Anda di halaman 1dari 1

Kasus ini bermula saat IDI Bali melaporkan Jerinx terkait unggahan di akun media sosial pribadi

penggebuk drum Superman Is Dead (SID) itu.

Dalam unggahannya, Jerinx menuliskan, "gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan Rumah sakit
dengan seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan tes Covid-19."Jerinx sempat
menawarkan mediasi kepada IDI Bali. Namun, tidak ada respons dari IDI hingga kasus disidangkan di
meja hijau dan Jerinx ditetapkan sebagai terdakwa.

Terdakwa I Gede Ari Astina atau Jerinx divonis hukuman 1 tahun 2 bulan penjara dan denda Rp 10 juta,
Kamis (19/11). Jerinx dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri (PN) Denpasar atas kasus 'IDI Kacung
WHO'.

Dalam sidang yang diketuai Majelis Hakim Ida Ayu Adnya Dewi menyampaikan, bahwa Jerinx telah
terbukti bersalah menyebarkan ujaran kebencian terhadap IDI karena menyebut kata kacung World
Health Organization (WHO) dalam akun instagram-nya.

"Menyatakan terdakwa I Gede Ari Astina alias Jerinx tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah, melakukan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas antar golongan, sebagaimana dalam dakwaan alternatif pertama penuntut umum,"
kata Ida Ayu Adnya Dewi.

Dalam keputusannya, hakim menegaskan bahwa jika denda tidak dibayar, maka diganti dengan pidana
kurungan selama 1 bulan. "Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 1 tahun dua bulan dan pidana denda Rp10 juta, dengan ketentuan apabila denda tak
dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 bulan," sambungnya.

Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), yaitu 3 tahun penjara dengan
denda Rp 10 juta.

Sebelumnya, Jerinx dituntut pidana penjara tiga tahun dalam perkara 'IDI Kacung WHO'. Karena dinilai
melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat 2 dan Pasal 45 Ayat 1 Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) juncto Pasal 64 Ayat 1 KUHP.

Kemudian, perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat dan melukai perasaan dokter seluruh Indonesia
yang menangani Covid-19.Sementara itu, hal yang meringankan terdakwa yakni mengakui perbuatannya
dan terdakwa masih muda sehingga masih bisa dibina.

Anda mungkin juga menyukai