitasi Bumi (Gaya Berat)
Gaya Gravitasi Bumi yaitu jenis Gaya tarik bumi terhadap seluruh benda bermassa yang terdapat
pada permukaannya.anda semua pasti sudah mengetahui bahwa dengan adanya gravitasi bumi,
maka kita bisa berdiri tanpa masalah dipermukaannya, jika tidak terdapat gaya gravitasi bumi,
maka setiap benda akan melayang seperti halnya di luar angkasa.

f) Gaya Magnet
Gaya Magnet yaitu gaya pada magnet yang mampu menarik benda – benda tertentu. Benda yang
mampu ditarik oleh magnet disebut benda magnetis, umumnya terbuat dari besi atau baja,
ataupun logam lainnya. Semakin dekat magnet dengan benda magnetis, maka gaya tarik magnet
tersebut semakin besar. Gaya magnet bisa menarik benda walaupun tanpa menyentuhnya, oleh
sebab itu Gaya magnet termasuk ke dalam kelompok Gaya Tak Sentuh.
Contohnya yaitu paku jika didekatkan ke sebuah magnet, maka ia akan tertarik ke arah magnet
tersebut, maka paku merupakan benda magnetis.

g) Gaya Listrik
Gaya Listrik yaitu jenis gaya yang dihasilkan oleh benda – benda bermuatan listrik dalam medan
listrik.
Contohnya yaitu kipas angin bekerja dengan mengubah energi listrik menjadi energi gerak.

5. Rumus Hukum Gaya


Pada tahun 1687, Sir Isaac Newton, ilmuwan Fisika berkebangsaan Inggris, berhasil menemukan
hubungan antaragaya dan gerak. Dari hasil pengamatan dan eksperimennya,Newton
merumuskan tiga hukum mengenai gaya dan gerakyang dikenal dengan Hukum I Newton,
Hukum II Newton, danHukum III Newton. Nah, agar kamu lebih memahami ketigahukum
Newton tentang gerak, mari mempelajari uraian berikut:
❖ Hukum 1 Newton
Hukum pertama Newton tentang gerak menyatakan bahwa“sebuah benda yang bergerak dengan
kecepatan tetap akan terus bergerak dengan kecepatan tersebut kecuali ada gaya resultan bekerja
pada benda itu. Jika sebuah benda dalam keadaan diam, benda tersebut tetap diam kecuali ada
gaya resultan yang bekerja pada benda itu.”Hukum I Newton juga menggambarkan sifat benda
yangselalu mempertahankan keadaan diam atau keadaanbergeraknya yang
dinamakan inersia atau kelembaman. Oleh karena itu, Hukum I Newton dikenal juga dengan
sebutan Hukum Kelembaman.
• Contoh: Kita terdorong ke depan ketika bus tiba- tiba direm atau terdorong ke
belakang ketika bus bergerak maju secara mendadak.
∑F = 0
❖ Hukum 2 Newton
Newton merumuskan Hukum II Newton sebagai berikut: “Percepatan yang dihasilkan oleh
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya dan
berbanding terbalik massa benda.”
ΣF = m × a
Keterangan :
ΣF = Resultan gaya yang bekerja pada benda, dengan satuan (N)
m = massa suatu benda, dengan satuan (kg)
a = percepatan yang dialami benda, dengan satuan (m/s²)

❖ Hukum 3 Newton
Hukum 3 Newton menyatakan bahwa: “Jika kamu memberikan gaya pada suatu benda (gaya
aksi), kamu akan mendapatkan gaya yang sama besar, tetapi arahnya berlawanan (gaya reaksi)
dengan gaya yang kamuberikan.”
F aksi = – F reaksi
Gaya aksi dan reaksi tersebut memiliki besar yang sama,tetapi berlawanan arah dan bekerja pada
dua benda yangberbeda.
• Contoh: penyelam dapat berenang di dalam laut karena kaki dan tangan penyelam
mendorong air ke belakang (gaya aksi) sehingga badan penyelam terdorong ke depan
sebagai gaya reaksi.
BAB VI
KINEMATIKA
1. Pengertian Kinematika
Kinematika merupakan bagian dari ilmu fisika yang membahas tentang gerak. Terus bagaimana
bisa benda dikatakan bergerak?
Jawabannya adalah jika benda tersebut mengalami perpindahan posisi. Lantas jika benda
berpindah posisi dalam waktu tertentu disebut apa?
Kalau perpindahan posisidalam waktu tertentu kita sebut dengan kecepatan. Lantas kita
kecepatan itu berubah ubah disetiap waktu kita sebut dengan percepatan.
Posisi, kecepatan, dan percepatan adalah besaran dalam fisika yang memiliki hubungan erat
dengan kinematika ini.
Besaran besaran ini merupakan besaran vector yang mana memiliki besar dan arah. Kinematika
sendiri memiliki beberapa jenis yaitu kinematika gerak dan dinematika partikel.
Mari kita bahas satu persatu di sub bab berikutnya.
2. Kinematika Partikel
Pada kinematika partikel saya mau meluruskan dulu ya. Partikel yang dibahas disini nukan
dilihat dari ukuran akan tetapi roket yang meluncur ke luar angkasa juga kita menyebutnya
partikel di pembahasan ini.
Jadi secara singkat kinematika partikel merupakan ilmu yang mempelajari gerak benda dalam
kesatuan utuh partikel.
Kita menyebutnya partikel karena benda tersebut bergerak dalam satu kesatuan yang utuh dan
tidak mengalami putaran terhadap poros benda tersebut.
3. Kinematika Gerak
Kinematika gerak merupakan ilmu fisikayang mempelajari tentang gerak suatu benda dilihat
secara makro atau besar. Kinematika gerak sendiri terdapat beberapa jeni, antara lain:
A. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan adalah gerak suatu benda yang memiliki lintasan lurus.
Gerak ini memiliki ciri dimana percepatan yang dialami bernilai 0 karena padagerak lurus benda
tersebut tidak mengalami perubahan kecepatan.
Untuk lebih memahaminya mari kita lihat ilustrasi dibawah ini.

Pada gambar kiri kita dapat melihat hubungan kecepatan terhadap waktu. Di gambar tersebut
telah digambarkan bahwa nilai kecepatan pada setiap waktu tidak mengalami perubahan.
Pada gambar kanan terlihat hubungan antara posisi dengan waktu dimana terlihat grafiknya
adalah lurus keatas.
B. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Pada kejadian ini kita sering mengamatinya saat kita memegang stuatu barang dan tanpa sengaja
kita menjatuhkannya dari genggaman kita.
Di situlah GLBB bekerja. GLBB merupakan gerak dimana benda mengalami percepatan yang
tetap.
Sebenarnya Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) dan Gerak jatuh bebas (GJB) merupakan
gerak yang sama yang membedakan adalah arah geraknya.
GLBB memiliki arah gerak horizontal dan GJB memiliki arah gerak vertical. Berikut merupakan
ilustrasi dari GLBB dan GJB.

Padailustrasi diatas tergambarkan bahwa percepatan benda pada setiap waktu konstan nilainya.
Pada gambar kanan juga menjelaskan grafik hubungan kecepatan dan waktu dimana nilai
kecepatan setiap waktu mengalami kenaikan tergambar dari grafik kecepatan menukik ke atas.
Setelah kita dapat memahami pengertian dan materi kinematika partikel dan kinematika gerak
maka kita akan membahas persamaan matematis supaya dapat menyelesaikan masalah masalah
yang ada dalam topik kinematika sendiri.
4. Rumus Kinematika
Persamaan kinematika dapat diselesaikan jika kalian telah memahamikonsepkonsep dasar
persamaan ini. Untuk memahaminya mari kita simak dengan seksama.
Rumus Kecepatan
V = x/t
Rumus Percepatan
a = ∆V/∆t = (V2-V1)/(t2-t1)
Kinematika Gerak
• Kinematika posisi
x = v0t ± ½ at2
• Kinematika kecepatan
vt = v0 ± at
Vt2 = V02 ± 2ax
Dimana
• V = kecepatan (m/s)
• x = posisi (m)
• t = waktu (s)
• a = percepatan (m/s2)
• v2 = kecepatan sesudah (m/s)
• v1 = kecepatan sebelum (m/s)
• t2 = waktu sesudah (s)
• t1 = waktu sebelum (s)
• v0 = kecepatan awal (m/s)
• vt = kecepatan ahir padawaktu tertentu (m/s)
Catatan :
jika benda mengalami gerak jatuh bebas (GJB)
percepatan (a) nilainya diganti menjadi gayagravitasi (g)
nilai ± dalam persamaan menandakan arah gerak atau kecepatan
benda bernilai + maka :
benda bergerak ke kanan atau benda bergerak dengan percepatan positif.
DAFTAR PUSTAKA
“ Pengukuran fisika kelas 10”.Quipper blog. 13 Agustus 2019. 12 November 2020.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/pengukuran-fisika-kelas-10/

“ Vektor : pegertian, gambar, notasi, macam, sifat, dan nilai atau besarannya”. Pendidikan.co.id.
7 Agustus 2020. 12 november 2020. https://pendidikan.co.id/vektor/
“ Materi dinamika partikel dan hukum newton dalam fisika”. Great Edu. 12 Agustus 2020. 13
November 2020. https://greatedu.co.id/greatpedia/materi-dinamika-partikel-dan-hukum-newton-
dalamfisika#:~:text=Dinamika%20partikel%20adalah%20salah%20satu,menimbulkan%20gerak
%20benda%20adalah%20gaya.&text=Dalam%20materi%20ini%20juga%20akan,dan%20percep
atan%20yang%20dialami%20benda.
“ Usaha dan energi”. Quipper blog. 28 Agustus 2019. 13 November 2020.
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/usaha-dan-energi-fisika-kelas-11/
“ Rumus gaya fisika”. GURUPENDIDIKAN.COM. 20 Agustus 2020. 13 November 2020.
https://www.gurupendidikan.co.id/rumus-gaya/
“ Kinematika”. Rumus pintar. 25 september 2020. 13 November 2020.
https://rumuspintar.com/kinematika/

Anda mungkin juga menyukai