Anda di halaman 1dari 10

Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif


Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING


TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK DI SMA
NEGERI 01 MANOKWARI
(STUDI PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI
KELARUTAN)
THE EFFECT OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO THE
COGNITIVE ACHIEVEMENT OF STUDENTS IN SMA NEGERI 01
MANOKWARI
(STUDIES ON THE SUBJECT SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT)

Sumarni S1, Bimo Budi Santoso2, Achmad Rante Suparman3


1,2,3
Universitas Papua Manokwari
Jalan Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat
Arnhysumarni@gmail.com

Abstract

Study the effect of guided inquiry learning model to the cognitive achievement of students in SMA
Negeri 01 Manokwari (study on the subject of solubility and solubility product) which aimed to
determine whether there is a significant difference between the learning model of guided inquiry
and conventional learning model to cognitive achievement of students and to measure the percent
effect of both models was carried out. This study used research quasi-experimental design with the
pretest-posttest design. Mechanical sampling was done by purposive sampling. The instrument
used to measure cognitive achievement of students is a test essay. Analysis of the data used is
descriptive analysis and inferential using the software SPSS 22. The results showed that there
were differences in the results of a cognitive learning which the guided inquiry learning model is
better than the conventional learning model with the effect is 29,49 percent.

Keywords: Cognitive achievement, Guided inquiry, Learning model

Abstrak

Penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar
kognitif siswa di SMA Negeri 01 Manokwari (studi pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali
kelarutan) yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar kognitif siswa dan untuk mengukur persentase efek dari kedua model. Penelitian ini
menggunakan quasi-eksperimental dengan desain posttest-pretest. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
kognitif siswa adalah esai tes. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan
inferensial menggunakan program SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar kognitif dari model inkuiri terbimbing adalah lebih baik dari model
pembelajaran konvensional dengan efek 29,49 persen.

Kata kunci: Hasil belajar kognitif , Inkuiri terbimbing, Model pembelajaran

PENDAHULUAN
Hakikat pendidikan adalah menyediakan dan utuh (mencakup ranah kognitif, afektif,
lingkungan yang memungkinkan setiap dan psikomotor). Oleh karena itu,
peserta didik untuk mengembangkan minat, pembaharuan pendidikan perlu dilakukan
bakat dan kemampuannya secara optimal untuk meningkatkan mutu pendidikan di

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [21]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

Indonesia [1]. Mutu pendidikan ini peserta didik hanya mengacu pada contoh
menyangkut pada setiap jenjang pendidikan soal yang ada pada buku LKS tersebut.
salah satu jenjang pendidikannya adalah Model pembelajaran konvensional
Sekolah Menengah Atas. Upaya peningkatan tersebut dirasa kurang efektif jika diterapkan
mutu pendidikan dapat dimulai dengan dalam pelajaran kimia, khususnya pada
memperbaiki proses pembelajaran yang pokok bahasan hitungan dan pemahaman
kurang sesuai dalam proses belajar mengajar konsep. Hasil belajar pada pokok bahasan
di dalam kelas.. Hasil Kali Kelarutan (Ksp) pada tahun
Suasana belajar dan pembelajaran itu sebelumnya cukup rendah dan tidak sesuai
diarahkan agar peserta didik dapat dengan target Kriteria Ketuntasan Minimal
mengembangkan potensi dirinya, ini berarti (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu
proses pendidikan itu harus berorientasi 70. Pemilihan model pembelajaran yang
kepada siswa (student active learning). tepat dengan kondisi peserta didik menjadi
Pendidikan adalah upaya pengembangan salah satu faktor penunjang dalam
potensi anak didik. Dengan demikian, anak peningkatan hasil belajar peserta didik.
harus dipandang sebagai organisme yang Model pembelajaran inkuiri terbimbing
sedang berkembang dan memiliki potensi. merupakan salah satu model pembelajaran
Tugas pendidikan adalah mengembangkan yang tepat diterapkan pada kondisi kelas
potensi yang dimiliki anak didik, bukan yang kemampuan peserta didiknya
menjejalkan materi pelajaran atau memaksa bervariasi. Model pembelajaran inkuiri
agar anak dapat menghafal data dan fakta terbimbing (guided inquiry) adalah model
[2]. pembelajaran yang berpusat pada peserta
SMA Negeri 01 Manokwari merupakan didik, peserta didik juga dilatih
salah satu sekolah yang turut bertugas mengembangkan kemampuan berpikir,
meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah ini peserta didik dilatih berpikir kritis. Selain
adalah salah satu sekolah unggulan di kota itu, dapat membangkitkan gairah belajar
Manokwari, Papua Barat. Namun, proses pada peserta didik.
pendidikan yang berlaku di sekolah tersebut Pembelajaran inkuiri terbimbing
masih berorientasi pada guru. Proses diterapkan agar para peserta didik bebas
pendidikan yang demikian menyebabkan mengembangkan konsep yang mereka
peserta didik lebih cenderung bergantung pelajari. Peserta didik diberi kesempatan
pada guru. Sehingga, peserta didik kurang untuk memecahkan masalah yang mereka
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. hadapi secara individu atau berkelompok, di
Pemilihan model pembelajaran yang dalam kelas peserta didik dilatih untuk
kurang tepat juga mempengaruhi hasil berinteraksi dengan kawan sebayanya untuk
belajar peserta didik. Model pembelajaran saling bertukar informasi. Sedangkan,
konvensional yang umumnya digunakan adapun tujuan penelitian pada penelitian ini
adalah model pembelajaran yang hanya ialah untuk mengetahui ada tidaknya
melibatkan metode pembelajaran ceramah, perbedaan yang signifikan antara model
penugasan dan diskusi. Metode penugasan pembelajaran inkuiri terbimbing dan model
yang digunakan guru adalah penugasan yang pembelajaran konvensional terhadap hasil
hanya langsung diberikan pada peserta didik belajar kognitif peserta didik di SMA Negeri
dari Lembar Kerja Siswa (LKS) yang ada 01 Manokwari studi pada pokok bahasan
pada peserta didik. Guru kurang menuntun kelarutan dan hasil kali kelarutan serta untuk
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal mengetahui persen pengaruh penggunaan
khususnya pada soal hitungan, sehingga model pembelajaran inkuiri terbimbing

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [22]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

terhadap hasil belajar kognitif peserta didik yang dibagikan oleh guru, selain itu juga
di SMA Negeri 01 Manokwari. peserta didik diberikan pertanyaan seputar
soal hitungan yang harus dikerjakan
METODOLOGI PENELITIAN
berdasarkan contoh soal yang terdapat pada
Penelitian ini merupakan penelitian
buku pegangan peserta didik dengan
quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan
bimbingan guru. Masalah atau pertanyaan
Desain Eksperimen Pretest-Posttest Grup.
yang diberikan kepada peserta didik sesuai
Variabel penelitian yaitu variabel bebas
dengan yang terdapat pada Rancangan
diantaranya model inkuiri terbimbing dan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kelas
model pembelajaran konvensional.
eksperimen. Peserta didik menyelesaikan
Sedangkan, variabel terikat ialah hasil
masalah dengan kelompok yang telah
belajar peserta didik. Populasi dalam
ditentukan oleh guru. Guru membentuk 6
penelitian ini ialah semua peserta didik kelas
kelompok, masing-masing kelompok terdiri
XI IPA di SMA Negeri 01 Manokwari pada
dari 4-6 orang peserta didik yang ditentukan
Tahun Ajaran 2015/2016. Sampel penelitian
secara acak. Melalui proses diskusi
adalah kelas XI MIA 5 dan kelas XI MIA 7
kelompok ini peserta didik dapat saling
di SMA Negeri 01 Manokwari dengan
bertukar pikiran, saling membantu dan
menggunakan teknik pengambilan porposive
berbagi ilmu dengan peserta didik yang lain.
sampling. Teknik pengumpulan data pada
Setelah peserta didik duduk bersama
penelitian ini yaitu dengan melalui teknik
kelompoknya masing-masing selanjutnya
nontest meliputi observasi, dan wawancara
guru mengarahkan peserta didik dalam
(interview). Serta menggunakan teknik tes
proses praktikum dengan menjelaskan
yaitu pretest dan posttest. Adapun analisis
proses praktikum yang terdapat pada LKS
data menggunakan bantuan program SPSS
dan yang akan dilakukan pada tiap-tiap
22. Teknik analisis data yang digunakan
kelompok, sehingga dalam memecahkan
pada penelitian ini yaitu teknik analisis
pertanyaan atau permasalahan peserta didik
deskriptif dan teknik analisis inferensial.
dapat mencari solusi atas pertanyaan atau
HASIL PENELITIAN permasalahan tersebut. Pada saat proses
1. Perbedaan Hasil Belajar Kognitif Peserta tersebut berlangsung guru mengontrol dan
Didik yang Menggunakan Model membimbing peserta didik dalam kelompok-
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing kelompok tersebut.
Dengan Konvensional Penerapan model pembelajaran inkuiri
Pelaksanaan pembelajaran dengan model terbimbing ini dilakukan sebanyak empat
pembelajaran inkuiri terbimbing dimulai kali sesuai dengan materi-materi yang telah
dengan guru mengkondisikan peserta didik dibagi. Materi-materi yang dikembangkan
terlebih dahulu dengan memberikan menjadi pertanyaan dan permasalahan yang
motivasi pada peserta didik sebelum diberikan kepada peserta didik tiap
memulai pembelajaran serta pertemuan tidaklah sama. Adapun konsep
menginformasikan langkah-langkah pada pertemuan pertama adalah “Faktor-
pembelajaran yang akan berlangsung, yaitu faktor yang mempengaruhi kelarutan serta
pembelajaran akan berpusat pada peserta persamaan kesetimbangan Ksp, pada
didik dengan mencari jawaban atas pertemuan kedua “Hubungan antara
pertanyaan atau permasalahan yang telah kelarutan dan hasil kali kelarutan serta
ditentukan guru diawal pembelajaran. pengaruh penambahan ion sejenis”,
Peserta didik akan memecahkan pertanyaan “memprediksi terbentuknya endapan” pada
atau permasalahan tersebut dengan pertemuan ketiga, dan pada pertemuan
melakukan praktikum sesuai dengan LKS keempat “hubungan antara Ksp dan pH serta

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [23]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

prinsip kegunaan kelarutan dan hasil kali mendiskusikannya dalam kelompok. Tugas
kelarutan dalam kehidupan sehari-hari”. guru ialah mengontrol keadaan peserta didik
Pada pertemuan pertama, kedua dan dan membimbing peserta didik selama
keempat dilakukan praktikum oleh peserta proses percobaan dan penyelesaian
didik. Praktikum dilakukan didalam kelas pertanyaan atau permasalahan sesuai dengan
dikarenakan laboratorium di sekolah prosedur yang terdapat pada LKS dan materi
sementara tidak dapat digunakan, selain itu yang ingin diajarkan selain itu guru
penggunaan alat dan bahan yang digunakan memberikan peserta didik kesempatan untuk
adalah perlengkapan seadaanya. Sedangkan, menanyakan hal-hal yang kurang dipahami
pada pertemuan keempat praktikum tentang peserta didik.
prediksi pembentukan endapan tidak dapat Peserta didik akan mempresentasikan
dilakukan karena tidak adanya ketersediaan hasil diskusi kelompoknya didepan kelas,
bahan disekolah tersebut sehingga, peserta didik juga akan menjelaskan
digunakan media animasi sebagai media jawaban yang diperoleh dari kelompoknya.
untuk memperkirakan proses terbentuknya Pada langkah ini peserta didik dilatih untuk
endapan tersebut. Hal-hal tersebut berani mengungkapkan pendapatnya
merupakan kendala teknis dalam didepan kelas. Proses ini berlangsung
pelaksanaan model pembelajaran inkuiri dengan arahan guru pada langkah ini guru
terbimbing. bertindak sebagai pengarah dalam proses
Langkah pertama pada model tersebut.
pembelajaran ini adalah guru memberikan Langkah terakhir pada model
pertanyaan atau masalah kepada peserta pembelajaran ini adalah pembuatan
didik yang telah berbentuk kelompok- kesimpulan. Kesimpulan dari proses
kelompok tersebut. Pertanyaan yang pembelajaran disampaikan oleh peserta
diberikan adalah sama secara menyeluruh. didik dengan bimbingan yang diberikan oleh
Pertanyaan yang diberikan oleh guru guru. Pada proses ini peserta didik secara
tersebut harus dijawab oleh peserta didik aktif mengajukan dirinya untuk membuat
sebagai hipotesis awal dalam proses kesimpulan apa yang telah diperoleh pada
pembelajaran tersebut. Setelah itu, langkah proses pembelajaran tersebut. Hal tersebut
berikutnya adalah peserta didik tersebut diakibatkan mulai timbulnya rasa percaya
akan melakukan praktikum sesuai dengan diri dan semangat dalam mengikuti
kolompok masing-masing dan pembelajaran.
menyelasaikan soal yang diberikan oleh Langkah-langkah pembelajaran tersebut
guru. Soal yang diberikan oleh guru tentang sejalan dengan Ref. [3] yang menyatakan
praktikum terdapat pada LKS dan guru bahwa terdapat 5 langkah-langkah
memberikan juga pertanyaan tentang pelaksanaan model pembelajaran inkuiri
persamaan Ksp dan juga soal-soal hitungan terbimbing, yaitu: 1)Mengajukan pertanyaan
dengan soal yang berbeda tiap atau permasalahan, 2)Merumuskan
kelompoknya. hipotesis, 3)Mengumpulkan data, 4)Analisis
Saat proses praktikum berlangsung data, 5)Membuat kesimpulan.
sebagian besar peserta didik terlihat antusias Berdasarkan analisis tingkat kesukaran
dalam melakukan percobaan. Setelah tes hasil belajar kognitif pada kedua kelas
memperoleh data hasil percobaan peserta menunjukkan bahwa terdapat beberapa
didik menganilis data tersebut. Analisis data perbedaan kemampuan peserta didik dalam
tersebut dilakukan dengan menjawab menjawab soal tes yang diberikan.
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada Perbedaan tersebut dapat dilihat pada berikut
LKS dan kertas soal yang diberikan serta ini.

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [24]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

Tabel 1.Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal sesudah pemberian penjelasan dari guru.
Nomor Soal Kelas Kelas Pada kelas kontrol tidak melakukan
Eksperimen Kontrol praktikum karena praktikum-praktikum
1 Mudah Sedang terkait pokok bahasan Kelarutan dan Hasil
2 Sedang Sedang Kali Kelarutan telah dilakukan peserta didik
3 Sedang Sedang pada awal pertemuan pertama. Soal yang
4 Sedang Sukar dikerjakan peserta didik kedua kelas tersebut
5 Sedang Sedang adalah soal-soal yang sama.
6 Sedang Sedang Pada soal nomor 3 dengan indikator
Dapat dilihat perbedaan klasifikasi pada soal Mampu menjelaskan pengaruh penambahan
nomor 1 dan soal no 4. Penentuan klasifikasi ion senama dalam larutan. Kelas eksperimen
tersebut ditentukan melalui perhitungan dan dan kelas kontrol ini memiliki klasifikasi
kriteria. Soal pertama yang disusun yang sama yaitu sedang. Pada
berdasarkan indikatornya yaitu mampu pelaksanaanya kedua kelas ini diberikan
menjelaskan faktor yang mempengaruhi media animasi yang dapat dilihat peserta
kelarutan dalam suatu larutan.Dalam didik tentang pengaruh ion tersebut. Selain
pelaksanaannya pada RPP pertama, peserta itu, peserta didik juga mengisi LKS yang
didik pada kedua kelas tersebut melakukan diberikan oleh guru. Peserta didik pada kelas
praktikum di dalam kelas. Pada kelas eksperimen tidak hanya mendiskusikan hasil
eksperimen dan kelas kontrol melakukan pengamatannya melalui media animasi yang
praktikum sesuai dengan LKS pada diberikan tetapi peserta didik juga
pertemuan pertama. mendiskusikan soal-soal yang diberikan oleh
Keaktifan peserta didik pada kedua kelas guru di tiap-tiap kelompok. Sedangkan pada
ini berbeda dalam melakukan praktikum, kelas kontrol, peserta didik selain mengisi
peserta didik pada kelas eksperimen lebih LKS peserta didik juga mengerjakan soal-
aktif dibandingkan peserta didik pada kelas soal dalam kelompok setelah guru
kontrol. Peserta didik kelas eksperimen memberikan penjelasan. Soal-soal yang
melakukan praktikum dengan rasa ingin tahu diberikan pada peserta didik untuk
yang besar pada sebagian besar peserta didik dikerjakan dalam kelompok pada kedua
dikelas tersebut. Sedangkan, pada kelas kelas ini adalah soal-soal yang sama.
kontrol hanya sebagian kecil peserta didik Memperkirakan terbentuknya endapan
yang aktif dan melakukan praktikum berdasarkan harga Ksp merupakan indikator
tersebut. Hal tersebut disebabkan kurangnya yang digunakan untuk menyusun soal tes
rasa tanggung jawab peserta didik dalam pada nomor 4. Pada soal tersebut kedua
pelaksanaan pembelajaran. kelas memiliki klasifikasi yang
Pada soal nomor 2 dengan indikator berbeda.Kelas eksperimen memiliki
mampu menjelaskan kesetimbangan dalam klasifikasi sedang. Sedangkan, pada kelas
larutan jenuh atau larutan garam yang kontrol memiliki klasifikasi sukar. Hal
sukar larut serta mampu menghitung harga tersebut disebabkan pada pelaksanaan
tetapan hasil kali kelarutan berdasarkan pembelajaran peserta didik pada kelas
harga kelarutannya. Kedua kelas tersebut kontrol terbiasa mengerjakan soal yang sama
memiliki klasifikasi yang sama yaitu dengan soal-soal yang diberikan pada contoh
klasifikasi sedang. Pada pelaksanaannya dan latihan soal sehingga, ketika bentuk
kelas eksperimen melakukan praktikum soalnya digantikan peserta didik akan
serta mengerjakan soal tiap-tiap kebingungan. Peserta didik pada kelas ini
kelompoknya. Sedangkan peserta didik kelas kurang aktif bertanya dalam proses
kontrol hanya mengerjakan latihan soal pembelajaran. Berbeda dengan kelas

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [25]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

eksperimen, pada kelas eksperimen peserta akan mempresentasikan hasil diskusi mereka
didik aktif dalam pembelajaran dan cukup didepan kelas.
aktif bertanya pada guru ketika proses Selama proses pembelajaran pada kelas
diskusi atau presentase teman kelompok eksperimen berlangsung seluruh kegiatan
lainnya mempresentasekan jawabannya pembelajaran melibatkan peserta didik,
sehingga mereka lebih dapat mengantisipasi sehingga peserta didik tampak menunjukan
bentuk-bentuk soal yang akan diberikan oleh keaktifan peserta didik dalam proses
guru. pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
Klasifikasi sedang adalah klasifikasi pendapat dari Ref. [4] bahwa inkuiri
yang diperoleh pada perhitungan indeks terbimbing berorientasi pada aktivitas kelas
kesukaran soal dari kedua kelas tersebut yang berpusat pada siswa sehingga dalam
pada soal nomor 5.Soal nomor 5 disusun pembelajaran siswa menjadi aktif dalam
dengan indikator mampu menentukan pH menggali pengetahuannya sendiri. Menurut
larutan dari harga Ksp-nya.Pada pelaksanaan Piaget dalam Ref. [5] hanya dengan
pembelajaran kelas eksperimen dengan mengaktifkan siswa secara optimal maka
indikator ini peserta didik melakukan proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan
praktikum dan menyelesaikan soal hitungan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
pada tiap-tiap kelompok. Peserta didik Peranan guru pada proses pembelajaran
mendiskusikan jawaban yang tepat untuk inkuiri terbimbing ini hanyalah bertindak
diisi pada LKS serta kertas untuk jawaban sebagai motivator, fasilitator, penanya serta
soal hitungan yang diberikan pada masing- pengarah. Sementara siswa sendiri yang
masing kelompok. Sedangkan, pada kelas akan terlibat aktif dalam proses
kontrol peserta didik diberikan penjelasan pembelajaran. Motivasi yang diberikan pada
dan contoh soal tentang pengaruh pH peserta didik diawal pembelajaran agar
terhadap nilai Ksp tersebut dan setelah itu peserta didik lebih semangat dan percaya
peserta didik diberikan soal yang diri dalam mengikuti proses pembelajaran.
didiskusikan pada tiap-tiap kelompok. Soal Fasilitas yang diberikan oleh guru berupa
yang diberikan pada tiap-tiap kelompok alat, bahan, LKS pada praktikum yang akan
berbeda. Soal yang diberikan untuk dilakukan peserta didik serta sebagai
didiskusikan pada kelompok-kelompok dari penunjuk jalan keluar dalam kesulitan yang
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah dialami oleh peserta didik. Penanya pada
sama. proses pembelajaran guru akan
Mampu menjelaskan prinsip kelarutan menyadarkan peserta didik terhadap
dan hasil kali kelarutan dalam kehidupan kekeliruan peserta didik melalui pertanyaan.
sehari-hari ialah indikator yang digunakan Guru juga memimpin kegiatan siswa untuk
pada penyusunan soal tes nomor 6. mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga
Klasifikasi yang diperoleh pada kedua kelas dalam proses presentasi tiap-tiap kelompok
tersebbut adalah sama berada pada guru dapat mengarahkan pembicaraan
klasifikasi sedang. Pada pelaksanaan peserta didik agar tidak keluar dari topik
pembelajaran kelas eksperimen maupun yang sedang dibahas.
kelas kontrol diberikan tugas rumah untuk Keaktifan peserta didik dalam proses
mendiskusikan tentang prinsip kelarutan dan pembelajaran pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan tersebut pada masing- hasil kali kelarutan ini merupakan hal yang
masing kelompoknya. Sehingga, pada saat sangat penting untuk meningkatkan hasil
pembelajaran berlangsung pada pertemuan belajar peserta didik, karena pokok bahasan
berikutnya peserta didik pada kedua kelas kelarutan dan hasil kali kelarutan ini
merupakan pokok bahasan yang lebih

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [26]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

banyak proses perhitungan, dan ini peserta didik sudah terbiasa dengan model
membutuhkan pemahaman peserta didik pembelajaran konvensional yang mana
dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan peserta didik terbiasa hanya mendapatkan
oleh karena itu peserta didik harus terlibat penjelasan dari guru untuk memahami
lebih aktif. Keaktifan peserta didik dapat konsep materi pelajaran. Untuk mengatasi
dilihat dari aktifnya peserta didik saat kesulitan itu guru membimbing peserta didik
mengerjakan tugas kelompok serta tugas melalui pertanyaan-pertanyaan yang
individu yang diberikan dengan menemukan mengarahkan peserta didik dan juga
sendiri jawaban dari permasalahan sehingga membimbing dan mengarahkan peserta
peserta didik dapat lebih lama mengingat didik secara langsung dalam tahap-tahap
informasi pengetahuan yang ditemukannya. pembelajarannya. Kedua, siswa masih
Hal ini sesuai dengan Ref. [6] yang belum terbiasa menggunakan alat dan bahan
berpendapat bahwa seorang siswa akan dalam kegiatan praktikum, sehingga guru
mudah mengingat pengetahuan yang mengatasinya dengan mengarahkan dan
diperoleh secara mandiri lebih lama, membimbing siswa dalam kegiatan
dibandingkan dengan informasi yang dia praktikum. Kendala lainnya suasana kelas
peroleh dari mendengarkan orang lain. Jika menjadi ramai terutama saat proses diskusi
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dan hal ini dapat menganggu proses belajar
maka kesan penerimaan pelajaran akan dan konsentrasi peserta didik, untuk
melekat lebih lama. Selain itu, Ref. [7] mengatasi kesulitan tersebut guru lebih
mengungkapkan bahwa bila siswa menjadi ekstra mengendalikan kelas dan kegiatan
partisipan yang aktif dalam proses belajar, pembelajaran agar diskusi dapat terarah.
maka ia akan memperoleh pengetahuan Berdasarkan hasil analisis pada dapat
dengan baik. Jika kegiatan belajar diketahui bahwa perbandingan rata-rata hasil
berlangsung aktif, maka akan berpengaruh belajar kognitif peserta didik menggunakan
positif terhadap prestasi belajar siswa. model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih
Hasil belajar merupakan hal yang tidak tinggi dari pada rata-rata peserta didik yang
dapat dipisahkan dari kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran
karena kegiatan belajar merupakan proses konvensional. Hal tersebut disebabkan
sedangkan hasil belajar merupakan hasil karena pembelajaran dengan model
yang diperoleh dari proses belajar [8]. pembelajaran inkuiri terbimbing menuntut
Referensi [9] menyatakan bahwa salah satu aktivitas peserta didik lebih meningkat.
cara yang dilakukan guru untuk Tujuan yang ingin dicapai pada
meningkatkan prestasi belajar bagi siswa penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
adalah dengan mengaktifkan siswa dalam tidaknya perbedaan yang signifikan antara
proses pembelajaran. Referensi [10] model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
menyatakan bahwa proses pembelajaran model pembelajaran konvensional terhadap
yang aktif dapat mengoptimalkan hasil belajar kognitif peserta didik di SMA
penggunaan semua potensi yang dimiliki Negeri 01 Manokwari studi pada pokok
oleh anak didik sehingga dapat mencapai bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
prestasi belajar yang memuaskan. Dalam mencapai tujuan penelitian tersebut
Hal yang menjadi kendala dalam dilakukan uji hipotesis terhadap hasil belajar
penerapan model pembelajaran inkuiri kognitif peserta didik. Namun, sebelum
terbimbing ini, ialah peserta didik belum melakukan uji hipotesis dilakukan uji
terbiasa belajar dengan model inkuiri normalitas dan uji homogenitas dari hasi
terbimbing menyelesaikan permasalahan nilai pretest dan posttest pada kelas
diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [27]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

analisis data uji normalitas pretest diperoleh baik. Selain itu dengan penerapan model
bahwa data kedua kelas tersebut terdistribusi inkuiri terbimbing maka keterampilan proses
normal. Sedangkan hasil analisis data uji sains akan meningkat sehingga
homogenitas berdasarkan data pretest pembelajaran di dalam kelas lebih aktif,
diketahui bahwa kedua kelas memiliki melalui pembelajaran dengan penemuan
varian yang homogen dengan kata lain konsep maka siswa lebih dapat memahami
kedua kelas ini memiliki varian yang sama. materi, sedemikian hingga dapat
Pada hasil uji normalitas pada nilai posttest meningkatkan prestasi belajar.
diporeleh bahwa data kedua kelas tidak Berbeda dengan kelas eksperimen,
berdistribusi normal. Sedangkan, hasil peserta didik kelas kontrol menggunakan
analisis data uji homogenitas berdasarkan model pembelajaran konvensional. Selama
data posttest diketahui bahwa kedua kelas proses pembelajaran berlangsung di kelas
memiliki varian yang tidak homogen dengan kontrol, tidak terdapat suasana yang
kata lain kedua kelas ini memiliki varian membangun keaktifan peserta didik untuk
yang berbeda. mengikuti proses pembelajaran. Hal ini
Uji hipotesis dilakukan untuk disebabkan peserta didik beranggapan
mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil bahwa diskusi dan praktikum yang
belajar kognitif peserta didik sebelum dilaksanakan merupakan diskusi kelompok
pemberian perlakuan. Dalam hal ini biasa. Tidak adanya tanggung jawab peserta
pengujian dilakukan berdasarkan hasil didik terhadap proses diskusi dan melakukan
analisis data uji normalitas dan uji praktikum ini yang menjadi salah satu
homogenitas pada hasil posttest peserta penyebab tidak efektifnya proses
didik dari kedua kelas. Berdasarkan hasil uji pembelajaran yang berlangsung. Tidak
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adanya tanggung jawab serta tidak fokusnya
hasil diperoleh kedua kelas tidak peserta didik dalam proses pembelajaran
terdistribusi normal maka uji hipotesis yang inilah yang mengakibatkan prestasi belajar
dilakukan dengan uji non parametrik. peserta didik kurang maksimal. Selain itu,
Penggunaan model pembelajaran Inkuiri peserta didik hanya berharap dan bergantung
Terbimbing secara signifikan memberikan pada guru sehingga proses pembelajaran
pengaruh yang berbeda terhadap hasil yang berlangsung sangat monoton
belajar pada materi “Kelarutan dan Hasil dikarenakan proses pembelajaran hanya
Kali Kelarutan”. Fakta ini diperkuat oleh berlangsung satu arah.
penelitian yang dilakukan Ref. [11] Pada penelitian ini tidak hanya dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah pengujian deskripitif serta inferensial tetapi
dilakaukan dapat disimpulkan bahwa juga dilakukan pengujian standar gain.
penerapan model pembelajaran inkuiri Standar gain bertujuan untuk mengetahui
terbimbing dilengkapi LKS dapat tingkat klasifikasi efektifitas model
meningkatkan keterampilan proses sains dan pembelajaran inkuiri terbimbing dan model
prestasi belajar siswa kelas X MIA 4 SMA pembelajaran konvensional. Gain adalah
N 1 Karanganyar pada materi hukum dasar selisih antara nilai posttest dan pretest, gain
kimia. Hal ini dapat dikarenakan dalam menunjukkan peningkatan pemahaman atau
pembelajaran inkuiri terbimbing penguasaan materi setelah pembelajaran
menekankan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil yang
dengan menggunakan langkah-langkah diperoleh pada hasil uji standar gain pada
ilmiah yang ada dalam keterampilan proses kedua kelas menunjukkan bahwa kelas
sains sehingga konsep pada materi pelajaran eksperimen dan kelas kontrol berada pada
hukum dasar kimia dapat terbentuk dengan klasifikasi yang sama. Hal ini berarti bahwa

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [28]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

kedua kelas ini memiliki tingkat klasifikasi menjawab dan menyelesaikan masalah
efektifitas yang sama yaitu pada klasifikasi ataupun pertanyaan yang diberikan oleh
sedang. guru tanpa penjelasan materi awal dari guru.
Pada penelitian ini diperoleh hasil yang Oleh karena itu, peran guru sangat penting
sama pada kedua kelas tersebut yaitu berada dalam pelaksanaan pembelajaran ini sebagai
pada klasifikasi yang sama. Hal ini motivator yang memberikan penguatan agar
menunjukkan bahwa usaha yang diberikan peserta didik dapat lebih bergairah dalam
guru untuk meningkatkan keberhasilan berpikir dan aktif dalam proses
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
pembelajaran hingga memperoleh hasil Penerapan model pembelajaran Inkuiri
belajar maksimal adalah sama. Besar usaha Terbimbing masih terdapat beberapa
yang diberikan guru untuk meningkatkan kendala seperti latar belakang peserta didik,
hasil belajar kognitif pada kedua kelas sama fasilitas sekolah, serta kepatuhan peserta
tidak ada perlakuan khusus pada kelas didik terhadap peraturan sekolah. Hal
eksperimen maupun kelas kontrol. tersebut sejalan dengan pendapat yang
2. Persen Pengaruh Model Pembelajaran dikemukakan oleh Ref; [7] yang menyatakan
Inkuiri Terbimbing bahwa hasil belajar bisa dipengaruhi oleh
Penerapan model pembelajaran Inkuiri beberapa faktor baik faktor intern maupun
Terbimbing terhadap hasil belajar kognitif faktor ekstern. Faktor intern yang tergolong
dibuktikan juga dengan menghitung faktor psikologis yaitu intelegensi,
besarnya pengaruh dari penerapan model perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut. dan kesiapan. Faktor ekstern meliputi faktor
Nilai rata-rata posttest yang diperoleh dari keluarga (cara orang tua mendidik, relasi,
kelas eksperimen sebesar 53,55 dan nilai pengertian orang tua), faktor sekolah
rata-rata posttest yang diperoleh dari kelas (metode mengajar, kurikulum, relasi guru
kontrol sebesar 34,12 dengan nilai maksimal dengan peserta didik, relasi peserta didik
yang digunakan sebesar 100. Besar persen dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat
pengaruh yang didapat sebesar 29,49%. pelajaran, waktu sekolah, standar belajar di
Penerapan model pembelajaran inkuiri atas ukuran, keadaan gedung, metode
terbimbing pada kelas eksperimen belum belajar, tugas rumah) dan faktor masyarakat
dapat dilaksanakan secara baik disebabkan (kegiatan peserta didik dalam masyarakat,
adanya beberapa kendala yang dihadapi. media massa, teman bergaul, bentuk
Adapun kendala-kendala tersebut adalah kehidupan masyarakat).
mengubah kebiasaan peserta didik yang Berdasarkan faktor-faktor tersebut yang
awalnya terbiasa menggunakan model berpengaruh terhadap peserta didik adalah
pembelajaran konvensional yang melibatkan minat belajar peserta didik dalam mata
metode ceramah, diskusi, dan latihan soal pelajaran kimia. Peserta didik menganggap
saja pada pembelajaran tersebut.Sehingga, bahwa mata pelajaran kimia adalah mata
menuntut guru untuk lebih kreatif dalam pelajaran yang sulit dan susah untuk
menghadapi peserta didik.Peserta didik dipahami peserta didik. Hal ini
masih kesulitan ketika diinstruksikan untuk menyebabkan kurangnya ketertarikan
melakukan percobaan dalam kelompok dan peserta didik terhadap mata pelajaran kimia
menyelesaikan masalah yang diberikan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat
guru.Percobaan yang diinstruksikan terdapat dari Ref’ [7] bahwa minat memiliki
pada LKS yang diberikan oleh guru pada pengaruh yang besar terhadap hasil belajar,
tiap-tiap kelompok. Peserta didik karena bahan pelajaran tidak sesuai dengan
menganggap bahwa mereka tidak akan dapat minat peserta didik, maka peserta didik tidak

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [29]
Sumarni, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik di SMA Negeri 01 Manokwari
(Studi pada Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan)

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena dan Pengembangan Pendidikan. 1(2):


tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan 122-134.
untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan
[5] Asri, Budiningsih,C. 2012 Belajar dan
dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
menarik minat peserta didik, lebih mudah
dipelajari dan disimpan, karena minat [6] Zaini, H. Strategi Pembelajaran Aktif
menambah kegiatan belajar. Implementasi dan Kendala Di Dalam
Kelas. Makalah disajikan pada
KESIMPULAN seminar dan Lokakarya Nasional
Penggunaan model pembelajaran Inkuiri “Peneningkatan Kualitas
Pembelajaran Melalui Aktif Learning
Terbimbing secara signifikan memberikan
Menuju Profesionalisme Guru. FKIP
pengaruh terhadap hasil belajar kognitif Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
peserta didik pada pokok bahasan kelarutan 2009.
dan hasil kali kelarutan. Perbedaan hasil
belajar tersebut dapat terjadi karena dalam [7] Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-
proses pembelajaran menggunakan model Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih
melibatkan peserta didik untuk aktif dan [8] Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar
bekerja sama dalam berdiskusi dan dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
melakukan praktikum. Hal ini tentu dapat Cipta.
merangsang keterampilan berpikir intuitif
[9] Oemar Hamalik. 2013 Kurikulum dan
dan motivasi belajar peserta didik. Hasil
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
belajar kognitif peserta didik yang menerima
pembelajaran dengan model Inkuiri [10] Hartono, dkk. 2012. PAIKEM
Terbimbing lebih tinggi dibandingkan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
peserta didik yang menerima pelajaran Efektif Dan Menyenangkan. Riau:
dengan model konvensional. Hal ini Zanafa Publishing.
diketahui dari nilai yang diperoleh oleh [11] Kurniawati Desi, Masykuri
kelas eksperimen dan kelas kontrol, Mohammad & Saputro Sulistyo. 2016.
diantaranya: nilai maksimal kelas Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
eksperimen adalah 98. Sedangkan nilai Terbimbing Dilengkapi LKS Untuk
maksimal kelas kontrol adalah 75. Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains dan Prestasi Belajar Pada Materi
DAFTAR PUSTAKA Pokok Hukum Dasar Kimia Siswa
Kelas X MIA 4 SMA N 1 Karanganyar
[1] Syah,M. 2005. Psikologi Belajar. Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal
Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada. Pendidikan Kimia. Vol 5(1).

[2] Sanjaya, W. 2013. Strategi


Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

[3] Trianto. 2011. Model-Model


Pembelajaran Inovatif Berorentasi
Konstruktivis. Jakarta: Prestasi Pustaka.

[4] Suardana, I K. 2007. Penilaian


Portopolio dalam Pembelajaran Fisika
Berbasis Inkuiri Terbimbing di SMP
Negeri 2 Singaraja. Jurnal Penelitian

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0749


Volume 5, Nomor 1, Jan-Jun 2017 Halaman [30]

Anda mungkin juga menyukai