Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

DISUSUN OLEH :
Putri Kurnia Sari 1814301005

Dosen : Sulastri., M.Kep.,Sp.Jiwa

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2020/2021
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
Bandar Lampung
Jl. Soekarno Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung

I. Kasus (masalah utama)


Halusinasi adalah persepsi sensorik yang keliru dan melibatkan panca
indera (Isaacs, 2002).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu
penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksteren/ persepsi palsu (Maramis,2005).
Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah
(Stuart, 2007).
Menurut Varcarolis 2006, halusinasi dapat didefinisikan sebagai
tanggunngannya proses sensori seseorang, dimana tidak terdapat
stimulus.
II. Proses terjadinya masalah
1. Faktor predisposisi:
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami.
Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah
frontal, temporal dan limbi berhubungan dengan prilaku psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofernia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(Cerebellu). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh
otopsi (post-mortem).

b. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaaan
yang dapat mempengaruhi orienyasi realitas adalah penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

c. Sosial budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan,konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertaistress

2. Faktor presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan

setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,

perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian

individu terhadap stressor dan masalah koping dapat

mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).

Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan


halusinasi adalah:
a. Biologi
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme
pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan
untuk secara selektif menanggapi stimulus yang di terima oleh
otak untuk di interprestasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap

stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan

perilaku.

3. Penilaian terhadap stresor


Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah
adanya pikiran logis, persepsi akurat, emosi yang konsisten
dengan pengalaman, prilaku cocok, dan terciptanya hubungan
sosial yang harmmonis. Sementara itu, respons maladaptif
meliputi adanya waham, halusinasi, kesukaran proses emosi,
prilaku tidak terorganisasi, dan isolasi sosial: menarik diri.
Berikut adalah gambaran rentang respons neorobiologi.

Adaptif Maladaptif

Pikiran logis pikiran kadang gangguan


persepsi akurat menyimpang proses pikir.
emosi konsisten ilusi waham
dengan pengalaman emosi tidak stabil halusinasi
prilaku sesuai prilaku ketidak-
hubungan sosial. Aneh enarik diri mampuan
untuk
mengalami
emosi
ketidakteratura
-n isolasi
sosial.
Tingkatan halusinasi:
Intensitas halusinasi meliputi empat tingkat, mulai dari tingkat 1
hingga tingkat 4 :
• Tingkat 1
Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang halusinasi
merupakan pakan suatu kesenangan. Karateristik halusinasi,
klien mengalami ansietas kesepian, rasa bersalah, dan
ketakutan,mencoba berfokus pada pikiran yang dapat
menghilangkan ansietas, pikiran dan pengalaman sensori
masih ada dalam kontrol kesadaran (jika ansietas
dikontrol).prilaku klien,klien sering tersenyum,menggerakan
bibir tanpa ada suara, menggerakan mmata dengan
cepat,respons verbal yang lambat, diam dan konsentrasi.
• Tingkat 2
Menyalahkan tingkat ansietas berat halusinasi menyebabkan
rasa antipati. Karekteristik halusinasi pengalaman sensori
menakutkan, mulai merasa kehilangan kontrol, merasa di
lecehkanoleh pengalaman sensori tersebut, menarik diri dari
orang lain. Prilaku klien, peningkatan sistem saraf otak, tanda
tanda ansietas, seperti peningkatan denyut jantung pernapsan,
dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, konsentrasi
dengan pengalaman sensori,kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dari realita.
• Tiingkat 3
Mengontrol tingkat ansietas berat pengalaman sensori tidak
dapat di tolak lagi. Karakteristik halusinasi, klien menyerah
dan menerima pengalaman sensorinya, isi halusinasinya
menjadi atraktif, kesepian bila pengalaman sensroi berakhir.
Prilaku klien, perintah halusinasi di taati, sulit berhubungan
dengan orang lain, rentang perhatian hanya beberapa detik atau
menit,gejala fisik ansitas berat berkeringan, tremor dan tidak
mampu mengikuti perintah.
• Tingkat 4
Menguasi tingkat ansietas panik yang di atur dan di pengaruhi
oleh waham. Karekteristi halusinasi, penglaman sensori
menjadi ancaman, halusinasi dapat berlangsung selama
beberapa jam dan beberapa hari. Prilaku jlien, prilaku klien
panik, berpontensi untuk membunuh atau di bunuh, tindakan
kekerasan agitasi, menarik diri, atau katatonia, tidak mampu
merespons perintah yang kompleks, tidak mampu merespon
terhadap lebih dari satu orang.
Jenis jenis halusinasi :
• Halusinasi pendengaran
Do : mengarahkan telinga pada telinga pada sumber
suara,marah marah tanpa sesab yang jelas, bicara atau
tertawa sendiri, menutup telinga.
Do : mendengar suara atau bunyi gaduh, mendengar suara
yang menyuruh untuk melakukan sesuatu yang berbahaya,
mendengar suara yang mengajak bercakap cakap,
mendengar suara orang yang sudah meninggal.
• Halusinasi penglihatan
Do : ketakutan pada sesuatu atau objek yang dilihat, tatapan
mata menuju tempat tertentu, menunjukan ke arah tertentu.
Ds : melihat mahluk tertentu, bayangan, seseorang yang
sudah menninggal,sesuatu yang menakutkan atau hantu
cahaya..
• Halusinasi pengecapan
Do : adanya tindakan tindakan mengecap sesuatu,gerakan
mengunyah, sering meludah atau muntah.
Ds : klien seperti sedang merasakan makanan atau rasa
tertentu, atau mengunyah sesuatu.
• Halusinasi penghidung
Do : adanya gerakan cuping hidung karena mencium
sesuatui atau mengarahkan hidung pada tempat tertentu.
Ds : mencium bau dari bau bauan tertentu,seperti bau
mayat, masakan, fases, bayi, atau parfum, klien sering
mengatakan bahea ia mencium suatu bau, halusinasi
penciuman sering menyertai klien klien demensia, kejang
atau penyakitserebravaskuler.
• Halusinasi perabaan
Do :menggaruk garuk permukaan kulit, klien terlihat
menatap tubuhnya dan terlihat merasakan sesuatu yang
aneh seputar tubuhnya.
Ds :klien mengatakan ada sesuatu yabg menggerayi tubuh,
seperti tangan dan seraangga, atau mahluk halus, merasakan
sesuatu do permukaan kulit, seperti rasa yang sangat panas
dan dingin, atau rasa tersengat listrik.
Tanda dan gejala:
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap
klien serta ungkapan klien. Adapaun tanda dan gejala klien
halusinasi adalah :
• Data subjektif
Berdasarkan data subjektif, klien dengan ganggaun sensori
persepsi halusinasi mengatakan bahwa klien:
- Mendengar suara suara atau kegaduhan
- Mendengar suara suara atau kegaduhan
- Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya.
- Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster.
- Menciium bau bauan seperti bau darah darah, urine, feses,
kadang kadang bau itu menyenangkan.
- Merasakan rasa seperti darah, urine, atau fases
- Merasa trakut atau senang dengan halusinasinya
• Data objektif
Berdasarkan data objektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi hallusinasi melakukan hal hal berikut :
- Bicara atau tertawa sendiri
- Marah marah atau tanpa sebab
- Mengarahkan telinga ke arah tertentu
- Menutup telinga
- Menunjuk nunjuk kearah tertentu
- Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
- Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau bauan
tertentu
- Menutup hidung
- Sering meludah
- Muntah
- Menggaruk garuk permukaan kulit.

4. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menghadapi stresor.
5. Mekanisme koping
1) Regresi: regresi berhubungan dengan proses informasi dan

upaya yang di gunakan untuk menanggulangi ansietas.

Senergi yang tersisa untuk aktivitas sehari hari. Tinggal

sedikit, sehingga klien menjadi malas beraktivitas sehari

hari.

2) Proteksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan

berusaha untuk mengalihkan tanggung jawab kepada

orang lain atau suatu benda.

3) Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik

dengan stimulus internal.

4) Keluarga mengingkari masalah yang di alami oleh

klien.(Stuart, 2007).
A. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

No Data Masalah

1. Ds : Gangguan Persepsi

- Klien mengatakan Sensori : Halusinasi

mendengar suara bisikan

yang tidak ada wujudnya

- Klien mengungkapkan

perasaan takut, cemas dan

khawtir

Do :

- Klien tampak bersikap

seolah mendengar dan

melihat sesutau

- Klien menyendiri

- Klien tampak tegang

- Klien tampak melamun

- Klien fokus melihat kesatu

arah

- Klien mondari mandir

- Klien tampak berkomat

kamit.

2. Ds : Perilaku kekerasan

- Mengancam
- Mengumpat dengan kata

kata kasar

- Suara ketus

- Bicara ketus

Do:

- Klien menyerang orang lain

yang ada di dekatnya

- Klien mulukai diri sendiri

dan orang lain

- Prilaku klien agresif/

mengamuk

- Mata melotot atau

pandangan tajam

- Tangan mengepal

- Rahang mengatup

- Wajah memerah

- Postur tubuh kaku

3. Ds : Harga diri rendah

- Klien mengatakan tidak kronis

berguna lagi dan tidak dapat

tertolong

- Klien mengatakan sering

merasa malu atau bersalah

- Klien mengatakan tidak


mampu melakukan apapun

- Klien mengatakan sulit tidur

Do :

- Klien enggan mencoba hal

hal baru

- Klien berjalan dengan

menunduk

- Postur tubuh klien

menunduk

- Kontak mata klien kurang

- Klien berbicara rendah dan

lirih

- Sulit membuat keputusan

B. Pohon masalah

Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Persepsi Sendori:


Halusinasi

Ganggaun Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis


III. Diagnosa keperawatan
A. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
B. Risiko Prilaku Kekerasan
C. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis
IV. Strategi pelaksanaan tindakan keperwatan (individu, keluarga dan kelompok)
No Diagnosa Tindakan Pertemuan
Sp 1 Sp 2 Sp 3 Sp 4 Sp 5 sd 12
1. Halusinasi Pasien 1. Idetifikasi halusinasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. menghardik & 1. Evaluasi kegiatan
: isi, frekuensi, waktu menghardik. Beri kegiatan obat & bercakap- latihan menghardik
terjadi, situasi pujian menghardik & cakap. Beri pujian & obat & bercakap-
pencetus, perasaan, 2. Latih cara mengontrol obat. Beri pujian 2. Latihan cara cakap & kegiatan
respon halusinasi dengan obat 2. Latih cara mengontrol harian. Beri pujian
2. Jalaskan cara : (jelaskan 6 benar: mengontrol halusianasi 2. Latih kegiatan harian
mengontrol jenis, gunas, dosis, haluasinasi dengan 3. Nilai kemampuan
halusinasi : hardik frekuensi, cara, dengan melakukan yang telah mandiri
obat, bercakap- kontinuitas minum bercakap-cakap kegiatan harian 4. Nilai apakah
cakap, melakukan obat) saat terjadi (mulai 2 kegiatan) halusinasi terkontrol
kegiatan 3. Masukkan pada jadwal halusinasi 3. Masukkan pada
3. Latih cara kegiatan untuk latihan 3. Masukkan pada jadual kegiatan
mangontrol menghardik dan jadual kegiatan untuk laihan
halusianasi dengan minum obat. untuk latihan menghardik,
menghardik untuk minum obat,
4. Masukkan pada menghardik, bercakap-cakap
jadual kegiatan minum obat dan dan kegiatan
untuk latihan bercakap-cakap harian
menghardik
Keluarga 1. Diskusikan masalah 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan
yang dirasakan keluarga dalam kegiatan keluarga dalam keluarga dalam
dalam merawat merawat/melatih keluarga dalam merawat/melatih merawat/melatih
pasien pasien menghardik. merawat/ pasien pasien menghardik &
2. Jelaskan pengertian, Beri pujian melatih pasien menghardik, dan memberikan obat &
tanda & gejala, dan 2. Jelaskan 6 benar cara menghardik dan memberikan obat bercakap-cakap &
proses terjadinya memberikan obat memberikan & bercakap- melakukan kegiatan
halusinasi (gunakan 3. Latih cara obat. Beri pujian cakap. Beri pujian harian dan follow up.
booklet) memberikan/ 2. Jelaskan cara 2. Jelaskan follow up Beru pujian
3. Jelaskan cara membimbing minum bercakap-cakap ke RSJ/PKM, 2. Nilai kemamuan
merawat halusinasi obat dan melaukukan tanda kambuh, keluarga merawat
4. Latih cara merawat 4. Anjurkan membntu kegiatan untuk rujukan pasien
haluasinasi : hardik pasien sesuai jadual mengontrol 3. Anjurkan 3. Nilai kemampuan
5. Anjurkan membantu dan memberi pujian halusinasi membantu pasien keluarga melakukan
pasien sesuai jadual 3. Latih dan sesuai jadwal dan kontrol ke RSJ/PKM
dan memberi pujian sediakan waktu memberikan
bercakap-cakap pujian
dengan pasien
terutama saat
halusianasi
4. Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadual dan
memberikan
pujian
C. Terapi Aktivitas Kelompok
Sesi 1 : Mengenal Halusinasi
Tujuan :
1. Klien mengenal halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi.
4. Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi

No Aspek yang di nilai


1. Menyebutkan isi halusinasi
2. Menyebutkan waktu halusinasi
3. Menyebutkan frekuensi halusinasi
4. Menyebutkan perasaan bila halusinasi timbul

Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi : Menghardik


Tujuan :
1. Pasien bisa menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mangatasi halusinansi.
2. Pasien bisa memahami dinamika halusinasi.
3. Pasien bisa memahami cara menghardik halusinasi.
4. Pasien bisa memperagakan cara menghardik halusinasi.

No Aspek yang di nilai


1. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi
halusinasi.
2. Menyebutkan cara efektifitas
3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik.
4. Memperagakan menghardik halusinasi

Sesi 3 : Menyusun Jadwal Kegiatan


Tujuan :
1. Pasien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah timbulnya halusinasi.
2. Pasien bisa menyusun jadwal aktivitas hariannya dari pagi hari sampai dengan tidur malam

No Aspek yang di nilai


1. Menyebutkan pentingnya aktivitas mencegah halusinasi.
2. Membuat jadwal kegiatan harian
Sesi 4: Cara Meminum Obat Yang Benar
Tujuan :
1 Klien dapat mengetahui jenis – jenis obat yang harus diminumnya.
2 Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur.
3 Klien mengetahui 5 benar minum obat.
4 Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat.
5 Klien mengetahui akibat jika putus obat.
No Aspek yang di nilai
1. Menyebutkan pentingnya minum obat secara teratur.
2. Menyebutkan akibat jika tidak minum obat secara teratur
3. Menyebutkan jenis obat
4. Menyebutkan dosis obat
5. Menyebutkan waktu minum obat
6. Menyebutkan cara minum obat yang tepat
7. Menyebutkan efek terapi obat
8. Menyebutkan efek samping obat
Sesi 5 : Mengontrol Halusinasi Dengan Bercakap Cakap
Tujuan :
1 Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain.
2 Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami halusinasi.

No Aspek yang di nilai


1. Menyebutkan pentingnya bercakapcakap ketika
halusinasi muncul
2. Menyebutkan cara bercakapcakap
3. Memperagakan saat mulai percakapan
DAFTAR PUSTAKA
Arindita, alfina.2017. Laporan Pendahuluan Halusinasi.
https://www.academia.edu/31943647/LAPORAN_PENDAHULUAN_
HALUSINASI
Putri, rika. 2017.Laporan Pendahulan Halusinasi 1.
https://www.academia.edu/9797578/LAPORAN_PENDAHULUAN_
LP_HALUSINASI
Saktian,yusuf.2017.Laporan Pendahuluan Halusinasi.
https://www.academia.edu/28333404/LAPORAN_PENDAHULUAN_
HALUSINASI.
Sutedjo.2020.Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:Pustaka Baru

Anda mungkin juga menyukai