DISUSUN OLEH :
Dina Anisa (1948201034)
Kelas : B Farmasi
DOSEN PEMBIMBING :
Eliya Mursyida, M., Si.
1
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Mikrobiologi. Di dalam makalah ini berisi tentang ’’Sterilisasi Alat dan Bahan’’.
Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penulisan, segi redaksional maupun segi pengkajian dan
pemilihan bahan literatur sebagai landasan teori. Keadaan tersebut disebabkan adanya
keterbatasan dalam diri penulis sendiri.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Penulis ucapkan terima kasih bagi mereka yang telah memberikan bantuan dan
pengarahan dalam penyelesaian makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
a. Agar pembaca mengetahui pengertian dari sterilisasi
b. Agar pembaca mengetahui metode sterilisasi
c. Agar pembaca mengetahui jenis disinfeksi beserta fungsinya
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga
penting.
Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H 2, O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.
5
sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan
yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak
menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral,
gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang
tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas
dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan
atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp untuk
mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
a. Oven
6
Cara kerja inkubator:
Hubungkan kabel power ke stop kontak.
Putar tombol power ke arah kiri (lampu power hijau menyala).
Atur suhu dalam inkubator dengan menekan tombol set.
Sambil menekan tombol set putarlah tombol di sebelah kanan akan tombol set
hingga mencapai suhu yang diinginkan.
Setelah suhu yang diinginkan selesai diatur, lepaskan tombol set. Inkubator akan
menyesuaikan dengan suhu secara otomatis setelah beberapa menit
Masukkan mikroba,biasanya jika menggunakan cawan petri sebelumnya
dibungkus kertas terlebih dahulu.
2. Pemanasan Kering
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein
penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap
dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air
disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari
volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan :
Penguraian gula
Degradasi vitamin dan asam-asam amino
Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada
temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan.
7
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut. 6
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan
farmasi dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang
dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa
air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic serta media
untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh
secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap
jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
c. Autoclaf
Cek dahulu volume air dalam autoclave pastikan tinggi air pada batas yang telah
ditentukan. Lebih baik digunakan air hasil destilasi, untuk menghindari adanya kerak
atau karat.
Masukkan peralatan dan bahan. Pastikan semua bagian alat medis yang akan
disterilisasi terkena air. Khususnya botol bertutup ulir, kendorkan tutup agar air
bisa masuk.
Tutup autoklaf dengan rapat dan kencang agar uang tidak keluar. Klep pengaman
autoklaf jangan dikencangkan dulu.
Nyalakan autoklaf, lalu atur time minimal 15 menit dengan suhu 121c
8
Tunggu air mendidih untuk menciptakan uap yang memenuhi kompartemen autoklaf
dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kencangkan ke pengaman sampai selesai.
Waktu 15 menit dihitung mulai dari tekanan mencapai 2 atm.
Jika alarm berbunyi tanda selesai, tunggu tekanan dalam kompartemen turun sehingga
tekanannya sama dengan udara di lingkungan (angka 0).
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak
stabil dalam autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis
tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang
ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu 100 oC
selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang
digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan
0,2% klorokresol.
4. Air Mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan
dalam keadaan darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak
sporanya.
5. Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dan sebagainya.
6. Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari
inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau
produk yang peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan
yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan
β). Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis
yang peka terhadap panas (termolabil).
7. Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan
dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu tinggi akan
9
mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu 8 bertekanan
pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan proses
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap hari
selama 3 hari berturut- turut.
B. Sterilisasi Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan
antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta
efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa
bersifat iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat
di pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol,
fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin,
deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-
propilakton (Volk, 1993).
C. Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan
dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.
3.4. Jenis disinfeksi dan fungsinya
1. Desinfeksi dengan metode fisika dilakukan dengan 3 cara yaitu:
Merebus pada suhu 1000 C selama 15 menit dapat membunuh bakteri
vegetative.
Pasteurisasi pada suhu 630C selama 30 menit atau 720C selama 15 detik
yang berfungsi membunuh patogen pada makanan namun tidak
mengurangi nutrisi dan rasa dari makanan tersebut.
Menggunakan radiasi non-ionisasi seperti ultraviolet (UV). Sinar
ultraviolet memiliki panjang gelombang yang panjang dengan low
energy. Contohnya adalah untuk membunuh bakteri yang ada di
permukaan BSCs. Sehingga, sebelum menggunakan BSCs, sinar UV
harus dinyalakan terlebih dahulu yaitu kurang lebih 30 menit sebelum
penggunaan.
2. Desinfektan dngan metode kimiawi
Desinfeksi dengan metode kimiawi Desinfeksi dengan metode kimiawi dapat dilakukan
dengan menggunakan desinfektan. Bahan yang termasuk dalam desinfektan yaitu:
10
Etil alcohol 70% lebih efektif dibandingkan dengan etil alcohol 95%, hal ini
dikarenakan kemampuan air (H2O) dalam menghidrolisis ikatan protein dari
mikroorganisme. Sehingga, proses membunuh mikroorganisme menjadi
lebih efektif.
Aldehid yang berupa glutraldehid dan formaldehid memiliki kemampuan
iritasi yang besar sehingga tidak digunakan sebagai antiseptic.
Halogen, seperti chlorin dan iodine merupakan desinfektan yang seringali
digunakan. Persiapan sebelum dilakukan operasi seringkali menggunakan
kombinasi etil alcohol 70% diikuti dengan povidon-iodine.
Logam berat, contohnya adalah air raksa. Karena logam ini sangat berbahaya
bagi lingkungan, maka penggunaannya sebagai desinfektan tidak
direkomendasikan. Namun dalam keadaan konsentrasi sangat rendah
misalkan silver nitrat 1%, masih efektif digunakan dalam pengobatan
konjungtivitis neonatorum karena Neisseria gonorrhoeae.
Desinfektan yang digunakan pada kulit disebut sebagai antiseptik. Antiseptik
didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang
menempel pada jaringan hidup, contohnya adalah kulit. Mekanisme kerja dari antiseptic
sebagian besar adalah menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme (bakteriostatik)
namun dapat juga membunuh bakteri (bakterisidal).
Jenis Peralatan Kesehatan Yang Dapat Disterilkan.
Jenis Peralatan kesehatan yang dapat disterilkan antara lain yaitu :
1. Peralatan kesehatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum
dan lain-lain.
2. Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung
kimia dan lain-lain.
3. Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan,
pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
4. Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule
trachea dan lain-lain.
5. Peralatan kesehatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken),
baskom dan lain-lain.
11
6. Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir,
piring dan lain-lain.
7. Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-
lain.
8. Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek
operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masing-masing bahan disinfektan tersebut mempunyai karakteristik sendiri dan
tidak dapat saling mengganti satu sama lain. Karakteristik disinfektan yang ideal yaitu
bersprektum luas, membunuh kuman secara cepat, tidak dipengaruhi faktor lingkungan,
tidak toksik, tidak korosif atau merusak bahan, tidak berbau, mudah pemakaiaanya,
ekonomis, larut dalam air, dan mempunyai efek pembersih.
Sterilisasi dengan kimiawi dapat dilakukan dengan bahan klor, alkohol, yodium,
formaldehida 8 %, glutaraldehide dan lain-lain.
Alat-alat Sterilisasi : Ozontsterilizer, Oven, Otoclaf, Lampu spiritus, Alat-alat
Perhitungan Koloni Mikroorganisme, Coloni counter.
Alat-alat lainnya : Centrifu, Gelas ukur, Gelas kimia, Labu ukur, Labu
erlenmeyer, Lumpan dan alu, Neraca ohauss, Pipet volume, Pipet gondok, Mikropipet,
Mukrometr skrub, Pinset, Spoid, Glass objek, Cover glass, Inkubator, Kulkas, Tabung
reaksi,Tabung durham, Ose lurus, Ose bulat, Peperdisk.
Saran
Sebelum melakukan sterilisasi dengan kimiawi perlu dikaji terlebih dahulu benda
yang akan di sterilisasi. Setelah itu pilih bahan yang efektif sesuai dengan tujuan
sterilisasi. Saat memegang alat sebaiknya praktikan menggunakan handspon, agar
dipastikan alat benar-benar steril.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://noberanagbio.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan_13.html
http://sumbermakalahkeperawatan.blogspot.com/2012/12/pengendalian-infeksi.html
http://irmanadifa.student.esaunggul.ac.id/2012/11/01/tugas-fisika-online-sterilisasi-peralatan-
secara-fisis/
Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical Microbiology
(fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier.
http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2011/11/mikrobiologi-dan-parasitologi.html
14