ABSTRAK
Latar Belakang: Kehamilan dapat menjadi sumber stressor kecemasan, terutama pada
kehamilan trimester III. Berdasarkan penelitian menunjukkan sebagian besar (70,3%) ibu hamil
trimester III mengalami kecemasan
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, paritas, pendidikan, dan
dukungan keluarga atau suami dengan kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Metode: Desain penelitian ini survei analitik dengan pendekatan cross sectional,
populasinya seluruh ibu hamil trimester III, sampelnya seluruh ibu hamil trimester III
yang memenuhi kriteria yaitu berjumlah 56 ibu, pengambilan sampel dengan teknik non
probability sampling secara accidental sampling menggunakan kuesioner. Pengukuran
tingkat kecemasan menggunakan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale).
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu hamil memiliki usia tidak beresiko,
paritas multigravida, berpendidikan SMA/SMK, mendapatkan dukungan dari keluarga, dan tidak
mengalami kecemasan. Ada hubungan usia dengan kecemasan (p<0,01), ada hubungan paritas
dengan kecemasan (p<0,01), ada hubungan pendidikan dengan kecemasan (p<0,01), ada
hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan (p<0,01).
Kesimpulan: Ada hubungan antara usia, paritas, pendidikan, dan dukungan keluarga dengan
kecemasan ibu hamil trimester III.
Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kecemasan Ibu Hamil, Paritas, Pendidikan, Usia
sebagainya. Secara garis besar dalam buku penyembuhan yang akan dihadapi. Dari hasil
yang berjudul Fears and Phobia penelitian Handayani (2015) di wilayah kerja
menyebutkan bahwa kecemasan dapat dibagi Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang tahun
menjadi kategori yang luas yaitu pertama 2012, tingkat kecemasan pada ibu hamil
kecemasan normal, kedua kecemasan fobik, trimester III dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
dan ketiga kecemasan yang mengambang tingkat kecemasan ringan (10,9%),
bebas (Batara, 2010). Perubahan psikis pada kecemasan sedang (70,3%), dan kecemasan
trimester pertama, biasanya seorang ibu berat (18,8%). Pada trimester III, kecemasan
mudah mengalami depresi, timbul rasa menjelang persalinan tidak dapat terelakkan.
kecewa, cemas, penolakan terhadap Pertanyaan dan bayangan menghadapi
kehamilannya, dan rasa sedih atas proses persalinan, apalagi seringkali ibu
perubahan-perubahan yang dialami selama mendengar cerita dan pengalaman orang
masa kehamilan. Pada trimester ke dua sekitar mengenai proses persalinan yang
keadaan psikologi ibu nampak lebih tenang melelahkan dan menyakitkan (Riksani, 2013).
dan mulai dapat beradaptasi terhadap Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan-perubahan yang menyertainya kecemasan ibu hamil trimester III menjelang
pada masa kehamilan. proses persalinan diantaranya yaitu usia,
Pada trimester ketiga, perubahan paritas, pendidikan, dan dukungan keluarga
psikologi ibu tampak lebih kompleks dan atau suami. Seperti yang dijelaskan Susanti
meningkat kembali dibanding keadaan (2008), bahwa usia ibu < 20 tahun dan ≥ 35
psikologi pada trimester sebelumnya, hal ini akan memberikan dampak terhadap
dikarenakan ibu semakin menyadari adanya perasaan takut dan cemas menjelang proses
janin dalam rahimnya yang semakin lama persalinan. Karena apabila ibu hamil pada
semakin membesar dan sejumlah ketakutan usia tersebut, kehamilannya termasuk dalam
mulai bertambah, ibu semakin merasa cemas kategori kehamilan berisiko tinggi dan
dengan kehidupan bayi dan keadaan bayi seorang ibu yang berusia lebih lanjut akan
serta keadaan ibu sendiri (Janiwarty 2013). berpotensi tinggi untuk melahirkan bayi cacat
Menurut Handayani (2015), proses lahir. Paritas dapat mempengaruhi
persalinan seringkali mempengaruhi aspek kecemasan, karena terkait dengan aspek
psikologis yang dapat menyebabkan berbagai psikologis. Menurut Handayani (2015),
permasalahan psikologis pada ibu hamil dengan semakin dekatnya masa persalinan,
trimester III, salah satunya adalah terutama pada persalinan pertama, wajar jika
kecemasan. Seperti yang dijelaskan bahwa timbul perasaan cemas ataupun takut.
kecemasan adalah suatu perasaan yang Sedangkan pada multigravida perasaan ibu
paling umum dialami oleh ibu hamil hamil terganggu akibat rasa takut, tegang,
menjelang persalinan. Kecemasan yang bingung yang selanjutnya ibu akan merasa
sering terjadi pada ibu hamil trimester III cemas oleh bayangan rasa sakit yang
sebagian besar berfokus pada proses dideritanya dulu sewaktu melahirkan.
persalinan atau masa perawatan dan Menurut Purwatmoko (2001) yang
Tabel 2. Hubungan Karakteristik Ibu (Usia, Paritas, Pendidikan) dan Dukungan Keluarga dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III
Kesemasan
Variabel Tidak ada-Ringan Sedang-Berat p-value
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Usia Ibu 0,000
Tidak Berisiko 49 96,1% 2 3,9%
Berisiko 0 0% 5 100%
Paritas 0,000
Primigravida 11 64,7% 6 35,3%
Multigravida 38 97,4%% 1 2,6%
Pendidikan 0,000
SD-SMP-SMA 2 22,2% 7 77,8%
Akademi/PT 47 100% 0 0%
Dukungan Keluarga 0,000
Ada dukungan 49 93,9% 3 6,1%
Tidak ada dukungan 3 42,9% 4 57,1%
Sebagian besar (77,8%) ibu hamil trimester III hamil tersebut. Ibu hamil yang mengalami
dengan pendidikan rendah mengalami kecemasan tetapi mendapat dukungan
kecemasan sedang s/d kecemasan berat emosional dan fisik dari suaminya sebaimana
dibandingkan responden dengan pendidikan yang diharapkan, akan meminalkan
menengah s/d pendidikan tinggi. Hasil komplikasi psikologi khususnya kecemasan
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang akibat kehamilan dan persiapan menjelang
dilakukan oleh Handayani (2015), yang persalinan
menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara pendidikan dengan kecemasan ibu KESIMPULAN DAN SARAN
hamil trimester III. Hawari (2016), Sebagian besar ibu hamil trimester III di
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat Rumah Bersalin dan Klinik Delta Mutiara
pendidikan seseorang dimana akan dapat Sidoarjo memiliki usia tidak beresiko, paritas
mencari informasi dan menerima informasi multigravida, berpendidikan menengah,
dengan matang sehingga akan memotivasi mendapatkan dukungan dari keluarga, dan
dirinya untuk memecahkan sebuah masalah tidak mengalami kecemasan. Ada hubungan
sehingga dapat menurunkan tingkat antara usia, paritas, pendidikan dan
kecemasan. dukungan keluarga dengan kecemasan ibu
Sedangkan pada dukungan keluarga hamil trimester III di Rumah Bersalin dan
dengan kecemasan ibu hamil trimester III Klinik Delta Mutiara Sidoarjo.
hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan Perlunya melakukan konseling kepada
dengan p-value = 0,003. Lebih dari separuh ibu hamil dengan usia beresiko, paritas
(57,1%) ibu hamil yang tidak mendapat primigravida, pendidikan rendah dan tidak
dukungan keluarga lebih banyak mengalami mendapatkan dukungan dari keluarga atau
kecemasan sedang s/d kecemasan berat suami untuk mengantisipasi kecemasan pada
dibandingkan responden yang mendapat ibu hamil trimester III. Serta memberikan
dukungan keluarga atau suami. Hasil informasi mengenai persiapan persalinan dan
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang cara mengendalikan perubahan psikologi ibu
dilakukan oleh Handayani (2015), yang hamil sehingga dapat mengantisipasi
menyatakan ada hubungan yang signifikan kecemasan pada ibu hamil trimester III.
antara dukungan keluarga pada ibu dengan
kecemasan ibu hamil trimester III. DAFTAR PUSTAKA
Mezy (2016) menyatakan bahwa Batara, P. (2010). Solusi Cerdas Mengatasi
Cemas, Surabaya: ST Book.
semakin tinggi dukungan keluarga yang
Goetzl, L. (2013). Kehamilan Diatas 35 Tahun
didapat oleh ibu hamil trimester III maka akan Cetakan 1., Jakarta: Dian Rakyat.
Handayani, R. (2015). Faktor-Faktor Yang
semakin rendah tingkat kecemasan yang
Berhubungan Dengan Tingkat
dialami, sebaliknya semakin rendah Kecemasan Menjelang Persalinan
Pada Ibu Primigravida Trimester III di
dukungan keluarga yang didapat oleh ibu
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk
hamil trimester III maka akan semakin tinggi Buaya Padang Tahun 2012. Ners
Jurnal Keperawatan. 11(1):62–71.
pula tingkat kecemasan yang dialami ibu