Masker Wajah PDF
Masker Wajah PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masker Wajah
Masker wajah adalah masker kecantikan yang berwujud sediaan gel,
pasta dan serbuk yang dioleskan untuk membersihkan dan mengencangkan
kulit, terutama kulit wajah. Secara sistematik, masker wajah bertindak
merangsang sirkulasi aliran darah maupun limpa, merangsang dan
memperbaiki kulit melalui percepatan proses regenerasi dan memberikan
nutrisi pada jaringan kulit. Masker wajah juga berfungsi sebagai pembawa
bahan-bahan aktif yang berguna bagi kesehatan kulit, seperti ekstrak
tumbuhan, minyak esensial, atau rumput laut yang dapat diserap oleh
permukaan kulit untuk dibawa ke dalam sirkulasi darah (Novita Widya, 2009).
Pemakaian kosmetika merupakan hal yang sangat diperlukan oleh
seseorang sejak usia bayi sampai usia lanjut, tidak terkecuali pria maupun
wanita dengan tujuan untuk mendapatkan kulit yang sehat, wajah yang cantik,
penampilan pribadi yang baik dan kepercayaan pada diri sendiri. Kosmetik
dikenal oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, sehingga seiring
berkembangnya ilmu tentang kosmetologi banyak ilmuan yang
menggembangkan tentang ilmu dermatologi agar dapat mengetahui efek dari
suatu bahan terhadap kulit, karena saat ini banyak kasus penyakit baru yang
muncul karena pemilihan bahan kosmetik yang ternyata dapat mengiritasi kulit
seperti bercak merah, rasa panas dan terbakar jika terkena paparan sinar
matahari langsung ( Tranggono Retno Iswari, 2007).
Masker wajah saat ini memiliki banyak bentuk seperti serbuk, pasta, ada
juga yang berbentuk gel. Berbagai perusahaan kosmetik besar saat ini banyak
mengeluarkan produk yang berbahan alami atau “back to nature”. Masyarakat
saat ini banyak yang beralih pada produk yang berbahan alami, k eistimewaan
masker dari bahan alami ini adalah tidak menimbulkan iritasi dan efek
samping. Karena produk yang terbuat dari bahan alamiah lebih murah, aman,
tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan bagi kulit
(Surtiningsih, 2005).
3
4
Famili : Poaceae/Gramineae
Subfamili : Oryzoideae
Suku : Oryzeae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L
Sub Spesies : Japonica / sinica
(Vaughan et al.,2009)
b. Nama Umum Beras Hitam
Beras hitam dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-
beda. Penduduk di Solo mengenal beras ini dengan nama Beras
Wulung, sedangkan di Cibeusi, Jawa Barat lebih dikenal dengan beras
Gadog, di Sleman dikenal dengan beras Cempo Ireng atau beras
Jlitheng, dan di Bantul dikenal sebagai beras Melik (Bala i Besar
Penelitian Tanaman Padi, 2010).
Penanaman beras hitam tidak disemua wilayah Indonesia
menanamnya, salah satunya seperti di Dusun Barak, Margoluwih,
Seyegan, Kabupaten Sleman masih ada kelompok tani yang menanam
beras hitam dengan nama cempo ireng yang berumur kurang lebih 5
bulan. Di daerah Kedon, Ganjuran, Bantul juga ada seorang petani yang
dengan sabar melakukan perbanyakan benih beras hitam dari gabah
yang tercampur pada beras pecah kulit dari beras hitam yang
dimilikinya (dibelinya dari pasar). Penanaman ini bekerjasama dengan
Balai Pengkajian Teknologi (BPTP) Yogyakarta sebagai lembaga
penelitian yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Kristamtini, 2009).
c. Morfologi Tanaman Padi Beras Hitam
Batang tanaman padi mempunyai bentuk beruas-ruas, rangkaian
ruas-ruas pada batang tanaman padi mempunyai panjang yang berbeda-
beda. Pada ruas batang bawah pendek, semakin ke atas semakin
panjang. Ciri khas daun tanaman padi yaitu adanya sisik dan telinga
daun, hal ini yang menyebabkan daun tanaman padi dapat dibedakan
dari jenis rumput yang lain (Sucipto, 2009).
6
dan membersihkan kulit, tepung jenis lain seperti tepung gandum atau
oat, tepung jagung, dan tepung beras juga biasa digunakan dalam
pembuatan produk kecantikan terutama pembuatan masker (Thomas
Tessa 2006).
Pentingnya nilai kesehatan dan kepedulian terhadap lingkungan
hidup telah mendorong masyarakat untuk kembali menggunakan bahan
organik. Alasannya seperti berhenti mengkonsumsi bahan-bahan kimia,
melindungi generasi selanjutnya, penggunaan organik lebih baik/lebih
enak, mendukung petani lokal berskala kecil, melindungi kualitas air
dan udara, mencegah erosi tanah, melindungi kesehatan, hemat energi,
mempromosikan keanekaragaman hayati, harganya relatif tidak mahal,
dan bebas dari bahan-bahan hasil rekayasa genetik (Sudrajat dan
Surahman 2007).
3. Biji klabet