id
1
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
siswa sehingga kelak dapat berguna dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam
kehidupan siswa tersebut.
Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh gurunya. Dikatakan permasalahan
jika siswa tersebut tidak mempunyai aturan/ hukum tertentu yang segera dapat
dipergunakan untuk menemukan jawaban permasalahan yang diberikan. Siswa dalam
memecahkan permasalahan harus mengguasai hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya, yaitu mengetahui, memahami serta terampil menggunakan suatu konsep,
dalil, teorema tertentu. Perbedaan siswa dalam menyelesaikan permasalahan
dipengaruhi kemampuan dia berpikir. Karena setiap siswa mempunyai kemampuan
berpikir kreatif yang berbeda maka dapat mempengaruhi penyelesaian permasalahan.
Hal ini di ungkapkan oleh silver dalam Anwar (2012) yaitu,
Silver pointed out an indicator to identify students‟ creative thinking by using
problem solving and problem posing. There are the three components that
assessed different parts and were independent of each other. Students have
various backgrounds and different abilities. They possess different potentials
in thinking pattern, imagination, fantasy and performance. Therefore, students
have different levels of creative thinking. A student may either achieve three
components, two components, or only one component.
Berpikir kreatif adalah salah satu tipe berpikir yang sangat penting dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Banyak ahli yang menyatakan pendapatnya tentang
berpikir kreatif. Salah satu dari ahli tersebut adalah Evans (1991:8) menjelaskan
bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktifitas mental untuk membuat hubungan-
hubungan yang terus menerus sehingga ditemukan kombinasi yang benar atau sampai
seseorang itu menyerah. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa seseorang
yang berpikir kreatif selalu mengunakan seluruh ide-idenya dan menghubungkan
segala sesuatu yang berhubungan sehingga dapat ditemukan suatu hasil yang
diingakan atau seseorang tersebut sudah tidak mampu lagi membuat produk yang
beragam atau menyerah. Seseorang yang berpikir kreatif selalu mencurahkan segala
ide-ide atau segala kemungkinan-kemungkinan yang dapat digunakan dalam
menyelesaikan permasalahannya.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu faktor yang berpengaruh pada
perbedaan pada kemampuan menyelesaikan permasalahan matematika. Siswa
dikatakan mempunyai berpikir kreatif tinggi akan lebih mudah untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematika. Sebaliknya siswa dengan kemampuan
kreatif rendah akan lebih sulit untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
matematika yang diberikan oleh gurunya. Kegiatan berpikir kreatif merupakan hal
yang penting untuk diamati, hal ini berpengaruh besar terhadap pemahaman siswa
terhadap materi. Setiap kriteria pada berpikir kreatif mempunyai arti yang berbeda
terhadap permasalahan yang diberikan. Siswa dapat diketahui letak kreatifnya dengan
memperhatikan kategori berpikir kreatif pada soal yang diberikan. Perbedaan proses
tersebut yang perlu diamati lebih jauh, hal ini berhubungan dengan hasil belajar.
Berpikir kreatif mempunyai kategori-kategori yang digunakan untuk melihat
bagaimana seseorang tersebut dalam berpikir kreatif. Menurut Silver (1997), terdapat
tiga kategori dalam berpikir kreatif, yaitu fluency (kefasihan), flexibility
(fleksibilitas), dan novelty (kebaruan). Setiap kategori mempunyai tujuan dan fungsi
tersendiri dalam melihat bagaimana seseorang tersebut dalam berpikir kreatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
Berpikir kreatif mempunyai fungsi yang sangat penting, hal ini sesuai dengan
kompetensi lulusan dalam kurikulum 2013. Salah satu pentignya dari berpikir kreatif
untuk menghasilkan inovasi-inovasi terbaru. Seperti halnya dengan belajar
matematika, berpikir kreatif dalam mempelajari matematika untuk membentuk
ketrampilan siswa dalam memahami, merencakan dan melaksanakan rencana suatu
masalah. Siswa akan terlatih ketrampilanya jika siswa tersebut setiap mempelajari
diberikan masalah yang menuntut mereka untuk berpikir kreatif.
Pada kurikulum 2013 siswa kelas VII mengenal suatu materi matematika yang
pertama adalah himpunan. Himpunan disampaikan pertama kali mempunyai alasan
tertentu, Hal ini disebabkan karena himpunan merupakan suatu mata pelajaran
matematika yang diajarkan pertama kali di sekolah menegah pertama. Siswa dengan
masa peralihan dari sekolah dasar ke sekolah menegah pertama membutuhkan waktu
yang cukup untuk beradaptasi. Metode pembelajaran di sekolah dasar dan menengah
pertama sangat berbeda, karena pada sekolah menengah pertama kemampuan
simbolik lebih diperluas. Himpunan merupakan materi dalam mata pelajaran
matematika yang berkelanjutan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian pada materi himpunan.
Terdapat beberapa penelitian yang memfokuskan pada berpikir kreatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Silver (1997) mempunyai kesimpulan bahwa problem
soving maupun problem posing dapat mengembangkan kemampuan fluency and
flexibility :
Through the use of inquiry-oriented mathematics instruction that includes
opportunities for problem posing and problem solving, teachers can assist
students to develop greater representational and strategic fluency and
flexibility and more creative approaches to their mathematical activity.
Penelitian yang dilakukan oleh Tatag Yuli Eko Siswono (2009), menunjukkan bahwa
lima tingkat berpikir kreatif yang tingkat 0, 1, 2, 3 sampai tingkat 4 yang memiliki
karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini didasarkan pada kefasihan, fleksibilitas,
dan kebaruan dalam pemecahan masalah matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah pada
penelitian ini adalah
1. Bagaimana diskripsi berpikir kreatif untuk kategori fluency siswa kelas VII SMP
yang mempunyai kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam
menyelesaikan masalah matematika materi pokok himpunan.
2. Bagaimana diskripsi berpikir kreatif untuk kategori flexibility siswa kelas VII
SMP yang mempunyai kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam
menyelesaikan masalah matematika dalam pokok himpunan.
3. Bagaimana diskripsi berpikir kreatif untuk kategori novelty siswa kelas VII SMP
yang mempunyai kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam
menyelesaikan masalah matematika materi pokok himpunan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mendeskripsikan berpikir kreatif untuk kategori fluency siswa kelas VII
SMP yang mempunyai kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam
menyelesaikan masalah matematika materi himpunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
2. Untuk mendeskripsikan berpikir kreatif untuk kategori flexibility siswa kelas VII
SMP yang mempunyai kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam
menyelesaikan masalah matematika materi himpunan.
3. Untuk mendeskripsikan berpikir kreatif untuk kategori novelty siswa kelas VII
SMP yang mempunyai kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah
dalam menyelesaikan masalah matematika materi himpunan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat memperkaya pengetahuan tentang kategori berpikir kreatif siswa SMP
kelas VII dalam menyelesaikan masalah matematika.
2. Sebagai pengembang model pembelajaran yang memperhatikan kriteria berpikir
kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika
commit to user