Bahan Perkerasan 3 SKS Pertemuan Ke-11 PDF
Bahan Perkerasan 3 SKS Pertemuan Ke-11 PDF
ketidak seragaman daya dukung tanah yang disebabkan oleh variasi jenis dan kondisi tanah.
pemadatan tambahan oleh beban lalulintas terhadap tanah yang pemadatannya kurang
sempurna ketika dikonstruksi.dan
kesulitan pemadatan, khususnya untuk jenis tanah dengan nilai kohesi rendah (sand) dan
basah serta lempung dengan plastisitas tinggi
Perancangan Struktur Perkerasan Metode AASHTO 1972
– Prinsip-prinsip desain
4.2 P0
PSI
Pt
1.5 Pf
Nilai PSI 4,2 dan 1,5 diperoleh dari kondisi perkerasan jalan awal dan akhir pengujian pada AASHO Road Test
Perancangan Struktur Perkerasan
Metode AASHTO 1972
– Prinsip-prinsip desain
Konsep Indeks Tingkat Pelayanan (Serviceability Index)
Dari grafik PSI vs Beban lalulintas di atas:
Rumus utama di atas hanya berlaku pada kondisi cuaca dan tanah yang serupa dengan kondisi
pada AASHO Road Test. Untuk memperhitungkan variasi kondisi cuaca di luar kondisi
pengujian, rumus tersebut dikoreksi dengan suatu Faktor Regional (R)
Untuk memperhitungkan variasi kondisi tanah di luar kondisi pengujian, rumus tersebut
dikoreksi berdasarkan kondisi dukungan tanah setempat (Si)
Setelah dikoreksi dengan kedua faktor di atas, persamaan utama yang menghubungkan antara akumulasi repetisi beban standar (sumbu
tunggal 18 kips) , Wt18, pada suatu tingkat pelayanan tertentu, Pt, dengan kebutuhan struktural keseluruhannya (SN) dengan
mempertimbangkan faktor cuaca regional (R) dan nilai daya dukung tanah (Si) menjadi:
Nilai daya dukung tanah (DDT) metode AASHTO 1986 dinyatakan dalam modulus resilien (Mr) atau korelasi dengan CBR, sedangkan
faktor regional (FR) dinyatakan dengan koefisien drainase (m), kehilangan tingkat pelayanan(ΔPSI), dan simpangan baku
keseluruhan (ZR dan So).
Perancangan Struktur Perkerasan Metode AASHTO
– Prinsip-prinsip desain
Wx = banyaknya repetisi beban gandar Lx; W18= banyaknya repetisi beban gandar standar (sumbu tunggal 18 kips); Lx = beban
gandar yang dievaluasi (dalam kips), L2= kode jenis gandar (L2s = 1 [standar gandar tunggal], L2x = 1, 2, atau 3, jika gandar yg
dievaluasi berupa gandar tunggal, tandem, atau tridem. Arti notasi lain, lihat rumus-rumus sebelumnya.
Perancangan Struktur Perkerasan Metode AASHTO
– Prinsip-prinsip desain
G= b40 = b18 =
Dengan:
g = persentase pertumbuhan lalulintas (%)
n = umur rencana (tahun)
Indeks Tingkat Pelayanan (Present Serviceability Index)
Angka PSI diperoleh dari pengukuran kekasaran (roughness), dan
pengukuran kerusakan (distress) seperti retak – retak, amblas, alur,
dan tipe kerusakan lain selama masa pelayanan.
Roughness merupakan faktor dominan dalam menentukan PSI
Tingkat pelayanan dibagi menjadi dua yaitu tingkat pelayanan
awal (pi) dan tingkat pelayanan akhir (pt).
Tingkat pelayanan awal berdasar AASHTO diharuskan sama atau
lebih dari 4,0. Nilai tingkat pelayanan awal (pi) yang
direkomendasikan oleh AASHTO Road Test adalah 4,2 untuk
flexibel pavement.
Angka PSI pada akhir umur rencana (pt) adalah angka yang masih
dapat diterima sebelum dilakukannya pelapisan ulang (overlay).
o Angka antara 2,5 atau 3,0 adalah yang disarankan untuk
digunakan pada jalan kelas tinggi,
o Angka 2,0 untuk jalan kelas rendah.
o Angka 1,5 dapat dapat digunakan atas dasar pertimbangan
ekonomi.
Design Serviceability Loss
ΔPSI dihitung dengan perhitungan sebagai
berikut:
ΔPSI=pi - pt
Dengan :
pi= Indeks pelayanan pada awal umur rencana
pt= Indeks pelayanan pada akhir umur rencana
Dengan:
G = faktor perbandingan kehilangan tingkat pelayanan
pt = indeks pelayanan (serviceability index) akhir (pt)
Fungsi desain dan variasi beban sumbu kendaraan yang
menyatakan jumlah perkiraan banyaknya sumbu kendaraan
yang akan diperlukan sehingga permukaan perkerasan
mencapai tingkat pelayanan = 1,5 dinyatakan sebagai β.
dengan:
β = faktor desain dan variasi beban sumbu
SN = structural number
Lx = beban sumbu yang akan dievaluasi (kips)
L18 = beban sumbu standar (18 kips)
L 2x = notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal ; 2 = sumbu ganda ; 3 = sumbu tripel
Dengan:
Β = faktor desain dan variasi beban sumbu
SN = structural number
Lx = beban sumbu yang akan dievaluasi (kips)
L18 = beban sumbu standar (18 kips)
L 2x = notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal ; 2 = sumbu ganda ;3 = sumbu tripel
Nilai faktor ESAL (LEF) dapat dihitung setelah Wx/W18 diketahui.
Sebagai contoh, LEF untuk kendaraan golongan 2 & 3 adalah sebagai
berikut:
Dengan:
LEF = Faktor ESAL
𝑊𝑥 / 𝑊18 = Perbandingan ekivalen sumbu x terhadap sumbu standar
LEF Total = LEF depan + LEF belakang
Lalulintas Rencana Lalu Lintas Rencana
Lalulintas rencana : LHR X GF X 365
Dengan :
LHR = LHR pada awal jalan dibuka
𝐺𝐹 = Growth Factor
365 = hari dalam satu tahun
𝑀𝑅 (𝑝𝑠𝑖)=1500×𝐶𝐵𝑅 𝑀𝑅 (𝑝𝑠𝑖)
Dengan:
Mr = Modulus Resilien
CBR = california bearing ratio
Structural Number (SN) rencana
SN (Structural number ) rencana ditentukan dengan persaan sebagai berikut :
Binder Course
Base
Subbase
Subgrade
Koefisien Drainase (m)
Definisi umum kualitas drainase : Wearing Course
Binder Course
Base
Subgrade
Koefisien Kekuatan Relatif (a)
AASHTO Memberikan korelasi antara nilai koefisien kekuatan
relatif dan Modulus Resilien (MR)
a2 = 0,249(log10Ebs) – 0,977
Lapis fondasi bawah granular Lapis fondasi bersemen
(granular subbase)
a2 = 0,227(log10Esb) – 0,839
Lapis fondasi beraspal
Tebal Minimum perkerasan
Contoh Soal
Rencanakan:
Tebal perkerasan untuk jalan arteri 2 jalur umur rencana 10 tahun. Dengan data lalu lintas tahun 2011 seperti di
bawah.
CBR tanah dasar = 3,25 %
Data-data:
Kendaraan ringan (MP) 2 ton............................................................................1063 kendaraan
Kendaraan sedang (Angkutan) 5,3 ton..............................................................368 kendaraan
Bus kecil (1.2) 8 ton............................................................................................. 57 kendaraan
Bus besar (1.2) 14,2 ton....................................................................................... 19 kendaraan
Truk Ringan (1.2L) 8,3 ton ...............................................................................427 kendaraan
Truk Berat (1.2H) 15,1 ton.....................................................................................49 kendaraan
Truk (1.2.2) 26 ton.......................................................................................... 30 kendaraan
----------------------------------------------------
LHR 2011 = 2012 kendaraan/hari/2 jalur
Dengan:
g = persentase pertumbuhan lalulintas (%)
n = umur rencana (tahun)
2. Tingkat Pelayanan
Nilai tingkat pelayanan awal (Pi) yang direkomendasikan oleh AASHTO Road Test adalah. 4,2
Nilai indeks pelayanan akhir (Pt) ditetapkan berdasar volume lalulintas ADT = 2012 sebesar 2,0
Selanjutnya ΔPSI dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:
Δ𝑃𝑆𝐼 =𝑝𝑖−𝑝𝑡
𝑃𝑆𝐼 =4,2−2,0=2,2
Pi = Indeks pelayanan pada awal umur rencana
Pt = Indeks pelayanan pada akhir umur rencana
3. Standar Deviasi
Untuk perkerasan lentur digunakan standar deviasi keseluruhan (So) sebesar 0,45.
4. Faktor ESAL
Nilai G dapat dilihat pada perhitungan berikut:
Dengan:
G = faktor perbandingan kehilangan tingkat pelayanan
pt = indeks pelyanan (serviceability index) akhir (pt)
Perhitungan βx dengan mengasumsikan nilai SN= 3,65. Nilai SN digunakan untuk menghitung βx dan β18.
Contoh perhitungan βx untuk kendaraan ringan (MP) dengan berat sumbu depan 1 ton = 2,2046 Kips.
Dengan:
β = faktor desain dan variasi beban sumbu
SN = structural number
Lx= beban sumbu yang akan dievaluasi (kips)
L 18= beban sumbu standar (18 kips)
L 2 = notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal 2 = sumbu ganda 3 = sumbu tripel
:
Hasil perhitungan nilai β18 dengan SN 3,65 adalah sebagai berikut:
Nilai Wx/W18 dapat dihitung setelah nilai G, β18, dan βx .Sebagai contoh perhitungan Wx/W18 untuk
kendaraan ringan (MP) sumbu depan 1 ton=2,2046 kips adalah sebagai berikut:
Dengan:
W = ekivalen beban sumbu standar (W= 18.000 lbs (80 kN))
G = faktor perbandingan kehilangan tingkat pelayanan
Lx= beban sumbu yang akan dievaluasi (kips)
L 18= beban sumbu standar (18 kips)
L 2 = notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal 2 = sumbu ganda 3 = sumbu tripel
Faktor ESAL (LEF) dapat dihitung setelah Wx/W18diketahui. Sebagai contoh, LEF untuk kendaraan ringan
(MP) sumbu depan adalah sebagai berikut:
Dengan:
Faktor distribusi arah ditetapkan sebesar 0,5 dan faktor distribusi lajur sebesar 1 untuk
mendapatkan lalulintas rencana kumulatif (w18). Perhitungannya adalah sebagai berikut:
𝑤 18 =𝐷𝐷×𝐷𝐿×𝑤18
=0,5×1×1797452=898726,2
Dengan:
DD= faktor distribusi berdasarkan arah
D L = faktor distribusi berdasarkan jumlah lajur
𝑤18= nilai kumulatif prediksi E
6. Reliabilitas
Berdasarkan Tabel untuk jalan kolektor pada
daerah rural, maka nilai reliabilitas berkisar
antara 75 – 95 %.
Dengan pendekatan nilai rencana ESAL
antara 898726,2 sesuai Tabel nilai reliabilitas
dapat ditetapkan sebesar 85 %.
Untuk nilai reliabilitas 85% sesuai pada Tabel
maka nilai ZRsebesar -1,037.
7. Modulus resilient tanah dasar
CBR rencana sebesar 3,25%. Dengan menggunakan persamaan dari Heukelom and Klomp (1962) korelasi
antara nilai CBR Corps of Engineer dan nilai resilient modulus (MR) dihitung seperti berikut:
MR (𝑝𝑠𝑖)=1500×𝐶𝐵𝑅 𝑀𝑅(𝑝𝑠𝑖)
=1500×3,25
=4875 𝑝𝑠𝑖
8. Tebal Lapis Perkerasan
Lapis Permukaan
Aspal beton (AC) 2500 MPa=
Jenis Lapisan = 362592,5 Psi
Koeisien kekuatan relatif = 0,4
Tebal Minimum Perkerasan = 3 inch
a2 = 0,249(log10Ebs) – 0,977
Lapis fondasi bawah granular
(granular subbase)
a2 = 0,227(log10Esb) – 0,839
Tugas dikumpulkan awal pertemuan minggu depan!
Rencanakan:
Tebal perkerasan untuk jalan arteri 2 jalur umur rencana 12 tahun. Dengan data lalu lintas tahun 2016 seperti di
bawah.
CBR tanah dasar = 3,5 %
Data-data:
Kendaraan ringan (MP) 2 ton............................................................................1100 kendaraan
Kendaraan sedang (Angkutan) 5,3 ton..............................................................370 kendaraan
Bus kecil (1.2) 8 ton............................................................................................. 52 kendaraan
Bus besar (1.2) 14,2 ton....................................................................................... 21 kendaraan
Truk Ringan (1.2L) 8,3 ton ...............................................................................440 kendaraan
Truk Berat (1.2H) 15,1 ton.....................................................................................60 kendaraan
Truk (1.2.2) 26 ton.......................................................................................... 35 kendaraan
----------------------------------------------------
LHR 2016 = 2078 kendaraan/hari/2 jalur
Perkembangan lalu lintas (g) : .............................................untuk 12 tahun = 5 %
Bahan-bahan perkerasan:
- Lapis permukaan = Aspal beton (AC) 2000 MPa
- Lapis fondasi atas = Butiran granular CBR 70%
- Lapis fondasi bawah = Butiran granular CBR 70%